BAB 16

Selamat Membaca

...🌼🌼🌼🌼...

Cukup lama menonton televisi di ruang tengah. Adzam memutuskan untuk masuk ke dalam kamar untuk melakukan pekerjaan kantor daripada kumpul bersama yang lainnya. Karena kalau pun berkumpul bersama pasti membicarakan tentang honeymoon saja.

Membuka kamar, Adzam melihat Hazira masih tertidur dengan sangat nyenyak. Tanpa pergerakan sedikit pun dari tidur Hazira. Ketika Adzam melangkah masuk ke dalam. Ia mengambil laptop miliknya di atas nakas. Lalu ia duduk di kursi panjang yang menghadap ke luar balkon. Memulai melakukan pekerjaan kantor.

Kelamaan, Hazira menunjukkan pergerakan dari tidurnya. Mengerjapkan mata memeriksa sana-sini melihat keadaan tempat. Juga menyibak selimutnya memeriksa kelengkapan pakaian. Dengan bersyukur pakaian Hazira masih lengkap dan utuh. Ia menoleh ke sisi kanan, Adzam sedang duduk santai sambil memangku laptop.

"Awak? Bila kita sampai?" tanya Hazira menyibak selimut lalu duduk bersandar.

"Menurutmu?" tanya Adzam balik.

"Kita tanya dia tanya balik pula."

"Tak masalahnya, kenapa saya ada kat bilik ni?" tanya Hazira.

Adzam membalikkan kursi panjangnya menghadap ke Hazira yang bersandar di ranjang. Menatap tajam ke arah Hazira dan raut kaku juga sikap dinginnya.

"Kamu itu tidur atau apa? Dibangunkan tidak bangun-bangun."

Hazira mulai ingat dan menyadari kebiasaan dirinya dari dulu.

"Awak angkat saya?" tanya Hazira.

"Apa perlu saya biarkan kamu tidur sampai malam di dalam mobil?" tanya Adzam dingin.

"Jadi awak angkat saya lah?" tanya Hazira lagi.

"Ya, saya gendong kamu. Kenapa emangnya?" tanya Adzam lagi.

"Kenapa awak sentuh saya?" tanya Hazira merasakan geli sambil menyilangkan tangan di dadanya.

Adzam beranjak dari kursinya, menghampiri Hazira. Duduk di tepi ranjang dan menatap tajam mata serta wajah Hazira.

"Jadi saya harus bagaimana? Kalau saya tidak sentuh kamu, rasanya tidak mungkin kalau badan kamu saya tiup. Terus langsung melayang berpindah tempat ke kamar ini." jelas Adzam kesal dengan tatapan tajam.

"He...ya saya minta maaf dan terima kasih sebab angkat saya."

Tanpa menanggapi ucapan terima kasih dari Hazira. Ia langsung kembali ke kursinya melanjutkan pekerjaan. Hazira segera beranjak dari ranjang. Melesat menuju ke kamar mandi membersihkan diri. Terdengar suara ponsel milik Hazira.

Adzam menoleh ke belakang, tidak ada siapapun. Hanya terdengar percikan air dari kamar mandi. Ia pun membiarkan ponsel Hazira berdering. Kedua kembali berdering, Adzam menoleh ke belakang. Timbul rasa penasaran, ia pun beranjak dari kursinya. Menghampiri ponsel Hazira yang tergeletak di atas meja nakas.

Mengambil ponsel Hazira, tertera foto seorang pria yang diberi nama My Love dengan emoticon love di ujungnya. Membuat Adzam penasaran, ia pun menjawab panggilan tersebut. Terdengar suara pria mengucap salam dan memanggil nama Hazira.

Terdengar suara pintu hendak terbuka. Dengan pergerakan cepat Adzam meletakkan ponsel Hazira ke tempat semula. Kembali berpindah ke kursinya. Hazira langsung menuju ke lemari mengambil pakaian yang lupa ia bawa ke kamar mandi. Ia pun kembali masuk untuk berganti pakaian.

Adzam kembali menoleh dengan pergerakan cepat pula. Adzam mengambil foto profil dan nomornya yang baru saja menghubungi Hazira. Meletakkan kembali ponsel Hazira, beralih ke tempat kursi semula. Hazira pun keluar dari kamar mandi dengan setelan panjang dengan hijab.

Hazira mengambil ponselnya tanpa memeriksa. Ia langsung keluar dari kamar turun ke bawah menemui yang lainnya. Adzam yang masih berada di kamar tanpa berlama. Ia menghubungi seseorang untuk melakukan penyelidikan terhadap pemilik nomor ponsel yang baru saja menghubungi Hazira.

"Hello, Assalamualaikum."

"Tolong kamu selidiki juga pria yang baru saja kirim foto dan nomornya ke kamu. Kalau sudah dapat secepatnya hubungi saya."

"Oke , terima kasih."

"Dan satu lagi, apa sudah ada perkembangan mengenai Anita?"

"Baiklah, cari sampai dapat dan jangan lupa hubungi saya."

"Oke, terima kasih. Assalamualaikum."

...🌼🌼🌼🌼...

Flashback On

Saat dua hari setelah pernikahannya dengan Hazira. Adzam belum juga puas dengan hilangnya secara tiba-tiba Anita. Secara Anita sangat menginginkan pernikahan ini. Ia dan Anita juga sempat berjanji tidak akan saling berpisah walau apapun terjadi.

Hilangnya Anita di acara pernikahannya, membuat Adzam merasakan curiga. Akhirnya ia menghubungi salah satu anak buahnya untuk mencari keberadaan Anita. Mulai dari tempat terakhir Anita datangi. Penyelidikan ini tidak diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtuanya.

Berada di kantor, Adzam sedang berbicara dengan salah satu anak buah yang ia hubungi.

"Saya mau kalian mencari tahu keberadaan perempuan ini, namanya Anita. Cari sampai dapat dan jangan lupa hubungi saya kembali. Cek lokasi pertama Anita di rumahnya. Cari petunjuk disana selebihnya kalian selidiki."

"Baik, Bos. Saya akan melaksanakan apa yang bos perintahkan."

"Bagus, ingat jangan sampai ketauan ataupun ada yang tau mengenai ini. Mengerti kalian..."

"Mengerti Bos."

"Untuk bayaran pertama kalian saya transfer. Selebihnya jika kalian sudah menemukan Anita."

"Ya, bos. Terima kasih , kalau begitu kamu pamit dulu."

"Ya."

Salah satu anak buah Adzam keluar dari ruangan kerja. Adzam terus menatap ponsel melihat foto Anita yang masih tersimpan di galeri. Foto kebersamaannya dulu bersama Anita di sebuah pantai. Adzam sempat berpikir bahwa Anita meninggalkannya disebabkan adanya kecurangan. Ia merasakan seperti itu karena terlanjur kecewa dengan Anita.

Telah banyak ia lakukan dan korbankan untuk Anita. Akibat dari kejadian seperti itu, ia pun merasakan trauma. Apalagi ia sekarang sudah menikah. Ia tidak ingin kejadian ini akan terulang lagi pada dirinya. Adanya kecurangan yang dilakukan oleh perempuan yang sudah terikat dengannya.

Walaupun ia hanya sekedar menebak saja. Namun kenyataannya Anita memang melakukan kecurangan tanpa sengaja. Anita yang masih mencintai Adzam harus terpaksa melakukannya. Karena kejadian sebelumnya, ia takut akan hamil. Terpaksa harus pergi jauh dan menikah dengan orang lain.

Flashback Off

Hazira yang sudah turun di bawah mencari keberadaan mamanya. Hanya ada sang pembantu yang sedang mengemas dapur.

"Bik...tengok Mama tak?" tanya Hazira.

"Mama yang mana ya, non. Datin atau Nyonya Hana?" tanya sang pembantu balik.

"Dua-dua."

"Datin dan Nyonya sedang berada di taman depan." jawab sang pembantu.

"Kalau Papa?"

"Dato' dan Tuan sedang keluar tidak tau kemana."

"Oke, terimakasih bik."

"Sama-sama non."

Hazira pergi ke taman depan menemui Datin Noor dan Hana. Benar apa yang dikatakan sang pembantu. Datin Noor dan Hana memang sedang duduk santai sambil berselfi bersama.

"Amboi...seronok selfi. Tak ajak pun?"

"Eh...Hazira. Kamu sudah bangun, sini nak." ajak Hana.

"Tengah tidur kan." jawab Datin Noor singkat.

Hazira menghampiri mereka berdua dan duduk di samping Datin Noor.

"Cam mana tadi tidur, sedap tak?" goda Datin Noor sambil mengernyitkan alis dan menoleh ke Hana.

Hazira sudah tau kemana arah pertanyaan dari Mama yaitu Datin Noor. Tanpa menjawab ia hanya terdiam saja. Ia pun sudah tahu kalau Mamanya dan Hana mencoba untuk menggodanya. Salah satu penyesalannya bisa datang menemui Mama dan Mama mertuanya duduk santai di taman.

...Bersambung .......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!