CHAPTER 18 - [Diet? Makan Makanan Mu]

"Heh, ini sedikit. Dia tidak tahu aku pernah bekerja di tempat fotocopy. Ingin menjebak ku, tidak semudah itu, Manager Diana," batin Aran.

Entah apa kesalahan nya hingga mendorong wanita itu untuk membuat dirinya dalam masalah. Tangan Aran bergerak cepat menyusun berkas-berkas itu, ia menatap sekeliling. Menyadari tidak melihat keberadaan Manager Diana.

"Aran, apa perlu ku bantu?"

Seorang wanita yang membela Aran tadi menghampiri. Adelia, ia karyawan yang sudah bekerja satu tahun di divisi satu, sebelumnya ia berada di divisi lima selama dua tahun.

Selama ia bekerja di divisi satu memang Manager Diana nampak menyalah gunakan kekuasaan untuk menindas yang lemah, dan Diana akan bersikap baik ketika bertemu dewan Direksi.

"Tidak perlu kak, ini akan segera selesai,"

"Wah, kerja mu cepat sekali. Ini baru tiga puluh menit tapi kau hanya tinggal menyelesaikan satu file,"

"Hahah, aku sudah terbiasa. Saat SMU aku bahkan bekerja di tempat fotocopy,"

"Benarkah? Kau hebat sekali,"

Aran tersenyum menanggapi pujian dari Adelia. Wanita muda itu mengambil dua gelas dan menuangkan kopi sachet yang sudah tersedia di ruangan itu.

"Minumlah, Divisi satu memang memiliki manager tidak tahu diri. Jadi biasakanlah dirimu untuk beberapa bulan kedepan,"

Ia menyodorkan segelas kopi yang baru saja dibuat nya. Ya memang begitulah Divisi satu, mereka bekerja di area regional. Pekerjaan mereka juga terbagi rata karena banyak nya karyawan.

"Terimakasih, kak," Aran menerima kopi itu. Sementara Adelia kembali ke meja nya.

Setelah beberapa saat akhirnya Aran menyelesaikan tugas nya. Ia duduk untuk menikmati kopi yang masih hangat itu, membuka ponselnya melihat pesan yang baru saja masuk dari Arthur.

"Apa ada yang menindas mu?"

"Hm, sepertinya dia penggemar mu,"

"Manajer Diana?"

"Iya, di hari pertama dia sudah mempersulit ku,"

"Abaikan saja, jika dia berani berbuat lebih, segera katakan padaku,"

"Iya, kau ini mulai cerewet!" mengakhiri pesan dengan diakhiri ekspresi wajah yang meledek.

"Apa pekerjaan mu sudah selesai?!"

Aran mendongak dan melihat Manager Diana sudah berdiri di depannya dengan melipat tangan di dada, ya ini memang kesalahan nya juga yang bermain ponsel saat jam kerja.

"Sudah, sudah ku susun juga," Aran menyerahkan semua file yang sudah disalin nya.

"Kembali ke meja mu, apa kau dibayar untuk bermain ponsel!"

"Bahkan aku belum dibayar," batin Aran.

Wanita itu pergi dengan membawa file yang Aran salin ke meja nya. Begitu juga dengan Aran yang kembali ke mejanya untuk mengerjakan tugas yang sudah tersedia.

Ting! Pesan masuk di ponsel Aran membuat layar ponsel itu menyala. Namun, Aran abaikan karena ia tahu pasti itu Arthur yang ingin menggangu nya.

"Wah, apa kau juga penggemar Presdir?" Adelia tidak sengaja melihat wallpaper di layar ponsel Aran.

Aran melirik ponselnya, buru-buru memindahkan ponsel itu ke tas nya. Karena tindakan nya yang beberapa kali kurang ajar pada Arthur, pria itu juga memaksa agar wallpaper ponselnya diganti dengan foto nya.

Untung bukan foto Arthur ketika memakai bando, kalau Adelia melihat nya mungkin citra Arthur di perusahaan nya sendiri menjadi turun.

"Hahah, tidak apa. Banyak gadis-gadis lainnya juga yang mengidolakan Presdir. Apalagi dia belum memiliki istri lagi,"

"Benarkah?"

"Iya, jadi kau tidak perlu khawatir ataupun malu,"

"Apa kau juga mengagumi nya, kak?"

"Sebelumnya iya, tapi kini tidak karena aku sudah menikah,"

Aran mengangguk paham. Dalam hatinya ia justru berpikir apa yang perlu di kagumi dari Arthur. Dimatanya pria itu hanya pria ceroboh yang menyebalkan, dan itu adalah hiburan tersendiri bagi Aran.

Arthur yang membawanya masuk ke kehidupan nya, tapi memang Aran yang banyak diuntungkan.

Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa waktu makan siang sudah tiba. Sebelum keluar Aran membuka ponselnya terlebih dahulu dan mendapatkan pesan teks agar dirinya pergi ke ruangan Arthur.

"Tidak bisakah dia membiarkan ku bersosialisasi," gumam nya kesal tapi pada akhirnya menurut juga.

"Aran, mau pergi makan siang?" Adelia dan beberapa orang lainnya mengajak untuk makan bersama.

"Duluan saja, Kak. Sepertinya aku harus ke toilet dulu,"

"Oh, baiklah. Kami pergi dulu,"

Ingatan Aran cukup baik, ia masih ingat dimana letak ruangan Arthur. Di perjalanan, ia bertemu dua wanita yang saat itu pernah berpapasan dengannya dan Arthur di lift.

"Aih, aku malu mengingat kejadian itu," batinnya berteriak.

Ia bertingkah seolah tidak pernah bertemu dengan dua wanita itu. Dan, untungnya dua wanita itu juga tidak berniat menyapa Aran. Mereka keluar satu lantai sebelum Aran, hal itu membuat Aran merasa lega karena sudah berpisah dengan mereka.

Aran sampai di depan ruangan Arthur. Ia mengetuk pintu berkali-kali, akan tetapi tidak ada sahutan dari dalam. Ia langsung membuka pintu itu, menyadari bahwa Arthur tidak ada.

"Tadi dia menyuruh ku kesini, sekarang diamana dia,"

Pintu terbuka, spontan Aran berbalik dan melihat Arthur baru tiba dengan makanan di tangannya.

"Apa kau sudah tidak sabar ingin menemui ku," dengan sombong ia berjalan melewati Aran.

"Bukankah kau yang mengatakan agar aku cepat," ia ikut duduk di samping Arthur.

Arthur membuka makanan yang dibawanya. Dua porsi makan siang yang begitu menggiurkan, tapi tidak untuk Aran. Gadis itu hanya mengambil buah kesukaan nya saja.

Satu apel yang dibawa Arthur. Sontak pria itu menoleh dan menatap tajam pada nya, tatapan nya seolah bertanya mengapa tidak memakan makan siang nya.

"Aku malas makan,"

"Apa kau ingin sakit, cepat makan" ia memaksa agar Aran memakan makanan nya, tapi di tolak dengan gelengan kepala.

"Emmhh, kau saja. Aku masih kenyang," ia mendorong tangan Arthur yang menyodorkan makanan.

"Baiklah, makan saja apel mu. Jangan harap bisa keluar ruangan ini sebelum makanan mu habis," Arthur memakan makanannya dan pura-pura tak peduli pada gadis disampingnya.

"Apa maksud mu?" buru-buru ia bangun dan berjalan ke pintu.

Ia berusaha membuka pintu besar itu, akan tetapi begitu sulit terbuka. Aran tidak tahu kapan pria itu mengunci pintu, tanpa dia tahu itu pintu yang dapat dikunci otomatis oleh Arthur.

"Arthur..." Merengek seperti anak kecil agar pria itu membukakan pintu.

"Apa," Pria itu nampak acuh tak acuh dan membiarkan Aran merengek.

"Manager Diana bisa marah jika aku tak kembali," ia masih memohon dan menempel seperti prangko pada Arthur.

"Bukan urusan ku, kau yang dimarahi mengapa harus aku yang kesulitan,"

"Ayolah, aku sedang diet. Makanan ini terlalu banyak kalori,"

"Diet saja sana sampai berakhir di pemakaman,"

"Ish, Ck," ia berdecak kesal pada akhirnya menurut juga untuk memakan makanannya itu.

Arthur tersenyum puas melihat Aran yang pasrah. Pria itu sengaja akan menggagalkan rencana Aran, apa pun itu karena gadis itu sudah bertindak kurang ajar padanya.

...

Note: Untuk masalah di perusahaan seperti penempatan Divisi dan lain sebagainya jika ada kesalahan mohon dimaklumi karena Author sendiri tidak pernah bekerja di perusahaan.

Episodes
1 CHAPTER 01 - [Awal Mula]
2 CHAPTER 02 - [Dia Gadis Malang]
3 CHAPTER 03 - [Istri Cucuku]
4 CHAPTER 04 - [Perangkap Ku Sendiri]
5 CHAPTER 05 - [Berkunjung ke Perusahaan]
6 CHAPTER 06 - [Hidup Baru untuk Aran]
7 CHAPTER 07 - [Malu]
8 CHAPTER 08 - [Insomnia]
9 CHAPTER 09 - [Galery Jolie]
10 CHAPTER 10 - [Seperti Lalat Capung]
11 CHAPTER 11 - [Hanya Terkilir Saja]
12 CHAPTER 12 - [Sepertinya begitu]
13 CHAPTER 13 - [Kantin]
14 CHAPTER 14 - [Pulang]
15 CHAPTER 15 - [Lupa Waktu]
16 CHAPTER 16 - [Milikku]
17 CHAPTER 17 - [Divisi Satu]
18 CHAPTER 18 - [Diet? Makan Makanan Mu]
19 CHAPTER 19 - [Asisten David]
20 CHAPTER 20 - [Aku Lelah, Ini Sulit]
21 CHAPTER 21 - [Rencana Mendapatkan Married With You]
22 CHAPTER 22 - [Apa yang Perlu Dikhawatirkan]
23 CHAPTER 23 - [Ingatan David]
24 CHAPTER 24 - [Pameran Busana Alex]
25 CHAPTER 25 - [Berkat Istri Ku]
26 CHAPTER 26 - [Tamu untuk Ku]
27 CHAPTER 27 - [Maafkan Aku]
28 CHAPTER 28 - [Perlu Menenangkan Diri]
29 CHAPTER 29 - [Hubungannya Apa?]
30 CHAPTER 30 - [Diam]
31 CHAPTER 31 - [Arthur Sakit - Part I]
32 CHAPTER 32 - [Arthur Sakit - Part II]
33 CHAPTER 33 - [Situasi]
34 CHAPTER 34 - [Obat Terbaik untuk Arthur]
35 CHAPTER 35 - [Jangan Terlalu Bersedih]
36 CHAPTER 36 - [Gadisku yang Malang]
37 CHAPTER 37 - [Rencana Makan-makan]
38 CHAPTER 38 - [Hati-hati Manager Diana]
39 CHAPTER 39 - [Ruang Dokumen...]
40 CHAPTER 40 - [Baru Dugaan]
41 CHAPTER 41 - [Bersama Mu]
42 CHAPTER 42 - [Permintaan yang Perlu Di Setujui]
43 CHAPTER 43 - [Amara, Sepupu Aran?]
44 CHAPTER 44 - [Ibu Akan Kembali]
45 CHAPTER 45 - [Akibat Kecerobohan]
46 CHAPTER 46 - [Sudahlah]
47 CHAPTER 47 - [Tujuan Lain]
48 CHAPTER 48 - [Tidak Ada yang Amerta]
49 CHAPTER 49 - [Rancangan Ku]
50 CHAPTER 50 - [Akhirnya Bertemu]
51 CHAPTER 51 - [Inilah Kehidupan]
52 CHAPTER 52 - [Hari yang Aneh]
53 CHAPTER 53 - [Aku Mertua Mu]
54 CHAPTER 54 - [Merasa Bersalah]
Episodes

Updated 54 Episodes

1
CHAPTER 01 - [Awal Mula]
2
CHAPTER 02 - [Dia Gadis Malang]
3
CHAPTER 03 - [Istri Cucuku]
4
CHAPTER 04 - [Perangkap Ku Sendiri]
5
CHAPTER 05 - [Berkunjung ke Perusahaan]
6
CHAPTER 06 - [Hidup Baru untuk Aran]
7
CHAPTER 07 - [Malu]
8
CHAPTER 08 - [Insomnia]
9
CHAPTER 09 - [Galery Jolie]
10
CHAPTER 10 - [Seperti Lalat Capung]
11
CHAPTER 11 - [Hanya Terkilir Saja]
12
CHAPTER 12 - [Sepertinya begitu]
13
CHAPTER 13 - [Kantin]
14
CHAPTER 14 - [Pulang]
15
CHAPTER 15 - [Lupa Waktu]
16
CHAPTER 16 - [Milikku]
17
CHAPTER 17 - [Divisi Satu]
18
CHAPTER 18 - [Diet? Makan Makanan Mu]
19
CHAPTER 19 - [Asisten David]
20
CHAPTER 20 - [Aku Lelah, Ini Sulit]
21
CHAPTER 21 - [Rencana Mendapatkan Married With You]
22
CHAPTER 22 - [Apa yang Perlu Dikhawatirkan]
23
CHAPTER 23 - [Ingatan David]
24
CHAPTER 24 - [Pameran Busana Alex]
25
CHAPTER 25 - [Berkat Istri Ku]
26
CHAPTER 26 - [Tamu untuk Ku]
27
CHAPTER 27 - [Maafkan Aku]
28
CHAPTER 28 - [Perlu Menenangkan Diri]
29
CHAPTER 29 - [Hubungannya Apa?]
30
CHAPTER 30 - [Diam]
31
CHAPTER 31 - [Arthur Sakit - Part I]
32
CHAPTER 32 - [Arthur Sakit - Part II]
33
CHAPTER 33 - [Situasi]
34
CHAPTER 34 - [Obat Terbaik untuk Arthur]
35
CHAPTER 35 - [Jangan Terlalu Bersedih]
36
CHAPTER 36 - [Gadisku yang Malang]
37
CHAPTER 37 - [Rencana Makan-makan]
38
CHAPTER 38 - [Hati-hati Manager Diana]
39
CHAPTER 39 - [Ruang Dokumen...]
40
CHAPTER 40 - [Baru Dugaan]
41
CHAPTER 41 - [Bersama Mu]
42
CHAPTER 42 - [Permintaan yang Perlu Di Setujui]
43
CHAPTER 43 - [Amara, Sepupu Aran?]
44
CHAPTER 44 - [Ibu Akan Kembali]
45
CHAPTER 45 - [Akibat Kecerobohan]
46
CHAPTER 46 - [Sudahlah]
47
CHAPTER 47 - [Tujuan Lain]
48
CHAPTER 48 - [Tidak Ada yang Amerta]
49
CHAPTER 49 - [Rancangan Ku]
50
CHAPTER 50 - [Akhirnya Bertemu]
51
CHAPTER 51 - [Inilah Kehidupan]
52
CHAPTER 52 - [Hari yang Aneh]
53
CHAPTER 53 - [Aku Mertua Mu]
54
CHAPTER 54 - [Merasa Bersalah]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!