Tanpa menyia-nyiakan waktu lagi, Malik dengan segera melepaskan seluruh pakaian yang tersisa di tubuh Arumi, begitu pula pakaian yang melekat di tubuhnya.
Tak lama kemudian luruh pula segala hasrat yang membuncah. Malik menikmati apa yang sudah seharusnya ia nikmati. Tak hanya Malik, Arumi pun begitu. Mempersembahkan miliknya yang paling berharga untuk sang suami. Meskipun sakitnya tak terkira, tapi pada akhirnya hanya kenikmatan yang kentara dirasa.
Malam itu, Arumi dan Malik pun menyatu dalam peraduan cinta.
Cinta ? Tentu saja keduanya melakukannya karena cinta. Malik yang semenjak awal telah jatuh cinta kepada Arumi dan juga Arumi yang seiring berjalannya waktu mulai membuka hatinya kepada pria yang sudah menghalalkan dirinya itu.
Malik mengecup kening Arumi begitu dalam dan penuh kasih sesaat setelah gelombang pelepasan yang beberapa kali menerpa mereka.
Arumi yang merasa begitu lelah, hanya bisa mengulum senyum. Ia bahagia telah menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Ia berjanji akan menjadi istri yang baik bagi Malik.
Malik menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka berdua. Ia lantas membawa Arumi ke dalam pelukannya.
" Mas... Apa benar Mas takut aku meninggalkan Mas ? " tanya Arumi dengan menyandarkan kepalanya di dada bidang Malik.
" Tentu saja. Aku pasti gila kalau sampai kamu tinggalin aku " jawab Malik sambil mengendus wangi harum rambut Arumi.
" Jadi apa Mas benar-benar mencintaiku ? " tanya Arumi lagi.
" Tentu saja. Aku sangat mencintaimu " tegas Malik yang tentunya membuat Arumi langsung mendongakkan wajahnya menatap sang suami.
" Sejak kapan Mas mencintaiku ? Apa karena kebersamaan kita selama ini ? " tanya Arumi.
Arumi tak melepaskan tatapannya dari sang suami. Malik menyunggingkan senyum saat matanya beradu dengan mata bulat sang istri.
" Kamu gak akan pernah nyangka sejak kapan aku mulai mencintaimu " ucap Malik membuat Arumi semakin penasaran dibuatnya.
" Memangnya sejak kapan ? " tanya Arumi semakin ingin tahu.
Malik mengulurkan tangannya untuk membelai rambut Arumi. Kemudian tangannya beralih pada wajah cantik sang istri.
" Sejak pertama kali melihatmu, aku sudah jatuh cinta " jawab Malik.
Kedua alis Arumi bertaut.
" Sejak pertama bertemu ? " heran Arumi.
" Bukannya kita pertama kali bertemu, waktu aku anter Attar ke kamar Mas Malik itu ? " tambah Arumi lagi.
Malik kembali menarik kedua sudut bibirnya, menciptakan lengkungan yang semakin membuatnya terlihat lebih tampan. Ia mencolek hidung mancung Arumi.
" Sebelum itu sayang. Pertama kali aku melihatmu justru saat aku akan mengambil Attar di kamarmu. Saat itu, aku lihat kamu bermain bersama Attar. Dan saat itu pula, aku langsung jatuh cinta kepadamu " jelas Malik.
Arumi masih mencerna ucapan Malik, karena ia merasa tak pernah melihat Malik datang ke ruang perawatannya.
" Kalau gitu, berarti Mas udah ngerencanain supaya aku mau nikah sama Mas ? " selidik Arumi.
" Ya, tentu saja sayang. Saat itu, satu-satunya kesempatanku mendekatimu hanyalah dengan cara memaksamu untuk menikah denganku. Dan sepertinya Tuhan memuluskan niatku karena kamu pun akhirnya setuju untuk menjadi istriku " papar Malik tanpa rasa bersalah sama sekali.
" Iih... Jadi ini semua memang udah Mas rencanain, gitu ? " Arumi merengut.
" Ya enggaklah sayang. Kamu pikir Mas sengaja biar kecelakaan ? Terus sengaja biar lumpuh dan bisa nikah sama kamu ? Ck... Dasar ABG. Pikiran kamu itu pendek tahu ! " ucap Malik sambil menyentil jidat Arumi.
Arumi mengusap jidatnya yang disentil oleh Malik.
" ABG... ABG... Mas sendiri kenapa mau nikah sama anak baru gede ? " gerutu Arumi sambil mengerucutkan bibirnya.
" Denger ya sayangku, istriku tercinta. Mungkin ini namanya jodoh. Kita gak pernah tahu kapan Tuhan ngasih kita jodoh. Dengan jalan apa, gimana cara ketemunya. Yang pasti Mas bahagia banget karena bisa jadiin kamu istri dan ibu untuk anak-anak Mas nanti " ucap Malik kemudian mengecup bibir Arumi dan membawa Arumi kembali ke dalam dekapan hangatnya.
" Kamu tahu, kalau orang lain mungkin mengatakan jika kecelakaan ini adalah musibah. Tapi bagiku sendiri ini merupakan berkah karena Mas bisa bertemu dan memilikimu " ucap Malik lagi.
Arumi tersenyum mendengar apa yang Malik katakan.
" Lalu bagaimana dengan istri Mas Malik ? Bukannya Mas Malik juga mencintainya sampai akhirnya Mas mengalami kecelakaan itu karena tak ingin dia pergi " sebuah pertanyaan yang sebenarnya selalu mengganggu pikiran Arumi.
Arumi selalu bertanya-tanya, bagaimana kelanjutan pernikahannya dengan Malik andaikan istri pertama sang suami itu kembali.
Malik menghela nafasnya.
" Aku sudah memutuskan untuk berpisah dengannya " jawab Malik.
Arumi langsung mengangkat wajahnya hingga matanya kembali beradu dengan Malik seolah meminta penjelasan.
" Bukan karena aku sudah menikahimu. Seandainya kecelakaan itu tidak terjadi sekalipun, aku sudah memutuskan untuk berpisah dengannya " ucap Malik sambil membuang nafasnya.
" Bukannya Mas Malik mencintainya ? " tanya Arumi.
Malik tersenyum simpul.
" Entahlah, sepertinya dulu aku hanya mengaguminya saja hingga memutuskan untuk menikah dengannya. Tapi seiring berjalannya waktu, aku merasa hubungan kami hambar. Dia dengan dunianya sendiri dan aku dengan duniaku sendiri. Walaupun bersama tapi hatiku tak bersamanya. Hanya karena Attarlah aku bertahan. Berharap sifatnya berubah setelah kami memiliki anak. Namun sepertinya aku terlalu berharap lebih. Urusan Attar lebih banyak dipegang oleh babby sitter, sementara Alea lebih suka hang out, belanja, bahkan menghabiskan waktu untuk perawatan diri " beber Malik.
" Mas Malik gak larang ? Atau paling enggak, Mas mengingatkan statusnya sebagai seorang istri dan seorang ibu ? " tanya Arumi.
Malik menghembus kasar nafasnya, lalu tersenyum miris.
" Ya, sepertinya aku yang salah karena terlalu membebaskannya. Atau mungkin karena sebenarnya aku tak terlalu peduli padanya. Saat kemarin aku menyusulnya adalah karena aku kesal dan marah. Sebagai seorang istri, Alea menyepelekan statusku sebagai suaminya. Aku merasa harga diriku diinjak-injak dan aku ingin dia patuh padaku. Tapi, dia tak peduli. Bahkan saat mengetahui aku mengalami kecelakaan bersama Attar, dia sama sekali tak berniat untuk kembali. Jangankan untuk merawat, hanya melihat keadaan kami saja tidak ia lakukan " keluh Malik.
Arumi meletakkan telapak tangannya di pipi sang suami.
" Sabar ya Mas ! Aku yakin kok, kalau Allah sudah menyiapkan rencana terbaik untuk Mas " ucap Arumi.
Malik meraih tangan Arumi dari pipinya lalu mengecup punggung tangan Arumi dengan penuh kasih.
" Ya, aku tahu itu. Dan aku yakin kalau Allah sudah memberikannya. Kamu adalah anugrah terindah dan terbesar yang Allah kirimkan untukku "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Apriyanti
semoga cinta kamu tulus Malik, jgn skrg mentang² ga ada alea kamu bisa berbicara bgtu, pas nanti alea Dateng kamu bakal balikan lg ke alea,, lanjut thor
2024-02-28
2
Triiyyaazz Ajuach
yakin kamu Malik mau melepaskan Alea jgn ksih harapan pada Arumi buat dia yakin kalau kamu hanya mencintainya
2024-02-28
1
Rahma Inayah
malik km hrs tegas pada alea.segera kirm surt gugatan cerai...bair dia tau rasa km bs hdp tnp nya klu dl mkn bucin tp stlh tau obsesi nya melebhi segala galanya palgi abai dgn kel ...stlh km cerai km bs resmikan pernkhn mu dgn rumi secra negara
2024-02-28
3