Episode 16

Hari berganti hari, Diana terus mengecek ponselnya. Dia berharap Keno ada menghubunginya.

"Kenapa dia tidak ada menghubungi. Apa menurutnya itu hanya lelucon?" Diana memejamkan matanya.

Pagi hari Diana dikejutkan dengan suara ponselnya. Dilihatnya nama yang tertera pada layar "Keno??"

"Halo..."

"Hallo Di, apa kabar?"

"Baik, Kamu sendiri?"

"Tentu saja baik. Oh iya apa Kamu punya waktu? Aku ingin bertemu denganmu"

"Tentu, tentu saja Aku ada waktu"

"Oke, Aku akan menjemputmu nanti sore. Kita akan makan di restoran Q, jadi dandan yang cantik ya"

Jantung Diana berdegub dengan kencang, rasanya ia ingin berteriak karena bahagia. "Akhirnya dia mengajakku kencan. Aku harus berdandan sangat cantik malam ini, Via Rara... Aku akan meminta mereka untuk menemaniku berbelanja baju"

Dengan semangat Diana menelpon Rara dan Via.

Mereka berada di jalan menuju Mall. Mereka berencana untuk membeli baju dan ke salon bersama.

"Lo harus tampil cantik Di, siapa tau Keno akan melamar lo" Mereka bertiga tertawa bahagia mengingat sahabatnya kini sedang jatuh cinta.

Sesampainya di Mall, mereka langsung mendatangi toko pakaian. "Lo harus memakai gaun, jangan pakai kaos Di"

"Iya, pilihkan yang bagus buat Gue"

"Bagaimana kalau gaun berwarna merah?"

"Jangan lah Vi, itu akan sangat mencolok di tubuh Diana" Rara mash memilih gaun yang cocok untuk Diana.

"Bagaimana kalo yg ini Di?" Rara menunjukkan gaun berwarna putih.

"Putih? Kaya mau kawinan Ra"

"Aku lebih suka warna pastel" Rara memilih gaun dengan warna pastel. Dari kejauhan dia melihat perempuan yang waktu itu bersama Clovis. "Lo liat deh cewek itu, masih ingat nggak?"

"Loh itu kan tunangannya Tuan Clovis"

"Bener, itu cewek yang sama" Via mengiyakan.

"Apa dia kemari bersama Tuan Clovis?" Diana melihat sekitar, namun tidak menemukannya.

"Sepertinya sendiri"

"Lebih baik Kita abaikan dia, Gue nggak mau kena masalah lagi" Diana mengajak sahabatnya untuk kembali memilih gaun.

"Yang ini bagus deh?" Diana memilih gaun berwarna peach.

"Bagus banget, cocok dengan tubuh lo"

"Ayo cobain dulu Di"

Diana memasuki ruang ganti pakaian, sementara perempuan yang diyakini tunangan Clovis pergi meninggalkan toko bersama seorang pria.

"Itu bukan Tuan Clovis deh. Apa itu sopir pribadinya?"

"Nggak nggak, mana mungkin sopir ganteng begitu. Jangan-janagan? Dia selingkuh?"

"Ayo Kita ikuti dia Ra"

Namun tiba-tiba Diana keluar dari kamar ganti. "Gimana?" Diana memutarkan tubuhnya.

"Wah Lo cantik banget Di"

"Cocok banget sama tubuh Lo"

"Oke, Gue ambil yang ini" Diana mendatangi kasir dan membayar pakaian yang dia pilih.

"Ra, bukannya Kita mau ngejar cewek itu?"

"Yaa ampun, kenapa bisa lupa. Ayo kejar Vi"

"Kejar siapa?" Diana menghampiri Rara dan Via.

"Tadi Kita liat cewek itu bareng cowok lain Di"

"Cewek itu? Cowok lain? Siapa sih?" Diana mengernyitkan dahinya.

"Itu Di, cewek yang tadi"

"Maksud Rara cewek tunangannya Tuan Clovis. Dia selingkuh Di"

"Yakin lo? Ah kayaknya nggak mungkin deh. Mana mungkin dia berani selingkuh dari laki-laki seperti Tuan Clovis. Habis riwayat dia"

"Awalnya Kita juga nggak yakin Di, tapi cewek itu dirangkul di depan Kita. Tadinya Kita mau kejar dia, eh lo dateng"

"Loh, jadi lo nyalahin Gue? Lagian udah lah nggak usah ikut campur urusan dia, lo cari masalah aja tau"

"Tapi gue penasaran sama cowoknya, ganteng banget Di"

"Iya, semua cowok ganteng dia deketin. Sisain buat Gue lah satu" Via memanyunkan bibirnya.

"Kalo lo liat Di, cowok itu ganteng banget. Tubuh tinggi, kulitnya putih, bahkan kaya ada garis keturunan Jerman deh" Rara membayangkan laki-laki yang tadi dia lihat.

"Keturunan Jerman?" tiba-tiba dia membayangkan Keno. "Nggak, nggak mungkin dia. Orang Jerman kan banyak" Diana menepis pikirannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***