Selamat Membaca
...🌼🌼🌼🌼...
Anggota keluarga sudah menentukan tempat yang terbaik untuk Adzam dan Hazira honeymoon. Sekitar lima hari lagi mereka akan berangkat. Membuat Adzam dan Hazira kaget seolah memaksa bagi mereka. Tidak ingin membantah, mereka hanya menerima saja.
Adzam ketika itu baru pulang dari kantor. Melihat hasil pencarian tempat, ia langsung beranjak menuju ke kamarnya meninggalkan yang lainnya masih duduk di ruang santai. Ia masuk ke kamar langsung menjangkau pakaian ganti di lemari. Kaget seisi lemarinya sedikit berkurang. Juga terdapat pakaian milik Hazira tertata rapi.
Adzam pun memeriksa lemari yang lainnya pun tetap sama. Dengan perasaan geram, ia beranjak ke kamar mandi. Hazira yang masih berada di bawah pamit beranjak untuk masuk ke kamar.
"Ma...Pa...Zira masuk bilik kejap." ucap Hazira.
"Iya, Nak." jawab Hana.
"Ya." jawab Datin Noor.
Hana dan yang lainnya kembali mengobrol sambil mengkhayalkan akan cepat memiliki cucu. Dan sama-sama sudah mempersiapkan nama berdasarkan jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Hazira yang baru saja setengah tangga. Hanya menggelengkan kepala mendengar obrolan antara orangtua dan mertuanya.
Hazira sudah berada di depan kamar lalu masuk. Terdengar suara percikan dari kamar mandi. Hazira sudah menebak kalau Adzam sedang mandi. Ia duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponsel. Ia merasakan bosan secara berterusan berada di rumah. Ingin rasanya berbicara ke Adzam agar mau membawanya jalan-jalan keluar.
Suara pintu kamar mandi terbuka. Adzam keluar dengan handuk terlilit di pinggang. Menampakkan sisi tubuh yang tegap dan sedikit berotot. Hazira langsung berteriak membuat Adzam dengan sigap menghampiri Hazira menutup mulutnya.
"Aaaaaa......" teriak Hazira.
Adzam langsung menghampiri menutup mulut Hazira.
"Diam! Kenapa kamu berteriak." tanya Adzam dalam masih menutup mulut Hazira.
Hazira hendak berbicara tapi mulut terbungkam. Adzam segera melepaskan tangannya. Hazira pun langsung menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Awak ni memang jenis lelaki tak tahu malu eh?" tanya Hazira menutup mata dengan kedua tangannya.
"Apa maksud kamu?" tanya Adzam balik.
"Tengok lah awak sorang, tak guna baju langsung. Ihhh.... Sedarlah sikit kat bilik ada perempuan." jawab Hazira.
"Apa salahnya? Saya memang seperti ini selesai mandi. Dan saya juga tidak tau kalau kamu berada dalam kamar ini." jelas Adzam.
"Buka saja mata kamu, saya ini bukan orang lain. Kamu harus ingat kita sudah menikah, apa salahnya kan sudah halal." tambah Adzam.
"Itu cakap awak, kalau saya tak. Saya kan tak pernah tengok aurat lelaki."
"Oh ya, kalau begitu biasakan aja mulai sekarang." ujar Adzam menuju ke lemari mengambil pakaian.
Hazira melirik dari celah tangannya melihat Adzam sudah tidak berada di hadapannya. Melihat Adzam mengambil pakaian di lemari. Ia barulah bisa lega karena Adzam sudah berpakaian keseluruhan.
"Awak? Mana pesanan martabak bulan saya?" tanya Hazira.
"Tidak ada, tidak ketemu yang jual." jawab judes.
"Apa? Ishhh...awak ni."
"Awak? Saya nak tanya boleh?" tanya Hazira.
"Hm...Apa?" tanya Adzam judes.
"Awak? Saya macam bosan lah kat rumah ni. Daripada datang kat sini tak pernah lagi jalan kat luar. Boleh tak awak bawa saya jalan-jalan kemana ke. Bosan lah?" ujar Hazira.
"Pergi saja sendiri, siapa juga yang melarang kamu pergi kemana-mana. Paling cuma sesat di jalan saja." jawab Adzam.
"Oh ya, siapa yang mengubah isi lemari pakaian saya?" tanya Adzam.
"Oh tu saya yang buat, kalau tak saya kemas. Mana saya nak letak baju-baju saya semua. Kalau bukan kat lemari awak. Takkan tu pun awak nak kedekot?"
"Terserah lah." ucap Adzam singkat.
...🌼🌼🌼🌼...
Adzam langsung meninggalkan Hazira menuju ke bawah untuk makan siang. Tampak semua anggota keluarga sudah terkumpul. Adzam ikut bergabung mengambil kursi kosong di sisi sebelah Hana.
"Loh...Hazira mana?" tanya Hana.
"Bentar lagi juga turun." jawab Adzam.
"Kamu itu bagaimana sih sama istri kok begitu."
Hazira pun turun menelusuri tangga. Datin Noor menoleh ke arah Hazira yang datang menghampiri.
"Tu dia, Zira." ujar Datin Noor.
Saat sedang menyantap makan siang. Syarif tanpa diketahui menyuruh Adzam mengajak Hazira pergi jalan-jalan. Entah itu kebetulan atau tidak, persis yang diinginkan oleh Hazira.
"Khemmm...Dzam. Besok kamu sibuk tidak?" tanya Syarif.
"Hm...tidak kenapa memangnya, Pa?" tanya Adzam balik.
"Nah mumpung tidak sibuk, coba kamu ajak Hazira pergi jalan-jalan keluar sana. Ajak ke mall, ke kantor ataupun kemana gitu. Semenjak Hazira dirumah kita belum pernah sama sekali Hazira mengenal daerah kita." ucap Syarif.
"Betul itu, perkenalkan juga beberapa makanan, budaya, dan lain sebagainya di daerah kita. Hazira pasti bosan terus-terusan berada di rumah kan?" tanya Hana ke Hazira.
Hazira yang bukan main sangat suka. Sangat kebetulan yang sebelumnya ia bicarakan ke Adzam. Kini Mama dan Papa mertuanya menyuruh Adzam untuk mengajaknya keluar. Ketika ditanya Hana, Hazira hanya tersenyum saja.
"Kenapa tidak Mama saja yang ajak Hazira jalan-jalan?" tanya Adzam.
"Tidak bisa, Dzam. Besok Mama ingin ajak Datin Noor ke arisan Mama sekalian belanja sesuatu."
"Tu kan bisa saja sekalian jalan-jalan."
"Tidak bisa dong, Dzam. Nanti Hazira bisa bosan kalau kelamaan. Kamu kan tahu sendiri kumpulan arisan Mama pasti lama. Dulu kamu juga pernah ikut dan merasa bosan bukan?."
"Lihatin saja dulu besok, kalau tidak ada hal mendadak dari kantor." sahut Adzam.
"Loh kamu kok begitu sih, kapan lagi kalian akan jalan berdua bersama. Kalau ada hal di kantor, bawa saja Hazira. Sekalian kenalin Hazira sebagai istri kamu ke staf dan karyawan lainnya." ucap Hana.
"Takpa, Puan. Mungkin Adzam betul-betul busy kot.." ujar Datin Noor.
"Eh...tidak kok. Adzam itu kalau sibuk bagaimana pun selalu menyempatkan diri untuk keluarga. Benarkan Adzam?"
"Iya, besok Adzam bawa Hazira pergi jalan-jalan." jawab Adzam terpaksa.
"Adzam, kalau sibuk tak payah. Lain kali ke pergi bawa Zira jalan keluar." ujar Datin Noor.
"Eh...tidak kok, Ma. Saya tidak sibuk sama sekali besok."
"Oke, terima kasih." ucap Datin Noor.
"Ya, sama-sama." jawab Adzam langsung menatap ke arah Hazira yang tersenyum.
Tidak perlu waktu lama, makan siang mereka pun sudah selesai. Hazira, Datin Noor, dan Hana kini duduk santai di belakang rumah sambil minum teh bersama. Sedangkan Syarif dan Dato' Haziq berada di ruang kerja Syarif. Memperlihatkan beberapa berkas yang sebelumnya pernah melakukan kerja sama.
Adzam lebih memilih masuk ke dalam kamar. Mengerjakan pekerjaan kantor yang belum selesai. Ia tidak merasakan tertarik untuk kumpul bersama kedua anggota keluarganya tersebut. Setelah kejadian yang baru saja menimpanya.
Membuatnya selalu ingin menyendiri dan disibukkan oleh pekerjaan saja sebagai hiburan. Adzam ketika bersama Anita, tipekal yang selalu berkumpul bersama keluarga. Sering mengobrol dan bercanda bersama. Setelah kejadian itu, semua seakan sudah berubah.
...Bersambung .......
Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Tri Sunarni
up lagi Thor
2024-02-22
1