Menyamar

Note.

Ada revisi sebelumnya. Galena belum hamil gaeeesss. Aku salah timeline karena Fesya dan Diana tua Fesya. Sementara di The Blairs, saat Galena hamil dan Diana ke Dubai, Fesya sudah menikah dengan Scott. Sorry.

***

Elfesya tertidur di sofa ruang tengah rumah Galena dan Alex Darling sementara kakak iparnya menunggu Scott Peterson di ruang praktek Galena. Sang dokter bedah sendiri usai mengoperasi Scott, kembali ke peraduannya untuk melanjutkan tidurnya. Dokter bedah itu mengatakan akan membayar hutang tidurnya dulu gara-gara dibangunkan pada jam Kunti.

Scott terbangun dari biusnya yang sebenarnya bukan bius total tapi entah mengapa dia tetap mengantuk. Mungkin perasaan aman bersama dengan orang-orang yang dia kenal jadi pelepasan hormon endorphins secara tidak sadar yang membuatnya tenang dan bahagia.

Scott melihat Alex Darling berada di kursi panjang yang ada di ruang praktek Galena. Wajah chief superintendent itu tampak lelah dan Scott berusaha bangun tapi dia menyadari bahwa dirinya hanya memakai selimut dan bahunya diperban. Sebuah peluru berada di mangkuk aluminium yang ada di meja sebelah brankarnya.

Scott tanpa sengaja menyenggol meja di sebelahnya dan mengumpat membuat Alex terbangun. Sedikit harus menyatukan nyawanya, Alex menatap Scott yang tersenyum kikuk.

"Sudah bangun... " gumam Alex sambil mengucek matanya yang terasa pedas.

"Sudah."

"Bagaimana keadaan kamu?"

"Lumayan... Galena dokter yang hebat.." gumam Scott.

"Memang" jawab Alex.

"You're so lucky to have her ( kamu sangat beruntung memilikinya )."

"I am. Galena itu paket komplit. Bisa bangun?" Alex membantu Scott turun.

"Bisa ..." jawab Scott pelan.

"Kamu itu ada kasus kenapa tidak menghubungi aku ?" tanya pria berusia 30 tahun itu.

"Tidak bisa, Alex. Ini benar-benar deep undercover... Aku sudah mengejar mereka sejak dari Budapest. Mereka sekarang mengincar London untuk tempat kejahatan."

"Tapi aku adalah anggota Scotland Yard London, Scott ! Ini kotaku !" hardik Alex geram.

"Apaan sih ribut ! Ngantuk ini !" gerutu Elfesya sambil memeluk bantal dan tetap memejamkan mata.

"Kita semua istirahat dulu. Aku juga ijin tidak masuk, teler !" ucap Alex sambil mengantarkan Scott tidur di kamar tamu.

***

Elfesya meletakkan kepalanya diatas meja makan dan entah mengapa usai mandi, dirinya masih merasa lelah. Apa tadi kena omel Mommy ya jadi lemas hatiku.

Elfesya memang menghubungi Elane jika dia semalam tidur di rumah Galena yang lebih dekat jaraknya dibanding ke area Kensington, tempat tinggal Eagle dan Elane. Tentu saja Elane mengomeli panjang lebar karena menganggap putrinya mengganggu kakaknya.

"Kamu kenapa ?" tanya Galena sambil mengusap rambut coklat adiknya.

"Dimarahi mommy..." keluh Elfesya. "Gara-gara nginap sini..."

"Ish, macam Tante Elane tidak tahu saja kalau kamu juga kadang nginap sini ..." gerutu Galena sambil memberikan piring berisikan makanan brunch. "Alex Darling, Scott ... Makan !"

Elfesya memejamkan matanya mendengar suara kakaknya macam di hutan lindung teriak-teriak ala Tarzan. "Ya Allah mbak, sini itu bukan istana Al Jordan. Rumah elu aja cuma satu ruang tamu istana Opa Ay dan Opa Enzo..."

"Bodo amat ! Yang penting pada segera keluar... " Galena melongo karena dua pria itu tidak ada yang keluar. "Oke, yang keluar belakangan, cuci piring !"

Elfesya tersenyum karena ingat ibunya selalu begitu ke dirinya dan Risyad adiknya. "Dasar Emak-emak !"

***

RR's Meal Soho London Siang Harinya

Elfesya masuk ke dalam restaurannya dan melihat bekas-bekas jejak darah Scott Peterson disana. Gadis itu langsung mengambil peralatan pel nya dan mulai membereskan serta membersihkan semua jejak-jejak darah Scott.

Usai membersihkan semuanya, gadis itu pun naik ke lantai dua tempat kantornya berada. Elfesya mulai memeriksa semua CCTV restaurannya guna mencari darimana Scott datang. Dilihatnya Scott berlari dari arah Peter Street ke Ingestre Place tempat restauran nya berada.

Tunggu jalan dibelakang adalah Hopkins Street dan disana ada mesjid. Apakah mereka akan berbuat ulah disana dan memfitnah umat Islam lagi? Elfesya merasa kesal karena tadi saat makan bersama, Scott tetap tidak mau menceritakan tentang kasusnya.

Great, I will do it myself !

***

Usai mengunci restaurannya, Elfesya berjalan menyusuri jalan Ingestre Place ke Peter Street sambil melihat jejak tetesan darah yang ada disana meskipun tercampur dengan air hujan yang turun tadi subuh.

Elfesya merapatkan syalnya apalagi hawa di London semakin dingin menjelang musim gugur. Gadis itu berjalan menuju mesjid yang ada dua blok dari restaurantnya. Gadis itu sedikit kesulitan mendapatkan face recognition dari lima orang yang menyerang Scott karena mereka menggunakan topeng.

Elfesya tiba di sebuah mesjid yang ukurannya cukup menampung para umat muslim jika melaksanakan ibadah Jumat di sana. Mesjid itu tampak sepi karena memang tidak ada jadwal ibadah. Gadis itu melihat di sekelilingnya dan menemukan jejak kecil darah dekat sebuah bangunan yang berada di sebelah mesjid.

Apa Scott tertembak disini? Elfesya melihat ke semua arah untuk melihat CCTV disana. Ada beberapa di jalan dan mesjid itu sendiri ada cctv-nya. Bagaimana bisa mereka tidak tahu ada kejadian tembak tembakan dan kejar mengejar ya. Sini kan bukan New York yang biasa seperti itu di jalanan.

Elfesya melihat ada sebuah coffee shop yang buka 24 jam di seberang jalan lalu dia menyebrang dan menuju tempat tersebut. Elfesya melihat kondisi coffee shop itu sedikit sepi jadi dia bisa sedikit leluasa bertanya.

***

"Kejadian semalam? Ohya aku melihatnya meskipun tidak jelas karena aku sedikit ngantuk... Honestly, aku kira remaja saling ejek hingga terlibat keributan dan saling berkejaran... Hal yang biasa terjadi disini..." jawab salah seorang pelayan.

"Tidak mendengar suara tembakan atau apa?" tanya Elfesya yang menyamar sebagai podcaster yang sedang mencari berita hari-hari.

"No Miss. Sini bukan Amerika yang macam cowboy, dikit-dikit main tembak. No, mereka berkejaran dan menuju Peter Street."

Elfesya mengucapkan terimakasih dan pergi meninggalkan coffee shop itu.

***

Sementara di kamar Scott, pria itu menghubungi Andre Raines.

"Are you okay Boss?" tanya Andre yang berada di Budapest.

"I'm fine Raines. Semalam Fesya yang menolong aku ..." jawab Scott.

"Bagaimana kamu bertemu dengan miss Fesya ?" tanya Andre bingung.

"Yang jelas aku beruntung semalam, Raines. Bahkan aku langsung diajak ke rumah Alex Darling. Istri Alex, Galena, kan dokter bedah. Jadi peluruku sudah dia keluarkan." Scott terdiam dan bergegas keluar kamar. Pria itu melihat rumah indah itu tampak sepi dan Scott segera menuju ruang praktek Galena.

"Damn it !" umpatnya.

"Ada apa boss ?"

"Pelurunya hilang."

***

Markas Scotland Yard London

"Lucky !" panggil Alex Darling ke anak buahnya yang ahli forensik di bidang persenjataan.

"Yes Chief Darling?" Lucky menghampiri pria itu.

"Cek peluru ini." Alex Darling memberikan peluru yang terdapat di kantong plastik.

"Peluru apa ini boss?"

"Anggap saja peluru nyasar..." jawab Alex Darling.

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Aku mampir kk.

2025-03-27

1

Ninik Rochaini

Ninik Rochaini

br bc udh seru cerita ny...aq mampir sini mbk... /Smile/

2024-09-30

1

Sustika Ekawati

Sustika Ekawati

suka deh kalau gegeran....kalau g gegeran afdol😂😂

2024-03-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!