Tidak Akan Dibiarkan

Scott menatap wajah Elfesya yang memandang dirinya dengan tatapan tajam. Entah mengapa dirinya merasa tidak nyaman dengan mata coklat yang besar itu, mata yang tidak mengenal rasa takut dan tidak menerima kebohongan.

"Apakah kelima orang yang kemarin mengejar kamu orang asia selatan?" tanya Elfesya.

"Iya." Scott merasa tidak ada alasan untuk tidak mengatakan sejujurnya karena Elfesya bisa mencari tahu dengan bantuan keluarganya bahkan dengan bantuan Alex Darling sendiri.

"Apa kamu yakin mereka berada di mesjid Soho? Maksud aku sebagai markas mereka ?"

Scott mengangguk.

"Mas Alex, aku bisa taruh Scott mengintai di restauran aku tapi menunggu dia sembuh dulu" jawab Elfesya datar.

"Oke. Aku akan menempatkan Intel di Soho ... Membantu kita, Scott." Alex menatap agen FBI itu dengan wajah tidak mau dibantah.

"Siapa yang akan kamu tempatkan sebagai Intel?" tanya Scott.

Alex Darling tersenyum smirk.

***

"Scott akan membaik empat hari kemudian, Sya. Jadi dia bisa menyamar di restauran kamu Minggu depan" jawab Galena saat Elfesya menanyakan kondisi Scott Peterson.

"Sementara kamu disini dulu, Scott. Pertama, lebih aman, kedua ada aku dan Lena yang mengawasi kamu..." timpal Alex Darling.

"Mbak Fesya nanti pulang kan?" tanya Eléonore ke kakaknya.

"Kamu mau bareng dengan mbak Fesya?" balas Elfesya ke adik sepupunya yang dijawab anggukan gadis cilik rambut pirang itu. Warna rambut yang diwarisi dari Charles McGregor, sang ayah. "Oke. Nanti kita pulang bareng ya Elle."

Galena dan Elfesya merasa kasihan pada Elle karena Billy Gallagher, adik Galena, mengalami kecelakaan saat bermain ski di Austria bersama keluarga Dubai. Akibatnya, Billy kehilangan memorinya dan hanya ingat keluarga intinya, sang ayah Gabriel, ibunya Garvita dan kakaknya Galena. Billy sama sekali tidak ingat keluarga lainnya dan butuh waktu untuk mengingat.

Bagi keluarga Luna, meskipun Billy kehilangan sebagian besar memorinya, setidaknya nyawanya selamat karena menurut dokter, jika Billy tidak menghindar, dia bisa menghantam pohon dan fatal akibatnya. Billy sendiri masih mengikuti terapi untuk mengembalikan sedikit demi sedikit memorinya. Fatalnya, Billy sama sekali tidak ingat Eléonore.

Gadis cilik itu pun merasa sedih namun dia tetap berharap suatu saat Billy mengingat dirinya seperti dulu lagi. Semua kakaknya tahu bagaimana Eléonore berusaha menutupi perasaannya dan mereka semua pun berusaha memberikan semangat pada bungsu Charles McGregor dan Raine Blair itu.

"Berarti harus menunggu Scott benar-benar sehat dulu baru bisa mengintai dari restauran aku" ucap Elfesya.

"Memang mau kamu tempatkan dimana?" tanya Galena.

"Tukang cuci piring."

Scott Peterson melotot ke arah Elfesya yang hanya tersenyum smirk. Tatapan gadis itu macam take it or leave it, it's your choice ( ambil atau tinggal, kamu yang pilih ).

Scott hanya menghela nafas panjang. Aku? Chief fly team FBI, turun pangkat jadi tukang cuci piring?

Alex Darling melirik ke arah rekannya dengan tatapan mengejek. "Setidaknya bukan bagian buang sampah ..."

"Oh itu juga mas ..." kerling Elfesya membuat Scott semakin mendelik.

"What?" seru Scott tidak terima.

"Hei, bukankah bagus... Karena posisi pintu belakang restaurannya Fesya kan menghadap arah mesjid Soho jadi kamu bisa sambil mengintai, Scott" seru Alex Darling guna membuat perasaan agen FBI itu lebih nyaman.

Scott tertegun. Iya ya. Aku kan bertemu Fesya juga di pintu belakang dan berhadapan dengan mesjid itu meskipun beda satu blok dengan kantor AIG.

"Kamu benar Alex. Tidak jelek juga aku menyamar menjadi tukang cuci piring dan tukang buang sampah ..." ucap Scott.

***

Kediaman keluarga McCloud

Elane menatap judes ke putrinya yang memilih menginap di rumah Galena serta Alex karena bagi ibu dua anak itu, putrinya mengganggu program hamil keponakannya.

"Sudah nginapnya di rumah Galena ..." sindir Elane yang gemas dengan putri sulungnya sering seenaknya sendiri.

"Sudah Eomma. Kan anakmu ini sudah pulang dengan selamat tanpa kekurangan satu apapun... Eh lupa baju kotor aku masih di rumah mbak Lena..." Elfesya menepuk jidatnya.

Elane menghela nafas panjang. "Ya Allah ..."

Si bungsu Risyan yang melihat ibu dan kakaknya ribut unfaedah, segera memakai headsetnya dan mulai mengerjakan tugas sekolahnya. Dirinya sudah hapal kalau kedua wanita kesayangannya bakalan lama gegerannya.

Eagle yang baru saja pulang dari perusahaan otomotif nya, tersenyum melihat istri dan putrinya Gegeran. Baginya yang penting, semua anggota keluarganya sudah sampai di rumah. Toh Elfesya pergi ke rumah kakaknya bukan ke rumah temannya atau lebih parah menginap di rumah seorang pria yang bukan apa-apanya.

"Sudah Elane sayang. Fesya kan ke rumah Galena, bukan nglayap sembarangan... Lagipula, Fesya kan minta ijin dulu sama kita. Masih aturan lho..." bela Eagle karena putrinya masih melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan di rumah jadi tidak perlu jadi panjang urusannya.

"Tapi kan Galena sedang program hamil, mas ..."

"Ya masa ngadon terus... Harus ada jedanya dong..." senyum Eagle sambil mencium kening Elane. "Sudah yuk, makan malam dulu. Kamu masak apa hari ini?"

***

Scott Peterson mengawasi pergerakan orang-orang itu melalui CCTV kancing yang memang dibawanya. Bagi Scott, penemuan dari Jang Corp itu sangat berguna dalam urusan pengintaian meskipun di tangan keluarga klan Pratomo seringnya dipakai hal-hal unfaedah.

Pria itu menatap iPadnya yang sudah terkoneksi dengan semua CCTV yang dia pasang dan berusaha mencari tahu rencana mereka. Scott mengumpat dalam hati karena mereka berbicara dengan bahasa Persia.

Aku harus merekamnya dan mengaktifkan mesin penerjemah.

Alex Darling keluar dari ruang kerjanya usai meminta Shannon Kulnis menjadi intelnya di Soho dengan menyamar menjadi pegawai toko buku bekas disana.

"Itu mereka kah Scott?" tanya Alex saat berjalan di belakang Scott yang duduk di sofa sembari menatap iPadnya.

"Yup. Dan mereka berbicara dengan bahasa Persia atau Arab. Aku tidak paham ..." gumam Scott.

"Seriously Scott, apa kabar Galena istriku yang cucu Emir Dubai? Bukankah bahasanya itu bahasa Arab?" seru Alex Darling. "Sayang... Kamu sibuk tidak?"

Galena yang sedang membersihkan peralatan medisnya, datang menghampiri suaminya. "Ada apa Alex ?"

"Kamu bisa mengartikan omongan mereka?" tanya Alex ke Galena yang melihat iPad Scott.

"Mereka orang mana?" tanya Galena.

"Afghanistan..." jawab Scott.

Galena langsung duduk di sebelah Scott dan mengambil earphone yang dipasang ke iPad. Dokter bedah itu tampak konsentrasi mendengar percakapan mereka.

"Senjatanya akan masuk ke London sebulan lagi... Soho akan menjadi aksi pertama... London chaos... Big Ben dan Buckingham akan menjadi target utama mereka ..." Mata biru Galena menatap kedua pria di sana. "Mereka ingin membuat London porak poranda..." ucapnya dengan nada gemetar.

Alex Darling dan Scott Peterson saling berpandangan.

"Tidak akan dibiarkan !" ucap kedua law enforcement itu.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Seram

2025-03-27

1

Ninik Rochaini

Ninik Rochaini

wiiikkk...ngajak gegeran tenan...

2024-09-30

1

Elsa Fanie

Elsa Fanie

ya Allah ngeri banget untung da galena yg mengerti bahasa ny

2024-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!