Bab 9 : Move

"Keep her  save ya, kalau perlu kalian ajak pergi jauh juga gapapa."

"Siap."

***

Jaka melangkah keluar rumah besar itu dengan seragam yang rapih dan terdapat Marissa dibelakangnya yang terlihat lesuh hari ini. Mereka bermalam dimarkas Vector dan berakhir memutuskan untuk kembali ke sekolah dan berharap semuanya akan baik - baik saja.

"Kalo gak mau gapapa, jangan dipaksa, bisa disini dulu. Nanti pas balik sekolah gue kesini lagi." Ucapnya sembari menatap Marissa.

"Lo harus ke sekolah ya?"

"Iya Sa, harus, hari ini ada hal yang harus gue urusin di sekolah." Jawab Jaka sembari memakai jaketnya.

Marissa terlihat tidak ingin melangkahkan kakinya semakin jauh dari pintu rumah itu, seolah berat untuk pergi hanya karena rasa takut yang masih dirasanya sejak kemarin. Jaka tetap setia diam didepannya dengan 2 helm ditangannya dan terlihat 2 orang lelaki lainnya juga ikut berdiri jauh dibelakang Marissa.

"Kalo gue gak mau sekolah boleh gak?" Tanya Marissa ragu.

Jaka menghela napas, "kenapa?" Tanyanya kembali.

"Gue... Takut, Jaka."

"Denger deh," ia meletakkan helm ditangannya dan beralih menggenggam tangan Marissa, "gue ada disini terus gunanya buat apa kalo lo masih takut, hm? Gue juga udah bilang kalo ada apa - apa bisa langsung hubungin gue, gue bakalan langsung bantuin lo."

"Gak ada hal yang perlu ditakutin Marissa, selagi gue ada sama lo semuanya bakalan baik - baik aja."

"Nanti kalo gue diuntit lagi pas balik gimana? Mau tanggung jawab lo kalo gue diculik?" Kesalnya.

"Gak bakalan," ia memberikan helm berwarna putih itu kepada Marissa dan beranjak menaiki motornya, "sebelum lo diculik dia, gue bakalan culik lo duluan. Ayo naik cepet."

Marissa menatap Jaka horor setelah mendengar ucapan lelaki itu, ia memukul bahu Jaka dengan keras sebelum akhirnya naik keatas motornya.

"Bang, Zan, balik duluan ya! Makasih udah dibantuin." Ucap Jaka kepada 2 anak Vector tersebut.

"Iya beres, kalo ada apa - apa bisa langsung hubungin aja."

"Siap!"

***

Jaka melirik ponselnya yang terus bergetar sejak pelajaran pertama, mendapat banyak panggilan dan pesan dari orang penting yang sudah beberapa hari tidak ia perdulikan. Jaka berdecak kesal, merasa terganggu dan juga tertekan akan sebuah tanggung jawab yang sudah ia janjikan sejak awal.

Ia menoleh kearah belakang, melihat Marissa yang duduk lesuh disebelah Rossa yang berusaha menjelaskan materi kepada sahabatnya itu, kembali melirik ponselnya setelah Marissa ikut bertatap mata dengannya, perasaannya seakan campur aduk dan sesak sejak tadi.

Bahkan sampai Jaka tidak sadar jika sudah harus membereskan buku - bukunya dan harus kembali pulang, bel sudah berbunyi dan mereka harus mendapat panduan dari Jaka untuk memberi salam penutupan kepada guru pengajar hari itu.

"Jaka." Suara tersebut membuat Jaka menoleh dan berhenti melakukan aktivitasnya seketika.

"Gue pulang kemana?" Tanya Marissa.

Jaka melirik Rossa yang masih setia menggandeng tangan Marissa, "rumah lo ada tempat gak?"

"Ada!" Seru Rossa senang jika Marissa bisa satu rumah bersamanya, "dirumah gue dulu yuk! Seminggu ini gue dirumah sama mama doang tau, Sa."

"Yaudah, kalo masih takut, lo bisa nginep dirumah Rossa dulu."

"Terus, barang gue?"

"Kita ambil kerumah lo sebentar, gue temenin."

***

"Halo, senang bertemu dengan anda, pak."

"Sudah lama sekali rasanya kita tidak ketemu, terakhir saya liat kamu itu pas masih sekolah ya."

"Mungkin saja, pak."

"Oh iya, kalau boleh tau, atas dasar apa kamu mau bertemu dengan saya? Jauh - jauh pergi dari Paris hanya untuk bertemu dengan saya?"

"Saya punya penawaran yang bagus untuk bapak saat ini."

"Oh ya? Apa itu?"

***

Marissa menutup jendela kamar yang ia tempati dengan rapat, menutupnya dengan gordennya, lalu mematikan lampunya. Rossa sudah tertidur lelap diatas kasur yang akan ia tempati juga, ia meraih ponselnya dan mulai mengirimkan pesan laporan kepada Jaka.

Marissa : Jaka

Marissa : gue udah mau tidur

Marissa : disekolah aman, kan?

Marissa : gue kepikiran besok gimana..

Jaka : gak usah panik, aman

Jaka : dia cuman tau lo pas diluar aja kan, bukan disekolah, kan?

Jaka : jadi tenang aja. Lagian disekolah banyak yang mau jagain lo, termasuk gue sama Rossa.

Marissa : lo baik 

Marissa : pasti karena disuruh pak fino ya?

Jaka : mulai..

Jaka : gue baik karena gue mau, Sa.

Marissa : tapi lo gak kasih info apa - apa lagi, kan?

Marissa : ke beliau...

Jaka : sama sekali

Jaka : gue tau mana yang harus dipercaya dan enggak

Jaka : lo bandel emang, tapi bukan berarti gak bisa dipercaya dan gak pantes buat dibantu, kan? Jadi ya gue begini karena emang mau

Jaka : tidur. Jangan overthinking sekarang. Gue mau mabar sama abang gue

Marissa : jaka, gue masih belom ngantuk

Marissa : temenin dulu

Marissa : jaka!

Menit demi menit berlalu, Marissa seolah ditinggal setelah diberi surga oleh Jaka. Ia masih banyak memikirkan apa yang akan terjadi keesokan hari, terlalu larut dipikirannya sendiri membuatnya hanya akan semakin takut nanti. Mencoba mengalihkan emosi dan perhatiannya ke tontonan di Youtube maupun aplikasi online yang lain, namun berakhir masih belum berhenti overthinking.

"Bangsat!" Kesalnya mengusak rambutnya dengan kasar, "ini anak juga, bilangnya mau nemenin gue sampe baik - baik aja, malah molor duluan lo." Ucapnya kepada Rossa yang tertidur lelap.

Ia beralih kembali ke roomchatnya dengan Jaka, berusaha mengirim banyak pesan untuk mengganggu ketua kelasnya itu dari kegiatan malam yang ia lakukan.

Marissa : jaka jaka

Marissa : sebentar doanggg

Marissa : temenin gue sampe tidurr

Marissa : kaya kemarin loh

Marissa : lo kan ceritain gue cerita yang bikin ngantuk tuh

Marissa : coba lagi sekarang. Ayo.

Awalnya ia menyerah, berpikir Jaka tidak akan terganggu, namun...

Jaka : gue jadi kalah loh ini...

Jaka : apa imbalannya kalo gue bantuin lo sampe tidur malem ini? Hehe

Marissa : gue bakalan mematuhi peraturan sekolah selama seminggu buat lo

Jaka : BENERAN???

Marissa : iya.

Marissa : 2 aja tapi, jangan semua.

Jaka : gapapa deh

Jaka : janji ya?

Marissa : iya. Janji.

Marissa : kirim voice note ya

Jaka : telfon aja sini

***

Pagi berikutnya mereka kembali menjalankan hidup seperti semula. Sekolah-pulang-main dan terus berulang, bahkan Marissa kembali menjadi sosok Marissa yang sebenarnya.

Beberapa hari berlalu...

Jaka kembali harus mendisiplinkan Marissa yang mulai berani berubah ke Marissa yang lama, "hari ini aja, asli, tugasnya dikerjain ayo."

"Lo aja apa gak bisa? Gue males banget, Jaka." Keluh Marissa sembari memejamkan matanya seolah akan kembali tidur.

"Nyontek punya Rossa deh, tinggal salin aja, gue kasih izin nyontek khusus buat lo doang."

Marissa berdecak setelah melirik Rossa yang seolah senang untuk membantu teman sebangkunya itu, "dia tadi nyontek punya Genta tau!"

"Heh, sembarangan lo!" Kesalnya mendorong bahu Marissa tidak terima.

"Yaudah punya gue aja nih." Ucap Jaka sembari memberikan buku pelajaran matematikanya kepada Marissa.

"Boleh deh."

Rossa meliriknya tajam, "bilang aja lo mau nyontek punya Jaka biar bener semua, kan?"

"Iyalah, hidup tuh harus cerdas, kalo bisa nyontek sama yang pinter ngapain nyontek sama yang bodoh?"

"Kalo bisa ngerjain sendiri, kenapa harus milih nyontek yang pinter, hm?"

Seolah mendapat ultimatum kencang, Marissa langsung kicep dibuatnya setelah Jaka menyauti ucapannya sebelum itu. Rossa seolah bahagia melihat Marissa mulai sedikit mendapat perubahan setelah bekerja sama dengan Jaka untuk beberapa minggu sebelumnya.

"Janji lo sama gue masih inget, kan?" Tanya Jaka yang diangguki oleh Marissa yang sedang fokus menulis tugas.

"Ini baru satu yang lo bisa tepatin, satu lagi belom."

Marissa menoleh tidak percaya kepada Jaka, "gue kan udah pake atribut sekolah sesuai arahan lo, monyet! Gimana bisa cuman satu?" Emosinya.

"Gak kehitung lah, kan janjinya setelah itu, jadi mulai dihitungannya ya setelah lo berjanji."

"Haduh, ribet banget mau hidup damai doang, bajingan."

"Marissa!"

"Iya paduka raja Jaka Ardinan yang terhormat, saya minta maaf."

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!