Rumah Baru

Motor sport milik Gevan sampai di depan sebuah Rumah besar nan mewah.

Neira kembali menyentuh bahu Gevan saat turun dari motor itu.

"Kak, bener ini rumah Papa Almer?" Ucap Neira membuat Gevan mengernyitkan keningnya.

Gevan tidak menjawab, dia hanya melepas helm full face miliknya dan menyeka rambut hitamnya sungguh membuat kaum hawa menjerit jika melihatnya.

Gevan melenggang dan melewati Neira yang masih diam mematung melihat menatap bangunan di depannya.

"Ih kak Gevan, tungguin dong."

Neira sedikit berlari namun sial dia hampir terjatuh karena lupa memakai Heels.

"Aaa"

Gevan menoleh dan langsung menarik pinggangnya, tatapan keduanya saling mengunci.

Bahkan Neira bisa merasakan hembusan napas Gevan yang menyapu kulit wajahnya.

Masih terdiam dengan posisi yang sama, Gevan seakan memeluk tubuh Neira saat ini.

"Ehem."

Neira memejamkan matanya dan mendorong tubuh Gevan untuk menjauh.

"Maaf"cicitnya menunduk.

Gevan tidak menjawab dan kembali masuk, Neira pun berjalan mengikutinya.

"Kalian baru sampai?"

Almer yang ternyata sudah lebih dulu sampai menunggu di ruang tengah dengan masih memakai setelan jasnya.

"Papa belum tidur?" Ucap Neira karena memang saat ini sudah hampir tengah malam.

"Papa tunggu kalian, ya sudah Kalian masuk kamar istirahat. Neira kamar kamu di dekat Kamar Gevan ya sayang."

"Iya Pa."

"Gevan, antar adik kamu ke kamar."

"Hm"

Gevan berjalan lebih dulu membuat Neira sedikit berlari mengejarnya.

Dug.!

"Aduh" Rintih Neira saat menabrak punggung Gevan

"Gak usah lari, nyungsep lagi Lo." Omel Gevan membuat Neira mendengus kesal.

"Kamar aku yang mana Kak."

Gevan hanya menunjuk dengan dagunya membuat Neira langsung mengangguk dan membuka handel pintu kamarnya.

Kamar mereka sebelahan, Gevan pun masuk ke dalam kamarnya.

"Wah_ Ungkap Kagum Neira menatap kamar miliknya, kamar bernuansa pink dengan ruangan yang luas.

Neira melangkah dan membuka pintu dan ternyata itu adalah walk in closed dengan begitu banyak pakaian, sepatu juga tas mewah di sana.

Almer benar-benar sudah menyiapkan semuanya.

Neira menatap banyak pakaian dengan ukuran tubuhnya.

Walaupun memang Neira juga anak orang kaya, namun Almer lebih memanjakannya terlihat bagaimana Almer menyiapkan semua untuknya.

Papa Almer memang perhatian..

Neira menutup pintunya dan berjalan menuju kamar mandi, dia akan membersihkan tubuhnya yang terasa lengket juga dia sudah mengantuk.

"Eh- Ungkap Neira saat baru sadar jika dia masih memakai Jas milik Gevan.

Nanti deh setelah aku cuci baru di balikin.

Neira melepasnya dan mulai membersihkan tubuhnya.

Sama halnya dengan Gevan, setelah selesai membersihkan tubuhnya dia mulai merebahkan tubuh di atas ranjang.

Mencoba memejamkan matanya yang sudah begitu lelah.

Tidak menunggu lama akhirnya dia bisa terlelap .

*******

Keesokan Harinya _

Neira membuka matanya karena alarm di ponselnya yang terus berbunyi.

Dia pun lantas beranjak bangun dengan tangan yang menyambar benda pipih di atas meja.

Sebenarnya masih sangat kantuk, namun hari ini Neira sudah harus kembali sekolah membuatnya mau tidak mau harus bersiap.

Dengan langkah gontai, dia menuju kamar mandi.

Setelah ritualnya sekitar 15 menit, Neira keluar dengan memakai bathrobe berwarna pink.

Dia masuk ke dalam Walk in closed dan mengambil seragam sekolahnya.

Entah kapan seragam itu sudah berada di sana, apa Papa Almer yang sudah mengambil di rumah lamanya namun Neira tidak mau ambil pusing memikirkan semua itu.

dia memakainya dan berjalan menuju meja rias, menatap beberapa Skincare yang sama persis seperti yang dia pakai di Rumah.

Papa Almer menyiapkan semuanya buat aku.

Neira tersenyum dan mulai mengoles wajahnya tipis dan juga memakai lip blam di bibir mungilnya.

"Cantik" Ucap Neira dengan menyambar tas sekolah miliknya dan berjalan keluar.

Sementara di lantai bawah terlihat Widia yang sudah berkutat di meja makan menyiapkan sarapan pagi mereka.

"Pagi Ma" Sapa Neira dengan mengecup pipi Widia

"Pagi sayang, sudah siap Anak Mama."

"Iya dong Ma, ini hari pertama sekolah setelah libur semester."

Widia mengangguk dan kembali menyiapkan piring di sana dengan di bantu Pelayan.

"Selamat Pagi." Sapa Almer berjalan mendekat.

"Pagi Pa" Jawab Neira tersenyum.

"Waduh, kalau sarapan seperti ini sih Papa pasti nambah."

"Masakan Mama enak loh Pa, pokoknya Papa harus coba."

"Papa gak sabar mau coba."

Widia menggeleng dengan obrolan suami juga putrinya.

Dia bahagia karena Neira bisa menerima Almer sebagai Papa sambungnya, dia juga bersyukur karena Almer menyayangi Neira.

Mereka duduk di kursinya, tidak lama Gevan berjalan turun dengan memakai kemeja berwarna hitam.

Entahlah, kenapa cowok itu selalu memakai pakaian berwarna gelap. Apa memang dia tidak memiliki warna lain atau memang dia lebih suka warna gelap sama persis dengan auranya.

"Pagi Pa, Ma" Sapa Gevan duduk di kursinya membuat Neira mendelik.

Ya kali semua di sapa tapi kakak Tirinya malah melewati dirinya.

"Kak Gevan kok gak sapa Neira?" Ucapnya membuat Gevan sekilas menatapnya tanpa menjawab.

"Ih nyebelin di tanya juga."

"Ge, jangan buat adik kamu kesal." Omel Almer menatap Gevan

"Ya Pa."

"Sudah-sudah sekarang kita sarapan." Widia menengahi mereka.

Widia dengan telaten mengambil sarapan untuk suaminya lebih dulu.

"Ini buat Kak Gevan, Nasi goreng telor mata sapi."

"Ini Neira, nasi goreng sosis."

"Makasih Ma" Ucap Gevan dan juga Neira

"Sama-sama"

Mereka menikmati sarapan mereka dengan hening, hanya suara sendok yang bertemu piring.

"Oya Neira, mulai hari ini kamu berangkat juga pulang diantar Gevan ya sayang."

"Gak usah Pa, Neira bisa berangkat sendiri."

"Papa gak kasih ijin sayang, Ada Kakak kamu yang harus jaga Adiknya. Gevan kamu dengar kan?"

"Hm"

Neira menghela napasnya.

Dia sih senang-senang saja ada yang mengantar tapi juga bukan Kakak Tirinya yang super dingin sebelas dua belas dengan kulkas empat pintu.

Tapi dia pun tidak bisa menolak, apalagi Gevan sendiri menyetujuinya.

"Gevan berangkat dulu Pa, Ma" Pamit Gevan dengan mengecup punggung tangan orang tuanya.

"Yah kok, Neira kan belum selesai makannya."

"5 menit" Ucap Gevan membuat Neira buru-buru minum susunya

"Pa, Ma, Nei berangkat dulu." Ucapnya mencium pipi keduanya dan berlari menyusul Gevan.

"Kak Gevan, tungguin dong."

Gevan sudah berada di atas motor sportnya dengan helm full face yang di pasang.

Neira berjalan mendekat.

"Buru Naik gue telat."

"Ya udah Kakak berangkat sendiri aja, Aku pakai angkot."

"Naik" Ucap Gevan membuat Neira menghentakkan kakinya dan menurut.

"Kenapa gak jalan, katanya telat." Kesal Neira saat Gevan belum melanjutkan motornya.

"Gue bukan tukang Ojek."

"Hah."

"Pegangan."

"Ogah."

Gevan menggeleng dan menarik gasnya,,

"Eh _ Kaget Neira dengan tubuh yang terjadi dan kedua tangan yang reflek memeluk perut Gevan.

Gevan langsung melajukan motornya keluar halaman rumah setelah gerbang di buka dia pun tidak lupa mengucapkan terimakasih.

Episodes
1 Putus.!
2 Gevandra Bara Ataska
3 Rencana Makan Malam
4 Makan Malam
5 Markas
6 Pernikahan
7 Rumah Baru
8 Sekolah
9 9. Gara-gara telat Jemput
10 Dia siapa?
11 Tinggal berdua
12 Gaje
13 Bandung
14 Dia adik gue.!
15 Kembali Mood
16 Senyuman
17 Mengerjakan PR
18 Mall
19 Takut Hilang
20 Valentine - Coklat
21 Menginap di Rumah Widi
22 Alex
23 Dinginnya Gevan
24 Menemani makan
25 Semakin Dekat.
26 Cantik.!
27 Soal Perasaan
28 Tidak tau Malu
29 Balapan
30 Terima Kekalahan
31 Selalu Manis
32 Marahnya Gevan
33 Posesif
34 Neira Sakit
35 Salsa-
36 Penjelasan Gevan.
37 NGAMBEK
38 Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39 39 Panti Asuhan.
40 Panti Asuhan
41 Perhatian Gevan
42 Mimpi tapi nyata.
43 Nico
44 Kesal
45 Perlakuan Manis Gevan
46 Bimbang (Neira)
47 Diam-nya Neira
48 Terus Kepikiran
49 "Karena harus menjaga seseorang"
50 Melindungi seseorang ternyata?
51 Sebuah Pelukan.
52 Takut Lo ilang.
53 Jealous..!
54 Speechless.!
55 Menggemaskan..!
56 Dia pacar gue.!
57 Salting-
58 Teror
59 Kakak rasa pacar
60 Kakak Merangkap Pacar
61 Jalanin Aja..
62 Mas Pacar.!
63 Mulai Nething
64 Cemburu-nya Neira
65 Mulai Posesif
66 Ngambek bikin gemas
67 Saingan
68 Selalu di Ratukan
69 Deg-degan
70 Dia Pacar Gue (Gevan)
71 Status Hubungan
72 Elisa-
73 73
74 74
75 75
76 Permintaan Maaf Author
77 Bab 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80 Makan Malam
81 Bab. 81 Makan Malam 2
82 Bab. 82 Perjodohan
83 Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84 Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85 Bab. 85 Tingkah Salsa
86 Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87 Bab. 87 Demam
88 Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89 Keputusan Almer
90 Terlalu Percaya Diri
91 Bab 91
92 Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93 93. Keegoisan Almer
94 94. Orang Baru
95 96. Kenan Mahendra
96 96. Gevan sakit
97 97.
98 98.
99 99. Calon Kakak Ipar
100 100. Kesal Prov Neira.
101 101. Sembuh
102 102. Panti Asuhan.
103 103.
104 104. Kawin Lari
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Putus.!
2
Gevandra Bara Ataska
3
Rencana Makan Malam
4
Makan Malam
5
Markas
6
Pernikahan
7
Rumah Baru
8
Sekolah
9
9. Gara-gara telat Jemput
10
Dia siapa?
11
Tinggal berdua
12
Gaje
13
Bandung
14
Dia adik gue.!
15
Kembali Mood
16
Senyuman
17
Mengerjakan PR
18
Mall
19
Takut Hilang
20
Valentine - Coklat
21
Menginap di Rumah Widi
22
Alex
23
Dinginnya Gevan
24
Menemani makan
25
Semakin Dekat.
26
Cantik.!
27
Soal Perasaan
28
Tidak tau Malu
29
Balapan
30
Terima Kekalahan
31
Selalu Manis
32
Marahnya Gevan
33
Posesif
34
Neira Sakit
35
Salsa-
36
Penjelasan Gevan.
37
NGAMBEK
38
Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39
39 Panti Asuhan.
40
Panti Asuhan
41
Perhatian Gevan
42
Mimpi tapi nyata.
43
Nico
44
Kesal
45
Perlakuan Manis Gevan
46
Bimbang (Neira)
47
Diam-nya Neira
48
Terus Kepikiran
49
"Karena harus menjaga seseorang"
50
Melindungi seseorang ternyata?
51
Sebuah Pelukan.
52
Takut Lo ilang.
53
Jealous..!
54
Speechless.!
55
Menggemaskan..!
56
Dia pacar gue.!
57
Salting-
58
Teror
59
Kakak rasa pacar
60
Kakak Merangkap Pacar
61
Jalanin Aja..
62
Mas Pacar.!
63
Mulai Nething
64
Cemburu-nya Neira
65
Mulai Posesif
66
Ngambek bikin gemas
67
Saingan
68
Selalu di Ratukan
69
Deg-degan
70
Dia Pacar Gue (Gevan)
71
Status Hubungan
72
Elisa-
73
73
74
74
75
75
76
Permintaan Maaf Author
77
Bab 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80 Makan Malam
81
Bab. 81 Makan Malam 2
82
Bab. 82 Perjodohan
83
Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84
Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85
Bab. 85 Tingkah Salsa
86
Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87
Bab. 87 Demam
88
Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89
Keputusan Almer
90
Terlalu Percaya Diri
91
Bab 91
92
Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93
93. Keegoisan Almer
94
94. Orang Baru
95
96. Kenan Mahendra
96
96. Gevan sakit
97
97.
98
98.
99
99. Calon Kakak Ipar
100
100. Kesal Prov Neira.
101
101. Sembuh
102
102. Panti Asuhan.
103
103.
104
104. Kawin Lari
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!