"Apa dia gila, ini sudah hampir jam makan siang tapi sejak pagi tak ada seorang pun yang kemari!" Aran dengan kesal menggerutu.
Meraih ponsel dan kembali menyibukkan diri dengan benda pipih itu sementara kucing yang dia ambil tadi tertidur dipangkuan nya.
'Klek
Pintu dibuka, tetapi Aran tak peduli dan membiarkan begitu saja. Dirinya sudah terlanjur kesal dan malas untuk berpanjang lebar.
"Sepertinya kau juga sibuk," Arthur berucap sambil menjatuhkan bokong nya di sofa sebrang Aran duduk.
Aran melirik tajam pria itu, mematikan ponsel dan meletakkan nya di tas kecil yang ia bawa. Matanya menatap tajam Arthur, sedangkan yang ditatap tak merasa terganggu sedikit pun.
"Apa yang ingin kau katakan, waktu ku habis hanya untuk menunggu mu," dengan ketus ia berbicara.
"Apa kau tidak ingin makan siang dulu?" Arthur bertanya sambil menaik turunkan alisnya.
"Tidak," Aran sudah terlanjur kesal. Tapi, seperti nya keadaan perutnya tak mendukung ucapannya.
~
"Ku dengar keahlian mu di bidang desain begitu bagus, jadi aku ingin kau membantuku untuk mengeluarkan mode terbaru dalam rancangan," Arthur akhirnya memberitahu alasan jelas pada Aran.
"Lalu, aku harus menuruti mu? Mengapa kau tak mengajak para desainer terkenal untuk bisa merealisasikan rencana mu itu? Mengapa harus aku yang belum jelas identitasnya," Aran bertanya sambil menaik turunkan alisnya.
"Kau harus menuruti ku karena kau istri ku," Arthur menjawab pertanyaan pertama Aran.
"Dan, mengapa aku tak memilih para desainer terkenal, jawabannya mudah. Aku tidak mau rugi untuk saat ini," lanjut ia menjelaskan.
"Serta, identitas mu kini sudah jelas. Kau istri ku, seharusnya kau bangga dengan gelar nyonya muda," tambah ia menjelaskan dengan sombong.
"Ya, jawaban mu terdengar masuk akal dan begitu angkuh," Aran menanggapi dengan acuh tak acuh.
"Kapan ini berakhir, jangan bilang kau ingin aku menjadi istri mu untuk selamanya," kini tatapan nya tajam terhunus untuk Arthur.
"Mengapa tidak, apa kau ingin menjanda di usia muda?" Arthur heran untuk pertanyaan Aran. Saat banyak wanita berlomba-lomba ingin menjadi pasangan hidup nya untuk selamanya, tapi Aran justru sebaliknya.
"Aku lebih baik menjanda selamanya daripada hidup bersama tuan muda yang angkuh dan banyak gaya," Aran tahu, menghadapi orang angkuh maka ia harus lebih angkuh.
"Cih, lagipula apa aku akan tertarik dengan wanita seperti mu," kata-kata sederhana namun terdengar pedas itu terlontar dari mulut Arthur.
"Apa maksud mu wanita seperti ku, aku wanita normal. Terlebih aku cantik, menawan, cerdas. Banyak pria yang mengantri untuk bertemu dengan ku," dengan kesal ia membalas ucapan pria angkuh didepannya.
"Heh, jika sampai aku tergoda oleh mu. Maka akan ku berikan seluruh kekayaan keluarga ku untuk mu," senang melihat wajah Aran yang kesal, Arthur menjadi semakin tertantang.
"Apa kau yakin? Jadi, berapa lama pernikahan ini?" Mendengar harta, wanita mana yang tak terlena. Aran takkan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
"Enam bulan, hanya sampai aku bisa mengusir seekor lebah dan menampakkan berlian," ia menggunakan perumpamaan yang sedikit membuat Aran bingung.
"Baiklah, dan kurang dari enam bulan harta mu akan menjadi milikku semuanya," Aran tersenyum simpul, dalam hatinya ia kini berterima kasih kepada sang Paman karena sudah menjualnya pada Pria ini.
Setelah sepakat, David tiba-tiba menghampiri dan memberikan sebuah map pada Aran. Tanpa bertanya, ia langsung membaca sekilas isi dari kertas-kertas itu, dan poin penting baginya ia dapat bebas beraktivitas seperti biasanya.
"Cukup adil, aku setuju dengan peraturan nya," seru Aran setelah membaca beberapa kertas.
"Silahkan tanda tangan," dengan senyum miring Arthur menyerahkan pena pada Aran. Aran sedikit curiga dengan senyum itu, tapi ia langsung menorehkan tanda tangan nya.
"Apa kau tidak menyesal?" Arthur bertanya dengan jenaka.
"Tidak, ini cukup menguntungkan juga karena kau mau membiayai sekolah dan hidup ku selama bersama mu," seru Aran polos.
"Ya, aku senang mendengar nya. Tapi, kau kurang teliti karena tidak membaca poin keempat. Kau hanya membaca tiga poin saja," ucapan Arthur terdengar meledek.
"Apa maksud mu?" Aran merasa ia butuh jawaban.
"Poin keempat, pihak B harus menuruti perintah pihak A dan itu sifatnya wajib. Sekalipun hal yang tidak masuk akal," Arthur membuka lembaran halaman poin keempat dan membacakan.
Aran merasa disini pasti ia banyak dirugikan. Saat ia akan menarik map itu, Arthur kembali menariknya dan menyerahkan pada David.
"Apa kau menyesal tidak membaca seluruhnya, tenang saja. Aku akan membuat salinan nya agar kau bisa membacanya kembali," kembali menunjukan sikap angkuh nya.
"Tidak, untuk apa aku menyesal," menjawab tak kalah ketus.
Setelah semuanya selesai, mereka pergi meninggalkan restoran. Arthur kembali ke kantor, sedangkan Aran ia pulang dengan diantar oleh David.
"Kau asisten nya Arthur kan?" bukan Aran namanya kalau ia diam saja.
"Benar, Nona," menjawab jelas tanpa panjang lebar.
"Kau sudah lama menjadi asisten nya?" kembali melontarkan pertanyaan dan hanya dijawab anggukan oleh David.
"Apa kau tahu alasan ia berpisah dengan istri sebelumnya? Apa istrinya meninggal atau semacamnya?" jiwa kepo Aran bergelora.
"Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Anda. Anda bisa tanyakan langsung pada Tuan," jawaban David membuat Aran mengerutkan bibirnya.
Dalam hatinya, David tahu apa yang dirasakan Aran. Di antara semua orang disekitar Arthur yang telah Aran temui hanya David yang menyaksikan nya menangis begitu pilu, bahkan ia pun tak berniat menceritakan Itu pada Arthur.
"Kita sudah sampai, Nona," David berseru menyadarkan Aran yang tiba-tiba melamun.
"Ah, iya. Aku turun dulu, terimakasih Kak," Aran langsung turun setelah mengucapkan terimakasih.
Sementara Aran masuk ke rumah, David kembali melajukan mobilnya untuk kembali ke perusahaan. Di mobil ia merasa senang dengan panggilan yang Aran berikan untuk nya, bukan karena apa tapi ia senang karena merasa dihargai.
Dulu, Jolie saja memanggil dirinya dengan nama langsung tanpa embel-embel kakak atau sebagainya. Ia jadi teringat dengan adik perempuan nya yang sudah lama hilang, mungkin jika adiknya ada disampingnya. Gadis itu pasti seusia Aran.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments