Drama mba yanti

"Lah aku cuma adanya telur yang bisa ku masak mba." jelasku,walau percuma menjelaskan.

" Daffa sudah ya, daffa kenapa nangis." tanya mba Yanti saat sudah berada di samping Daffa.

" Mau ayam goreng tapi tante nita gak mau belikan,malah nyuruh makan telur aja." jawab Daffa dengan sisa tangisnya.

" Astaga nit cuma perkara ayam goreng kamu gak mau usahakan keterlaluan kamu nit,jadi anakku belum makan dari tadi?dan kamu diam aja gak memperhatikan daffa keterlaluan kamu nit membiarkan anaku kelaparan sampai siang begini,ku laporkan riyan biar kamu di marahi sudah nyepelekan kami." bentak mba Yanti dengan emosi tak lupa suaranya yang meninggi hingga menimbul kan kehebohan di luar rumah,

" Terlalu kamu mba nit, ini daffa gak kamu kasih makan jangan jangan ratih juga gak kamu urus,di kasih kepercayaan gak bisa amanah." omel Reni.

" Lah kaya apa aku mau belikan ayam mba uangku kan di pangkas sama kalian untuk shoping kalian amnesia kah kalian tadi pagi hah, uang untuk membayar sewa rumah kalian pangkas termasuk uang belanja kebutuhan dapurku masih amnesia kalian hah, kalian shoping ninggalin anak tapi gak mikir yang di titipkan anak." bentak ku karena emosiku sudah tak bisa ku bendung lagi.

" Ya,,itu kan uang dari riyan ya wajar lah kami pangkas jatah mu mu itu cuma lima belas ribu sehari gak lebih ingat kamu itu cuma babu,cuma bikin beban riyan nambah nyusahin riyan aja apa lagi anak sialan mu itu,pasti riyan juga kan yang menghidupi." suara bentakan dan hinaan dari mba yanti untukku yang gak terimadi salahkan.

" Ya uang mas riyan tapi itu tanggung jawabnya dia sebagai kepala keluarga sebagai suami bukan sebagian pajangan, dan tolong kalian ganti itu tv ku karena ulah anakmu mba tv ku rusak." omel ku panjang lebar ke mba Yanti.

"Ogah, kan yang salah kamu karena kamu biarkan anakku kelaparan itu akibatnya kalo di titipin gak bisa amanah." tolak mba Yanti sambil mengandeng Daffa keluar rumah.

" Mba, itu tv ku harus kamu ganti ingat gara-gara kalian juga kan yang potong uang bayar sewa rumahku jadi tolong jangan salahkan orang lain atas kesalahan sendiri makanya tinggalin kebutuhan anakmu jangan malah pangkas uangku rumah ku.keterlaluan kalian." teriakku dan omelanku ku keluarkan rasa dongkol yang sedari tadi ku tahan.

" Ogah." terik mba yanti di susul ratih dan reni menaiki motor NMAX itu dan berlalu pergi.

Aku pun hanya mampu melihat kepergian motor mba Yanti yang sudah hilang di tikungan dan aku baru tersadar dan benar saja pas aku melihat sekelilingku sudah ada beberapa tetangga yang ramai di dekat rumah hampir semua tetangga dekat rumahku emang sudah tau watak keluarga mas riyan klo kerumah ku.

" Yang sabar ya mba,itu ipar kok tega gitu ya apa tadi kami gak salah denger mba, kalo jatah mba beneran cuma segitu dari suami." tanya salah satu tetanggaku yang emang tadi mendengar ucapan mba yanti saat marah marah dan cukup keras suaranya karena emosi.

" Yang menangis tantrum tadi yang mana mba cewek apa yang anak cowok tadi?" tanyanya lagi sambil mengelus lembut bahuku agar emosiku mereda.

"Maaf ya mba, dan ibu-ibu semua karena keributan tadi jadi terganggu" ucap ku malu, ya aku malu karena setiap mba Yanti atau ibu mertua selalu meninggikan suara mereka saat marah jadi aku pun kadang gak bisa mengontrol emosi ku juga.

" Ya mba gak apa kami udah gak heran sama ipar sampean." ucap salah satu tetanggaku

Aku pun memilih masuk dan berpamitan ke tetangga ku dan meninggalkan mereka yang sebagian sudah membubarkan diri.

Sesampainya di dalam rumah ku tutup pintu rumah dan duduk di depan tv yang sudah tak bisa menyala,kulihat seluruh ruangan berantakan karena ulah anak mba Yanti yang mengamuk.

" Huff,ya Allah bisa juga kah ku sabar melihat perilaku keluarga suamiku begini,ya Allah berikan aku Setok sabar," ucapku ke diri sendiri,sambil ku beresin semua yang berantakan setelah selesai ku masuk ke kamar ternyata anakku ada di dalam kamar, entah sejak kapan dia masuk dan sudah setia di atas kasur ku.

"Kakak, kapan masuk kamar?" tanyaku ke anwar.

" dari tadi saat ada tante yanti sama tante reni datang kakak takut ma sama tante yanti takut di cubit lagi klo daffa nangis." ucap anwar sambil menundukkan kepalanya ku lihat ada ketakutan di wajah anwar.

Ku peluk tubuh anakku rasa tak tega melihatnya ketakutan begini.

********

"Hallo ya," ucap mba yanti ketika sampai kerumah ibu ratmi, langsung menelpon riyan mengadukan kelak uan nita pastinya.

" Ya mba,kenapa?" jawab riyan untung saat ini pas lagi santai.

"Kamu kasih tau dita itu,kalo di titipin daffa jangan gak di kasih makan,kasihan anak ku gak di kasih makan sampai siang." omel mba Yanti.

"Emang kenapa koq nita gak ngasih makan daffa setauku nita selalu masak gak mungkin gak masak apa lagi gak ngasih makan anak-anak." bela riyan.

"Pokonya mba gak mau tau kamu marahin itu si nita bilang klo gak aku adukan ke ibu kamu sama nita " ancam mba Yanti,dan langsung mematikan sambungan telpon sepihak.

" Apa lagi yang di perbuat nita sampai mba yanti ngomel-ngomel begini,haduh pusing kepalaku kalo begini." riyan ngomong ke diri sendiri sambil memijit kepalanya yang terasa pusing.

******

" Masa sih daffa gak di kasih makan sama Nita kok tega banget tuh anak,kasihanya cucuku kelaparan.lain kali kalian jangan lagi lagi titipkan anak-anak kesana bisa mati kelaparan cucuku." omel ibu ratmi sambil mengelus kepala Daffa yang sedang asik memakan ayam goreng.

" Ya mau gimana lagi Bu tadi aku buru-buru mau cari baju seragaman sama mas Toni untuk acara perusahannya nanti,y terpaksa deh aku titipkan ke nita soalnya kan dia gak sibuk apa -apa cuma nyantai aja di rumah." bela mba yanti,sudah jelas mba yanti gak mau di salahkan.

Ibu ratmi pun terdiam gak tau harus gimana lagi karena percuma menasehati kedua anak perempuannya semua bisa menjawab,dan akhirnya ibu ratmi diam dan asik dengan pikirannya sendiri.

Sedangkan reni setah sampai rumah langsung masuk kamar dan mencoba aneka baju yang tadi dia beli.

******

"Kaya apa mel nita mau kah menjual ladangnya itu kepemerintah,soalnya emak denger-denger di ganti perhektarnya 7,5 miliyar kalo 2 hektarkan bisa 15 miliyaran, soalnya ladang nya nita terkena ukur semuanya apa lagi masih ada ladang yang siap panen!" ucap panjang lebar emak Iyem kepada anak dan pak Bambang dan suami meli Yogi yang kebetulan saat itu sedang berkumpul di ruang keluarga.

" Ya mak nanti meli jelaskan lagi ke ranita, tapi masalahnya ratinta sedang hamil apa boleh wanita hamil nyebrang laut?" Tanya meli ke ibunya.

" Boleh Mel, asal setau emak harus ada surat izin dari dokter bayinya kuat gak,soalnyakan sayang kalo ranita nolak tetap hilang ladangnya,kalo di bayar kan nita punya bakat ya biar dari hasil jual ladang biar di pakai buka usaha dia,nita kan masakannya enak dan kalo bikin kue juga enak,dulu waktu masih sekolah emak pernah tanya keinginan dia, katanya mau buka toko kue atau warung makan gitu kalo ada rezekinya,nah kebetulan ini rezekinya itu bocah udah datang." jelas mak iyem.

Terpopuler

Comments

Rita Purwanti

Rita Purwanti

riyan cerai in aj gemes aku laki2 kok kayak gitu beri nafkahnya mines malah menghina istri yg taat
bilang aku sni thor biar aku yg ajukan gugatan na🤩🤩

2024-04-28

0

Henni Nu Ariyanti

Henni Nu Ariyanti

aku klu baca ini kok emosi ya

2024-04-14

1

🅈🅄🄻🄸🄰💞

🅈🅄🄻🄸🄰💞

belibet baca nya🙏

2024-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!