" Kau sudah tahu keberadaan Alea sekarang ? " tanya Malik kepada Omar.
" Sudah Tuan. Saat ini, nyonya Alea berada di Paris. Rencananya nyonya akan berada di kota ini selama beberapa bulan. Kemudian ia akan ke Munchen, Milan, dan terakhir ke kota London " jawab Omar.
" Apa dia sudah mengetahui tentang kecelakaan dan pernikahanku ? " tanya Malik lagi.
" Saya sudah memberitahunya melalui email, Tuan. Karena nyonya Alea menonaktifkan nomer ponselnya yang lama " jawab Omar.
" Sudah ada balasan ? " tanya Malik, kali ini ia tidak mendengar Omar langsung menjawab pertanyaannya.
Malik mengalihkan pandangannya menatap Omar.
" Mungkin sebaiknya, anda membacanya sendiri Tuan " ucap Omar sembari memperlihatkan email pada tabletnya.
Aku turut sedih atas apa yang menimpa Malik. Tapi, maaf aku tidak bisa kembali sekarang.
Aku ucapkan selamat atas pernikahan Malik dan aku yakin istri kedua Malik bisa memenuhi kebutuhannya.
Saat ini biarlah ia menjadi Nyonya Malik Al Rasyid. Tapi setelah aku kembali, aku yakin Malik segera mengakhiri pernikahan mereka. Karena aku tahu jika Malik hanyalah mencintaiku dan ia hanya menggunakan wanita itu untuk membuatku kembali.
Katakan pada Malik, aku akan kembali jika aku memang sudah ingin kembali.
Setelah membaca email balasan dari Alea, Malik mengepalkan tangannya lalu memukul meja kerjanya.
" Dia sama sekali tak khawatir kepadaku ataupun Attar " geram Malik.
" Blokir semua kartu miliknya. Kita lihat sejauh mana dia bertahan tanpa uang dariku " titah Malik kepada Omar.
" Baik Tuan " sahut Omar.
" Ah maaf harus mengatakan ini sebelumnya. Tapi, sepertinya Nyonya besar dan nenek anda sudah mengetahui perihal pernikahan kedua anda " ucap Malik.
" Ck, pasti si Husen yang membocorkannya. Sialan ! Padahal aku sudah memintanya untuk merahasiakan tentang ini lebih dulu " sahut Malik merasa kesal dengan mulut ember sepupunya itu.
" Biar aku nanti yang menjelaskan kepada nenek dan mama " ucap Malik.
" Masalahnya bukan itu Tuan " sanggah Omar.
" Lalu apa masalahnya ? " Malik mengangkat sebelah alisnya.
" Masalahnya adalah Nyonya Sabrina dan Nyonya Nur akan datang nanti malam " jawab Omar.
" Apa ? " Malik membulatkan matanya.
" Maaf Tuan. Mereka sudah tahu, jika anda keluar dari rumah sakit hari ini. Jadi mereka beralasan untuk menjenguk anda karena selama di rumah sakit, anda melarang mereka untuk datang " jelas Omar.
" Dan kau memberitahu mereka jika aku pulang ke apartemen ? " tebak Malik.
" Maafkan saya Tuan... Tapi nyonya besar memaksa dan mengancam saya. Jika saya tidak memberitahu kemana anda pulang, maka saya akan dimutasi ke luar kota " jelas Omar.
" Ck, dasar bodoh ! Mereka tidak bisa memindahkanmu karena hanya aku yang memiliki wewenang untuk itu " ucap Malik kesal karena Omar bisa-bisanya dibodohi oleh sang ibu.
Wajah Omar berubah pias. Ia merutuki kebodohannya sendiri. Seharusnya ia sadar jika hanya Malik yang bisa melakukan itu, karena Maliklah pemegang kekuasaan tertinggi di perusahaan. Bisa-bisanya dia tertipu dengan ucapan ibu dari bosnya tersebut yang membawa-bawa nama almarhum ayah Malik yang memang pemilik kekuasaan tertinggi dulu saat beliau masih hidup.
" Ya sudah, tidak apa. Lagipula, cepat atau lambat aku juga harus mengenalkan Arumi kepada mereka. Lain kali, kau jangan mudah diperdaya oleh ibuku ! " Malik mengingatkan Omar.
" Baik, Tuan. Maafkan saya ! " ucap Omar penuh penyesalan.
" Kalau begitu, kau kembalilah ke perusahaan ! Aku akan memberitahu Arumi, jika ibu dan nenek akan mengunjungi kami " titah Malik.
Malik dan Omar keluar dari ruang kerja. Omar berpamitan untuk langsung kembali ke perusahaan. Sedangkan Malik pergi menuju ke kamarnya. Sebelum masuk ke kamarnya, Malik menemui Bi Una. Ia meminta Bi Una untuk mempersiapkan makan malam karena ibu dan neneknya akan datang berkunjung.
Malik masuk ke dalam kamar. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Arumi yang tengah tertidur sambil memeluk Attar yang juga tertidur.
Kursi rodanya bergerak mendekati tempat tidur, hingga Malik berada di samping Arumi. Malik menarik sudut bibirnya kala melihat wajah cantik dan polos milik gadis yang ia paksa untuk menjadi istri keduanya itu.
Tangan Malik terulur menyentuh wajah Arumi membuat gadis cantik itu perlahan membuka matanya.
Arumi begitu terkejut kala melihat Malik telah berada di samping tempat tidurnya. Arumi lantas segera bangun.
" Maaf, Mas... Tadi aku cuma ngelonin Attar aja, eh malah ikutan tidur " ucap Arumi lalu segera bangkit dari ranjang.
" Tidak apa, kamu pasti lelah " sahut Malik terus menatap Arumi.
Arumi jadi salah tingkah menyadari tatapan Malik kepadanya. Apalagi saat ini, ia tak mengenakan hijabnya, membuat rambut panjangnya terurai.
" Emm... Mas mau ganti baju ? " tanya Arumj mengalihkan perhatian Malik.
" Boleh, tolong ambilkan pakaian santai saja " jawab Malik.
Arumi lantas bergerak menuju lemari dan memilihkan pakaian untuk Malik. Kaos oblong dan celana training menjadi pilihan Arumi untuk Malik.
Arumi pun segera mendekati Malik untuk membantu Malik pindah ke atas tempat tidur, lalu melepaskan pakaian yang melekat di tubuh Malik.
Sudah satu minggu, Arumi melakukannya namun tetap saja jantungnya selalu berdebar saat menyentuh tubuh dan menghirup wangi tubuh suaminya itu.
Dan Malik menyadari hal itu, ia tersenyum samar saat Arumi mendekat dan menggantikan pakaian untuknya.
Tak berbeda dengan Arumi, jantung Malik pun selalu berdetak tak karuan jika berdekatan dengan istri keduanya itu. Akan tetapi, Malik selalu bisa mengontrol diri agar Arumi tak menyadarinya.
" Sudah selesai, Mas. Ada yang Mas inginkan ? " tanya Arumi setelah ia selesai melakukan tugasnya.
" Ada " jawab Malik singkat.
" Mas mau apa ? " tanya Arumi langsung tanggap.
Malik memajukan wajahnya hingga meminimalisir jarak dengan wajah Arumi.
" Aku mau kamu ! " bisik Malik menatap wajah Arumi dengan lekat kemudian ia mengecup bibir Arumi.
Arumi membeku saat mendapati sikap Malik itu. Sementara Malik kini sudah menyandarkan punggungnya pada headboard ranjang. Ia menatap wajah sang istri yang terlihat merona dan nampak linglung. Malik lantas menarik satu ujung bibirnya, ia selalu merasa gemas dengan sikap polos Arumi.
Andai saja ia mendapati dirinya dalam keadaan sehat dan bugar, tentu ia akan langsung membawa Arumi menuju surga dunia.
" Rumi... Apa kamu siap ? " tanya Malik membuat Arumi kembali tersadar.
" A, apa Mas ? Si, siap apa ? " tanya balik Arumi tergagap.
" Siap untuk menjadi istriku seutuhnya ? "
Malik kembali melayangkan pertanyaan yang semakin membuat Arumi kelabakan untuk mejawabnya.
Arumi meremat kedua tangannya. Ia sadar itu adalah kewajiban seorang istri. Tapi tak bisa dipungkiri jika ia belum siap menyerahkan dirinya kepada sang suami.
" M, Mas... Bisakah kita menundanya sampai Mas benar-benar pulih ? Aku tahu itu adalah hak Mas, tapi... Aku hanya ingin Mas sembuh lebih dulu " pinta Arumi beralibi.
Malik menautkan kedua alisnya. Awalnya ia hanya ingin menggoda Arumi saja, tak menyangka jika istrinya itu menanggapi serius.
" Baiklah, aku akan menantikan saat itu. Dan aku pastikan itu tidak akan lama lagi " ucap Malik dengan seringai penuh yang membuat Arumi harus menelan salivanya susah payah.
Glek !
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rahma Inayah
rumi km slh lawan mau melawan singa ..sedangkan kamu kucing anggora ..mn sebanding .km polos sedang malik lelaki dewasa yg sdh pengalaman .apa td alea bilang bahwa malik milih rumi hanya pelampiasan yg ada km nnt menyesal demi obsesimi yg duit nya gk seberapa di banding kekayaan malik.secara gk lngs lm tu jual tubuh mu dpn kamera dgn menunjukkan lekuk tubh mu yg hrs ny hany suami mu sj yg boleh liat tp km gratis kn ke semua org.km akn menyesal sdh meningglkn kel mu dan malik gk akn menceraikan km nnt nya dan hdp bahagia sm rumi
2024-02-17
2
Visha_Varisha
arumi baik , dia gak mau attar seperti dirinya dulu, yg ditinggal karna obsesi mamanya jadi model ..
2024-02-17
3
Apriyanti
semoga cepat sembuh ya thor
lanjut thor
2024-02-17
1