Clovis dan Tio memilih meja yang berada di ujung café dengan harapan tidak ada orang yang mengganggu mereka.
“Mungkin mereka sedang menunggu seseorang” Rara berbisik kepada teman-temannya.
“Tidak, lihatlah mereka hanya memesan dua buah minuman. Itu artinya mereka hanya berdua” Tomi menambahkan.
“Vi, Lo yakin kan kalo abang lo nggak….” Diana menatap Via.
“Gila lo Di, abang gue normal lah” Via menggebrak meja sehingga semua mata pengunjung tertuju padanya tak terkecuali Tio dan Clovis.
“Dasar bocah pembuat onar” Tio menggerutu. Dia hendak menghampiri mereka namun Clovis melarangnya.
“Lo mau nambah kegaduhan bareng mereka?” Tio menghentikan langkahnya. Benar juga jika dia menghampiri mereka bisa jadi ada perang dunia antara Kakak beradik tersebut.
Diana, Via, Rara dan Tomi melirik ke arah Tio dan Clovis dengan
tersenyum canggung. Namun Clovis maupun Tio memalingkan wajah mereka.
“Gila lo Bang, pura-pura nggak kenal adeknya. Gue laporan Mommy baru tau rasa.” Via mengepalkan lengannya di depan wajahnya.
“Udahlah Vi, semua abang pasti bakalan pura-pura nggak kenal adeknya kalo adek mereka kaya lo. Hahaha” Rara mengacak-ngacak rambut Via.
Tak lama kemudian tampak seorang laki-laki memasuki pintu yang
bertuliskan kata “BUKA” tersebut.
“Cogan Vi cogan.” Rara memdorong wajah Via untuk melihat ke arah pintu.
“Bukan ganteng lagi Ra, tapi perfect.” Via menatap kagum.
“Peka banget sih mata lo kalo liat cowok ganteng.” Diana mencibir Via dan Rara.
“Emangnya lo Di, cowok seganteng Rio aja lo PHP." Via membalas cibiran Diana.
“Apa? Lo PHPin si Rio Di?” Tomi menimpali.
“Lo kenal dia?” Diana tampak terkejut.
“Sepupu gue dia. Gue kira lo beneran pacaran sama dia. Ternyata…
Hahaha rasain lo. Gue bilang apa, Diana nggak mungkin beneran suka sama cowok kaya dia. Gue udah peringatin dia supaya nggak terlalu berharap karena lo sering PHP-in cowok.” Seketika Tomi menutup mulutnya.
“Huuush berisik lo Tom, mau gue masukin cabe ini ke mulut lo?” Rara
mendelik ke arah Tomi.
“Galak banget lo jadi cewek, awas aja lo kalo jadi cinta sama gue." Tomi mendumel.
“Idih ngayal lo ketinggian” Rara melempari Tomi dengan kentang goreng miliknya.
“Udah udah, berantem melulu. Ntar jodoh loh. Oh ya maafin gue ya Tom udah PHP-in sepupu lo." Diana merasa bersalah.
“Santai Di, cowok kaya dia emang harus tau rasa. Kegantengan dia,
padahal kan gue lebih ganteng dari dia." Tomi membanggakan dirinya.
“Idiiih ngaca lo” Rara kembali melempari Tomi.
Padangan mereka kembali fokus kepada laki-laki yang bergabung bersama Tio dan Clovis. Mereka terlihat akrab bahkan beberapa kali Clovis terlihat tersenyum ke arah laki-laki tersebut.
“Liat, kayanya dia temennya Pak Clovis deh. Ih ngeri deh, ganteng sih ganteng. Tapi…” Rara dan Via menggidikkan badannya.
“Lo liat senyum Pak Clovis, ko jadi serem ya. Padahal depan Diana aja dia serem banget. Masa depan cowok itu jadi senyum-senyum” Via berbisik.
“Hush gosip mulu kalian. Emang semua orang harus ramah sama gue? Enggak kali. Ayo cepetan abisin makanan kalian. Udah malem nih, jangan sampai kita terlambat datang lagi ke perusahaan Queen Jewellry." Diana mensudahi kegiatan gibah mereka.
“Kenapa lo ngingetin itu lagi sih Di?” Via terlihat cemberut.
“Sebagai gantinya lo yang traktir kita ya Di.” Rara terlihat
menyengirkan giginya.
“Loh kenapa gue lagi? Kemarin kan Gue?” Diana mengerutkan keningnya.
“Udah udah, kali ini gue yang traktir karena kalian udah ajak gue
magang bareng.” Tomi menengahi perdebatan tersebut.
“Serius lo? Bukannya lo?” Rara mengerutkan keningnya.
“Jangan bilang gue cowok pelit atau gue nggak jadi traktir kalian”
“Nggak nggak, lo baik ko.” Via nyengir menampakkan deretan giginya yang terlihat rapih.
Setelah melewati perjalanan panjang, Diana menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur miliknya. Serasa mendapatkan kenyamanan ia pun memejamkan matanya.
Namun tiba-tiba ponselnya berdering menandakan adanya panggilan masuk. Dengan malas Diana melihat layar handphone yang retak tersebut. Matanya membulat saat melihat nama “DADDY” di layar handphone nya.
Dengan ragu dia menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan benda pipih tersebut di telinganya.
“Hallo... Daddy...” Diana tampak ragu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
D
😂😂akor
2024-08-20
0
Setyaningrum Ningrum
menarik thor ctitanya
2023-01-05
0
Sunarty Narty
itu lh indahnya persahabatan,harus ad yg somplak biar rame..bosan jg klu seriusmulu.
2021-04-19
0