Arumi tak bisa melarang saat Pandu ikut duduk bersama mereka. Pandu diam-diam selalu mencuri pandang kepada gadis cantik yang telah menikah itu.
Seharusnya kamu masih bersamaku, Rumi...
Kenapa semesta begitu kejam kepada kita ?
Pandu terus menggumamkan hal tersebut di dalam hatinya.
Ia mencoba untuk menerima semuanya, namun entah mengapa rasanya masih tak bisa menerima. Sungguh, ia masih belum ikhlas melepaskan Arumi.
Alya bisa menangkap perasaan tak nyaman yang dialami oleh Arumi. Bagaimanapun Alya tahu seperti apa kisah cinta Arumi dan Pandu yang harus berakhir tragis.
Ya, tragis memang.
Mereka berdua harus terpisah karena kesalahpahaman dan setelah mengetahui kebenarannya, mereka tetap tak bisa bersama karena Arumi telah dimiliki oleh pria lain.
Arumi mencoba untuk bersikap sewajarnya kendati jantungnya berdebar tak karuan. Khawatir Malik mengetahui kebersamaannya bersama Pandu saat ini, meskipun ia tak pernah merencanakannya.
Tak ada obrolan diantara mereka. Arumi hanya fokus untuk menghabiskan satu porsi mie ayam yang entah mengapa rasanya tak habis-habis.
Waktu terasa begitu lambat bagi Arumi. Tapi tidak bagi Pandu. Rasanya waktu berjalan terlalu cepat, karena Arumi telah menghabiskan mie ayam yang dipesannya. Bahkan kini beranjak untuk meninggalkan mereka.
" Maaf ya Al, Du... Aku duluan " ucap Arumi mencari alasan untuk pamit kepada Alya dan Pandu.
" Lah, kok duluan sih Rum ? Temenin dulu dong, aku belum habis lho ini " sahut Alya sambil menunjuk mangkuknya yang belum habis.
" Sorry ya, Al. Tapi suami aku udah nyuruh nunggu di taman depan. Kayaknya sebentar lagi dia sampai " ucap Arumi beralasan.
" Yaaah... " Alya nampak kecewa.
" Sorry ya... Besok kan bisa barengan lagi, entar aku calling kamu deh " bujuk Arumi.
" Oke deh kalau gitu. Jangan lupa calling, calling ya ! " seru Alya sebelum Arumi meninggalkannya.
Arumi bergegas meninggalkan tenda mie ayam tersebut. Ia sengaja melakukannya untuk menghindari Pandu. Selain itu juga karena Malik memang akan datang menjemputnya.
" Loh, kamu mau kemana Du ? " tanya Alya yang heran melihat Pandu pun beranjak.
" Aku mau ngomong sama Arumi sebentar " jawab Pandu.
" Jangan cari masalah deh, kasihan Arumi kalau sampai suaminya mikir macam-macam " Alya mengingatkan Pandu.
" Memangnya apa yang suaminya pikirin ? Toh sebelum nikah sama dia, Arumi itu hampir mau aku ajakin nikah " tukas Pandu.
" Iya, tapi kan nikahnya sama dia. Udah deh, Du. Jangan mempersulit keadaan ! " seru Alya.
" Aku cuma mau mastiin perasaan Arumi aja " sahut Pandu, tak mempedulikan ucapan dari Alya.
Pandu sangat yakin jika Arumi masih memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Dan jika memang sesuai pikirannya, maka Pandu akan berusaha untuk membuat Arumi kembali kepadanya. Tak peduli walaupun status Arumi telah menikah. Status janda tidak akan jadi masalah bagi Pandu, lagi pula ia benar-benar mencintai Arumi. Jadi, apapun statusnya Pandu akan selalu menunggu Arumi kembali.
Arumi melangkahkan kakinya menuju taman di depan kampus. Ia telah memberikan kabar kepada Malik bahwa dirinya telah selesai dan menunggu di taman depan kampus.
" Kamu tunggu aja disana. Mas segera berangkat jemput kamu " ucap Malik. Ia langsung menghubungi sang istri kala mendapatkan pesan.
" Kalau Mas sibuk, biar supir aja yang jemput " sahut Arumi.
" Gak apa-apa, sayang. Sesibuk-sibuknya aku, aku akan selalu meluangkan waktu untuk kamu. Kebetulan ini habis meeting deket kampus. Kamu tunggu aja disana, sekitar 10 menit lagi Mas sampai " titah Malik.
" Ya udah kalau Mas mau jemput. Aku tutup ya ! Assalamualaikum " Arumi mengakhiri panggilan.
" Kayaknya suami kamu itu cinta banget ya sama kamu, sampai bela-belain jemput kamu segala " celetuk Pandu yang tiba-tiba berada di belakang bangku yang diduduki oleh Arumi.
" Pan du... " ucap Arumi menoleh ke arah datangnya suara. Arumi terkejut karena melihat Pandu disana.
" Boleh aku bicara sama kamu ? Sebenarnya ada banyak hal yang mau aku bicarakan " tanya Pandu.
" Maaf... Tapi, kayaknya kita gak pantas bicara berduaan. Tolong ngertiin aku ! Sekarang aku udah nikah dan aku harus jaga perasaan suami aku. Aku gak mau dia salah paham melihat kita..."
" Salah paham ? Memangnya dia tahu hubungan kita sebelum kalian menikah ? " tanya Pandu.
Pandu tersenyum getir. Ia lalu duduk di sisi lain ujung bangku taman yang diduduki oleh Arumi.
" Kenapa kamu terima pernikahan ini, Rumi ? Apa kamu gak pikirin perasaan aku ? Oke, saat itu kamu salah paham sama aku jadi aku bisa tarik kesimpulan kalau kamu menerimanya sebagai bentuk kekesalan kamu sama aku. Tapi, setelah tahu yang sebenarnya, apa kamu gak ingin kita kembali bersama lagi ? " tanya Pandu.
Dari sisi bangku lain, ia memperhatikan Arumi yang terlihat jauh lebih cantik.
" Maaf... Tapi semua udah terjadi. Aku udah jadi istri orang lain, aku harap kamu bisa menerimanya " jawab Arumi tanpa menatapnya sama sekali.
Sekali lagi, Pandu tertawa kecil. Ia menertawakan dirinya sendiri yang seolah dipermainkan oleh takdir.
" Aku tahu kalau kamu itu cuma jadi istri keduanya. Kamu cuma jadi pelariannya aja karena istrinya pergi. Laki-laki itu cuma memperalat kamu aja, Rumi " ucap Pandu dengan asumsinya sendiri.
" Cukup ! Kamu gak tahu apa yang terjadi sebenarnya, jadi gak perlu berasumsi terlalu jauh. Yang jalanin pernikahan ini aku, jadi aku lebih tahu seperti apa " sanggah Arumi.
" Kamu belain suami kamu itu ? Rumi, buka mata kamu ! Dia itu perhatian karena dia butuh istri. Sekarang kamu istri satu-satunya. Tapi begitu istrinya kembali, apa kamu yakin dia akan tetap sama ? " tanya Pandu.
Arumi sedikit goyah, hal ini pulalah yang menjadi beban pikirannya meskipun berulang kali Malik mengatakan jika dialah yang Malik cintai.
Pandu tersenyum samar saat Arumi tak menanggapi ucapannya. Ia yakin jika Arumi belum sepenuhnya mencintai suaminya. Bahkan Pandu sangat yakin jika Arumi akan kembali lagi kepadanya.
" Kembalilah kepadaku, Rumi ! Aku akan selalu menerimamu. Aku gak peduli apapun statusmu, aku akan selalu menunggumu kembali karena aku benar-benar mencintaimu " tegas Pandu sungguh-sungguh.
" Dia tidak akan pernah kembali kepadamu karena aku tidak akan pernah melepasnya ! " seruan seseorang yang Arumi sangat hafal membuat Pandu dan Arumi menoleh ke arah yang sama.
Malik menatap Pandu dengan sengitnya. Bisa-bisanya pemuda di hadapannya ini mempengaruhi sang istri untuk kembali lagi kepadanya.
Pandu tersenyum sinis. Tanpa rasa takut ia membalas tatapan pria yang telah menikahi pujaan hatinya itu. Pandu berdiri lalu menghunus tatapan tajam pada pria yang duduk di atas kursi rodanya.
" Apa anda tidak malu, memaksa seorang gadis hanya untuk menggantikan posisi istri anda yang pergi meninggalkan anda ? " sindir Pandu tanpa rasa takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ayu galih wulandari
Pandu kamu hrs terima ,ikhlasin yh legowo klau org jawa bilang 🤗🤗
2024-04-22
2
dee_an
ok lanjut ba snjtx
2024-03-05
1
Rahma Inayah
hrs nya malik segera berrindak layang kn segera surat gugutan cerai kpd alea biar semua cpt.clear.dan bs.melegalkan pernikahan dgn arumi
2024-03-04
1