Shahnaz dan Zayyan kini berada di dalam ruangan rawat Malik. Mereka sengaja datang melihat keadaan Malik setelah mengetahui bahwa Malik telah sadar.
" Kami akan bertanggung jawab atas apa yang menimpa anda Tuan Malik. Selaku orang tua dari Arumi, kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini " ucap Zayyan. Ia mengatakannya dengan penuh rasa bersalah, seolah mewakili apa yang dirasakan sang anak.
" Dengan apa kalian akan bertanggung jawab ? " tanya Malik dengan sorot mata dingin.
Zayyan saling berpandangan dengan sang istri.
" Kami akan membiayai seluruh biaya pengobatan anda dan anak anda hingga kalian berdua benar-benar dinyatakan sembuh " ucap Zayyan yakin.
" Kalian pikir aku tidak bisa membiayai perawatanku sendiri ? " tukas Malik dengan nada remeh.
Zayyan menghirup nafasnya dalam-dalam. Sebagai seorang pengusaha, tentu saja Zayyan mengenal Malik Al Rasyid. Seorang pengusaha muda yang sangat sukses. Bahkan perusahaan milik Malik merupakan perusahaan terbesar kedua saat ini. Tentunya, masalah keuangan bukanlah hal sulit baginya.
" Maaf Tuan Malik, saya sadar jika anda dapat membiayai perawatan anda sendiri bahkan mungkin jauh lebih baik dari perawatan yang akan kami berikan. Hanya saja ini merupakan bentuk tanggung jawab kami kepada anda " ucap Zayyan.
Zayyan harus berhati-hati dalam menempatkan kata karena ia tahu dengan siapa saat ini ia berhadapan.
" Aku tidak perlu tanggung jawab untuk biaya perawatanku. Aku menginginkan tanggung jawab dalam bentuk yang lain " ucap Malik setelah sebelumnya terdiam.
" Maksud anda ? Tanggung jawab seperti apa yang anda inginkan ? " tanya Zayyan penasaran.
" Saat kecelakaan itu terjadi, aku tengah menyusul istriku agar ia tidak pergi meninggalkanku dan anak kami. Namun karena kecelakaan ini, akhirnya aku kehilangan istriku. Tak hanya itu saja saat ini kakiku juga tidak bisa digunakan untuk berjalan. Lalu kalian hanya akan bertanggung jawab untuk pengobatanku saja ? Aku rasa itu tak sebanding dengan apa yang menimpaku dan anakku " jawab Malik menatap dengan tatapan tajam.
" Jika anda menginginkan kami merawat anak anda juga, kami akan melakukannya. Kami akan membiayai perawat untuk anda dan pengasuh untuk anak anda hingga istri anda kembali " sahut Zayyan.
Malik tersenyum sinis mendengar jawaban dari Zayyan.
" Apakah seorang perawat bisa menggantikan peran seorang istri dan pengasuh bisa menggantikan peran seorang ibu ? " telak Malik.
Dan jawaban Malik itu membuat Shahnaz membulatkan matanya.
" Maksud anda, anda ingin menjadikan Arumi sebagai istri anda ? " tanya Shahnaz langsung dengan nada suara yang bergetar.
" Benar sekali. Aku menginginkan anak anda untuk menikah denganku sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya yang menyebabkan keadaanku sampai seperti ini " tegas Malik menyorot Shahnaz dan Zayyan yang cukup terkejut mendengar permintaan Malik.
Shahnaz menatap Zayyan sambil menggeleng pelan.
" Maaf, Tuan Malik. Kami tidak bisa memenuhi permintaan anda. Arumi masih menempuh pendidikannya, selain itu usianya masih 22 tahun. Ia masih terlalu muda, belum siap untuk menikah. Apalagi anda juga masih memiliki seorang istri. Saya tidak akan membuat nama anak saya buruk karena menjadi istri kedua dan orang ketiga dalam rumah tangga anda " tolak Shahnaz.
Malik menajamkan pandangannya, ia tak suka mendengar penolakan. Dan ia akan melakukan cara apapun agar tujuannya berhasil.
" Jadi anda menolaknya ? Seharusnya anda berbangga diri, diluar sana banyak yang menginginkan untuk menjadi wanita simpanan saya bahkan tanpa ikatan pernikahan tapi saya menolaknya. Saya menawarkan anak anda untuk menjadi istri saya secara sah meskipun hanya menjadi istri kedua " tukas Malik merasa tak terima dengan penolakan yang diberikan.
" Maaf Tuan Malik, yang diucapkan istri saya benar. Jika anda menginginkan seorang istri, kami akan mencarikan calon istri untuk anda tapi tidak dengan anak kami " tambah Zayyan yang semakin membuat Malik kesal.
" Aku sudah memutuskannya, aku hanya ingin agar anak kalian bertanggung jawab kepadaku dengan menjadi istriku. Jika kalian menolaknya, aku akan menuntut anak kalian dengan pasal berlapis. Percayalah, kalian akan lebih menderita karena melihatnya berada di balik jeruji besi karena aku tidak akan memilih jalan damai " ancam Malik yang tentu saja membuat Zayyan dan Shahnaz bergeming.
" Ah, aku akan memberikan kalian penawaran lainnya. Aku akan berdamai dengan syarat kalian harus memberikan 50% saham perusahaan yang kalian miliki kepadaku. Bagaimana ? " tanya Malik terus menekan Zayyan dan Shahnaz.
Wajah Zayyan memias, apa yang disampaikan oleh Malik semuanya bukanlah pilihan yang baik. Tapi, untuk melawan Malik pun, mereka tak punya kuasa lebih. Kendati mereka bisa memakai jasa Akbar sebagai pengacara kondang, tetap saja tak dapat mengalahkan kuasa yang dimiliki oleh Zayyan.
" Aku beri kalian waktu satu hari untuk memikirkannya. Dan aku harap besok kalian sudah memberikan jawabannya " seru Malik.
" Omar, antarkan mereka keluar dari sini ! " titah Malik kepada sang asisten.
" Maaf Tuan, Nyonya... Silakan " seru Omar sambil menuju pintu.
Namun tiba-tiba, Arumi masuk sambil menggendong Attar. Pipinya terlihat basah, ia menatap ke arah sang ayah dan ibu yang terlihat lesu.
" Aku bersedia menikah dengan anda Tuan. Tolong jangan libatkan orang tuaku, karena disini akulah yang sepenuhnya bersalah dan aku akan bertanggung jawab atas semua kesalahanku " ucap Arumi yang tentu saja membuat semua orang di ruangan itu terhenyak mendengarnya.
" Rumi... Apa yang kau bicarakan, sayang ? " tanya Shahnaz sambil berjalan mendekati Arumi.
" Ini semua salah Rumi, Ma... Biar Rumi menanggung semuanya. Papa dan mama selalu bilang jika berani berbuat berarti harus berani bertanggung jawab. Dan Rumi sekarang harus melakukannya " jawab Arumi dengan air mata berlinang di pipinya.
Arumi tadi memang berniat menyusul kedua orang tuanya ke ruang perawatan Malik. Ia juga membawa Attar, karena bocah tampan itu ingin menemui daddynya.
Di luar ruangan, Arumi tergugu saat mendengar orang tuanya adu mulut dengan Malik. Sungguh, Arumi merasa sangat bersalah. Tak hanya kepada kedua orang tuanya, tetapi kepada Malik dan juga Attar.
Jika saja kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin Malik bisa menyusul sang istri sehingga ia tidak perlu menderita lumpuh dan kehilangan istrinya. Attar pun tentunya akan berada dalam dekapan hangat sang ibu.
Sungguh Arumi merasa sangat bersalah dan menurutnya apa yang diminta oleh Malik adalah hal yang wajar.
Shahnaz menangkup pipi sang anak untuk melihat kebenaran dalam tatapan Arumi.
" Tapi, Rumi... Mama yakin akan ada jalan lain... "
" Tidak apa, Ma... Rumi ikhlas melakukannya. Rumi yakin semua akan baik-baik saja " sela Arumi memaksakan diri untuk tersenyum.
Shahnaz memeluk putri pertamanya itu, entah apa yang saat ini terjadi. Yang jelas ia hanya berharap jika ini merupakan salah satu bentuk ujian dari sang maha kuasa untuk lebih meningkatkan derajat mereka.
Sementara Zayyan hanya terpaku, ia tak menyangka akan melepas putri pertamanya itu secepat ini akibat kejadian yang tak pernah direncanakan sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Yuli Purwati
lanjut
2024-06-21
1
Purwati Ningsi
Malik melimpahkan semua kesalahan pd Arumi, pdhal Malik jg brsalah dlm hal ini krn jg tdk bs mengendalikan mobilx di karenakan remix blong. Smg ntix Malik akan bucin pd Arumi yg notabene saat ini hanya berniat jahat n sakit hati PD istrix tp ingin di lampiaskan PD Arumi.
2024-05-21
2
Ayu galih wulandari
Ar umi baik banget ,bijak dlm memutuskan sesuatu masalah🤗🤗😘😘😘
2024-04-22
1