Awalnya hanya Mama Sabrina yang bersikap terbuka menerima Arumi. Tapi lama-kelamaan Oma Nur pun mulai bersedia menerima Arumi.
Oma Nur akhirnya sadar jika penilaiannya kepada Arumi salah. Nyatanya gadis muda itu bisa bersikap jauh lebih dewasa. Sikapnya yang santun dan tulus berhasil meluluhkan hati Oma Nur.
Arumi bahkan bersikap selayaknya seorang ibu kepada Attar, jauh lebih baik dibanding ibu kandung bocah tampan itu sendiri.
Oleh karena itu, Mama Sabrina dan Oma Nur sangat menyayangi Arumi. Bahkan keluarga besar Al Rasyid, semua memberikan sambutan hangat kepada gadis muda yang cantik itu. Melupakan keberadaan Alea yang merupakan istri pertama Malik.
Dua bulan berlalu setelah Arumi menjadi istri seorang Malik. Ia selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri kecuali dalam urusan ranjang.
Ya, Arumi belum mampu menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri sepenuhnya. Beruntung Malik memakluminya karena ia sendiri pun masih fokus pada kesembuhannya.
" Mas... Aku boleh minta sesuatu ? " tanya Arumi.
Kini mereka tengah berbaring di atas ranjang.
" Apa yang kau inginkan ? " tanya Malik sambil menengok ke arah Arumi yang berbaring di sampingnya.
Arumi sudah membiasakan diri untuk tidur bersama suaminya itu. Meskipun baru tidur bersama saja, belum melakukan yang lebih.
Arumi memiringkan badannya, hingga ia bisa menatap sang suami yang tengah menatapnya pula.
" Mas... Apa aku boleh melanjutkan studyku ? Jujur saja, aku sangat ingin menyelesaikan pendidikanku. Aku janji gak akan melupakan kewajibanku sebagai seorang istri dan sebagai ibu " ucap Arumi setengah memohon.
" Akan kupikirkan " jawab Malik singkat.
Apa ? Akan kupikirkan ? Memangnya dia gak tahu apa kalau aku itu kerja keras supaya bisa masuk kampus favorit itu.
Arumi mengeluh dalam hati.
" Aku udah sejauh ini kuliah, Mas. Sayang kalau harus berhenti. Kasihan juga Mama sama Papa kalau aku gak bisa beresin kuliah " bujuk Arumi lagi.
" Kamu gak perlu kasihan sama orang tua kamu. Sekarang mereka justru bangga karena kamu bisa jadi istri aku. Gak perlu kuliah, toh hidup kamu sudah aku jamin enak. Bahkan tujuh turunan aku pastikan hidup kita gak bakalan susah, makmur sentosa " sahut Malik jumawa.
Ish... Susah banget sih bujukin manusia super PD satu ini
Dumel Arumi tapi hanya bisa diungkapkan dalam hati.
" Ya, gak gitu Mas. Aku tuh bakalan bangga kalau akhirnya aku bisa selesaiin pendidikan aku. Attar juga pasti bangga kalau aku bisa raih gelar sarjana. Memangnya Mas gak bangga punya istri berpendidikan tinggi ? " tukas Arumi.
" Aku tuh bangga kalau udah bisa jadiin kamu istri aku seutuhnya. Masalah yang lain, aku gak peduli " ucap Malik tersenyum smirk.
" Iiih... Mas Malik tuh pikirannya kesitu terus deh. Mentang-mentang belum bisa gituan " ucap Arumi jengkel.
" Gituan apa ? " tanya Malik sok sokan tak mengerti padahal ia hanya ingin menggoda Arumi.
" Tahu ah ! " sahut Arumi sebal.
Arumi lantas membalik badannya memunggungi Malik. Melihat hal itu, Malik justru terkekeh. Gemas sendiri saat sang istri merajuk.
" Kalau kamu bisa bersikap lebih baik, mungkin bisa aku pertimbangkan " ucap Malik sambil melirik sang istri.
" Beneran nih ? "
Arumi lantas membalikkan lagi badannya hingga menghadap Malik kembali.
Malik pun mengangguk.
" Tapi ingat, syarat dan ketentuan berlaku ! " seru Malik.
Ck, sudah kuduga. Mana ada yang gratis di dunia yang fana ini
Arumi berdecak dalam hati.
" Jadi gimana ? Masih berminat ? " tanya Malik dengan senyum simpul.
" Ok, ok... Syaratnya apa ? " Arumi balas bertanya.
" Gampang kok. Kamu harus janji, apapun yang terjadi nanti. Apapun alasannya, kamu harus percaya sama aku. Tetap setia di sampingku. Kamu bersedia ? " tanya Malik menatap lekat Arumi.
" Ya, ampun kirain mau minta... "
Arumi langsung melipat bibirnya saat melihat perubahan tatapan Malik kepadanya.
" Tentu saja, sayang. Itu juga termasuk syaratnya. Dan sepertinya itu akan segera terwujud tidak lama lagi " ucap Malik mengulum senyum.
Arumi menghembus nafasnya perlahan. Ia tahu, cepat atau lambat hal itu akan segera terjadi.
" Baiklah, Mas. Aku terima syarat dari Mas Malik. Aku juga sadar, sudah seharusnya Mas Malik menerima hak Mas Malik sebagai suami " sahut Arumi pasrah.
" Baiklah, ada satu hal lagi dan ini yang paling penting jika nanti kamu kembali kuliah. Jangan pernah dekat dengan laki-laki lain karena kamu hanya milik Malik Al Rasyid ! " seru Malik lagi.
Keesokan harinya,
Arumi sudah bersiap untuk pergi ke kampusnya, gadis cantik itu memakai rok berbahan jeans yang dipadukan dengan cardigan rajut berwarna cream yang senada dengan kerudungnya.
Melihat penampilan sang istri, membuat Malik menyesal mengijinkan Arumi untuk kembali ke kampus. Apalagi, status pernikahan mereka tidak diketahui oleh khalayak umum. Hanya orang terdekat saja yang mengetahuinya. Sehingga, Malik berkesimpulan jika sang istri tentunya akan menjadi primadona nanti.
" Kenapa Mas ? " tanya Arumi saat melihat Malik yang menatapnya dari pantulan cermin.
" Ck, aku tidak jadi mengijinkanmu ke kampus. Kau di tinggal di apartemen saja ! " seru Malik tak rela.
" Iih, kok gitu sih Mas. Kan semalam udah bolehin aku " Arumi mengerucutkan bibirnya lalu berbalik menatap sang suami yang sejak tadi memperhatikannya.
Malik mengalihkan pandangan, membuat Arumi berjalan mendekatinya.
" Maas... Kenapa sih Mas ? Mas Malik khawatir ? Aku udah janji semalam, jadi please jangan berubah pikiran lagi " mohon Arumi sambil menggenggam jemari Malik yang besar dan hangat.
Malik mengalihkan pandangannya menatap wajah Arumi kembali, lalu tanpa ba bi bu, ia langsung melahap bibir Arumi dengan amat dalam dan sedikit kasar.
" Emmph... " desis Arumi saat Malik melepaskan ciumannya.
" Bibirmu terlalu merah, karena itu aku hapus lipsticknya " ucap Malik tanpa rasa bersalah.
Hah ? Terlalu merah ? Padahal aku cuma pakai lipstick warna bibir. Dasar posesif !
" Kenapa ? Tidak suka ? Atau masih kurang ? " Malik tersenyum smirk membuat Arumi membulatkan matanya lalu menggeleng pelan.
" Sudah cukup, Mas ! Terima kasih sudah memperhatikan penampilanku " ucap Arumi mencoba meraih hati Malik.
" Bagus ! Itu baru istri Malik Al Rasyid. Ayo, aku akan mengantarkanmu ke kampus ! "
Akhirnya, Arumi pun pergi bersama Malik setelah sebelumnya berpamitan kepada Attar.
Arumi mencium tangan Malik, sebelum keluar dari mobil.
" Assalamualaikum, Mas " ucap Arumi.
" Waalaikumsalam. Nanti aku akan mengirim supir untuk menjemputmu " sahut Malik lalu mencium kening sang istri.
Malik memperhatikan Arumi yang sudah berjalan memasuki area kampus. Ada rasa was was di dalam hatinya, kala membiarkan sang istri kembali melanjutkan pendidikannya.
" Kita langsung pergi, Tuan ? " tanya Omar yang berada di kursi depan di samping sopir.
" Hem " jawab Malik, pandangannya tak lepas menatap sang istri yang telah menjauh.
Omar pun segera memerintahkan sopir untuk segera melaju ke perusahaan.
" Omar, apa keputusanku sudah benar dengan membiarkannya kembali ke kampus ? Dia pasti akan bertemu dengan pria itu " ucap Malik, menghembus kasar nafasnya.
Malik memang sudah mengetahui tentang Pandu, pria yang pernah ada di hati Arumi. Bahkan ia juga tahu jika pada saat kecelakaan terjadi, penyebabnya adalah karena pria tersebut.
Omar menatap atasannya itu dari kaca spion depan. Ia bisa melihat gurat kecemasan di wajah Malik. Sesuatu yang baru dilihatnya, bahkan Malim tak pernah terlihat secemas ini, saat Alea pergi.
" Anda tenang saja, Tuan. Saya yakin Nyonya Arumi tahu batasannya. Saya juga sudah menempatkan pengawal untuk menjaganya sesuai perintah anda " jawab Omar yang tentu saja sedikit membuat Malik bernafas dengan lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rahma Inayah
jgn km sama kan dgn alea .arumi type wanita setia dan tau batasan ..yakin lh malik klu arumi gk akan tergoda lelaki lain di luar sna ..krn km sdh lbh dr sempurna sebagi seorang suami
2024-02-21
1
Triiyyaazz Ajuach
takut ditinggalkan ya Malik
2024-02-21
1
Apriyanti
lanjut thor
2024-02-21
1