"Oke. Thanks." Gavin menoleh ke arah keluarga istrinya. "Steven sudah dekat sini bersama dengan anak buahku. Sekarang bagaimana dengan strateginya?"
Arsyanendra dan Richard saling berpandangan lalu tersenyum. "Kita tunggu anak buahmu datang dan adakan rapat mendadak."
***
Di Sebuah Gudang Area London Bridge menjelang tengah malam
Elfesya melihat sekelilingnya dan mencoba menghapal denah bangunan itu. Oke, tangga darurat di sebelah kanan aku, jendela bisa aku berikan kode. Elfesya merasa tali yang mengikatnya cukup kuat hingga pergelangan tangannya terasa perih saat dia berusaha melepaskannya.
Daddy ... Mommy ... Risyan ... Elfesya menghela nafas panjang. Scott... Ya Allah, nasib aku kok nelangsa begini...
"Sya..."
Elfesya melongo. "Mas Arsya?" bidiknya.
"Jangan bicara, hanya melakukan gelengan dan anggukkan. Oke, Sya?"
Elfesya mengangguk. Dalam hatinya, gadis itu bersyukur kakak sepupunya paling besar tahu dirinya dalam bahaya dan anting-anting berliannya yang berisi GPS dan earpiece desain dari Bayu O'Grady, sangat membantu sekarang.
"Kamu baik-baik saja?"
Elfesya mengangguk.
"Dia tidak menyentuh kamu?"
Elfesya menggelengkan kepalanya pelan karena tahu ada penjaga disana. Saat penjaga itu melihat dirinya menggelengkan kepalanya, Elfesya bersikap seolah sedang melakukan gerakan leher.
"Ada penjaga ?"
Elfesya mengangguk.
"Berapa orang ? Lima?" Elfesya menggelengkan kepalanya. "Sepuluh ?" Elfesya mengangguk.
Gadis itu melihat Ransh keluar dari ruangan di gudang dan sepertinya baru bangun tidur. Seorang pengawal datang dan membisikkan sesuatu pada Ransh yang membuat pria itu tersenyum.
"Sepertinya nyawa kamu lebih berharga karena Agen Andre Raines sudah ada di depan pintu gerbang."
Elfesya hanya menatap dingin ke arah Ransh.
***
"Andre sudah di posisi ?" tanya Arsyanendra dari balik gedung yang berseberangan dengan gedung tempat Elfesya ditahan.
Semua orang tadi berangkat menggunakan kapal dari port pelabuhan yang sibuk hingga para orang-orang yang menjaga gudang itu tidak tahu kalau kapal yang berhenti di gedung seberang mereka, membawa semua anggota keluarga Elfesya.
"Sudah. Asher dan Ashley sudah berada di tempat yang cocok untuk menembak. Ancaman Raja Henry manjur ..." kekeh Avaro.
Anak buah Gavin menyamar menjadi pegawai pelabuhan dengan baju kotor begitu juga dengan Alano dan Vicenzo. Rylee tetap di mansion McCloud bersama dengan Jayde dan Charles McGregor.
Mereka berjalan seolah olah bekerja seperti biasanya sampai Andre Raines datang bersama dengan Alex Darling serta dua mobil Van berisikan peti-peti senjata.
"Show time ..." ucap Arsyanendra sambil melihat dari teropong canggihnya.
***
Elfesya menoleh ke arah jendela dan melihat sekelebat sinar di gedung sebelah. Entah mengapa dia merasa yakin kalau disana semua kakaknya datang untuk menyelamatkan dirinya.
"Dia sudah datang ?" tanya Ransh sambil tertawa sinis. "Sangat on time dan. Kurang dari satu jam dari waktu yang aku berikan."
"Kita ke bawah Boss?"
Ransh mengangguk lalu menghampiri Elfesya dan memegang dagunya. "Kamu akan lihat kematian Agen Andre Raines dan kakakmu, Alex Darling. Aku yakin kakakmu yang dokter itu akan menangis menjadi janda...."
Elfesya meludah wajah Ransh dan pria itu lalu memukul wajah cantiknya hingga bibirnya berdarah. Jangan ditanya bagaimana perasaan Arsyanendra dan Avaro yang melihat kejadian itu melalui binoculars. Tangan dua pangeran Belgia itu mengepal kuat dan rasanya ingin langsung menembak kepala Ransh tapi mereka sudah berjanji karena hanya Eagle yang berhak menghajar pria itu.
"Beraninya kamu meludahi wajahku !" bentak Ransh sambil mengelap wajahnya dengan saputangan.
"Mencincang mu dan memasakmu pun aku berani !" desis Elfesya dengan wajah penuh kebencian.
Semua saudara Elfesya yang mendengar ucapan gadis itu hanya tersenyum smirk. Anak pintar !
"Kita lihat, siapa yang akan dicincang. Aku atau kamu, cantik..." Ransh mencium pipi Elfesya yang mencoba mengelak.
Ransh pun tertawa melihat wajah jijik Elfesya dan pergi meninggalkan gadis itu.
"Akan aku cincang dia, buat makan piranha hitam Opa Luca !" desis Elfesya geram.
"Hukum picis dulu !" ucap Arsyanendra. "Sya, beritahukan dengan bahasa Indonesia. Dimana letak para penjaga kamu ?"
"Dua di depanku, dua di belakangku dua di sisi jendela kiriku dan dua di sisi kanan jendela. Aku berada di tengah - tengah ruangan. Dua pengawal lainnya mengikuti Ransh."
"Thermal menunjukkan posisi mereka mas Arsya..." ucap Asher.
"Kita tunggu Ransh turun dan baru kalian habisi semua penjaga Fesya."
Mereka melihat Ransh bersama dua pengawalnya dan diikuti sekitar sepuluh orang menuju tengah-tengah halaman. Ransh yang berperawakan sedang itu tampak tertutup oleh para pengawalnya yang memiliki tubuh tinggi besar dibandingkan dirinya.
"Dia memakai human shield, pagar manusia jadi sulit untuk ditembak karena pasti ada yang bersedia menggantikan posisi penerima peluru..." gumam Avaro.
"Ashley ... Asher ... shoot !" perintah Arsyanendra.
Ashley dan Asher menembak para penjaga yang berada di lantai tempat Elfesya ditahan dengan peluru tembus tembok milik Jang Corp.
Rylee dan Jayde menahan nafas saat melihat satu persatu penjaga itu roboh.
"Are you okay Fesya ?" tanya Charles McGregor.
"I'm fine Oom..."
"Anaknya Alessandro dan Sakura itu memang ya ..." kekeh Jayde.
***
Elfesya melihat sekelilingnya dimana para penjaganya sudah tergeletak tidak bernyawa. Gila ! Semua headshot ! Benar-benar khas duo Moretti.
"Kamu bisa bangun dari kursi?" tanya Arsyanendra.
Elfesya pun bangun dengan kondisi tangan masih terikat di belakang. "Sebentar mas. Aku buat tanganku di depan." Gadis itu pun berjalan ke para penjaga itu dan mengambil sebuah pisau dari pinggang lalu mencoba memotong cable ties nya dari belakang. Sedikit kesulitan tapi akhirnya dia bisa melepaskan talinya.
"Hah ! Tanganku kebas !" desis gadis itu.
"Ambil semua senjatanya, Sya ..." ucap Avaro.
Elfesya mengalungkan dua AR-15,empat Glock dengan dua di belakang punggungnya serta dua di tangannya. Tidak lupa gadis itu menyelipkan dua pisau army di balik bootnya.
"Oke. Pandu aku !" bisik Elfesya.
Arsyanendra dan Avaro tertawa kecil. "Kamu macam Rambowati..."
Elfesya mendelik dari jendela di depannya karena tahu dua kakaknya di seberang.
"Apaan Rambowati ?" desis Elfesya kesal sementara terdengar suara tawa keras dari Rylee.
"Sya, FYI... Scott masih hidup ..." ucap Ashley.
Gadis itu memejamkan matanya dan tanpa sadar air matanya mengalir. "Alhamdulillah..."
"Tapi dibuat meninggal sama mbak Lena ..." timpal Asher.
Elfesya melongo. HAAAAHHH?
***
Agen Andre Raines berdiri bersama dengan Alex Darling, sementara agen Kevin dan dua anggota Scotland Yard mengeluarkan semua peti-peti senjata dari dalam mobil Van.
"Agen Andre Raines... Agen paling menyebalkan kedua setelah Agen Scott Peterson... Aku tidak akan lupa dengan apa yang kalian lakukan di Russia dan Ukraina... Hingga Budapest..." senyum Ransh.
"Aku sudah disini. Lepaskan Elfesya !" ucap agen FBI berkulit hitam itu.
"Sayang, aku berubah pikiran... Dia chef yang cantik ..."
Rahang Andre Raines dan Alex Darling mengeras.
Aku akan buang kamu ke Empang ! batin keduanya.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
putra jaya
piranha Hitam babag luke auto pesta haha
2025-03-25
1
Ninik Rochaini
horeee...empang bang Luke bancaan nih...
2024-10-01
1
Ermi Sardjito
gavin itu istrinya siapa ya dan dari kluarga siapa? aku kok lupa atau aku kelewat blum baca
2024-07-02
1