Jujur ke mba Dina

" Biar aku aja mba yang bayar." kataku saat mba Dina hendak membayar bajunya, mba dinapasti heran melihatku yang tiba-tiba mengajak jalan dan berbelanja baju dengannya.

" Tapi nit...."kata mba Dina menggantung karena ku potong langsung.

" Mba tolong total semuanya ya mba tapi di pisah kantongan ya." ucapku ramah dan tersenyum, ku menoleh mba Dina dengan wajah bingungnya.

" Sudah mba gak apa sekali, mba sering nolong aku sekarang gantian aku ya." ucapku tulus tak lupa senyum manis ku.

Mba Dina hanya diam dan memperhatikan kasir yang mental semua belanjaan ku yang sudah di pisah dengan milik mba Dina,mbadina pun melongo saat kasir memberi tau semua totalnya dan ku kasih kartu ATM milik Anwar, karena sampai saat ini pun aku belum membuat rekening baru lagi.

" Nit..itu..kartu ATM siapa?" tanya mba Dina bingung.

" Nanti aku ceritakan mba, tapi janji ya jangan sampai ada yang tau cukup mba Dina aja." ucapku ke mba Dina.

Setelah selesai membeli apa yang kita cari kami berdua pun menuju cafe di sebrang toko tempat kami berbelanja tadi.

" Nit,mba nagih penjelasan soal belanjaan tadi dan ATM mu, maaf nit bukan mba gak percaya sama kamu tapi mba bingung kamu bisa traktor mba sedangkan mba tau ekonomi mu bagai mana." tanya mba Dina panjang lebar.

" Nanti Nita ceritain mba kita cari tempat duduk dulu capek nih, kasihan juga anak-anak." jelasku ke mba Dina sambil mencari kursi kosong untuk kami ber lima, ternyata cafe itu sedikit longgar jadi ku putuskan duduk di pojokan mengarah ke pintu masuk dan seluruh ruangan bisa terlihat.

" Begini mba, sebenarnya aku dapat kiriman dari mbaku di Jawa, katanya hasil penjualan ternak dan hasil ladang ,dan ATM yang tadi mba lihat itu ATM milik anakku karena aku belum mengurus lagi rekening baru." jelasku panjang lebar.

" Jadi kamu sekarang ada uang nit, jadi waktu itu kamu tanya-tanya aku mau pulang kejawa itu kamu beneran kah.? Tanya mba Dina penasaran.

" Ya, rencanaku,aku mau pulang mba ke Jawa, mau tengok rumah bapak ibu ku." kataku bersamaan dengan pesanan kami datang yang sebelumnya sudah kami pesan.

" Trus suami kamu tau gak kalo kamu punya penghasilan dan berniat pulang kampung." tanya mba Dina penasaran,karena tau selama ini rumah tanggaku tidak baik.

" Gak, aku sengaja gak ngomong mba, dan ku harap mba bisa ku ajak kerja sama, ini uang tabungan Anwar,gak ada gak mas Riyan atau pun keluarga mas Riyan,aku cuma berharap mba bisa menjaga rahasia ku ini.soal aku mau pulang kampung nanti aku akan ngomong sama mas Riyan,ya walau aku tau mas Riyan pasti gak mengizinkan mba pasti sudah tau kan alasannya." jelasku panjang lebar ke mba Dina cuma agar mba Dina gak memberi tau apa yang dia tau.

" Ya, pasti tak mau keluar uang lah,orang nafkah kamu aja loh segitu padahal setau ku ya dari suamiku gaji kerja jadi driver logistik tambang itu besar loh, walau ngasih ibu mertua mu tapi masa gak bisa ngasih nafkah yang layak untuk istrinya, suami mu itu udah zalim sama kamu nit." ucap mba Dina greget dari caranya mengulek ulek makanannya.

" Sudah lah mba, biarin aja aku udah males bahasnya,selama masa Riyan gak bermain api di belakang ku, aku masih terima aja." kataku sambil ku meminum yang ada di meja kami.

" Ini kita langsung pulang atau mau ngelancong lagi." canda mba Dina kepadaku,aku hanya tersenyum simpul.

"Pulang aja yuk mba,sebentar aku mau pesan lagi untuk makan ku sama Anwar,mba mau aku pesankan sekalian kah?" tanyaku ke mba Dina yang sedang asik masik menyuapin Raka.

" Boleh deh nit boleh gak ku pesankan untuk ayahnya Raka?" tanya mba Dina malu-malu.

" Boleh,kan tadi udah aku bilang mba aku yang traktir, bukan sombong sih cuma ya aku ingin berbagi aja sama mba Dina dan anak-anak, dulu waktu masih masa sulit ku cuma mba Dina aja yang mau mengulurkan tangan untukku, aku gak akan ngelupain itu mba." ucapku tulus kepada mba Dina,dan di sambut oleh senyum manisnya mba Dina.

" Makasih ya nit, semoga kamu tetap bahagia dengan caramu." kata mba Dina.

Setelah mengobrol ngalor gidul sambil menunggu pesanan kami datang dan membayarnya,

Kami pun pulang kerumah masing-masing, mba Dina mengantarku sampai depan rumah sewaan ku setelah berpamitan mba Dina pun langsung berlalu pergi, Namun langkah kakiku terhenti ketika suara ibu mertua yang sangat keras memanggil ku dan menghampiriku.

" Wah,wah wah,,habis shoping kamu nit?" tunjuk ibu mertua ke arah belanjaan ku.

" Ada apa Bu?" tanyaku santai.

" Ada apa,ada apa, ayo ikut ibu cepat, kamu di suruh masak koq malah shoping, pantas aja kamu menolak perintah ibu, ternyata kamu ngabisin uang anakku hah." Bentak ibu mertua tak lupa Omelan nya, yang masih kekeh memintaku memasak untuk acara arisannya.

" Maaf Bu, ranita capek,selama hamil ini ranita mudah lelah,ranita mau istirahat dulu ya Bu, ibu kan bisa pesan jadi,banyak koq yang jual." kataku sambil aku membuka pintu rumah agar Anwar bisa masuk dan istirahat di dalam dan tak melihat neneknya yang lagi mengomel di depan rumah ku.

" Hebat ya kamu, sekarang jawab ja, benar kata Riyan,kamu itu istri gak tau di untung, taunya bantah aja, jawab aja omongan orang." bBentak ibu tak lupa tanggan di pinggul dan satu tangannya menunjuk-nujuk kan jarinya ke wajah ku.

Karena aku sedang males ngeladenin lagi, aku memilih diam, entah berapa lama ibu mengomel di hadapanku melampiaskan rasa kesalnya karena aku tetap gak mau di bawa kerumah ibu, mungkin karena lelah atau apa ibu pun pulang dengan mengomel lagi sepanjang jalan terlihat dari caranya berjalan yang sedikit cepat.

Aku pun tak perduli dan memilih masuk kedalam rumah dan istirahat bersama Anwar tak lupa sebelumnya ku tutup pintu dan menguncinya,ku lihat jam sudah jam 11 pagi menjelang siang.

" Maaf Bu, mas aku sudh capek jadi gak apa dong kalo aku sekarang mencoba melawan." Kata batin ku.

Ku rebahkan tubuhku yang emang sudah lelah, apa lagi selama hamil gak bisa terlalu banyak gerak pasti udah capek, aku pun ikut memejamkan mata Tan langsung masuk ke alam mimpi bersama Anwar yang sudah tidur sedari tadi.

**********************

Untuk semua para pembaca mohon maaf jika masih banyak typo berhamburan dan ceritanya mungkin amburadul, mohon maaf Autor hanya manusia biasa yang hanya ingin meluapkan dan menyalurkan semua imajinasi Autor, terserah para pembaca yang mau komentar meninggalkan komentar dan sara,

Dari dukungan kalian lah saya bisa terus memperbaiki karya saya.

Saya ucapkan terimakasih untuk para pembaca, jangan lupa tinggalkan jejaknya kak.😊🙏🤗

Terpopuler

Comments

Setmi Efrianti

Setmi Efrianti

lawan Nit... enak aja itu suami dan keluarganya memperlakukan mu dgn seenak udel nya. 😡

2024-03-10

1

Ayla Anindiyafarisa

Ayla Anindiyafarisa

aku suka kalau si Nita udh mau melawan

2024-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!