Penyamaran Shanon Kulnis

Scott dan Elfesya berlari menuju dua blok tempat Shanon Kulnis sedang mengintai. Keduanya takut jika terjadi sesuatu dengan penyidik Scotland Yard kepercayaan Alex Darling. Tangan mereka disembunyikan dalam jaket dengan Glock di dalamnya.

"Scott ..." bisik Elfesya di earpiece pria yang ada di depannya.

"Be careful, Fesya..."

Keduanya pun berada di gang antara dua gedung dan kondisiny sangat gelap hingga tidak terlihat. Tapi dari situ mereka bisa melihat situasi di dekat mesjid sementara Shanon tampak seolah-olah sedang menyapu sebagai tim kebersihan kota.

"Kita menjaga Shanon dari sini. Kita tidak terlihat..." ucap Scott sambil menggenggam Glocknya, begitu juga Elfesya.

Keduanya mengamati Shanon yang masih santai menyapu dan memang di Inggris ada jadwal tukang bersih-bersih kota dari tengah malam karena jalanan sudah sepi.

Wanita berambut Cepol itu masih dengan mengenakan iPod membersihkan halaman gedung-gedung yang ada termasuk mesjid. Scott dan Elfesya menahan nafas saat dua orang pria keluar dari pintu samping mesjid yang kemudian menghampiri Shanon.

Kedua orang yang berada di gang itu mencengkram Glock masing-masing, bersiap-siap jika terjadi sesuatu pada Shanon.

***

"Hei !" panggil salah seorang yang datang ke Shanon.

Shanon berlagak tidak mendengar dan terus membersihkan daun, sampah, apapun yang berada di trotoar. Hingga pria itu menyentuh lengannya membuat Shanon seolah terkejut.

"Yes? Something's wrong Sir ( ada yang salah tuan )?" tanya Shanon sambil melepaskan iPod nya yang memutar musik hip hop cukup keras hingga pria itu bisa mendengarnya.

"Oh... Kamu ngapain?"

"Saya membersihkan semua ini Sir. Sudah menjadi tugas saya..." jawab Shanon Kulnis dengan wajah dibuat bodoh dan polos.

"Eadatan ma yakun hunak aydan taqim tanzifi. Nahn faqat la nantabih ( biasanya juga ada petugas kebersihan. Kita saja yang tidak memperhatikan )" ucap pria kedua dengan bahasa Arab.

"Hal 'ant muta'akid min 'anah lays jasusa (apa kamu yakin dia bukan mata-mata )?" balas pria yang pertama.

"Wajhuh ghabiu jidaa ( wajahnya bodoh begitu )!" gelak pria kedua.

"Hadha sahih ( benar juga )..." Pria itu lalu menatap ke Shanon. "Dimana mobil kamu ?"

"Mobil sampah Sir? Itu ..." jawab Shanon sambil menunjuk ke arah kanan.

Kedua pria itu melihat di sisi kanan jalan yang sepi itu dan melihat ada sebuah mobil sampah di sana. Pria pertama memandang wajah Shanon yang bodoh dan hanya mengangguk.

"Lanjutkan tugas kamu !" Keduanya berbalik.

"Selamat beristirahat Sir." Shanon memasang ipod nya lagi dan mulai menyapu. Memangnya aku tidak paham kamu ngomong apa ?

***

Shanon masih membersihkan trotoar hingga mendekati mobilnya dan bergegas masuk ke dalam. Wanita itu menghubungi Rebecca, istrinya, yang ada di apartemen.

"Sayang, kamu dapat gambarnya?" tanya Shanon.

"Dapat. Ini sangat jelas Shanon. Masih kurang audio ... " jawab Rebecca yang juga seorang detektif Scotland Yard.

"Audio nanti Alex yang akan pasang saat sholat Jumat besok." Shanon melihat dua orang datang menghampiri dirinya dan tersenyum saat tahu siapa yang datang.

"Siapa Shan?" tanya Rebecca.

"Fesya McCloud dan Scott Peterson."

***

Shanon Kulnis mengemudikan mobil sampahnya dan berjalan menuju RR's Meal bersama Scott dan Elfesya di dalamnya.

"Bagaimana kalian tahu aku ada di sekitar sana?" tanya Shanon.

"Dari CCTV yang dipasang Scott luar tembok kantorku..." jawab Elfesya.

"Ya ampun Fesya, itu dua blok ! Bagaimana bisa?" Shanon menoleh ke gadis belia di sebelahnya.

"Kami memakai CCTV terbaru dari Jang Corp. Itu bisa zoom 100x dan lebih canggih daripada kamera sekarang..." jawab Elfesya.

"Kamu menyamar menjadi tukang sapu?" goda Scott sambil tersenyum.

"Macam-macam Peterson. Kadang tukang sapu, kadang jaga kedai kopi. Aku kan berlagak sebagai wanita bodoh yang terdampar di London dan mencari pekerjaan apapun demi bisa tetap hidup..." Shanon lalu menatap Elfesya dan Scott bergantian. "Kalian belum pulang dari restoran?"

"Mau pulang tapi lihat kamu macam maling jadi kami urungkan niat pulang buat batu kamu..." sahut Scott yang duduk di belakang. "Jeeezzz Kulnis. Benar-benar mobil sampah ya ini ! Baunya ampun !"

"Harus sesuai scriptnya dong Peterson ... Menghayati peran ..." cengir Shanon Kulnis dari spion.

***

Keduanya tiba di RR's Meal dan memutuskan untuk tidur disana karena merasa tidak kuat menyetir dengan mata setengah mengantuk.

"Aku tidak mau kita kecelakaan Fesya. Apakah ada bunk atau kasur gulung yang bisa aku pakai?" ucap Scott usai mandi di kamar mandi bawah akibat tidak tahan bau sampah di badannya.

"Ayo naik ke atas ... " ajak Elfesya yang juga sudah mandi di ruang kerjanya. Keduanya sudah berniat untuk totalitas dalam mengawasi keamanan Soho.

Scott mengikuti Elfesya ke lantai tiga yang jarang didatangi banyak orang karena memang khusus ruangan milik keluarga. Pria itu terkejut melihat ruangan yang berada diatas loteng.

Sebuah kamar tidur dengan dua tempat tidur single.

"Whoah ..." ucap Scott.

"Kita bisa tidur disini Scott. Tidak banyak yang tahu ini adalah kamar tidur tapi Opa Buyutku, Aidan Blair membuatnya kalau dia malas pulang usai restauran tutup. Daddy juga tetap mempertahankan ruangan ini. Tenang, selalu dibersihkan kok ..." senyum Elfesya.

"Apakah kedua orang tua mu tidak marah kalau kamu tidak pulang?" tanya Scott sambil meletakkan Glocknya diatas meja.

"Mereka tahu kok aku tidak pulang. Aku bilang aku tidur di restauran dan tahu aku pasti di kamar ini..." Elfesya melepaskan jaketnya dan tampak gadis itu memakai kaos rumah dan celana training. "Yuk kita istirahat..."

Elfesya pun naik ke salah satu tempat tidur dan disusul oleh Scott yang membuka kaosnya.

"Sorry, Fesya, aku terbiasa tidur tanpa baju..." ucap Scott sambil masuk dalam selimut.

"It's okay ..." jawab Elfesya dengan wajah memerah dan menyembunyikan wajahnya di balik bantal karena melihat tubuh Scott yang kekar serta ada beberapa bekas luka disana termasuk luka yang kemarin.

"Fesya..."

"Ya Scott?"

"Kenapa kamu tidak marah saat aku menciummu?"

Elfesya menoleh ke arah Scott yang berada di tempat tidur sebelah.

"Karena ... Aku suka cara kamu menciumku..." jawab Elfesya apa adanya.

"Memangnya kamu pernah dicium sebelumnya?"

Elfesya menggelengkan kepalanya. "Belum pernah. Mungkin itu yang dinamakan insting ya?"

Scott pun bangun dan menghampiri Elfesya lalu duduk di pinggir tempat tidur gadis itu. "Bagaimana kalau begini..."

Scott mencium bibir Elfesya lembut namun semakin dalam dan keduanya pun berciuman panas hingga agen FBI itu sedikit menindih tubuh Elfesya. Gadis itu pun merangkul leher Scott yang semakin dalam mencium bibir Elfesya dan bergerak di rahang hingga ceruk leher Elfesya.

Suara de*sahan Elfesya terdengar lolos dari bibirnya dan keduanya hampir kebablasan jika suara alarm berbunyi membuat mereka terkejut.

"A... Apa itu?" bisik Elfesya dengan nada gemetar.

"Aku lihat dulu ..." ucap Scott yang langsung berdiri dan mengambil Glocknya yang disimpan di atas meja. Agen FBI itu pun membuka pintu loteng / atic dan mencari sumber suara.

Sementara Elfesya menenangkan diri setelah permainan bibir Scott yang panas. Ya ampun, Fesya ! Kamu kok macam cewek murahan !

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Ninik Rochaini

Ninik Rochaini

untung ada alarm bunyi...klu tdk bs bablas...

2024-09-30

1

ellyana imutz

ellyana imutz

hampir aj setan lewat ..untung ada yg ngingetin selamat2 berkat alarm tanda bahaya itu....kasus blm kelar mlh mau nambah lg duch scoott mbok d tahan sik to dr pd kena shott PPK ne pak Eagle lo

2024-02-19

1

Elsa Fanie

Elsa Fanie

fesya ati ati, aq kok degdegan y baca ny serasa nonton langsung

2024-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!