Rencana Makan Malam

Gevan melangkah turun dan terlihat Almer yang sudah berada di meja makan karena memang hari minggu membuat keduanya terlihat lebih santai.

"Pagi Pa" Sapa Gevan duduk di kursinya.

"Kamu baru bangun Ge, semalam pulang jam berapa"

"Jam 1."

"Jangan sering pulang malam, ingat kesehatan kamu."

"Hm"

Almer menggeleng.

Putranya memang sangat irit bicara. Bahkan dengannya saja hanya bicara seperlunya saja.

"Nanti malam kamu ikut Papa, Papa mau kenalin kamu dengan teman Papa."

Gevan hanya mengangguk dengan masih menikmati nasi goreng buatan maid di Mansion.

"Apa calon istri baru Papa?" Ucap Gevan membuat Almer menghentikan makannya dan beralih menatap wajah putranya.

"Papa minta maaf Ge, tapi Papa,-

"Gevan tidak pernah melarang apapun termasuk jika Papa mau menikah kembali. Tapi Gevan minta jangan pernah Papa hilangkan perasaan Papa terhadap mama."

Almer mengangguk.

"Walaupun mama sudah di surga bersama adik kamu tapi mereka akan selalu tetap ada di hati Papa."

Gevan mengangguk dan kembali menikmati sarapan mereka tanpa adanya lagi obrolan di sana.

Gevan memang tidak pernah memaksakan kehendaknya, dia tidak mau egois karena tidak mengijinkan Papanya untuk menikah. Dia tau jika Papanya membutuhkan seorang istri apalagi dengan kesibukannya.

"Bagaimana dengan kuliah kamu."

"Lancar."

Almer mengangguk.

Mereka kembali saling diam hingga akhirnya Gevan berjalan lebih dulu.

Sama halnya dengan Naira yang baru saja bangun.

Matanya masih terlihat sembab. Hatinya masih terasa sakit mengingat kejadian semalam.

Ceklek,,

"Sayang, kamu sudah bangun?" Ucap Widia berjalan masuk.

Neira mengangguk namun seakan enggan untuk turun dari tempat tidurnya.

"Bagaimana perasaan kamu sekarang sayang, apa sudah lebih baik?"

Neira menatap Widia dan memeluknya.

Dia masih belum rela jika hubungannya kandas karena orang ketiga. Namun dia masih tidak menyangka jika orang ketiga diantara mereka adalah sahabatnya sendiri.

Neira memang sudah menceritakan semuanya kepada Widia soal semalam.

"Kenapa harus Elisa Ma, dia sahabat Neira."

"Semua sudah di atur Tuhan Sayang, jadi kita tidak bisa merubahnya."

Neira terdiam.

Alex adalah cinta pertamanya. mengingat bagaimana hubungan mereka dulu yang begitu manis dengan perhatian-perhatian yang Alex berikan untuknya, semua itu tidak mudah untuk Neira lupakan. terlalu manis untuknya tapi terlalu sakit jika terus dia kenang.

"Sekarang mandi terus kita sarapan. Sekalian Mama mau bicara sama kamu."

Neira mengangguk dan melepaskan pelukannya.

Dia berjalan masuk kamar mandi, sedangkan Widia berjalan keluar dan akan menunggu putri nya di bawah.

Sekitar 20 menit,

Neira turun dengan memakai kaos oversize dan celana pendek yang hanya menutupi paha putihnya itu berjalan turun.

"Mama masak apa?" Ucapnya menatap makanan di meja.

"Nasi goreng sayang, mama tadi juga kesiangan."

Neira mengangguk dan duduk di kursinya sembari mengambil nasi goreng buatan Widia yang menurutnya mengalahkan rasa di restoran.

"Oya, Mama mau bicara apa?" Ucap Neira dengan mulut penuh makanan.

"Telan dulu sayang."

"Udah ma, Mama mau bicara apa?"

Widia meletakkan sendok makannya dan menatap putrinya. Putri yang kini sudah beranjak dewasa bahkan sangat cantik itu.

"Nanti malam Mama akan mengenalkan kamu dengan seseorang."

"Seseorang? siapa?"

"Namanya om Almer sayang, dia,-

"Pacar Mama?" Potong Naira membuat Widia menggenggam tangannya.

"Sayang,-

"Apa mama sudah gak sayang lagi sama Papa?"

"Bukan seperti itu Sayang, Mama sayang dan juga cinta sama papa kamu."

"Terus siapa om Almer Ma."

"Dia teman Mama, Papa kamu juga mengenalnya sayang."

Neira masih terus diam.

Dia hanya belum bisa menerima kehadiran sosok laki-laki pengganti Papanya. Hanya Papa Viktor lah Papanya dan bukan orang lain.

"Kamu mau kan ketemu dulu dengan Om Almer sayang."

"Papa Neira cuma Papa Viktor Ma, Neira gak mau punya Papa baru." Ucap Neira beranjak dan segera masuk ke dalam kamarnya.

"Neira." Panggil Widia namun Neira malah berlari masuk ke dalam kamarnya.

Widia menghela napasnya.

Bagaimana ini, Apa Neira tidak mau jika kembali memiliki seorang Papa.

Widia pun membiarkan putrinya dulu.

Dia sangat mengenal Neira. Dia bukan anak yang selalu membantah, dia tau jika saat ini Neira sedang tidak mood karena masalahnya bersama Alex.

Di dalam kamarnya.

Neira menangis dengan memeluk foto almarhum Papanya.

Papa yang begitu menyayangi nya, papa yang selalu memanjakan nya Papa yang selalu ada dan terus menemaninya. Papa Viktor dan dia tidak mau jika ada laki-laki lain yang akan menggantikan posisinya.

Papa,, hiks hiks hiks

Neira gak mau punya Papa baru, Papa Neira cuma Papa Viktor.

Tok..

Tok..

Tok..

"Sayang, Mama masuk ya."

Neira terdiam, dan terdengar suara pintu terbuka.

Neira menyeka air matanya dan membelakangi Widia yang duduk di tepi ranjang.

"Mama minta maaf Nei, Mama seharusnya lebih dulu menanyakan semua ini sama kamu. Mama seharusnya tidak boleh egois. kalau memang Neira tidak mau mengenal Om Almer juga gapapa. Mama akan batalkan makan malam nanti ya sayang. Tapi Mama mohon jangan mendiami Mama seperti ini sayang. Mama akan lakuin apapun untuk membuat kamu bahagia."

Neira masih tetap diam bahkan tidak membalikkan tubuhnya.

Widia menghela napasnya dan mengusap pucuk rambut Neira.

"Mama keluar dulu sayang, Mama minta Maaf." Ucap Widia mengecup pucuk rambut Neira dan berjalan keluar.

"Mama" Panggil Neira saat Widia akan keluar.

"Ya Sayang."

"Maafin Neira. Neira udah egois."

Widia tersenyum dan memeluk putrinya.

Putri semata wayangnya yang dia jaga dengan sepenuh hatinya. Bahkan Widia terus berusaha membuat putrinya untuk selalu tersenyum, berusaha membuat Neira tidak kekurangan apapun.

Walaupun sebenarnya harta yang di tinggalkan Viktor bukan main-main apalagi dengan Butik yang Widia miliki membuat Neira menjadi anak bergelimang harta.

"Kamu gak salah sayang, seharusnya Mama jangan egois memaksa kamu dengan kondisi hati kamu yang sedang kacau."

Neira menggeleng.

"Neira mau ketemu dan kenal dengan om Almer.

Mama juga perlu pendamping, tapi Neira mau Mama Jangan pernah lupain Papa."

Widia tersenyum dan menangkup wajah putrinya.

"Papa Viktor sampai kapanpun akan selalu dan tetap ada di hati Mama sayang. Dia tidak bisa tergantikan."

Neira mengangguk dan kembali memeluk Widia.

"Makasih ya Sayang"

"Neira sayang Mama."

"Mama juga sayang Neira."

Widia bernafas lega karena putrinya mau bertemu dengan Almer. Sebenarnya jika Neira menolak di kenalkan atau bahkan menolak jika Almer akan menjadi Papanya Widia pun tidak akan kembali melanjutkan hubungan mereka. Dia tidak mau membuat Neira sedih. Hanya Neira yang dia punya sekarang dan apapun itu akan Widia lakukan untuk kebahagiaan Putrinya itu sesuai dengan janjinya terhadap mendiang suaminya dulu.

Terpopuler

Comments

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

neira sama kyk aq.... pertamakali, terasa berat mmberi restu.... tp klo jodoh manusia nggk bs apa2....
tp bedanya aq sama neira. aq sdh berkuarga

2024-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Putus.!
2 Gevandra Bara Ataska
3 Rencana Makan Malam
4 Makan Malam
5 Markas
6 Pernikahan
7 Rumah Baru
8 Sekolah
9 9. Gara-gara telat Jemput
10 Dia siapa?
11 Tinggal berdua
12 Gaje
13 Bandung
14 Dia adik gue.!
15 Kembali Mood
16 Senyuman
17 Mengerjakan PR
18 Mall
19 Takut Hilang
20 Valentine - Coklat
21 Menginap di Rumah Widi
22 Alex
23 Dinginnya Gevan
24 Menemani makan
25 Semakin Dekat.
26 Cantik.!
27 Soal Perasaan
28 Tidak tau Malu
29 Balapan
30 Terima Kekalahan
31 Selalu Manis
32 Marahnya Gevan
33 Posesif
34 Neira Sakit
35 Salsa-
36 Penjelasan Gevan.
37 NGAMBEK
38 Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39 39 Panti Asuhan.
40 Panti Asuhan
41 Perhatian Gevan
42 Mimpi tapi nyata.
43 Nico
44 Kesal
45 Perlakuan Manis Gevan
46 Bimbang (Neira)
47 Diam-nya Neira
48 Terus Kepikiran
49 "Karena harus menjaga seseorang"
50 Melindungi seseorang ternyata?
51 Sebuah Pelukan.
52 Takut Lo ilang.
53 Jealous..!
54 Speechless.!
55 Menggemaskan..!
56 Dia pacar gue.!
57 Salting-
58 Teror
59 Kakak rasa pacar
60 Kakak Merangkap Pacar
61 Jalanin Aja..
62 Mas Pacar.!
63 Mulai Nething
64 Cemburu-nya Neira
65 Mulai Posesif
66 Ngambek bikin gemas
67 Saingan
68 Selalu di Ratukan
69 Deg-degan
70 Dia Pacar Gue (Gevan)
71 Status Hubungan
72 Elisa-
73 73
74 74
75 75
76 Permintaan Maaf Author
77 Bab 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80 Makan Malam
81 Bab. 81 Makan Malam 2
82 Bab. 82 Perjodohan
83 Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84 Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85 Bab. 85 Tingkah Salsa
86 Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87 Bab. 87 Demam
88 Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89 Keputusan Almer
90 Terlalu Percaya Diri
91 Bab 91
92 Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93 93. Keegoisan Almer
94 94. Orang Baru
95 96. Kenan Mahendra
96 96. Gevan sakit
97 97.
98 98.
99 99. Calon Kakak Ipar
100 100. Kesal Prov Neira.
101 101. Sembuh
102 102. Panti Asuhan.
103 103.
104 104. Kawin Lari
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Putus.!
2
Gevandra Bara Ataska
3
Rencana Makan Malam
4
Makan Malam
5
Markas
6
Pernikahan
7
Rumah Baru
8
Sekolah
9
9. Gara-gara telat Jemput
10
Dia siapa?
11
Tinggal berdua
12
Gaje
13
Bandung
14
Dia adik gue.!
15
Kembali Mood
16
Senyuman
17
Mengerjakan PR
18
Mall
19
Takut Hilang
20
Valentine - Coklat
21
Menginap di Rumah Widi
22
Alex
23
Dinginnya Gevan
24
Menemani makan
25
Semakin Dekat.
26
Cantik.!
27
Soal Perasaan
28
Tidak tau Malu
29
Balapan
30
Terima Kekalahan
31
Selalu Manis
32
Marahnya Gevan
33
Posesif
34
Neira Sakit
35
Salsa-
36
Penjelasan Gevan.
37
NGAMBEK
38
Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39
39 Panti Asuhan.
40
Panti Asuhan
41
Perhatian Gevan
42
Mimpi tapi nyata.
43
Nico
44
Kesal
45
Perlakuan Manis Gevan
46
Bimbang (Neira)
47
Diam-nya Neira
48
Terus Kepikiran
49
"Karena harus menjaga seseorang"
50
Melindungi seseorang ternyata?
51
Sebuah Pelukan.
52
Takut Lo ilang.
53
Jealous..!
54
Speechless.!
55
Menggemaskan..!
56
Dia pacar gue.!
57
Salting-
58
Teror
59
Kakak rasa pacar
60
Kakak Merangkap Pacar
61
Jalanin Aja..
62
Mas Pacar.!
63
Mulai Nething
64
Cemburu-nya Neira
65
Mulai Posesif
66
Ngambek bikin gemas
67
Saingan
68
Selalu di Ratukan
69
Deg-degan
70
Dia Pacar Gue (Gevan)
71
Status Hubungan
72
Elisa-
73
73
74
74
75
75
76
Permintaan Maaf Author
77
Bab 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80 Makan Malam
81
Bab. 81 Makan Malam 2
82
Bab. 82 Perjodohan
83
Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84
Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85
Bab. 85 Tingkah Salsa
86
Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87
Bab. 87 Demam
88
Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89
Keputusan Almer
90
Terlalu Percaya Diri
91
Bab 91
92
Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93
93. Keegoisan Almer
94
94. Orang Baru
95
96. Kenan Mahendra
96
96. Gevan sakit
97
97.
98
98.
99
99. Calon Kakak Ipar
100
100. Kesal Prov Neira.
101
101. Sembuh
102
102. Panti Asuhan.
103
103.
104
104. Kawin Lari
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!