Scott semakin mengeratkan pelukannya sambil terus berciuman dengan Elfesya. Keduanya seolah tidak memperdulikan sekitarnya sampai suara ponsel Elfesya berbunyi. Scott dan Elfesya pun melepaskan pagu*tan mereka. Mata hazel Scott bertatapan dengan mata coklat belok Elfesya yang sedang mengambil ponselnya.
"Ehem... Halo?" ucap Elfesya.
"Miss McCloud, ada superintendent Alex Darling. Sudah saya antar ke ruang kerja anda, miss" jawab Dawson dari seberang.
"Baik ... Thanks D ..." Elfesya mematikan panggilan Dawson dan sambil masih menatap Scott, gadis itu mencium sekilas bibir agen FBI yang masih terdiam. "You're a good kisser, Mr FBI."
Elfesya pun berbalik. "Ayo pulang ... Mas Alex di kantorku ..."
Scott menggelengkan kepalanya. Damn it ! Fesya is so seksih ! Aku ingin mencium bibirnya lagi. Scott pun berjalan mengikuti Elfesya dari belakang dan otaknya mulai agak kacau akibat berciuman dengan chef cantik itu.
***
Alex Darling menatap bingung ke Elfesya yang datang dengan wajah aneh, seperti ada yang tidak beres dan patut diselidiki.
"Kamu kenapa Sya?" tanya Alex Darling.
"Tidak apa-apa..." jawab Elfesya mengambang dan Alex Darling semakin menyipitkan matanya ke adik iparnya.
"Fesyaaa..."
"Tidak ada apa-apa, mas. So ada apa mas Alex kemari ?" tanya Elfesya sambil duduk di kursi kerjanya.
"Shanon Kulnis menemukan informasi..." Alex Darling menoleh saat mendengar Scott mengetuk pintu ruang kerja Elfesya.
"Masuk Peterson. Tolong tutup pintunya" pinta Alex Darling.
Scott pun menutup pintu ruang kerja Elfesya dan duduk di sebelah Alex.
"Ada berita apa Lex?" tanya Scott.
"Shanon sudah mendapatkan nama-nama orang yang berseteru dengan mu."
Scott mengeluarkan sebuah kertas dari saku celananya dan memberikan pada Alex Darling. "Apakah ini mereka semua?"
Alex Darling membuka kertas itu dan tersenyum. "Kamu sudah mengerjakan pe-er mu ya .. "
"Cukup sulit mendapatkan nama-nama mereka karena mengganti wajah dengan berbagai macam model. Tapi apa sama dengan penemuan detektif Kulnis ?" tanya Scott ke Alex.
"Sama Lex. Kita akan segera mencari bukti-bukti senjata yang sudah mereka selundupkan ke London."
Elfesya menatap kakak iparnya. "Senjatanya sudah masuk ke London?"
"Sudah Sya, Shanon berhasil mendapatkan informasi bahwa senjata itu ada di pelabuhan Southampton dan akan dibawa ke London tapi kapannya masih diselidiki..." jawab Alex Darling.
"Detektif Kulnis sangat hebat pekerjaannya.." puji Scott Peterson.
"Boleh dibilang dia dari IT dan bisa berbahasa Arab jadi bisa mendapatkan informasi lebih akurat."
"Bagaimana detektif Kulnis bisa berbahasa Arab, mas?" tanya Elfesya.
"Dia pernah menyamar di kasus human trafficking bersama istrinya yang detektif Special Victim Unit. Galena kompak dengan dua orang itu apalagi kalau ada kasus-kasus kekerasan pada wanita dan anak-anak. Anyway, Shanon mempelajari bahasa Arab dan Hindi Tamil karena pelaku utamanya adalah orang timur tengah dan India Tamil. Jadi tidak heran dia bisa menjadi bunglon..." jawab Alex Darling.
"Bagaimana jika ... "
"No, Fesya !" pendelik Alex Darling yang tahu adik iparnya sama saja dengan istrinya, selalu kepo bahkan terkadang Elfesya lebih nekad dari Galena.
"Tapi aku kan hapal Soho ..." eyel Elfesya.
"No, Fesya. Aku tidak mau terjadi apa-apa sama kamu ! Tahu sendiri Opamu itu sangat mengerikan..." ucap Alex Darling mengingat Rama McCloud bisa membunuh tanpa berkedip. ( Baca My Darling )
"Tidak akan terjadi apapun, mas Alex. Kan ada Scott disini ..." Elfesya menatap Scott yang tiba - tiba tersipu saat mata coklat itu ke arahnya.
Alex melihat ke keduanya dan tampak tertarik. "Apakah ada sesuatu diantara kalian berdua?"
Elfesya dan Scott kompak menggelengkan kepalanya.
"Nothing ..." jawab keduanya juga kompak namun Alex Darling adalah seorang detektif pengalaman dan merasa bahwa ada sesuatu diantara adik ipar dengan teman law enforcement nya.
"Oke then... Jangan macam-macam ya Sya. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa..." ancam Alex.
***
Malam Harinya
Scott mengawasi dari jendela ruang kerja Elfesya sementara gadis itu melihat dari layar iMac nya kegiatan orang-orang dekat mesjid itu. Semua orang sudah pulang kecuali dua orang di ruang kerja Elfesya.
"Mereka datang dengan mobil Van, Scott..." ucap Elfesya.
"Apakah mereka akan membawa senjata?" tanya Scott dengan teropong malam canggih milik Elfesya yang diambil dari vault keluarga McCloud di rumah gadis itu.
"Nope ... Apakah terlihat dari zoom CCTV kamu?" tanya Scott.
"Mereka mengambil sesuatu dari dalam van ... Bukan senjata Scott..."
Scott menzoom teropongnya. "Kotak buah?"
"Aku yakin di dalamnya ada senjata. Karena kalau aku sendiri membawa senjata supaya tidak dicurigai, akan aku preteli dan aku pasang di tempat."
Scott berjalan ke arah Elfesya. "Memang kamu bisa membongkar dan memasangnya kembali, Fesya?"
Elfesya mengambil Glocknya dan menatap Scott. "Pasang stopwatch kamu. Cek berapa lama aku bisa melepaskan Glock ini."
Scott pun bersiap dengan stopwatch nya. "Mulai !"
Elfesya dengan cekatan melepaskan semua bagian dari pistol Glock itu dengan hanya bantuan satu obeng. Scott melongo karena gadis itu sama dengan para agen FBI yang bisa dengan cekatannya melepaskan bagian per bagian senjata klasik itu.
"Berapa ?" tanya Elfesya.
"Tujuh menit tiga puluh detik" jawab Scott.
Elfesya tersenyum smirk. "Sekarang hitung berapa lama aku susun kembali hingga bisa digunakan."
"Siap? Mulai !"
Elfesya menyusun ulang semua bagian dari Glock itu dengan cekatan dan persisi. Hingga akhirnya bisa dikongkang dan ditembakan tanpa peluru.
"Berapa ?"
Scott menggelengkan kepalanya. "Delapan menit."
"Yes ! Lebih cepat dari Anala !" seru Elfesya.
"Siapa Anala?" tanya Scott bingung.
"Sepupu aku yang di Jakarta ..."
Scott hanya ber 'oh' ria. "Kalau kamu sendiri bisa melakukan seperti ini, mereka pun pasti bisa kan?"
"Bukankah semua agen FBI diajari juga seperti ini?" balas Elfesya sambil menatap Scott.
"Kami iya... Tapi kamu? Sungguh mengejutkan..."
"Kamu tahu sendiri kan keluarga kami seperti apa ..." Elfesya terdiam. "Scott..."
"Ada apa?" Scott bergegas menuju sisi Elfesya.
"Shanon Kulnis berada disana..."
"Damn it ! Dia sendirian !" Scott segera menyiapkan senjatanya begitu juga Elfesya yang segera memasang magazine di Glocknya dan mengambil SIG Sauer dari brangkas.
"Kamu butuh tambahan?" tawar Elfesya.
"Ada apa saja?"
"Ada Glock, SIG, PPK ..."
"PPK !"
Elfesya memberikan pistol kecil itu ke Scott berserta peluru tambahan. Gadis itu mengambil magazine yang ada disana. Setelah dirasa cukup, mereka pun keluar dari RR'S Meal guna membantu Shanon Kulnis.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
menegangkan dn mendebarkan..
2024-05-04
1
Sri Astuti
seruuuu
2024-04-30
1
ellyana imutz
mulai tegang ni wes hayo baku hantam .adu tembak siapa yg menang..shanon tenang aj bantuan segera tiba
2024-02-17
1