Kembali Mood

Neira membuka matanya karena suara alarm di ponselnya yang terus berdering.

Dia pun beranjak bangun, sudah jam 6 dan Neira harus bersiap untuk sekolah.

Di saat dia akan beranjak, namun dia melihat minyak angin yang berada di samping ponsel miliknya. Dia terdiam dan mengingat kejadian semalam.

Tunggu, berarti semalam Kak Gevan yang ngejaga gue??

Neira menggeleng, dia bahkan ingat saat Gevan mengolesi minyak angin di perutnya.

Neira sangat malu.

Malu banget gue, aduh gimana dong kalau gue ketemu Kak Gevan.

Neira merutuki dirinya, Apalagi semalam ingat jika sentuhan tangan Gevan membuat perutnya merasa lebih baik.

Gevan sendiri baru saja selesai mandi dan bersiap untuk mengantar Neira ke sekolah sesuai perintah Almer.

Padahal Gevan baru akan kuliah jam 10 pagi,tapi dia harus tanggung jawab dengan tugasnya.

Setelah bersiap dengan hanya memakai kaos hitam dan juga celana jeans hitamnya dia berjalan turun.

Terlihat Neira yang tengah menikmati sarapannya.

Neira melirik Gevan yang berjalan mendekat, jantungnya berdetak tidak seperti biasanya. Bayangan semalam masih begitu jelas membuatnya sangat malu apalagi saat ini Gevan sudah duduk di hadapannya dengan mengoleskan selai kacang di rotinya.

Tidak ada obrolan, mereka masih menikmati sarapannya hingga Neira selesai dan meneguk susu coklat.

"Nei berangkat dulu Kak." Ucap Neira membuat Gevan mengernyit.

"Tunggu."

Neira menoleh dan terlihat Gevan beranjak bangun.

"Gue antar."

"Ta- tapi bukannya Kak Gevan baru ada kelas jam 10?"

Ya Neira tau, karena saat di Bandung dia mendengar obrolan Gevan bersama Alvar jika hari ini mereka hanya ada dua jadwal kuliah jam 10 sampai jam 1.

Gevan tidak menjawab dan malah berjalan melewati Neira yang masih tidak mengerti.

"Cepat Nei, Lo bisa terlambat."

"I- iya Kak."

Neira langsung berlari keluar, namun dia tidak melihat jika tali sepatunya lepas.

"Jangan La-

Bruk.

"Mama" Rengek Neira yang sudah terjatuh membuat Gevan menghela napasnya.

Gevan berjalan mendekat dan membantu Neira bangun.

"Seneng banget nyungsep" Ucap Gevan membantu Neira bangun.

"Kakak yang suruh cepet tadi."

Gevan menggeleng, dia pun berjongkok dan membenarkan tali sepatu adiknya.

"Kebiasaan lupa ikat tali sepatu." Ucap Gevan mengusap pucuk rambut Neira.

Deg.!

Neira terdiam, dia merasa aneh dengan jantungnya kenapa setiap kali perlakuan Gevan sukses membuatnya gugup.

Jika terus seperti ini, akan tidak baik dengan kesehatan jantungnya.

"Nei hei."

"I- iya kak."

Neira berjalan mendekat dan langsung naik dengan Gevan memberikan tangannya untuk membantu Neira naik ke atas motor.

Gevan melajukan motornya keluar.

Neira hanya diam dengan menatap jalanan yang ramai namun Untungnya tidak macet hingga dia sampai di depan gerbang sekolah.

"Makasih Kak." Ucap Neira

Gevan mengangguk di balik helm full face nya.

"Tunggu" Cegah Gevan menahan tangan Neira.

"Kenapa Kak."

Gevan menyentuh kening Neira, sudah tidak demam seperti semalam membuat Neira mengernyitkan keningnya.

"Perut Lo udah gak sakit?"

"U- udah gak Kak."

Gevan mengangguk.

"A- aku masuk dulu Kak."

"Gak usah lari."

"Eum"

Neira tersenyum dan berjalan masuk meninggalkan Gevan yang masih terus menatapnya.

setelah Neira masuk, Gevan kembali melajukan motornya.

Tanpa Gevan ataupun Neira tau, jika Alex terus menatap mereka dengan tatapan tidak suka bahkan kedua tangannya mencengkram kuat.

Siapa cowok itu, dia yang sering antar - jemput Neira.

______

Gevan sudah kembali ke rumah, dia pun akan mengganti bajunya juga mengambil tas miliknya.

Dia memang sengaja hanya mengantarkan Neira lebih dulu, setelahnya dia baru akan bersiap untuk ke kampus.

Dert..

Dert..

Gevan merogoh saku celananya saat merasakan getar ponselnya.

Rose Is Calling...

Gevan menautkan kedua alisnya, untuk apa Rose menghubunginya pagi-pagi.

Gevan tampak acuh dan tidak berniat menjawabnya, dia kembali akan menyimpannya namun bunyi notifikasi pesan membuat langkahnya kembali berhenti.

Rose mengirimkan pesan jika dia meminta Gevan menjemputnya karena Mobilnya masih di bengkel.

Gevan terlihat mengetikkan sesuatu di sana dan kembali melangkah menuju motor sport putih miliknya.

Hanya dengan hitungan menit Gevan sampai di parkiran Kampus.

Hari ini tidak terlalu sibuk, dan soal OSPEK memang hari ini hanya arahan untuk acara besok di Bandung.

Gevan melepas helmnya, membuat beberapa mahasiswi di sana tampak sangat terpesona..

Bagaimana tidak, wajah tampan Gevan dengan kulit putih mulus, hidung mancung alis tebal pahatan wajah yang begitu sempurna membuat siapa saja yang menatapnya akan langsung terpesona.

bukan hanya mahasiswi lama, namun para Maba pun tampak terpesona.

Berbeda dengan Gevan yang tampak acuh, dia kembali melangkah dengan tas yang dia sampir kan di tangan kakan nya dan berjalan melewati mereka menuju ruangan Anggota BEM.

"Nah tuh Pak ketu baru Dateng." Ucap Panji Saat melihat Gevan masuk.

Gevan terus berjalan dan duduk di antara mereka.

"Semua persiapan sudah siap, hari ini kita cuma buat arahan aja ke semua Maba untuk acara besok." Ucap Romi membuat Gevan hanya mengangguk.

Brak..

Mereka menoleh saat mendengar suara pintu terbuka kasar, dan pelakunya adalah Rose.

"Lo telat." Ucap Alvar menatap jam yang sudah menunjuk pukul 9 lewat 30 menit.

Mereka sengaja datang lebih cepat untuk memberi arahan kepada para Maba, dan setelahnya mereka baru akan mengikuti kelasnya.

"Mobil gue di bengkel, lagian gue udah minta tolong Gevan jemput gue."

Gevan menautkan kedua alisnya.

"Gue udah bales."

Rose kesal dengan sikap Gevan, bahkan Gevan dengan terang-terangan menolak untuk menjemputnya hingga membuatnya telat.

"Ya udah, Kita ke Aula sekarang semua Maba sudah kumpul."

Gevan beranjak bangun, namun Rose menahannya.

"Gue mau bicara." Ucap Rose.

Gevan hanya mengangkat alisnya sebagai jawaban.

"Semua sudah nunggu." Ucap Gevan meninggalkan Rose yang terlihat semakin kesal.

Gevan selalu saja menghindar darinya, bahkan selalu bersikap cuek. Padahal selama ini Rose sudah effort baik dengannya dan selalu berusaha menjadi terbaik hingga bisa masuk ke dalam Anggota BEM hanya untuk bisa dekat dengan Gevan.

Namun usahanya tampak tidak pernah di lihat oleh Gevan.

"Rose Cepetan" Ucap Mila yang malah melihat sahabatnya diam.

"Iya"

mereka berjalan menuju aula dimana semua Maba sudah berkumpul di sana.

Mereka bahkan langsung saling berbisik saat melihat kedatangan Gevan bersama teman-temannya.

Mereka tampak sangat tampan dengan menggunakan almamater Kampus apalagi Gevan yang terlihat begitu mempesona.

Hingga membuat para maba khususnya cewek yang langsung terpikat.

mereka bahkan seringkali mengambil fotonya diam-diam.

Di saat semua terpesona dengan ketampanan seorang Gevandra, namun si cowok bersikap biasa saja.

Gevan sama sekali tidak melirik ataupun terlihat dekat dengan siapapun.

Hanya Rose, namun itu pun Rose yang selalu mendekatinya.

Episodes
1 Putus.!
2 Gevandra Bara Ataska
3 Rencana Makan Malam
4 Makan Malam
5 Markas
6 Pernikahan
7 Rumah Baru
8 Sekolah
9 9. Gara-gara telat Jemput
10 Dia siapa?
11 Tinggal berdua
12 Gaje
13 Bandung
14 Dia adik gue.!
15 Kembali Mood
16 Senyuman
17 Mengerjakan PR
18 Mall
19 Takut Hilang
20 Valentine - Coklat
21 Menginap di Rumah Widi
22 Alex
23 Dinginnya Gevan
24 Menemani makan
25 Semakin Dekat.
26 Cantik.!
27 Soal Perasaan
28 Tidak tau Malu
29 Balapan
30 Terima Kekalahan
31 Selalu Manis
32 Marahnya Gevan
33 Posesif
34 Neira Sakit
35 Salsa-
36 Penjelasan Gevan.
37 NGAMBEK
38 Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39 39 Panti Asuhan.
40 Panti Asuhan
41 Perhatian Gevan
42 Mimpi tapi nyata.
43 Nico
44 Kesal
45 Perlakuan Manis Gevan
46 Bimbang (Neira)
47 Diam-nya Neira
48 Terus Kepikiran
49 "Karena harus menjaga seseorang"
50 Melindungi seseorang ternyata?
51 Sebuah Pelukan.
52 Takut Lo ilang.
53 Jealous..!
54 Speechless.!
55 Menggemaskan..!
56 Dia pacar gue.!
57 Salting-
58 Teror
59 Kakak rasa pacar
60 Kakak Merangkap Pacar
61 Jalanin Aja..
62 Mas Pacar.!
63 Mulai Nething
64 Cemburu-nya Neira
65 Mulai Posesif
66 Ngambek bikin gemas
67 Saingan
68 Selalu di Ratukan
69 Deg-degan
70 Dia Pacar Gue (Gevan)
71 Status Hubungan
72 Elisa-
73 73
74 74
75 75
76 Permintaan Maaf Author
77 Bab 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80 Makan Malam
81 Bab. 81 Makan Malam 2
82 Bab. 82 Perjodohan
83 Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84 Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85 Bab. 85 Tingkah Salsa
86 Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87 Bab. 87 Demam
88 Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89 Keputusan Almer
90 Terlalu Percaya Diri
91 Bab 91
92 Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93 93. Keegoisan Almer
94 94. Orang Baru
95 96. Kenan Mahendra
96 96. Gevan sakit
97 97.
98 98.
99 99. Calon Kakak Ipar
100 100. Kesal Prov Neira.
101 101. Sembuh
102 102. Panti Asuhan.
103 103.
104 104. Kawin Lari
105 105.
106 106.
107 107.
108 108.
109 109.
110 110.
111 111.
112 112.
113 113.
114 114.
115 115.
116 116.
117 117.
118 118.
119 119.
120 120.
121 121.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Putus.!
2
Gevandra Bara Ataska
3
Rencana Makan Malam
4
Makan Malam
5
Markas
6
Pernikahan
7
Rumah Baru
8
Sekolah
9
9. Gara-gara telat Jemput
10
Dia siapa?
11
Tinggal berdua
12
Gaje
13
Bandung
14
Dia adik gue.!
15
Kembali Mood
16
Senyuman
17
Mengerjakan PR
18
Mall
19
Takut Hilang
20
Valentine - Coklat
21
Menginap di Rumah Widi
22
Alex
23
Dinginnya Gevan
24
Menemani makan
25
Semakin Dekat.
26
Cantik.!
27
Soal Perasaan
28
Tidak tau Malu
29
Balapan
30
Terima Kekalahan
31
Selalu Manis
32
Marahnya Gevan
33
Posesif
34
Neira Sakit
35
Salsa-
36
Penjelasan Gevan.
37
NGAMBEK
38
Ada seseorang yang harus gue jaga perasaannya
39
39 Panti Asuhan.
40
Panti Asuhan
41
Perhatian Gevan
42
Mimpi tapi nyata.
43
Nico
44
Kesal
45
Perlakuan Manis Gevan
46
Bimbang (Neira)
47
Diam-nya Neira
48
Terus Kepikiran
49
"Karena harus menjaga seseorang"
50
Melindungi seseorang ternyata?
51
Sebuah Pelukan.
52
Takut Lo ilang.
53
Jealous..!
54
Speechless.!
55
Menggemaskan..!
56
Dia pacar gue.!
57
Salting-
58
Teror
59
Kakak rasa pacar
60
Kakak Merangkap Pacar
61
Jalanin Aja..
62
Mas Pacar.!
63
Mulai Nething
64
Cemburu-nya Neira
65
Mulai Posesif
66
Ngambek bikin gemas
67
Saingan
68
Selalu di Ratukan
69
Deg-degan
70
Dia Pacar Gue (Gevan)
71
Status Hubungan
72
Elisa-
73
73
74
74
75
75
76
Permintaan Maaf Author
77
Bab 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80 Makan Malam
81
Bab. 81 Makan Malam 2
82
Bab. 82 Perjodohan
83
Bab. 83 Pergi Dari Rumah
84
Bab. 84 Tidak Tau Malu-
85
Bab. 85 Tingkah Salsa
86
Bab. 86 Interogasi Bi Siti
87
Bab. 87 Demam
88
Bab. 88 Kangen- PROV Neira
89
Keputusan Almer
90
Terlalu Percaya Diri
91
Bab 91
92
Bab. 92 Keegoisan Orang Tua
93
93. Keegoisan Almer
94
94. Orang Baru
95
96. Kenan Mahendra
96
96. Gevan sakit
97
97.
98
98.
99
99. Calon Kakak Ipar
100
100. Kesal Prov Neira.
101
101. Sembuh
102
102. Panti Asuhan.
103
103.
104
104. Kawin Lari
105
105.
106
106.
107
107.
108
108.
109
109.
110
110.
111
111.
112
112.
113
113.
114
114.
115
115.
116
116.
117
117.
118
118.
119
119.
120
120.
121
121.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!