Mengerjakan PR

suara ketukan meja terus terdengar siapa lagi pelakunya jika bukan Neira yang terus saja mengetuk pena di meja belajar nya.

Dia sedang mengerjakan tugas sekolah namun masih ada yang belum dia mengerti.

Huh, kenapa gak ketemu rumusnya sih.

Apa minta tolong Kak Gevan aja ya.

Neira tampak berpikir, namun dia kembali teringat jika guru fisika nya terkenal killer membuatnya bergidik. Gak mau dong dia di hukum hormat di depan bendera bisa malu juga.

Ya deh gue minta bantu Kak Gevan aja.

Neira beranjak dengan membawa bukunya.

Tok..

Tok..

Tok..

"Kak, Ini Neira."

"Masuk.."

Ceklek

Neira membuka pintu kamarnya, dan berjalan masuk.

"Kakak sibuk gak?"

Gevan meletakkan ponselnya dan beralih menatap Neira yang berdiri di depannya.

"Em Nei mau minta tolong."

Gevan mengangkat alisnya seakan bertanya.

"Bantuin ngerjain tugas Kak, ada yang Nei gak paham."

Gevan menggeser kursinya.

Neira tersenyum dan langsung duduk di samping Gevan.

"Mana yang Lo gak paham."

"Nomor 3 sama Nomor 5."

Gevan mengangguk dan membacanya, lantas dia menjelaskan rumus yang harus Neira pakai.

"Jelas?"

"Eum, Nei coba kerjain dulu."

Gevan menatap Neira yang fokus menjawabnya, tatapan terus ke arah wajah Neira yang tampak sangat cantik dengan rambut yang sengaja di Cepol asal.

Leher putih mulusnya, membuat Gevan meneguk kasar ludahnya namun dia langsung menggeleng bagaimana bisa dia berpikir seperti itu terhadap adiknya.

Hingga beberapa menit, Neira masih fokus namun Gevan sama sekali tidak beralih dari sana.

"Coba kakak cek dulu."

Gevan mengangguk dan mulai meneliti, Neira yang sudah tampak lelah dan mengantuk pun memejamkan matanya.

Gevan menoleh, menatap wajah polos Neira yang terlelap dengan kedua tangan untuk menumpu wajahnya.

tangan Gevan terangkat membenarkan anak rambut yang menutupi wajah cantik adiknya.

Perlahan dia pun beranjak dan membopong tubuh Neira membawanya ke tempat tidurnya.

Gevan menarik selimut untuk menutupi tubuh Neira dia lantas mengusap lembut rambut Neira dan kembali membereskan buku-buku di atas meja.

Dia lantas berbaring di atas sofa.

********

Suara gemercik air mengganggu lelapnya seorang gadis yang masih meringkuk di balik selimut tebalnya.

perlahan Neira membuka matanya, di tatapnya ruangan yang cukup dia kenali.

Dia pun mengernyit kenapa bisa dia berada di dalam kamar Gevan.

Perlahan dia Terbangun dan berpikir hingga dia menyadari jika semalam dia belajar dan tertidur berarti Gevan yang membopong nya tapi kenapa tidak membawanya ke kamar.

Di saat banyak pertanyaan di otaknya, Neira langsung menatap pintu kamar mandi. Terdengar suara air membuat Neira langsung beranjak bangun dan berlari keluar.

Gevan yang baru saja keluar mengernyit saat menyadari jika tempat tidurnya sudah kosong. Berarti Neira sudah bangun.

Dia lantas kembali berjalan menuju walk in closed untuk memakai pakaiannya karena hari ini dia harus datang lebih baik untuk melanjutkan Ospek di Kampus.

Neira pun telah bersiap dengan seragam sekolahnya, dan tas yang dia jinjing.

Dengan sedikit berlari Neira keluar dan menuruni tangga namun langkahnya terhenti saat melihat Gevan yang sudah berada di meja makan.

"Pagi Kak." Ucapnya tersenyum dan duduk di kursinya.

Gevan mengangguk dengan masih menikmati roti.

Tidak ada obrolan apapun hingga mereka menyelesaikan sarapan mereka.

"Ayo" Ucap Gevan berjalan lebih dulu.

Neira berjalan menyusul dan berdiri di samping motor besar Gevan.

"Naik."

Neira menurut dan naik dengan bantuan Gevan.

Motor melaju keluar menyusuri jalanan kota. Tidak ada lagi obrolan entahlah baik Neira ataupun Gevan Sama-sama dengan pikiran mereka sendiri hingga tanpa sadar motor berhenti tepat di depan gerbang Sekolah.

"Em Kak, nanti pulang sekolah Nei mau ke Gramedia bareng Widi juga Mika ya."

"Pulangnya gue jemput."

Neira mengangguk dan berbalik namun Gevan memanggilnya.

"Neira."

"Kenapa Kak."

Gevan membuka tasnya dan mengeluarkan buku milik Neira.

"Buku Lo."

"Oya Nei lupa kak, makasih."

"Hm"

Neira tersenyum dan mengangguk.

Dia lupa tidak mengambil bukunya saat keluar dari kamar Gevan.

"Ya udah Nei masuk dulu, Bye Kak."

Gevan mengangguk dan menatap Neira yang berjalan masuk.

Dia pun baru melajukan motornya.

Sedangkan seorang yang baru saja keluar dari mobil tampak tersenyum menatap Gevan.

Ternyata ganteng juga pacar Neira.

Elisa tersenyum dan berjalan masuk setelah puas menatap Gevan.

Hari ini dia tidak berangkat bersama Alex karena Alex yang tidak menjemput nya, beberapa hari hubungan mereka memang sedikit renggang.

"Neira.!"

Neira menghentikan langkahnya dan berbalik, namun dia menghela napasnya karena melihat Elisa lah yang memanggilnya dan berjalan mendekat.

"Kenapa?"

Elisa tersenyum,,

"Jutek banget sama temen sendiri Lo."

Neira memutar bola matanya malas, mau apalagi Elisa memanggilnya dan apa dia tidak salah dengan Elisa bicara mereka teman. Sejatinya seorang teman tidak akan merebut pacar sahabat nya.

"Gue liat Lo selalu di antar dan di jemput cowok itu, dia siapa? Pacar baru Lo?"

"Bukan urusan Lo."Ucap Neira kembali akan berjalan namun Elisa menahannya.

"Gue belum selesai bicara Nei."

"Apa Lagi sih."

"Dia bener cowok Lo, tapi gue lihat dia bukan seorang siswa apa dia sudah kuliah?"

Neira menautkan kedua alisnya heran.

"Gak usah kepo deh, mau dia cowok gue atau bukan juga bukan urusan Lo kali."

"Memang bukan Nei, cuma-

"Udah lah gue mau ke kelas."

Neira meninggalkan Elisa yang tidak jelas. Untuk apa juga dia menanyakan soal Gevan apa hubungan dengannya.

Neira,,

Gue gak akan diam aja Nei, Alex saja bisa gue rebut dari Lo apalagi cowok Lo.

Mudah buat gue buat merebut semua yang Lo miliki karena gue gak akan pernah biarkan Lo lebih unggul dari gue.

Elisa tersenyum dan kembali berjalan menyusut lorong sekolah.

Nico yang baru saja melihat Neira lantas memanggilnya.

"Neira"

"Ya Kak, kenapa?"

"Lo baru berangkat ya"

"Iya Kak."

"Tadi siapa yang antar Lo, Pacar baru Lo ya."

Neira terkekeh dan menggeleng.

"Bukan kak, tadi Kakak gue."

"Oh gue kira pacar baru Lo, tapi sorry Lo beneran udah putus sama Alex ya."

Neira mengangguk.

"Sorry bukan maksud gue -

"Gapapa Kak, sans."

Nico tersenyum dan mengangguk.

"Gue ke kelas dulu ya Kak."

"Oke."

Neira tersenyum dan kembali berjalan, Nico masih terus menatap Neira yang semakin jauh.

Entahlah mendengar ucapan Neira membuat hati dan perasaannya tenang dia lantas tersenyum dan kembali berjalan menuju ruang OSIS.

Nica sudah lama memang menaruh hati terhadap Neira namun dia harus memendam perasaannya saat tau jika Neira berpacaran dengan Alex yang notabene adalah kapten basket sekolah.

Nica hanya bisa menahan dan memendam perasaannya karena melihat hubungan mereka yang begitu dekat bahkan di saat Neira baru masuk SMA.

Episodes
1 Putus.!
2 Gevandra Bara Ataska
3 Rencana Makan Malam
4 Makan Malam
5 Markas
6 Pernikahan
7 Rumah Baru
8 Sekolah
9 9. Gara-gara telat Jemput
10 Dia siapa?
11 Tinggal berdua
12 Gaje
13 Bandung
14 Dia adik gue.!
15 Kembali Mood
16 Senyuman
17 Mengerjakan PR
18 Mall
19 Takut Hilang
20 Valentine - Coklat
21 Menginap di Rumah Widi
22 Alex
23 Dinginnya Gevan
24 Menemani makan
25 Semakin Dekat.
26 Cantik.!
27 Soal Perasaan
28 Tidak tau Malu
29 Balapan
30 Terima Kekalahan
31 Selalu Manis
32 Marahnya Gevan
33 Posesif
34 Neira Sakit
35 Salsa-
36 Penjelasan Gevan.
37 NGAMBEK
38 Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39 39 Panti Asuhan.
40 Panti Asuhan
41 Perhatian Gevan
42 Mimpi tapi nyata.
43 Nico
44 Kesal
45 Perlakuan Manis Gevan
46 Bimbang (Neira)
47 Diam-nya Neira
48 Terus Kepikiran
49 "Karena harus menjaga seseorang"
50 Melindungi seseorang ternyata?
51 Sebuah Pelukan.
52 Takut Lo ilang.
53 Jealous..!
54 Speechless.!
55 Menggemaskan..!
56 Dia pacar gue.!
57 Salting-
58 Teror
59 Kakak rasa pacar
60 Kakak Merangkap Pacar
61 Jalanin Aja..
62 Mas Pacar.!
63 Mulai Nething
64 Cemburu-nya Neira
65 Mulai Posesif
66 Ngambek bikin gemas
67 Saingan
68 Selalu di Ratukan
69 Deg-degan
70 Dia Pacar Gue (Gevan)
71 Status Hubungan
72 Elisa-
73 73
74 74
75 75
76 Permintaan Maaf Author
77 Bab 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80 Makan Malam
81 Bab. 81 Makan Malam 2
82 Bab. 82 Perjodohan
83 Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84 Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85 Bab. 85 Tingkah Salsa
86 Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87 Bab. 87 Demam
88 Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89 Keputusan Almer
90 Terlalu Percaya Diri
91 Bab 91
92 Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93 93. Keegoisan Almer
94 94. Orang Baru
95 96. Kenan Mahendra
96 96. Gevan sakit
97 97.
98 98.
99 99. Calon Kakak Ipar
100 100. Kesal Prov Neira.
101 101. Sembuh
102 102. Panti Asuhan.
103 103.
104 104. Kawin Lari
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Putus.!
2
Gevandra Bara Ataska
3
Rencana Makan Malam
4
Makan Malam
5
Markas
6
Pernikahan
7
Rumah Baru
8
Sekolah
9
9. Gara-gara telat Jemput
10
Dia siapa?
11
Tinggal berdua
12
Gaje
13
Bandung
14
Dia adik gue.!
15
Kembali Mood
16
Senyuman
17
Mengerjakan PR
18
Mall
19
Takut Hilang
20
Valentine - Coklat
21
Menginap di Rumah Widi
22
Alex
23
Dinginnya Gevan
24
Menemani makan
25
Semakin Dekat.
26
Cantik.!
27
Soal Perasaan
28
Tidak tau Malu
29
Balapan
30
Terima Kekalahan
31
Selalu Manis
32
Marahnya Gevan
33
Posesif
34
Neira Sakit
35
Salsa-
36
Penjelasan Gevan.
37
NGAMBEK
38
Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39
39 Panti Asuhan.
40
Panti Asuhan
41
Perhatian Gevan
42
Mimpi tapi nyata.
43
Nico
44
Kesal
45
Perlakuan Manis Gevan
46
Bimbang (Neira)
47
Diam-nya Neira
48
Terus Kepikiran
49
"Karena harus menjaga seseorang"
50
Melindungi seseorang ternyata?
51
Sebuah Pelukan.
52
Takut Lo ilang.
53
Jealous..!
54
Speechless.!
55
Menggemaskan..!
56
Dia pacar gue.!
57
Salting-
58
Teror
59
Kakak rasa pacar
60
Kakak Merangkap Pacar
61
Jalanin Aja..
62
Mas Pacar.!
63
Mulai Nething
64
Cemburu-nya Neira
65
Mulai Posesif
66
Ngambek bikin gemas
67
Saingan
68
Selalu di Ratukan
69
Deg-degan
70
Dia Pacar Gue (Gevan)
71
Status Hubungan
72
Elisa-
73
73
74
74
75
75
76
Permintaan Maaf Author
77
Bab 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80 Makan Malam
81
Bab. 81 Makan Malam 2
82
Bab. 82 Perjodohan
83
Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84
Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85
Bab. 85 Tingkah Salsa
86
Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87
Bab. 87 Demam
88
Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89
Keputusan Almer
90
Terlalu Percaya Diri
91
Bab 91
92
Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93
93. Keegoisan Almer
94
94. Orang Baru
95
96. Kenan Mahendra
96
96. Gevan sakit
97
97.
98
98.
99
99. Calon Kakak Ipar
100
100. Kesal Prov Neira.
101
101. Sembuh
102
102. Panti Asuhan.
103
103.
104
104. Kawin Lari
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!