Bertemu Pandu dan Alya

Arumi langsung menghampiri sang ibu, saat ia masuk ke dalam ruangan milik Shahnaz. Melihat kedatangan sang anak, Shahnaz lantas bangkit dari duduknya lalu segera memeluk Arumi.

" Kangeen... " ucap Arumi manja. Ia memeluk Shahnaz begitu erat.

Shahnaz mengusap kepala Arumi yang tertutup hijab dengan penuh kasih sayang. Ia lalu membawa Arumi untuk duduk di sofa, kemudian memanggil asistennya untuk membawakan makanan bagi putri sulungnya itu.

" Gimana kuliahnya, sayang ? " tanya Shahnaz.

" Alhamdulillah lancar Ma. Ya walaupun kemarin sempet ketinggalan pelajaran tapi Rumi masih bisa ngikutin kok. Syukurnya lagi, dosennya juga support banget. Mungkin karena mereka tahunya kalau Rumi itu harus pemulihan karena kecelakaan " jawab Arumi bercerita kepada Shahnaz.

" Alhamdulillah kalau begitu. Mama percaya kalau kakak Rumi pasti bisa " ucap Shahnaz menatap sang putri dengan tatapan teduh.

" Hubungan kamu sama Malik dan Attar gimana ? Kamu gak repot kan sayang ? " selidik Shahnaz.

Ia ingin tahu bagaimana perlakuan Malik kepada Arumi, mengingat pernikahan ini terjadi karena paksaan dari Malik sendiri.

" Alhamdulillah, Rumi gak repot kok Ma. Attar anaknya nurut banget, meskipun kadang-kadang gak mau diem juga. Tapi, Rumi maklum sih namanya juga anak-anak. Usia segitu pasti lagi eksplor sana-sini. Untungnya Mas Malik juga sediain baby sister, jadi Rumi gak terlalu keteteran jagain Attar " jelas Arumi antusias.

" Kalau hubungan kamu sama Malik gimana ? " tanya Shahnaz ingin tahu.

Arumi berpikir lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan sang ibu.

" Alhamdulillah, baik kok Ma. Mas Malik gak membatasi kegiatan Rumi asalkan Rumi tahu posisi Rumi dan gak meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri dan seorang ibu " jawab Arumi.

Shahnaz tersenyum samar. Dalam hatinya ia merasa terharu karena di usianya yang masih muda, Arumi bisa berpikir dan bersikap dewasa. Ia juga harus berperan sebagai seorang istri dan juga seorang ibu.

" Tapi kadang Rumi itu kesel sama Mas Malik " celetuk Arumi tiba-tiba yang tentu saja membuat Shahnaz mengerutkan keningnya.

" Kenapa kesel sayang ? " tanya Shahnaz bingung.

" Ya kesel dong, Ma. Kemana-mana Rumi itu harus diantar jemput sama sopir. Udah gitu, Rumi gak boleh deket-deket sama temen laki-laki. Gak boleh nongkrong sama yang lain di kantin. Cuma boleh nongkrong di perpustakaan aja. Ngeselin banget kan, Ma " adu Arumi terlihat jengkel dengan keposesifan sang suami.

Mendengar hal itu, Shahnaz justru terkekeh.

" Ih, kok Mama malah ketawa sih " rajuk Arumi mengerucutkan bibirnya.

" Soalnya kamu itu lucu. Itu berarti, Malik itu memang mencintai kamu. Makanya dia jadi seposesif itu karena tak ingin kehilangan kamu. Harusnya kamu itu seneng punya suami begitu. Dia cuma mau istrinya jadi konsumsi dia sendiri. Bukan konsumsi umum. Sama kayak papa Zayyan " ucap Shahnaz sambil menatap Arumi membuat sang anak terlihat salah tingkah.

" Ck... Udah ah, Ma. Gak usah bahas Mas Malik deh. Eh, Mama bilang ada yang Mama mau omongin. Masalah apa Ma ? " tanya Arumi mengalihkan pembicaraan agar tak membahas hubungannya dengan Malik.

" Ah, iya... Sebenarnya "

Ucapan Shahnaz terhenti saat pintu ruangannya diketuk dari luar.

Shahnaz mempersilakan untuk masuk, lalu sang asisten masuk dan mengatakan jika tamu yang ditunggu sudah datang dan saat ini telah berada di ruang VIP. Shahnaz pun berterima kasih kepada asistennya itu.

" Mama mau ada tamu ? Kalau gitu Rumi pulang aja ya " ucap Arumi sambil bangkit dari duduknya namun dengan segera Shahnaz menahannya.

" Rumi ikut aja sama Mama ! Ini juga ada sangkut pautnya sama kamu, sayang " seru Shahnaz.

Arumi menautkan kedua alisnya, merasa bingung sekaligus heran.

Shahnaz menghela nafas lebih dulu sebelum mengatakan yang sebenarnya kepada Arumi, jika ia mengundang Pandu dan Alya juga.

" Ma... Maksudnya gimana ? " tanya Arumi. Ia juga menyentuh punggung tangan Shahnaz.

" Em... Sebenarnya, tamu itu mau bicara sama kamu sayang " jawab Shahnaz jujur.

" Mau bicara sama Rumi ? Siapa Ma ? " tanya Arumi penasaran.

" Mereka itu, Pandu dan Alya " jawab Shahnaz sambil menatap perubahan mimik wajah Arumi.

" Ngapain mereka kesini ? Mau minta tolong Mama supaya Rumi maafin mereka ? " tanya Arumi kesal.

" Sayang... Mungkin akan jauh lebih baik kalau kamu mendengarkan alasan mereka lebih dulu. Mama memang tidak tahu apapun karena kamu tak menceritakan apapun kepada Mama. Tapi, Mama rasa mereka tidak sedang membohongi kamu. Jadi, Mama mohon dengan sangat, dengarkan dulu penjelasan mereka. Apapun yang terjadi ke depannya setelah mendengar alasan mereka, itu adalah hak kamu " jelas Shahnaz.

" Tapi, Ma... "

" Sayang, jangan pernah lari dari masalah. Selesaikan baik-baik dan kamu akan menemukan kedamaian dalam hati dan hidupmu " ucap Shahnaz menasehati Arumi.

Akhirnya mereka berdua pun menuju ruangan tempat Pandu dan Alya menunggu.

Wajah Pandu nampak begitu berbinar tatkala melihat gadis pujaan hatinya kini berdiri di hadapannya setelah ia tak mendapatkan kabar apapun. Ia menatap Arumi dengan penuh kerinduan setelah dua bulan terakhir tak melihat kekasihnya itu.

Begitupun juga Alya yang menatap Arumi dengan tatapan sendu. Ia pun sangat merindukan sahabatnya tersebut.

" Ma... Aku keluar aja " bisik Arumi kepada Shahnaz.

" Selesaikan dulu masalah kalian, sayang. Mama yakin setelahnya kamu akan merasa jauh lebih baik " balas Shahnaz dengan berbisik pula.

Mereka berempat kini duduk dalam satu meja. Shahnaz mempersilakan Pandu dan Alya untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Arumi. Hingga akhirnya mereka pun menjelaskan jika apa yang Arumi lihat itu hanyalah salah tafsir. Itu hanyalah latihan agar saat Pandu mengatakannya kepada Arumi, ia tidak gugup.

" Demi Allah, Rum. Aku dan Alya gak ada hubungan apapun. Semua yang aku jelaskan tadi itu yang sebenarnya. Sayangnya, waktu itu kamu terlanjur emosi dan menutup akses kepadaku dan Alya untuk menjelasakan kesalah pahaman yang terjadi " jelas Pandu. Ia menjelaskan apa adanya.

" Jadi waktu itu aku sudah salah sangka ? " tanya Arumi seolah masih belum bisa menerima kenyataan yang sebenarnya.

" Iya, Rumi. Selama ini kamu sudah salah sangka kepada kami. Lagi pula mana mungkin aku mengkhianati kamu. Kamu itu sahabat baik aku " jawab Alya mencoba meyakinkan Arumi.

Arumi memejamkan matanya sesaat.

Ya Allah... Jadi selama ini aku sudah salah sangka. Aku sudah berpikiran buruk kepada mereka berdua padahal mereka menyayangiku.

Arumi merutuki dirinya sendiri. Andai saja saat itu, ia mau mendengarkan penjelasan dari Pandu dan Alya. Tentunya, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Malik akan bisa mencegah kepergian istrinya dan dirinya tak perlu menjadi istri kedua seorang Malik. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Yang sudah terjadi tidak akan mungkin bisa ditarik kembali.

" Rumi... Sekarang di hadapan Mama kamu dan Alya. Aku menyatakan jika aku hanya mau kamu yang jadi satu-satunya wanita dalam hidupku. Aku tahu usia kita masih sangat muda. Tapi, aku ingin membuktikan jika aku tak main-main menjalin hubungan bersamamu. Jadi, maukah kamu menikah denganku ? "

Tanya Pandu yang kini sudah mengeluarkan sebuah cincin indah yang tersimpan dalam kotak beludru berwarna merah. Ia bahkan kini berlutut di depan Arumi.

Terpopuler

Comments

Purwati Ningsi

Purwati Ningsi

Klo menurut aq sih ibux Arumi itu ga perlu mempertemukan Arumi n Pandu. Karena Arumi skrg kan udah bersuami, terlepas jlnx melalui musibah n paksaan. JK nti stlah bertemu n mendapat penjelasan dr Pandu Arumi jd bimbang n pengen balikan sm Pandu, gimana coba.. Menurut aq cukup ibux aja yg menyampaikan apa n bagaimana yg terjadi ga perlu di pertemukan.

2024-05-21

1

Soraya

Soraya

ydh mending pandu sm Alia terusin aja dh terlanjur juga

2024-05-29

1

jihan dwi

jihan dwi

kasian si pandu pas ngucapin mau kau menikah dengan ku pas arumi jawab saya udah punya suami hancur hati pandu yang iklas ya pandu mungkin kamu sama arumi bukan jodoh

2024-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Poor Arumi
2 Ada apa dengan Kakiku
3 Paksaan Menikah
4 Malik Al Rasyid
5 Pernikahan Malik dan Arumi
6 Suami-Istri
7 Pulang ke rumah
8 Aku Mau Kamu !
9 Bertemu Mertua
10 Kembali ke Kampus
11 Bertemu Alya
12 Mendengar Kebenaran
13 Bertemu Pandu dan Alya
14 Kenyataan yang Menyakitkan
15 Aku Milikmu
16 Sepenggal Kisah Lalu
17 Apapun Untukmu
18 Beraktifitas kembali
19 Pandu vs Malik
20 Love hurts
21 Alea
22 Malik & Alea
23 Hamil ?
24 Akhirnya Hamil
25 Rencana Kepulangan Alea
26 Rahasia Stevan
27 Kedatangan Alea
28 Kegundahan Arumi
29 Tegas untuk Berpisah
30 Aku mau Hak asuh Attar
31 Hanya mau kamu
32 Permohonan Alea
33 Aku mau Kamu
34 Membawa Attar
35 Attar Tertabrak
36 Transfusi Attar
37 Tes DNA
38 Tekad Stevan
39 Hasil Tes
40 Pengakuan Stevan
41 Kemarahan Alea
42 Kebahagiaan Stevan
43 Pertemuan Attar dan Malik
44 Keikhlasan Malik
45 Perpisahan
46 Permohonan Dayana
47 Tugas berat Omar
48 Omar VS Dayana
49 Apa yang disembunyikan Malik ?
50 Pergi ke Pesta
51 Ciuman Pertama Dayana-Omar
52 Titah untuk Menikah
53 Pernikahan Omar dan Dayana
54 Siapa perempuan itu ?
55 Riana
56 Menciduk Malik dan Riana
57 Penjelasan
58 Bahagia yang tertunda
59 Berjuang mengembalikan ingatan
60 Stimulasi Ingatan
61 Apa pernikahan kita bahagia ?
62 Menemukan Bahagia
63 Akhirnya Ingat kembali
64 Melepas Rindu
65 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Poor Arumi
2
Ada apa dengan Kakiku
3
Paksaan Menikah
4
Malik Al Rasyid
5
Pernikahan Malik dan Arumi
6
Suami-Istri
7
Pulang ke rumah
8
Aku Mau Kamu !
9
Bertemu Mertua
10
Kembali ke Kampus
11
Bertemu Alya
12
Mendengar Kebenaran
13
Bertemu Pandu dan Alya
14
Kenyataan yang Menyakitkan
15
Aku Milikmu
16
Sepenggal Kisah Lalu
17
Apapun Untukmu
18
Beraktifitas kembali
19
Pandu vs Malik
20
Love hurts
21
Alea
22
Malik & Alea
23
Hamil ?
24
Akhirnya Hamil
25
Rencana Kepulangan Alea
26
Rahasia Stevan
27
Kedatangan Alea
28
Kegundahan Arumi
29
Tegas untuk Berpisah
30
Aku mau Hak asuh Attar
31
Hanya mau kamu
32
Permohonan Alea
33
Aku mau Kamu
34
Membawa Attar
35
Attar Tertabrak
36
Transfusi Attar
37
Tes DNA
38
Tekad Stevan
39
Hasil Tes
40
Pengakuan Stevan
41
Kemarahan Alea
42
Kebahagiaan Stevan
43
Pertemuan Attar dan Malik
44
Keikhlasan Malik
45
Perpisahan
46
Permohonan Dayana
47
Tugas berat Omar
48
Omar VS Dayana
49
Apa yang disembunyikan Malik ?
50
Pergi ke Pesta
51
Ciuman Pertama Dayana-Omar
52
Titah untuk Menikah
53
Pernikahan Omar dan Dayana
54
Siapa perempuan itu ?
55
Riana
56
Menciduk Malik dan Riana
57
Penjelasan
58
Bahagia yang tertunda
59
Berjuang mengembalikan ingatan
60
Stimulasi Ingatan
61
Apa pernikahan kita bahagia ?
62
Menemukan Bahagia
63
Akhirnya Ingat kembali
64
Melepas Rindu
65
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!