BAB 07

Selamat Membaca

...🌼🌼🌼🌼...

Pada keesokan harinya, sebuah acara akad pernikahan antara Adzam dan Anita. Tampak para tamu undangan mulai berdatangan. Hana dan Syarif berdiri di pintu utama menyambut kedatangan tamu. Dari luar sebuah mobil taksi berwarna putih berhenti. Hana dan Syarif dibuat penasaran seseorang dalam mobil putih tersebut.

Seseorang yang berada di dalam mobil taksi pun keluar. Tampak Dato' Haziq Utsman, Datin Noor Khalisa, dan Hazira Aisyah turun dari mobil sambil membawa barang berupa koper. Hana dan Syarif begitu senang dengan kedatangan mereka bertiga. Ia segera memanggil pembantu untuk membawakan barang-barang milik mereka bertiga ke kamar tamu.

Dengan pakaian yang rapi, Dato' Haziq, Datin Noor, dan Hazira menghampiri Hana juga Syarif bersalaman.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam. Apa kabar, Datin?" tanya Hana.

"Alhamdulillah, sihat. Puan Hana cam mana sihat?" tanya balik Datin Noor.

"Alhamdulillah, seperti yang dilihat sekarang."

"Ah ya, Puan Hana kenalkan anak saya Hazira Aisyah." ujar Datin Noor.

Datin Noor mempersilahkan Hazira untuk bersalaman dengan Hana.

"Hazira, sila salam Puan Hana." ujar Datin Noor ke Hazira.

Hazira menuruti apa yang Datin Noor perintahkan.

"Assalamualaikum, Puan. Saya Hazira." ucap Hazira bersalaman dengan Hana.

"Cantik dan manis sekali. Saya Hana panggil saja Tante Hana. Oke." sahut Hana.

Kini giliran dari Dato' Haziq Utsman dan Syarif yang saling menyapa dan berpelukan satu sama lain. Karena sudah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Assalamualaikum, Syarif. Apa kabar? Lama kita tak jumpa eh."

"Wa'alaikumussalam, Dato'. Alhamdulillah baik, benar sekali kita begitu lama tidak bertemu."

"Ya betul tu, awak ni takda berubah pun tetap sama je."

"Ehh...kamu ini. Kamu terlalu banyak memuji."

Dato' Haziq pun kembali memperkenalkan Hazira ke sahabatnya yaitu Syarif.

"Ah ya, ini perkenalkan anak perempuan saya Hazira." ucap Dato' Haziq.

"Hazira, kenal ini sahabat papa masa kolej dulu namanya Tuan Syarif."

Hazira pun bersalaman dengan Syarif.

"Assalamualaikum, Tuan. Saya Hazira."

"Wa'alaikumussalam. Jangan panggil Tuan, panggil saja Om ya?" perintah Syarif.

"Baik, Om."

Cukup lama sesi sambutan, Hana mempersilahkan Dato' Haziq Utsman, Datin Noor Khalisa, dan Hazira Aisyah masuk ke dalam rumahnya. Mempersilahkan duduk di kursi tamu yang sudah disediakan. Begitu juga Hana dan Syarif ikut duduk berlainan saling mengobrol meluahkan rasa rindu. Hana dan Datin Noor duduk di meja perempuan. Sedangkan Dato' Haziq dan Syarif duduk di kursi pria.

Penampilan mereka bertiga sangat menarik sekali. Mereka bertiga sama-sama memakai baju Melayu berwarna wardah. Mereka sempat berganti pakaian ketika menginap di sebuah hotel. Mereka berangkat tepat pada sore harinya. Kemudian sampai ke bandara Indonesia malam hari. Dari bandara mereka langsung memboking hotel untuk menginap.

Paginya barulah mereka bertiga akan melanjutkan perjalanan kediaman Syarif. Mencari alamat rumah Syarif, ia meminta bantuan pengemudi supir taksi untuk mengantarkannya. Dengan mudahnya supir taksi menuju ke alamat yang diberikan oleh Dato' Haziq Utsman.

Di sela obrolan diantara mereka, Adzam datang menghampiri sang ayah. Syarif melihat anaknya menghampiri langsung berdiri begitu Dato' Haziq.

"Pa..." panggil Adzam menghampiri Syarif.

Karena Dato' Haziq dan Datin tidak mengenali anak dari Syarif. Akhirnya ia memperkenalkan Adzam ke keluarga Dato' Haziq Utsman.

"Oh ya, Dato' perkenalkan ini putra saya namanya Adzam Syarif." ucap Syarif.

"Dan Adzam, ini teman papa zaman kuliah dulu namanya Dato' Haziq Utsman." tambah Syarif.

"Perkenalkan Saya Adzam." ucap Adzam berjabat tangan dengan Dato' Haziq.

"Handsome lah anak awak Syarif." ujar Dato' Haziq.

Adzam yang dipuji hanya tersenyum ke Dato' Haziq saja.

"Haha...lihat dulu siapa bapaknya." jawab Syarif percaya diri.

Dato' Haziq pun bergiliran memperkenalkan anaknya ke Adzam.

"Hazira, sini." ujar Dato' Haziq menyuruh Hazira mendekat.

"Ya, papa." jawab Hazira sambil menoleh sebentar ke Adzam.

"Zira, ini anak Om Syarif. Nama dia Adzam Syarif."

"Hm...Hazira Aisyah." ucap Hazira berjabat tangan ke Adzam.

"Adzam Syarif." sahut Adzam menerima jabatan tangan Hazira.

"Hm...Pa, Zira pegi kat mama kejap." ucap Hazira.

"Oke."

...🌼🌼🌼🌼...

Dato' Haziq dan Syarif kembali duduk melanjutkan mengobrol di kursi tamu. Sedangkan Adzam hanya berdiri mendengar percakapan dua sahabat tersebut. Sambil melihat-lihat jam di pergelangan tangannya. Menunggu kedatangan sang calon istri yaitu Anita. Syarif melihat Adzam yang begitu gelisah mulai berbisik untuk bertanya.

"Ada apa, Dzam? Kenapa kamu begitu gelisah?" tanya Syarif.

"Anita, pa. Anita kok belum datang-datang juga ya? Ini sudah hampir satu jam lebih loh pa." jawab Adzam.

"Mungkin di jalan sedang macet."

"Kalau macet, pasti Anita bisa mengangkat ponselnya. Tapi ini ponselnya mati, pa. Apa aku harus menjemputnya ya?"

"Eh, jangan. Tidak baik pengantin pria menjemput pengantin perempuan, pamali."

"Jadi harus bagaimana?"

"Kita tunggu saja sebentar lagi, mungkin Anita akan sampai."

Adzam menuruti perkataan Syarif untuk menunggu Anita sebentar lagi. Setelah dua jam kemudian menunggu sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Para tamu mulai letih begitu juga bapak penghulu yang hendak pamit karena ia harus kembali. Hana dan Syarif mulai gelisah mengenai hal ini. Adzam tidak henti-hentinya menghubungi Anita.

Tidak ada sahutan, Adzam pun menghubungi kediaman Anita. Terdengar berbunyi dan dijawab oleh pembantu rumah Anita.

"Hello, Assalamualaikum, Bik. Ini Adzam, apa Anitanya ada dirumah, bik?" tanya Adzam.

"Wa'alaikumussalam, eh Den Adzam. Loh Aden tidak tahu kalau Anita sudah berangkat ke sejak pukul tujuh pagi tadi, Den."

"Apa? Jam tujuh pagi, tapi dia tidak sampai-sampai ke rumah saya, bik?"

"Loh kok aneh ya? Tapi Non Anita beneran sudah pergi pagi tadi kok, den. Malahan membawa koper pakaian banyak lagi kayak mau pindahan lama. Dan tadi pun bibik tidak salah dengar, Nyonya ada menyebutkan tiket gitu." jelas pembantu Anita.

"Koper pakaian? Tiket?"

"Iya, den. Dan Non Anita juga dijemput seorang pria yang kelihatannya bukan orang sembarangan seperti orang pengusaha dengan mobil mewah lagi." tambahnya.

"Apa seorang pria? Kira-kira bibik tahu tidak mereka pergi kemana?"

"Wah itu saya tidak tahu, Den."

"Ya sudah, terima kasih atas infonya."

"Sama-sama."

Adzam pun menutup panggilan tersebut. Kembali menghubungi Anita yang sudah ke berapa kalinya. Hana dan Syarif di buah heran dan penasaran akan sikap Adzam. Begitu juga keluarga Dato' Haziq dan para tamu undangan.

"Ada apa, Dzam? Kemana Anita?" tanya Hana menghampiri meja Syarif tempat Adzam berdiri.

Sedang masih menghubungi Anita.

"Kata bibik, Anita sudah pergi sedari pagi tadi ma." jawab Adzam.

"Apa? Kenapa tidak sampai-sampai sekarang?"

"Bibik bilang, ia mendengar Mama Anita berbicara mengenai tiket dan ada seorang pria menjemput Anita." jelas Adzam.

"Astaghfirullah. Jadi bagaimana ini, papa?" tanya Hana ke Syarif.

"Kamu tau Anita pergi kemana?" tanya Syarif.

"Adzam tidak tau, pa. Begitu juga dengan pembantu Anita."

Kepala Syarif tiba-tiba pusing mendengar informasi dari Adzam yang tampaknya pernikahan putra akan batal. Batalnya pernikahan Adzam yang diperhatikan oleh para tamu dan bapak penghulu. Bapak penghulu sedari tadi mulai bertanya kapan akadnya bisa dimulai. Hana menghampiri dan mencoba membujuk bapak penghulu untuk menunggu sebentar.

Tidak dapat berpikir secara jernih, Hana akhirnya memilih jalan pintas. Ia menoleh ke Hazira yang duduk di samping Datin Noor. Ia beranjak menghampiri Datin dengan panik.

"Datin...bisa Datin menolong saya?" tanya Hana.

"Apa itu, Puan? Bila saya mampu, In Syaa Allah."

"Saya ingin....Hazira menikah dengan Adzam sekarang." ucap Hana membuat Hazira kaget.

Hazira yang sedang meminum air dibuat kaget sampai tersedak batuk akan permintaan Hana. Begitu juga dengan Datin Noor, Dato' Haziq, Syarif, dan juga Adzam ikut merasa kaget akan ucapan Hana.

...Bersambung .......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!