BAB 03

Selamat Membaca

...🌼🌼🌼🌼...

Tepat di pagi, Adzam sudah bersiap dengan setelan kantor. Seperti yang ia bilang sama ibu dan ayahnya. Kalau ia akan pergi ke luar kota untuk melakukan meeting. Tidak sampai satu hari Adzam pergi. Selesai meeting, Adzam akan langsung pulang ke Jakarta. Karena besok pagi acara pernikahannya dengan Anita sang kekasih hati.

Rapi dengan pakaian kantor, Adzam segera turun ke bawah untuk sarapan bersama Hana dan Syarif. Dilihatnya Hana dan Syarif sudah menjamu sarapan pagi. Adzam menghampiri tidak lupa menyapa mereka.

"Pagi mama, papa." sapa Adzam.

"Pagi, Dzam." jawab Hana.

"Pagi." jawab Syarif.

"Mau berangkat sekarang nih?" tanya Hana.

"Iya dong, Ma. Habis sarapan langsung berangkat dan lagian mau mengejar waktu juga." jawab Adzam.

"Hati-hati saat dijalan, jangan terlalu laju." nasihat Hana.

"Iya, Ma. Adzam akan selalu hati-hati kok." jawab Adzam.

"Oh ya kapan tukang dekornya datang?" tanya Adzam melihat rumah masih posisi semula.

"Mungkin sebentar lagi, nanti Anita ke tidak?" tanya Hana.

"Tidak tau tuh, nanti Adzam tanya dulu." jawab Adzam sambil menyuap nasi goreng.

"Oh ya, Dzam. Papa nanti mau nengok kantor sebentar. Papa rasanya sudah lama tidak datang ke kantor. Melihat suasana dan keadaan kantor, jadi kangen.." ujar Syarif.

"Datang saja, Pa. Pasti beberapa staf senang kalau Papa main ke kantor."

"Ingat Papa jangan terlalu lama di kantor. Di rumah kita ini ada acara. Nanti siapa yang bantuin Mama." ucap Hana memperingatkan.

"Iya, Ma. Papa ke kantor cuma sebentar kok."

Adzam sudah menyelesaikan sarapan paginya. Ia langsung pamitan ke Hana dan Syarif untuk berangkat.

"Ya sudah, Adzam pamit berangkat dulu Ma Pa." ucap Adzam sambil menyalami tangan Hana dan Syarif.

"Iya hati-hati, ingat pesan Mama."

"Iya iya, Adzam pergi dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam." jawab Hana dan Syarif.

Adzam pun sudah masuk ke dalam mobil. Ia mengambil ponsel menghubungi Anita terlebih dahulu untuk pamitan sekaligus menanyakan perihal kehadirannya saat pendekoran serta membantu Hana di rumah.

Tut Tut Tut

Panggilan Adzam pun diangkat oleh Anita.

"Hello, sayang. Aku mau pamit nih sama kamu. Kalau aku pagi ini akan berangkat ke luar kota." pamit Adzam.

"Iya, sayang. Kamu hati-hati ya dijalan. Sampai sana jangan kabarin aku lagi."

"Iya, sayang. Oh ya sayang, kamu hari ini ke rumah Mama tidak. Soalnya hari ini pendekoran untuk acara kita."

"Tentu sayang. Aku akan ke rumah kamu nanti. Ini saja aku belum mandi sama sekali."

"Oh ya sudah. Aku berangkat dulu takut kesiangan."

"Oke, hati-hati sayang. Bye...."

Adzam langsung menutup ponselnya menjalankan mobil menuju luar kota. Kediaman Anita yang baru saja baru bangun tidur. Langsung beranjak menuju ke kamar mandi. Seperti yang pinta Adzam, Anita harus pergi ke rumahnya untuk membantu Hana mendekorasi acara pernikahan yang akan dilaksanakan besok.

Selesai mandi, ia langsung bersiap-siap. Ia keluar dari kamarnya lalu menuju ke meja makan yang sudah disiapkan oleh pembantunya. Saat Anita menyantap sarapan, ponselnya berbunyi. Tertera nama Clara yang menghubunginya. Ia langsung menjawab panggilan dari Clara sang sahabat.

"Ya Hello, Clara."

"Hello, Nita. Nanti malam kamu sibuk tidak?" tanya Clara.

"Tidak, kenapa memangnya?" tanya Anita balik.

"Kalau tidak sibuk, nih Mike mengundang kita ke acara ulangtahunnya nanti malam. Kamu mau join tidak?" tanya Clara.

"Boleh. Oke, nanti malam aku jemput kamu ya."

"Oke, sampai jumpa nanti malam."

"Oke."

Anita menutupi panggilannya melanjutkan menghabiskan sarapan paginya. Habis tidak tersisa, Anita berangkat menuju ke rumah Adzam membantu mendekorasi untuk acaranya.

...🌼🌼🌼🌼...

Hazira yang sudah berada di kantor pagi-pagi sekali. Memiliki jiwa pekerja yang ulet, disiplin, rajin, dan cerdas. Membuat sebagian para staf merasa bangga dengan Hazira. Walaupun ia anak dari CEO, ia tetap ingin bekerja sebagai orang bawahan. Kebanyakan biasanya anak seorang CEO langsung mendapat posisi tinggi seperti sebagai pendamping CEO.

Berbeda dari Hazira sendiri, ia sangat menginginkan keberhasilannya bukan dengan cara yang instan. Tapi harus dengan kerja keras dan usaha sendiri. Keinginan awal Hazira, duduk di posisi yang setara dengan staf yang lainnya. Tetapi Dato' Haziq tidak mengizinkan Hazira menduduki posisi seperti itu. Jadi ia memilih posisi Hazira sebagai Manager Pemasaran.

Saat di kantor, tidak jarang staf laki-laki yang menggoda Hazira. Tetapi Hazira tetap ramah dan tersenyum. Dikarenakan keramahannya, memudahan ia mendapatkan teman serekan kerjanya. Seperti laki-laki yang bernama Khai. Saat ini Hazira sedang mengajarkan sesuatu di meja kerjanya.

Khai datang dengan sebuah berkas di tangannya lalu menyapa Hazira.

"Hai, Zira." sapa Khai.

"Hai, Cik Khai. Ada perlu apa-apa ke?" tanya Hazira mata ke layar komputer.

"Takda apa-apa. Cuma saya nak tanya boleh?" tanya Khai.

"Boleh, tanya lah." jawab Hazira.

"Awak siang ni free tak?" tanya Khai.

Hazira langsung menghentikan tangannya yang sedang mengetik. Beralih menoleh ke Khai yang berada di hadapannya.

"Siang ni saya takda kerja apapun, kenapa?" tanya Hazira balik.

"Tak...Ingatkan saya nak ajak awak pegi lunch kat kantin." jawab Khai.

"Pegi lunch?"

"Ya, lunch."

"Hm...cam mana eh. Minta maaf Cik, tengah hari ini saya kena balik cepat. Sebab nak packing buat nanti."

"Packing. Zira kena berhenti kerja ke?"

"Eh taklah, bukan berhenti kerja. Tapi packing baju untuk pegi kat Indonesia."

"Indonesia. Awak pegi sorang-sorang?"

"Tak...pegi dengan Mama dan Papa saya. Sekalian ada meeting kat sana juga."

"Ohh...berapa lama peginya?" tanya Khai

"Lebih kurang satu Minggu."

Seorang staf perempuan yang bernama Lia sedang lewat menegur Khai yang sedang berbicara dengan Hazira.

"Hei, Khai. Sudah-sudah dah tu, buat kerja. Jangan sampai Bapak Hazira tengok, habis kau nanti ha..." ujar Lia.

"Eh, diam lah kau. Kau tu buat kerja jangan jalan ke hili ke hulu." balas Khai.

"Amboi sedap mulut kau eh, aku memang tengah kerja ni tau. Kau tu apa, alasan bawa file nyatanya nak mengorat lah tu." ucap Lia.

"Eh, Lia. Kau tu cakap je kalau kau tu jealous kan..."

"Aku jealous kat kau? Hah lambatttt lagi...."

"Eh elehhh...cakap je suka kat aku kan senang."

"Aku suka kat kau? Baik aku sukakan Aniq Suhaili dah lah handsome. Lah kau...."

"Eh kau jangan mimpi eh. Aniq Suhaili belum tentu sukakan kau lah. Perangai macam samseng."

Hazira yang melihat mereka berdua adu mulut membuatnya menggelengkan kepala dan merasa pusing. Ia memutuskan untuk menghindar keluar menuju ke dapur. Saat Hazira pergi saja mereka masih saja bertengkar. Tapi pertengkaran mereka bukan yang mendatangkan permusuhan. Melainkan hanya pertengkaran biasa antar teman yang saling mengejek satu sama lain.

...Bersambung .......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!