Kedatangan ibu mertua

Sepulang dari rumah mba Dina aku pun langsung membereskan semua belanjaan ku di dapur sebelum ku eksekusi semua, aku ke kamar dulu menyembunyikan ATM ketempat semula di mana tak satu orang pun yang tau tempat penyimpananku.

Sangking tak mau ku beri tau kalo aku ada tabungan, takutnya di ambil semua sama mas riyan. padahal gaji lebih dari 8 juta, ya, walau uang gaji mas Riyan di kasih ke ibu sebagian, dan membantu ekonomi adik dan kakaknya yang emang ku tau pekerjaan suami kakak ipar dan adik iparku penghasilannya tak sebesar mas riyan tapi masa ya mas riyan harus memiskinkan istrinya.

Aku pun malas terlalu memusingkannya lagi karena percuma, jika aku mengeras meminta hak ku pasti entar banyak drama dan pasti merembet kemana-mana.

Ketika ku asik di dapur, aku mendengar suara bising dari depan rumah, ya dari suaranya pun tak salah lagi suara ibu mertua, kakak dan adik ipar ku. entah apa lagi yang mau mereka perbuat, pasti tak jauh untuk menghina ku lagi apa lagi mba Yanti tadi melihat ku belanja banyak tadi pasti mba Yanti mengadu yang aneh-aneh, gak mungkin ibu mertua ku datang tanpa alasan dan apalagi berita burung.

" Wa'alaikum salam Bu," ucap ku sambil melangkah ke arah ibu dan iparku berdiri saat ini.

" Eh, Nita kamu habis belanja apa tadi banyak banget, ibu mau lihat, kamu jangan boros-boros lah nit Riyan kerja banting tulang kamu bukannya nabung untuk persalinan malah belanja terus, dan ingat, kamu punya anak juga emang kamu gak mikir sekolah anakmu itu, jangan kamu minta-minta ke anakku ya untuk biaya sekolah anakmu nanti gak Sudi aku anakku biayain anakmu itu dia bukan darah daging anakku,kamu minta aja sama mantan mertuamu sana kalo untuk sekolah anakmu itu." omel ibu mertuaku bernama Ratmi.

Hati kupun sebenarnya panas ketika anakku di gitukan namun aku bisa apa, aku hanya bisa sabar toh percuma menjawab membela anakku ujung-ujungnya juga gak bakal mengerti mereka.

" Maaf Bu, aku hanya belanja kebutuhan dapur Bu gak belanja aneh-aneh hanya beli besar dan sayuran Bu." jelasku ke ibu mertua,dengan mencebik kan bibir dari iparku aku pun sadar bahwa mereka tak suka melihat aku belanja lebih, apa lagi di mata mereka belanjaan banyak pasti pikirannya uang di kasih mas Riyan juga banyak, padahal gak.

" Heleh, tadi aku lihat kamu belanja banyak banget,ayo Bu kita lihat di belakang pasti dia beli yang aneh-aneh pasti uang gaji Riyan di habiskan langsung." ucap kakak iparku sambil melangkah menuju dapur tanpa menghargai pemilik rumah siapa, main nyelonong aja.

"Mana tik, gak ada apa-apa gini kok cuma beras dan ini apa ikan asin, aduh,...apaan kamu ini nit, mau kasih makan anakku ikan asin begini otak mu kemana, emang gak ada lauk lain apa yang bisa kamu beli, kenapa ikan asin dan ini tempe,....ampun,..pantas aja Riyan selalu lari minta makan kerumah, uang yang di kasih Riyan kamu pakai untuk apa ha." omel dan bentak ibu mertua ku sambil membanting semua apa yang dia pegang.

"Biasa lah Bu, paling uangnya di pakai untuk anaknya itu mana mungkin kan masa iya mas Riyan kasih uang loh setiap hari, beda lah dengan aku yang setiap seminggu sekali baru di kasih mas Reza, lah ini setiap hari di kasih cuma di kasih ikan asin sama tempe, kok kalah sama yang seminggu sekali sih lauknya.

" Maaf Bu, mas Riyan cuma memberikan aku uang cukup beli itu aja, kalo kamu kan wajar seminggu sekali soalnya mas Riyan kan juga ngasih ke kamu, kamu masih dapat uang bagian dari mas Riyan setiap Minggu dan gajih suami mu kan emang mingguan toh." ucapku kesal sambil kulirik adik iparku, ku lihat dia menahan kesal dari cara mencebik kan bibirnya tanda tak suka.

" Ya wajarlah klo Riyan bantu adiknya, emang kamu siapa,....mau melarang anakku membantu saudara nya gitu." bentak ibu mertua sambil menunjuk-nunjukkan jarinya ke wajah ku.

"Hemmm,,maaf Bu," ucapku sambil ku hembuskan nafas karena menahan dongkol,percuma ku meladenin mereka yang ada makin panjang kaya kereta.

ku lihat ibu melangkahkan kakinya menuju arah keruang tengah di ikutin ke dua anak perempuannya, tanpa permisi dan berucap mereka langsung pergi keluar rumah menuju motor masing-masing, aku yang melihatnya pun hanya mengelus dada dengan ucapan ibu tadi.

Setelah ibu mertua pergi aku pun melangkahkan kaki menuju dapur dan memasak untuk Anwar anakku telur goreng, untuk ku aku hanya merebus daun singkong dan menggoreng ikan asin serta membuat sambal,ku biarkan tempe di dalam kulkas rencana besok baru ku masak. tak ku pikirkan mas Riyan pulang nanti mau makan toh biasanya pulang udah dengan perut kenyang.

" War, ayo makan nak." kupanggil Anwar yang asik dengan gambarnya.

Ya Anwar suka sekali menggambar walau kadang tak sebagus pelukis,

Selesai makan ku bersihkan meja makan dan mencuci piring bekas makan ku dan nawar, setelah selesai semua ku menuju ruang tengah ya rumah kontrakan ku terdiri tiga ruangan.,..ruang tamu, kamar dan ruang dapur yang langsung terhubung dengan kamar mandi.

"Aku harus mikirin masa depan Anwar dan anak ini, jika terus begini apa mas Riyan peduli, jelas dia gak peduli. entah kenapa gaji sebesar itu namun kebutuhanku selalu kurang, jangankan beli skincare, untuk beli beras aja kadang aku terpaksa mengambil tabungan anakku." batinku sambil ku elus perut ini dan meliha anwar yang anteng dengan buku gambar dan pensil warnanya, entah apa yang dia coret-coret di buku itu.

Pikiranku menerawang jauh saat sebelum ku menikah lagi, aku terpaksa merantau karena aku pun di benci dengan keluarga almarhum suami ku terutama ibunya mas david, yang tak mau menerima kehadiran Anwar karena sejak kehadiran Anwar ibu tak pernah lagi mendapatkan apa yang di inginkannya. sejak saat itulah ku memilih pergi meninggalkan kampung halaman ku dan merantau ke kota, sedangkan ternak kambing dan ladang ku dari dulu ku percayakan sama kakak sepupuku anak dari kakak ibu ku.

Keluarga almarhum suamiku ( mas david ) dan keluarga suami ku sekarang mas Riyan. tidak ada yang tau jika aku memiliki ladang dan perternakan peninggalan dari almarhumah bapakku.

********** ******* ********* ****** ************

" Bu, kenapa ibu gak ambil tadi lumayan Bu ada minyak gorengnya tadi." ucap Reni adiknya mas Riyan.

" kamu apa gak lihat tadi minyaknya aja cuma 1 liter dan gak ada apa-apa lagi di dalam kantongan tadi." omel ibu Ratmi

" Ya Bu coba tadi kita ambil aja toh paling itu untuk Setok aja sama Nita, gak mungkin kehabisan, lumayan tadi coba tadi kamu ambil ren lumayan untuk Setok minyak goreng di dapurmu." ucap mba Yanti sambil menyenderkan tubuhnya di sofa depan tv.

Ada-ada aja kelakuan ibu dan anak ini, bisanya mau menjarah belanjaan ranita.

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Di paragraf ini ke mana tanda bacanya, koma minimal hrs ada biar yg baca tdk kehilanagan nafasnya. Wkwkkw.... bawel bgt sy ya... tp gpp ya Kak. Sekali lagi sy bukan sok paling bnr, saling menegur sesama tmn hrs, dan jika sy salahpun sy bersedia menerima teguran.

2024-03-04

6

adining kartika

adining kartika

halo kak, semangat berkarya,. jangan lupa mampir ya

2024-04-26

0

Itoh Masitoh

Itoh Masitoh

Keluarga nya toxic banget deh, mulutnya pengen disambelin aja.

2024-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!