Posyandu

Ke esokan harinya aku sengaja tak datang sesuai perintah ibu,pagi- pagi ku selesaikan semua pekerjaan rumah ku dan ku urus Anwar, sengaja aku tak membuat sarapan seperti sebelum-sebelumnya karena sengaja ku ingin memberi pelajaran untuk suamiku.

Tak ku perduli jika ada orang lain yang mengetahui dan berkata apa,karena aku sudah cukup lelah menghadapi perilaku suamiku.

Setelah selesai semua ku panggil Anwar untuk mengikuti langkah kaki ku keluar rumah,namun suara mas Riyan menghentikan langkah ku dan aku pun sudah tau pasti mas Riyan menyuruh ku ikut dengannya.

" Kamu mau kemana,ini kenapa gak ada sarapan, kopiku mana Nita." tanya mas Rian beruntun.

" Gula, kopi dan kebutuhan dapur habis sudah beberapa hari." jawabku santai.

" Kenapa gak beli." tanyanya.

" Ini kamu mau kemana? Klo cuma kerumah ibu gak usah berpakaian begini gak cocok mau masak dan beres rumah pakai gamis begini." tanyanya lagi tak lupa tatapan sininya,saat mas Riyan melihat penampilanku dan Anwar yang sudah rapi.

" Yang bilang mama mau kerumah ibu siapa mas? Aku gak mengiyakan tuh." ucap ku santai.

" Lah kan kamu di suruh ibu ma,cepat ganti ikut aku, sekalian aku mau sarapan di rumah ibu aja." perintah mas Riyan sambil menarik tangan ku masuk ke kamar.

" Lepasin mas, bisa gak sih gak main kasar." kataku sambil ku hempaskan tangannya untung terlepas genggamannya.

" Maaf mas, mama gak kerumah ibu mas,mama udah ada janji sama ibu-ibu di puskesmas untuk cek kontrol kehamilanku, kan mas gak pernah mau mengantarkan ku kontrol alasan takut uangmu berkurang kan,mumpung ada yang gratis gak bayar,klo mas mau kerumah ibu kesana aja sendiri." ucapku dan langsung kulangkahkan kakiku keluar rumah dan tepa saat aku di depan rumah ada ibu mertua datang,namun tak ku hiraukan aku tetap berjalan melewatinya.

" Eh, Nita mau kemana kamu,rumah ibu bukan arah kesana tapi kesana." ucap ibu berteriak sambil menunjuk arah ber lawanan.

" Yang mau kerumah ibu siapa?" jawab ku santai saat aku sudah di hadapan ibu.

" Lah kamu emang mau kemana? Kan ibu sudah nyuruh kamu kerumah, di tungguin dari tadi gak datang-datang makanya ibu kesini, rumah ibu masih berantakan,cepat kerumah ibu beresin dan masak untuk acara nanti sore." omel ibu dengan nada sedikit meninggi, ibu tak sadar sudah ada beberapa tetangga yang mendekat karena suara ibu emang sedikit nyaring jika berbicara dengan ku.

" Kan Nita sudah bilang Bu, Nita sudah ada janji dan gak bisa bantu ibu." ucapku santai.

" Gak bisa, kamu batalin aja janjimu itu lagian ya kamu itu utamakan dulu ibu baru yang lain, main trima aja udah cepet sana ganti baju ibu tunggu di sini atau kamu ikut Riyan sekalian." perintah ibu gak bisa di tolak, tapi bukan diriku kalo gak menolak.

" Maaf ibu mertua yang terhormat, ranita gak bisa, toh ibu punya anak perempuan dua kan minta tolong ke mba Yanti dan Reni aja, mereka juga rumahnya berdekatan dengan rumah ibu, kenapa ibu sibuk datang kesini jauh-jauh." jawab ku berusaha menolak.tak ku perduli ibu mau marah atau gak,toh selama ini ibu jaga gak peduli dengan perasaan ku.

" Oh,,,tidak bisa, Yanti dan Reni bukan pembantu jadi gak bisa mengerjakan itu semua." kata ibu.

" Oh jadi ibu menyuruh karena itu pekerjaan pembantu begitu?" tanyaku dengan nada sedikit mengejek,ya ejekan untuk diriku sendiri karena ternyata diriku di Padang sebagai pembantu bukan menantu.

" Ya,itu, emang harus kamu yang kerjakan bukannya ibu pekerjaan yang biasa kamu kerjakan, kenapa kamu menolaknya." ucap ibu mertua sedikit gagap.

" Maaf Bu saya harus pergi, ibu suruh aja anak-anak ibu gotong royong, saya permisi, assalamualaikum," ucapku dan pergi berlalu di hadapan ibu meninggalkan ibu yang masih dengan ocehan dan suara hinaannya namun tak ku hiraukan.

Sesampainya aku di depan rumah ibu Ratna salah satu petugas posyandu dan sekaligus tempat di adakan ya posyandu tersebut.

" Loh mba ranita koq sudah ada di sini mba?" tanya mba ibu Ratna kepadaku, ya demi menghindari ibu mertua aku sengaja datang pagi-pagi rencananya cuma daftar aja sebentar lalu pergi mencari sarapan dengan Anwar.

" Ya Bu, saya cuma mau daftar aja dulu sebentar, nanti saya balik lagi, belum juga kan Bu acaranya di mulai." tanyaku kepada ibu Ratna.

" Oh ya mba, masih ada waktu setengah jam lagi, kalo mau nunggu juga bisa mba , kami cek tensinya dulu ya mba." ucap ibu Ratna mengarahkan ke tempat pengecekan, aku pun mengikuti semua arahan ibu Ratna hingga selesai.

" Bu, saya mau pamit dulu sebentar ya, nanti saya balik lagi." kata ku setelah buku pink ku serahkan sama petugas posyandu.

" Oh ya Bu, nanti balik lagi ya Bu setengah jam lagi acaranya." ucap ibu Ratna.

" Ya Bu." jawab ku, setelah berpamitan aku pun melangkah menuju penjual Nasi kuning dan aneka kue-kue pasar lainnya.

Aku pun memilih memesan nasi kuning begitu pun dengan Anwar yang terlihat bahagia akhir- akhir ini,mungkin karena beberapa hari ini Anwar ingin apa yang dia mau bisa ku turutin walau Anwar tak pernah ngomong tapi aku sebagai ibunya tau apa yang anakku inginkan.

" Mama akan berusaha demi kalian berdua nak,mama akan berusaha membahagiakan kakak dan adek nanti." ucapku dalam hati sambil ku elus kepala anak lelakiku dan perutku, karena anak-anakku lah kini jadi semangatku.

Setelah aku dan Anwar selesai aku pun berjalan ke arah posyandu dan benar saja sudah hendak memulai semua acaranya, ku memilih duduk bersandar di dekat pagar karena agak sedikit luas, ku hanya mendengarkan saja apa yang ibu bidan ucapkan, dan selama aku mengikuti acara posyandu hingga akhir, ternyata aku bertemu dengan mba Dina yang kebetulan membawa si kecil Raka untuk melaksanakan kegiatan rutin posyandu.

" Pulang bareng ya nit."tawar mba Dina kepadaku.

" Boleh mba, tapi aku mau mampir dulu kalo mba mau ikut boleh, tenang nanti kutrakir koq." jawabku dan ku tawar kan mba Dina siapa tau mau ikut, ya karena aku sengaja malas pulang cepat pasti ibu mertua akan balik lagi kerumah mencariku dan memaksaku harus ikut kerumah ibu mertua.

" Boleh,kebetulan aku sudah gak ada kerjaan nit, soalnya tadi subuh sudah di bantu ayahnya Raka beres-beres dan masak." kata mba Dina bahagia,suami mba Dina sangat sayang sama mba Dina dan anak- anaknya dan tak ingin istrinya kelelahan kadang bikin orang yang melihatnya jadi iri.

" Woke, otw yuk, keburu panas nanti kasihan anak-anak." kataku sambil berjalan menuju keteras posyandu setelah ku trima buku pink dan berpamitan dengan semua petugas posyandu yang ku kenal.

" Mba kita cari makan dulu ya kasihan anak-anak." tawarku saat aku dan mba dina melewati sebuah toko baju yang bersebrangan dengan restoran.

" Aku gak bawa banyak uang nit, soalnya tadi gak kepikiran mau jalan-jalan denganmu." ucap mba Dina bingung.

" Itu mah gampang yuk kita lihat-lihat siapa tau ada yang cocok, gak usah bengong mba ayo kita masuk, tuh Anwar jalan duluan sama Deni,." kata ku sambil ku tunjuk anak-anak yang sudah ada di depan pintu masuk.

Akhirnya kami berlima pun masuk dan melihat-lihat baju wanita, hingga ku tertarik dengan beberapa potong baju saat ku asik memilih baju aku di kagetkan dengan suara mba Dina yang memanggilku.

" Nit,." panggil mba Dina kepadaku.

" Nit." ucapnya lagi.

" Ya mba, kenapa?" tanyaku saat ku sudah di hadapan mba Dina dan anak-anak.

" Itu si Anwar tadi katanya mau ke toilet, aku mau antar tapi dianya gak mau ku temanin." jawabnya, pandanganku langsung ke arah Anwar yang benar saja sudah berdiri gelisah.

Tanpa pikir panjang ku bawa Anwar dan Deni menuju toilet.

Terpopuler

Comments

Rose Mustika Rini

Rose Mustika Rini

loh saya ini istri mas Riyan bukan pembantu...klw ibu menganggap saya ini pembantu kenapa mau menikahkan riyan dengan saya seorang pembantu...minta anak ibu suruh ceraikan saya...dengan senang hati sy bisa bebas

2024-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!