My Beautiful Chef
London, Inggris
Elfesya sedang membereskan semua peralatan makan dan masak yang sudah dicuci bersih oleh para tukang cucinya. Gadis berusia 20 tahun itu tampak serius menghitung semuanya karena bukan tidak mungkin ada yang hilang atau tersilap. Elfesya tidak mau harus mengeluarkan biaya lagi meskipun ada dana untuk hal-hal seperti itu.
"Miss McCloud, sudah selesai semuanya..." lapor Dawson, akuntannya yang bertugas untuk memasukkan pembukuan pendapatan restauran milik keluarga Reeves dan McCloud.
Elfesya berbalik. "Bagaimana pendapatan malam ini, D?"
"Excellent."
Elfesya mengangguk. "Good."
"Miss, masih tetap menghitung random?" senyum Dawson yang hapal dengan kebiasaan putri Eagle dan Elane McCloud itu.
"Masih. Padahal tahu anak-anak tidak ada yang klepto tapi aku sudah terbiasa sih jadi always counting..." senyum Elfesya.
"Besok kita libur kan Miss?"
Elfesya mengangguk. "Kita libur sehari D... Aku juga lelah ... Ingin istirahat setelah ujian kemarin ..."
"Lumayan libur sehari ..." senyum Dawson.
"Recharge baterei dulu, D. We need that ( kita perlu itu )."
***
Dawson pulang terlebih dahulu karena dia sudah ditunggu oleh istrinya sementara Elfesya masih berada di restauran warisan Opa buyutnya, Aidan Blair. Gadis berambut coklat tua itu melihat jam Patek Philippe nya yang menunjukkan pukul setengah satu malam. Elfesya pun bersiap untuk pulang sebelum ibunya ngeroweng, cemas memikirkan putri sulungnya sementara yang dikhawatirkan, membawa Glock dan baton di dalam tasnya.
Elfesya mematikan lampu tempat kasir dan melihat foto Aidan disana. Gadis itu memang tidak pernah bertemu dengan opa buyutnya tapi dia mengakui kalau Aidan adalah pria yang tampan.
"Tapi Opa kalah ganteng sama Opa Elang dan Opa Rama..." kekeh Elfesya ke foto Aidan. "Tapi Daddy juga ganteng. Tahu nggak Opa, buyutnya Opa, Shaera, jadi model. Nefa katanya mau jadi pengacara, Nandara mau jadi pembalap MotoGP, Edward mau jadi CEO MB Enterprise menggantikan Oom Damian, kalau Elle... Batal jadi princess Inggris karena mas Richard milih mbak Alisha..."
Entah kenapa Elfesya suka mengobrol sebelum pulang ke foto Aidan. Bagi Elfesya, Aidan adalah panutannya sebagai chef selain ayahnya dan Opanya sendiri.
"Fesya pulang dulu Opa Ai... Assalamualaikum..." pamit Elfesya sambil menyampirkan tas pradanya. Gadis itu melihat sekali lagi restauran miliknya dan menyalakan lampu kecil dekat kamar mandi sembari memeriksa cctv-nya. Elfesya berjalan menuju dapur dan saat hendak mematikan lampunya, tiba-tiba pintu belakang terbuka dengan agak kencang.
Elfesya reflek mengambil pisau dapur yang ada di meja namun mata coklatnya terbelalak saat tahu siapa yang main masuk ke dalam dapurnya.
"Scott?"
***
Elfesya segera menutup pintu dapur nya dan menguncinya lalu dia memapah pria bernama Scott itu ke dekat kulkas. Elfesya bisa melihat Scott terkena luka tembak di bahunya dan segera mengambil kompres es batu untuk menghentikan pendarahan.
"Apa yang terjadi Scott? Bagaimana bisa tertembak?" tanya Elfesya panik. Untung besok libur jadi aku bisa membersihkan dapur.
"Bisakah lampunya... Kamu matikan.. Fe.." pinta Scott. Elfesya lalu mematikan lampu dapur dan hanya ada lampu kecil yang memang otomatis menyala jika lampu utama mati.
Elfesya melihat Scott meletakkan Glocknya dan memegang kompresnya. Gadis itu cukup paham jika Scott sedang menangani kasus dan segera Elfesya mengambil Glock dari dalam tas nya lalu berdiri di dekat pintu dapur, bersiap-siap jika penjahat yang mengejar Scott meringsek masuk.
Scott melihat gadis yang baru berusia 20 tahun itu tampak tidak ada rasa takut, menggenggam Glock di tangan, membuatnya kagum. Benar-benar gadis McCloud.
Terdengar suara-suara mencari Scott di luar bangunan restauran membuat Elfesya menoleh ke arah pria itu dengan tatapan bertanya. Scott memberikan kode untuk diam dan mereka menunggu sampai mereka pergi. Elfesya mengintip dari balik jendela dapur yang sudah tertutup gorden dan melihat ada sekitar lima orang disana.
Gadis itu mencari akal agar mereka pergi dan tidak mendekati restaurannya. Elfesya lalu mengambil ponselnya dan menelpon polisi di nomor 999.
"Yeah, hi. Aku pegawai asuransi AIG gedung depan restauran RR's Meal daerah Soho dan sedang lembur ... Aku melihat ada kelompok orang mencurigakan berada di depan restauran dan bank aku... Yeah ... Aku tidak tahu apakah mereka mabuk atau tidak ... Oke... Tolong polisi kemari... Thank you.." Elfesya mematikan panggilannya yang tidak terlacak itu.
Scott mendelik ke arah Elfesya dan gadis itu hanya tersenyum memenangkan. Tak lama suara mobil dengan lampu kelap-kelip merah biru putih datang berpatroli membuat kelompok orang itu bubar dan meninggalkan mereka.
Polisi Scotland Yard memeriksa gedung asuransi AIG dan gedung restauran RR's Meal. Mereka melihat kondisi aman, lalu pergi meninggalkan lokasi.
Elfesya menghembuskan nafas lega lalu menghampiri Scott. "Bagaimana kamu bisa tertembak? Apa yang kamu lakukan di London ?" cecar Elfesya.
"Ada kasus baru dan sasarannya London. Aku berpencar dengan Andre dan Jammie. Aku fokus di London dan saat aku sedang mengintai, salah satu dari mereka menembak aku dan aku berlari mencari tempat bersembunyi ... Aku lihat RR's Meal dan langsung kesana ... Tapi aku tidak menyangka kamu ada disini." Scott mengernyitkan dahinya saat bergerak. "Damn it !"
"Ayo, kita segera pergi dari sini..." ajak Elfesya.
"Tapi Fe... Jika ke rumah sakit ... Polisi akan datang..."
Elfesya membantu Scott berdiri. "Siapa yang mau bawa kamu ke rumah sakit?" jawabnya sambil menyampirkan tangan Scott ke bahunya.
***
Galena melongo saat adiknya datang di jam mbak Kunti berkeliaran sambil membawa Scott Peterson! Alex Darling, suami Galena, juga tidak kalah terkejutnya melihat Elfesya membawa agen FBI itu.
"What happened?" seru Galena bingung. Dokter bedah bermata biru tersebut memang butuh waktu untuk punya anak akibat adanya kista di rahimnya.
"Panjang ceritanya... Tolong Scott dulu mbak..." pinta Elfesya yang bersyukur kakaknya tinggal di rumah bukan apartemen.
Alex membantu Scott untuk masuk ke dalam rumah.
"Darling, bawa ke ruang periksa aku ..." pinta Galena yang memang membuka praktek di rumah. Rumah Galena dan Alex Darling yang berada di daerah Chelsea, memang lumayan besar dan ada kamar depan yang dipakai Dokter itu untuk praktek mandiri.
"Sudah berapa lama kamu di London?" tanya Alex yang juga seorang detektif senior di Scotland Yard.
"Sebulan..." jawab Scott yang tiduran di atas tempat tidur pasien.
"Kamu kompres pakai es, Sya?" tanya Galena sambil mencuci tangan karena dia akan melakukan operasi kecil.
"Iya. Lalu aku ikat pakai syal aku..." jawab Elfesya.
"Oke tidak apa-apa. Sekarang, kita mulai operasi untuk mengambil peluru di bahu kamu ya Scott .." ucap Galena.
***
Yuhuuuu akhirnya setelah hampir setahun di promosikan, nongol juga.
Ceritanya nanti akan banyak action ya dan Fesya jauh lebih bar-bar dari Galena.
semoga tidak bosan.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
mampir sini aku kak☺️
2024-05-04
1
Sustika Ekawati
aku mampir kak hanna....niatnya mau nabung bab..eeehhh malah panadaran bin pinisirin...akhirnya baca deh...emang karyanya kak hanna tu the best susah buat g baca😘😘😘😍😍😍
2024-03-23
1
diyah
tidak tahan lagi utk membacanya🤭🤭
2024-02-05
1