Episode 4

Pagi hari Via dan Rara sudah berada di apartemen milik Diana. "Di cepetaaan.. Lo bilang kan jam tujuh kita berangkat. Udah jam setengah delapan loh Di"

Pukul tujuh Via dan Rara sudah berada di apartemen milik Diana, namun pemilik rumah sedang asik dengan dunia mimpinya.

"Duh bentar dong" Diana sibuk dengan make up, rambut dan pakaiannya.

Tepat pukul setengah delapan mereka menuju perusahaan Queens Jewelry.

Diana melajukan mobil dengan kecepatan penuh, jalanan ibu kota cukup lancar karena sebagian kantor sudah memulai bekerja.

Tepat pukul delapan mereka sampai di lobby kantor, nampak Tomi yang sudah menunggu.

"Darimana saja kalian?" Tomi tampak panik menghampiri ketiga wanita yang baru saja keluar dari dalam mobil tersebut.

"Sudahlah jangan banyak bicara, ayo kita segera menemui Bang Tio" Via langsung menemui resepsionis dan segera menuju lantai paling atas.

"Kita langsung ke ruangan direktur?"

"Iya kata Abang gue dia nunggu disana"

Tiba di lantai atas mereka menemui seorang sekretaris bernama Cindy.

"Permisi mbak, apakah Bang eh maksudnya Pak Tio ada?"

"Sudah ada janji?" Cindy melihat penampilan mereka dan mengetahui bahwa mereka mahasiswa yang akan magang di kantor ini.

"Sudah mbak."

"Baiklah silahkan tunggu."

Diana, Via, Rara dan Tomi duduk di sofa yang ada disana. Baru saja mereka hampir duduk tiba-tiba "Silahkan kalian masuk."

Mereka langsung memasuki ruangan super mewah milik presdir QJ. Mereka langsung bertatapan dengan orang nomor satu di perusahaan.

Diana, Rara dan Via menatap takjub seorang laki-laki dengan tinggi 183cm, hidung mancung, mata coklat dan kulit bersih yang dibalut dengan pakaian super rapih dan licin. Bahkan nyamuk dan semut pun enggan hinggap padanya.

Diana menyerahkan proposal dan beberapa persyaratan kepada Clovis. Sesuai dengan rencana,

Diana angkat bicara "Selamat Pagi Tuan, Kami dari Universitas KLM berniat untuk melakukan salah satu program kampus yaitu..."

"Stop. Saya bisa membaca dari proposal. Jika Anda menjelaskan seperti itu, lalu untuk apa proposal ini?" Pria tersebut menghentikan pembicaraan Diana yang sudah dirangkai seindah mungkin.

Semuanya kembali diam, suasana tiba-tiba menjadi sangat dingin bahkan tubuh mereka hampir menggigil.

"Apa jaminan kalian?" Pria tersebut menatap lekat Diana.

"Ma...Maaf Tuan, maksudnya?" Diana tampak gelagapan, Diana tidak mempunyai apapun untuk dijadikan jaminan.

"Ini adalah perusahaan besar, nomor satu di negeri ini. Apa Kalian yakin Kalian tidak akan merugikan Kami? Jadi apa jaminan kalian?" Pria tersebut menatap satu persatu mahasiswa yang tampak ketakutan itu.

Semua terdiam. "Diana... Dia jaminan Kami" Vita menutup mulutnya. Diana, Rara dan Tomi membelalakkan matanya.

"Dia? Aku tidak tertarik padanya" Clovis mengibaskan tangannya.

"Mak..Maksud ku, dia adalah mahasiswi terbaik di kampus ini. Nilai nya paling tinggi dan Kami yakin dia bisa menjadi jaminan" Vita dengan yakin membanggakan Diana.

"Ehm... Baiklah, Kamu yang bertanggung jawab atas teman-temanmu"

Diana membelalakkan matanya, "Ta...Tapi Tuan."

Clovis mengabaikan mereka dan kembali menuju meja kerjanya. "Antarkan mereka Tio."

"Baik Tuan. Ayo ikuti Aku" Tio meminta Via dan teman-temannya untuk mengikutinya.

Mereka keluar dari ruangan Clovis, Tio menempatkan mereka di bagian design sesuai dengan kemampuan mereka.

"Semoga kalian cocok. Bantulah mereka jika membutuhkan" Mereka dibagi ke dalam dua ruangan. Diana bersama Via dan Rara bersama Tomi.

"Baik Pak, terimakasih" Diana menganggukkan kepalanya.

"Lo lihat kan Bos kita? Ganteng bangett, meleleh gue" Via berbisik kepada Diana.

Namun Shella, salah satu karyawan tetap di perusahaan itu melihat Vita dengan tatapan tajam, "Baru juga masuk magang udah bergosip. Mau jadi apa kalian nanti? Nih bantuin copy disana" Shella memberikan beberapa lembar kertas, Diana mengambilnya dan menuju mesin copy.

"Kamu mendingan antar berkas ini ke ruang sebelah" Via pun mengambilnya.

Via menggerutu "Mentang-mentang sudah jadi karyawan merintah seenaknya, awas aja..."

"Awas aja kalo ngomel lagi." Terdengar suara Shella dari kejauhan.

Via langsung menutup mulutnya dan berlari ke ruangan sebelah.

Terpopuler

Comments

Yulie

Yulie

visual jangan lupa thor😁

2021-12-24

0

❄️ sin rui ❄️

❄️ sin rui ❄️

thorr sekedar saran, dialog dan narasi tolong di kasih spasi, cerita mu bagus, bahasa bagus, tapi tulisan mu dah kaya mie goreng, ambak2 kan , kasih spasi lah thorr biar enak di baca

2021-10-27

0

Mardi Anah

Mardi Anah

semoga Diana dapat simpati dari Ceo

2021-04-12

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 76 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!