BAB 02

Selamat Membaca

...🌼🌼🌼🌼...

Sebuah mall Jakarta tepatnya di toko butik. Seorang wanita cantik yang berpenampilan menarik sedang duduk menunggu seseorang. Untuk memilih pakaian pengantin akan dilaksanakan pada lusa hari. Semakin lama menunggu, pria yang ditunggu tidak kunjung datang. Ia pun menghubungi sang tunangan tapi tidak diangkat.

Lama menunggu, akhirnya pria yang ditunggu telah sampai. Pria yang berpostur tinggi, tampan, dan mapan. Pria itu bernama Adzam Syarif. Seorang pengusaha sekaligus CEO dari sebuah perusahaan ayahnya. Dikarenakan tenaga ayahnya tidak mampu lagi memimpin perusahaan. Akhirnya Adzam lah yang menggantikan posisi ayahnya sebagai CEO.

Sedangkan wanita yang menunggu Adzam adalah sang tunang yang bernama Anita. Anita seorang wanita karier yang profesi sebagai desainer. Ia sengaja tidak merancang baju pengantin untuknya. Melainkan menginginkan orang lain yang merancang baju pengantin untuknya.

"Sayang, maaf telat soalnya macet dijalan." ujar Adzam.

"Tidak apa-apa kok yang penting kamu sudah datang." jawab Anita.

"Terima kasih sayang. Sekarang kita masuk yuk." ajak Adzam.

Adzam dan Anita pun masuk ke dalam memilih baju pengantin yang cocok untuk mereka. Para pelayan menunjukkan beberapa pakaian pengantin terbaik untuk Adzam dan Anita. Beberapa pun ditunjukkan ke Anita, tapi tidak satu pun yang cocok dengannya. Anita memutuskan memilih sendiri.

Arah pandangan Anita tertuju ke satu satu model pakaian pengantin yang begitu menarik, sederhana, dan elegan. Anita memerintahkan pelayan itu untuk mengambilkan baju tersebut. Sayangnya baju tersebut sudah dipesan oleh orang lain. Tapi Anita tetap kekeh menginginkan baju tersebut.

Ia pun membujuk ke Adzam untuk bisa mendapatkan baju pengantin tersebut.

"Sayang..." panggil Anita merengek.

"Ada apa sayang." tanya Adzam.

"Sayang, saya menginginkan baju itu tapi sudah punya orang. Jadi harus bagaimana, saya sangat menyukai baju itu." jelas Anita.

"Ya sudah. Baju yang mana kamu maksud?"

Adzam melihat baju yang diinginkan Anita. Ia pun menyuruh pelayan untuk membungkusnya. Tapi sayang baju sudah miliki orang lain.

"Maaf, tuan. Baju ini sudah dipesan oleh orang lain. Jadi tidak bisa, mohon maaf."

"Mbak, kalian kan bisa merancang yang sama dengan baju itu. Atau saya akan membayar dengan harga tinggi untuk baju itu dari harga yang ia bayar. Bagaimana?" tawar Adzam.

Pelayan itu pun berfikir mengenai ucapan Adzam yang ingin membayar dengan harga tinggi untuk baju tersebut. Tidak berani untuk memutuskan, ia akhirnya memanggil bosnya.

"Kalau begitu saya bertanya dengan bos dulu ya? Sebentar, silahkan duduk dulu ya tuan dan nyonya."

"Baiklah."

Pelayan keluar bersama sang bos. Adzam pun berdiri menghadap bos pemilik butik itu. Menceritakan semuanya mengenai baju pengantin tersebut. Bosnya pun berfikir mengenai tawaran Adzam. Kelamaan ia pun setuju untuk dibayar tinggi dari harga yang dibayar oleh pembeli sebelumnya.

Anita begitu senang sambil memeluk Adzam.

"Terima kasih, sayang. Kamu tau tidak, dari pertama melihatnya saja aku sangat menyukai baju ini."

"Sama-sama. Iya, sayang. Sekarang sudah dapat kan."

"Iya."

"Sekarang kita mau kemana lagi?"

"Hm...perlengkapan yang lain sudah siap dan lengkap. Kecuali cincin nikah kita sayang."

"Oke sekarang kita ke toko perhiasan membeli cincin nikah."

"Oke."

Anita dan Adzam menuju ke toko perhiasan langganan keluarga Adzam. Sesampai di toko perhiasan semua staf menyapa Adzam dengan ramah dan sopan. Mengeluarkan semua perhiasan untuk dipilih oleh Anita.

"Mbak...perhiasan dengan permata berlian pink ada gak, mbak?" tanya Anita.

"Oke sebentar ya, mbak." jawab pelayan mencari.

"Oke."

Cukup lama menunggu, pelayan itu datang membawa cincin yang dipinta oleh Anita. Anita langsung mencobanya di jari manis. Sangat cantik, cocok, dan manis di jari Anita. Ia langsung memilih cincin tersebut. Adzam langsung mengeluarkan kartu debitnya membayar dengan harga yang lumayan mahal.

Serasa yang diperlukan sudah lengkap. Adzam dan Anita menuju ke restoran untuk makan siang. Mereka memesan makanan, seorang pelayan menghampiri mencatat pesanan. Lalu pelayan itu beranjak, sambil menunggu pesanan datang. Anita mengeluarkan cincin yang ia beli tadi. Memandang dan mencobanya tanpa henti.

"Sayang, cantik tidak cincin kita?"

"Sangat cantik seperti kamu."

"Ahh...kamu bisa saja. Sayang, lusa kan kita sudah menikah. Besok apa kamu yakin akan pergi ke luar kota sebentar?"

"Iya, sayang. Aku harus menyelesaikan masalah kantor. Dengan begitu aku bisa ambil cuti cukup lama mulai lusa sampai kita honeymoon nanti." jelas Adzam.

"Oke, baiklah. Ngomong-ngomong kita honeymoon kemana, sayang?" tanya Anita penasaran.

"Ada deh, rahasia. Malam pertama di hari pernikahan kita, aku akan kasih tau kamu tempat honeymoon kita."

"Oke, baiklah."

Tidak lama pesanan mereka pun telah sampai. Mereka pun lanjut menikmati makanan. Kemudian selesai makan dari restoran, mereka pun pulang.

...🌼🌼🌼🌼...

Setelah mengantar Anita ke rumahnya, Adzam kini sudah sampai di kediamannya yang megah. Ia memasuki rumah dengan mengucapkan salam. Hendak menaiki tangga langkahnya terhenti ketika sang ibu memanggilnya. Adzam pun berbalik badan menghampiri sang ibu yang sedang duduk bersama sang ayah di ruang tengah.

Ibunda Adzam bernama Hana Pramono sedangkan ayahanda Adzam bernama Syarif Dermawan Prakoso. Ibu dan ayah sama memiliki sebuah bisnis. Ibu Adzam dulunya berasal dari keluarga yang berada begitu juga ayah Adzam. Bu Hana dahulu membuka usaha salon yang sekarang diambil alih oleh adiknya.

Sedangkan Bapak Syarif seorang mantan CEO di perusahaan Dermawan Group yang kini sudah diambil alih juga oleh Adzam. Dermawan Group berkembang sehingga bisa berdiri karena campur tangan sahabat Syarif sendiri. Sebelumnya Dermawan Group hampir saja bangkrut.

Atas kebaikan sahabatnya yang berada dari Malaysia. Bersedia menanamkan saham yang begitu besar sehingga Dermawan Group bisa bangkit kembali. Hingga sekarang bisa diwariskan atau diambil alih oleh Adzam. Pada acara hari pernikahan Adzam, Syarif sebelumnya mengundang sahabatnya untuk hadir.

Atas undangan Syarif, sang sahabat pun menerimanya dan bersedia untuk hadir satu sebelum hari pernikahan. Sahabat Syarif yang dimaksud adalah Dato' Mohd Haziq Utsman. Pengusaha besar di bidang properti di Malaysia. Dengan istrinya yang bernama Datin Noor Khalisa.

"Assalamualaikum." ucap Adzam masuk.

"Wa'alaikumussalam." sahut Hana.

"Adzam, baru pulang." tanya Hana lagi.

"Iya, Ma."

"Anita mana?"

"Sudah pulang, tadi aku antar setelah membeli perlengkapan pernikahan di Mall."

"Oh begitu."

"Hm...Adzam. Bisa sini sebentar."

Aiman pun menghampiri Hana dan duduk dekat Syarif.

"Ya, ada Ma."

"Mama mau tanya sama kamu. Apa kamu benar akan berangkat besok ke luar kota? Hari pernikahan kamu lusa loh?"

"Benar, Ma. Soalnya ini tender yang menarik dan tinggi. Sangat jarang perusahaan kita mendapat klien seperti itu. Tapi Mama dan Papa tenang saja, selesai pertemuan Adzam langsung pulang."

"Tapi kamu harus hati-hati jangan ngebut di jalan."

"Iya, Ma. Aku mau ke atas dulu, Ma...Pa."

"Iya." sahut Hana dan Syarif serentak.

Adzam langsung menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri. Syarif dan Hana melanjutkan bersantai sambil menonton televisi bersama. Mengenai keberangkatan Adzam ke luar kota memang sudah bulat. Adzam harus mengejar tender yang begitu menguntungkan bagi perusahaan. Selesai pertemuan ia akan pulang secepatnya dan diperkirakan akan tiba pada malam hari.

...Bersambung .......

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya readers 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!