Dipojok balkon kamar, dengan rambutnya yang masih meneteskan air. Aran terduduk sambil memeluk dirinya sendiri, tubuhnya nampak jelas bergetar.
Dimalam itu, dengan suasana yang sunyi ia menangis sejadi-jadinya. Tak peduli dengan angin malam yang mungkin akan membuat nya sakit, yang ia inginkan saat ini adalah ketenangan hati nya.
Terdengar jelas pintu kamar diketuk berkali-kali tapi tak membuat ia menghentikan tangisannya. Setelah ketukan itu, tak lama pintu terdengar terbuka dan langkah seseorang mendekat menghampiri nya.
Aran yakin itu pasti Arthur. Ia melihat sepasang kaki berdiri di depannya. Tak berniat menghentikan tangis, justru ia mengeluarkan semua unek-unek nya tanpa mengangkat wajahnya.
"Kenapa kau jahat sekali! Hiks... berapa? Berapa paman membayar mu! Serendah inikah harga diri ku," tangisnya makin pecah dengan hati yang makin terasa sakit.
Setelah mendengarkan makian dan pertanyaan Aran, ia pun keluar tanpa mengucapkan sepatah kata. Hal itu makin membuat Aran kesal dan kebencian dihatinya pada Arthur semakin besar.
"Sedang melakukan hal apa dia?" Arthur bertanya pada David yang baru saja kembali.
"Nona sedang mandi saat saya tiba. Saya sudah meminta kepala pelayan untuk mengantarkan makan malam ke kamar," David menjawab sopan.
Rupanya pria yang Aran caci maki adalah David, bukan Arthur. David tak mengatakan hal sejujurnya pada Arthur, ia merasa kasihan melihat Aran.
Gadis muda yang baru berusia dua puluh tahun, yang seharusnya masih menikmati masa mudanya dan bersekolah kini justru harus hidup di bawah kendali Arthur.
Pria matang berkepala tiga yang sudah bercerai dengan istrinya satu tahun lalu setelah tiga tahun istri nya tak pulang. Hidup bersama Arthur memang nampak bahagia, namun wanita yang bersamanya harus mengikuti perintahnya.
"Malam ini aku tidak pulang. Kau boleh pulang," ucap Arthur tiba-tiba sambil menatap layar laptop didepannya.
"Baik, Tuan. Saya permisi," David menunduk dan langsung pergi dari hadapan Arthur.
Tak lama setelah kepergian David tiba-tiba pintu ruangan Arthur kembali terbuka.
"Aku sudah meminta mu untuk pulang. Apa ada yang tertinggal," berbicara dengan tak mengalihkan fokusnya.
"Aku merindukan mu, Sayang," suara manja dan lembut itu tiba pada telinga Arthur. Sontak ia langsung mengalihkan perhatian nya dan menatap lawan bicaranya.
"Jolie," guman Arthur melihat mantan istrinya.
Jolie, mantan istri yang masih Arthur cintai hingga saat ini. Dalam hatinya ia ingin kembali bersama dengan wanita itu, alasan kuat mereka bercerai hanya karena Jolie yang tak menaati perintah nya.
Pandangan Arthur sama sekali tak teralihkan dari wanita di depannya. Dress ketat yang Jolie kenakan membuat lekuk tubuhnya terlihat jelas. Wanita itu berjalan mendekati Arthur dan langsung duduk di pangkuan pria itu.
"Sayang, mengapa diam saja? Apa kau tak merindukan ku," dengan manja ia mengalungkan kedua lengan nya di leher Arthur, hal itu membuat dua buah dadanya semakin berada di wajah Arthur.
"Apa yang ingin kau dengar dariku?" suara Arthur terdengar berat, dan Jolie paham keadaan Arthur saat ini.
Sebelum Jolie kembali berucap, Arthur langsung membungkam mulut wanita itu dengan bibirnya. Ia raba dan peluk pinggang ramping wanita itu.
Dalam hatinya, Jolie tersenyum senang karena usaha nya untuk menggoda Arthur selalu berhasil. Tangan Jolie tak diam di tempat, tangan nya bergerak liar menarik dasi yang Arthur kenakan dan mulai membuka kancing kemeja itu satu persatu.
"Emmmhh," Erangan keduanya makin memanas. Mereka makin saling menempelkan diri satu sama lain, kebiasaan yang sering mereka lakukan sebelumnya kini masih mereka lakukan meskipun dengan status yang berbeda.
Arthur bangun dengan Jolie di pangkuan nya tanpa melepaskan cumbuan nya pada leher wanita itu. Jolie yang sudah paham, menarik handle pintu dan kembali menutupnya dengan kaki saat keduanya sudah masuk.
Mereka berada di kamar Arthur yang biasa pria itu gunakan untuk istirahat saat berada di kantor.
Arthur melepaskan dasi yang berada di lehernya tanpa mengalihkan pandangan nya melihat Jolie yang sedang melepaskan heels dengan gaya erotis. Ia menarik lengan bajunya hingga sikut.
Gerakan Jolie yang memanas semakin membuat Arthur ingin menghabisi wanita itu malam ini. Ia kembali mendekati Jolie, namun tiba-tiba gerakan nya terhenti.
Wajah Aran tiba-tiba melintas di benaknya begitu saja. Beberapa kali ia menggeleng kan kepala nya tapi masih saja sama. Jolie yang melihat itu sedikit heran.
"Ada apa, Sayang?" ia mendekat dan meraba-raba wajah Arthur.
Arthur tak tahan, kembali bangun dan keluar. Berkali-kali Jolie memanggil tak ia hiraukan. Arthur langsung keluar dengan keadaan yang acak-acakan dan langsung masuk ke mobil, segera ia melajukan mobil menuju rumah nya.
Sesampainya di rumah, ia lihat keadaan rumah sudah sangat sepi karena ini memang sudah hampir tengah malam. Arthur langsung melangkah kan kakinya menuju kamar, dibuka nya pintu itu dan tak ia dapati keberadaan Aran.
Ia mencari ke seluruh kamar, ke kamar mandi juga ruang ganti. Hingga langkah nya terhenti di depan pintu balkon, tampak jelas siluet seseorang.
Benar saja, ternyata Aran tertidur di balkon dengan mata yang nampak sembab. Arthur tahu, gadis itu pasti menangis. Entah dorongan dari mana ia langsung mengangkat Aran untuk memindahkan nya ke tempat tidur.
Dengan hati-hati ia menyelimuti gadis malang itu. Ditatap nya wajah Aran, seketika ia langsung sadar dan mengusap kasar wajahnya sendiri.
Ia langsung pergi ke kamar mandi, mengguyur seluruh tubuh nya. Ia berdiri di bawah guyuran air dengan termenung. Tidak pernah ia meninggalkan Jolie demi siapapun, dan kini ia tinggalkan Jolie begitu saja demi Aran.
Aran, gadis biasa yang dibeli nya dari pria tua yang haus akan uang. Apa ia akan jatuh begitu saja kedalam perangkap nya sendiri. Tidak, ini bukan akhir segalanya. Arthur harus tetap menjaga kewarasan nya.
Dibawah, David menyaksikan semuanya. Sebenarnya ia tidak pulang ke apartemen nya, melainkan pergi ke rumah Arthur untuk menyelesaikan pekerjaan nya.
Ia tahu Jolie datang selepas dirinya pergi, dan kini ia menyaksikan tuan nya pulang dengan kondisi yang tak biasanya terjadi. Ia yakin, tuan nya itu ingin bertemu gadis yang dibeli nya.
"Anda akan menyesal, Tuan,"...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments