Rencana

" Apa aku terima aja ya tawaran mba meli untuk masa depan anakku! tapi kata mba meli ladang kakao sudah siap panen, apa aku minta negoisasi dulu ya sama pihak kecamatan agar bisa panen dulu." batinku

" Mas Riyan gak bisa ku harapkan apalagi tabungan kakak Anwar sering ku ambil, apa aku coba hidupkan lagi aja kali ya rekeningku yang sudah mati itu, agar mba meli mentransfer ongkosku, 4 bulan lagi seluruh ladang warga dan milikku sudah di garap jadi jalan tol.

Berarti waktuku hanya 1 bulan berfikir terima atau tolak, klo tolak ladang hilang tanpa ganti rugi, kalo ku terima aku kesana apa boleh nyebrang ke Jawa dengan keadaan hamil begini! " bicara ku dengan diri sendiri sambil ku elus perutku yang sedikit membesar, karena emang usia kehamilanku baru memasuki usia 6 bulan.

" Besok coba ku ngobrol dengan mba Dina, siapa tau dia faham soalnya kan mba Dina juga asalnya dari Jawa dan sering pulang kejawa.

walau dia sudah menikah dengan orang Kalimantan dan menetap di sini." ucapku lagi di hati.

Entah berapa lama ku melamun hingga tak ku rasakan perutku yang memang belum makan apa pun dari tadi sore sejak mas Riyan pulang kerja.

"Aduh,....pedihnya nih perut apa asam lambungku kambuh ya? Aku buat teh hangat aja deh siapa tau bisa meringankan perihnya." ucapku dan ku langkahkan kakiku ke meja kompor merebus air untuk membuat teh yang ku inginkan.

"Astaghfirullah," ku tepuk jidat ku.

"ternyata kamu belum mama kasih makan ya dek, maafkan mama ya sayang mama beneran lupa."ucapku sambil ku elus perutku, sambil ku tunggu air mendidih ku siapkan makan untuk diriku sendiri.

setelah selesai membuat teh aku pun lanjut makan hingga tak terasa habis juga nasi di piringku, karena emang sedang kelaparan, setelah ku habiskan makan minum teh ku rebahkan tubuh ini ke kasur dan memasuki alam mimpi.

" Mas berangkat dulu ma." ucap mas Riyan sambil menyodorkan tangannya untuk ku cium.

" Hati-hati mas." jawabku.

" Ini uang belanjamu hari ini." ucap mas Riyan ku lihat dia menyodorkan uang 10 ribu ke arah ku tanda aku wajib menerimanya, karena males berdebat ku ambil saja.

" Terimakasih mas." ucapku cuek.

Setelah mas Riyan pergi dengan motornya,

ku langkahkan kakiku masuk kedalam rumah untuk memberesi meja dapur.

Setelah sarapan tadi ku urus Anwar setelah selesai, niat ingin nyantai dulu sejenak, niat ku mau kerumah mba Dina ku pending dulu karena masi pagi biar lah rencana agak siangan aja ke sana untuk meminta solusi soal keputusanku yang ingin pulang ke kampung.

"Ma, Anwar mau main ya ke rumah Tante Dina" ucap anwar.

" Kalo mau kesana entar lagi kak, mama juga mau ketemu Tante Dina,kita kesana ya nanti." jawabku ke anakku.

Pukul 9 pagi ku putuskan berjalan kerumah mba Dina,karena ku putuskan mulai hari ini aku tidak memasak,rencana aku dan Anwar mau makan di luar karena tadi pagi aku sudah mengirimkan rekening Anwar ke mba meli, karena tadi subuh ada pesan masuk di teleponku mba meli memaksa meminta no rekening karena mau transfer hasil ladang kakao dan beberapa hasil ladang lainya.

" Tring." suara notifikasi pesan masuk.

" Hah,ini beneran gak salah kirim mba meli?" ucapku ku sendiri karena kaget melihat angka yang tertera di pesan notif m.banking milik Anwar,tanpa banyak tanya langsung ku telpon mba meli dan ku hentikan langkahku menuju rumah mba Dina.

" Assalamualaikum mba." ucapku terburu-buru.

"Wa'alaikumsalam dek, gimana sudah masuk belum ?" tanya mba meli.

" Sudah mba, tapi ini kenapa banyak banget mba? Bukannya sebelum aku ke Kalimantan sudah ku ambil ya sebagian?" tanyaku penasaran.

" Ya itu emang segitu dek lebihannya,kan kamu hampir 3 tahun lebih gak mengambilnya." jelas mba meli.

" Ya masa sampe segini mba ini mah banyak banget mba, mba ambil ya untuk mba juga, kan mba yang ngerawat ladang dan terbaikku." kataku

" Gak dek, itu bener udah milik mimu jatah bagianmu, soalnya sapi mu lumayan dan ada juga kambing mu lakunya lumayan selama beberapa tahun terakhir ini, jadi tolong ya di terima." kata mba meli memaksa, sebagian dari ucapan mba meli ada yang bohong karena sawah peninggalan untuk Anwar mba meli juga yang merawat,

Sesuai amanah mendiang David, makanya hasil yang di miliki Ranita lumayan banyak yang di terima ranita sekitar empat ratus juta lebih, apa lagi kakao dan sawah yang seumuran dengan usia Anwar tak di ambil ranita.

Usia Anwar sekarang sudah 5 tahun 9 bulan dan akan masuk sekolah SD usia 6 tahun lebih di tahun ini.

" Tapi ini banyak banget mba,aku kirim balik ya mba." tolak ranita.

" Gak dek itu sudah jatahmu dan Anwar, gunakan lah uang itu dek,siapa tau kamu ingin beli apa, mba tau kamu disana harga apa-apa mahal, kan mba idah ada di sana sama masmu jadi mba tau dari mereka di situ gak ada nama harga telur perkilogram kan yang ada per-butir dan per-piring." kata mba meli panjang lebar, ya harga kebutuhan di Kalimantan sangat menguras kantong jika tak pintar-pintar mengelo keuangan.

" Ya wes tak terima ya mba, terimakasih sudah mau ku repoti terus." kataku tulus

" Gak masalah asal mba juga kebagian cipratan hasilnya, hahahaha." kata mba meli tak lupa suara ketawa bahagianya, ya kami bagi hasil tapi gak tau sistem mbanya gimana membaginya soalnya yang menjaga ladang dan ternak beliau apa lagi ada titipan sawah punya Anwar.

" Ya wes toh, mba matiin dulu ya mba mau keternakanmu mau melihat ada sapi sama kambingmu yang mau lahiran." kata mba meli sambil tertawa kecil yang terdengar.

" Hah, wah selamat ya mba bisa nambah nih angonan( ngembla)." ucapku tak bahagia.

" Yo biar Dimas yang angonan emaknya nunggu hasilnya aja, hahahaa." kata mba meli tertawa lepas.

" Ya wes mba,tak ucapin terimakasih loh mba usah mau ranita repoti." ucapku tulus tak terasa sudut mataku sudah berembun karena bahagia memiliki keluarg yang masih mau ku repoti.

" Yo sama-sama, ya wes mba tutup Yo, kalo mau pulang ke kampung kabari mba biar ntr mba jemput kamu di mana."ucap mba meli.

" Yo mba,nanti tak kabari." ucapku

" Ya wes assalamualaikum." kata mba meli dan langsung mematikan ketika ku sedang menjawab salamnya.

" Alhamdullilah, rezekimu nak." ucapku bersyukur sambil ku elus perutku dan menoleh ke anak lelakiku yang tersenyum, entah tersenyum karena apa,entah dia faham dengan obrolanku sama mba meli atau karena hal lain.

"Yuk kak, kita kerumah Tante Dina." ucapku dan ku gandeng anakku.

" Kak kita makan ayam goreng mau gak nanti siang." tanyaku sambil kita berjalan.

" Mau ma," jawab Anwar bahagia tak lupa dengan loncat-loncat kecil sangking senangnya, ya selama menikah dengan mas Riyan di awal pernikahan aja aku mampu menghidangkan ayam goreng setelah itu gak, kadang ikut kerja mas Riyan malah sering minta jatah uang rokok kadang bensin jadi gajiku cuma cukup di bensin dan makan ja itu pun tanpa lauk mewah,karena mas Riyan tak memberiku nafkah selama aku kerja.

"Assalamualaikum mba." ucapku saat sudah sampai depan rumah mba Dina kebetulan mba Dina sedang di depan rumah menyiram tanaman bunganya.

" Wa'alaikumsalam nit, yuk masuk dulu." jawab mba Dina mempersilahkan masuk, ya semalam aku sudah kirim pesan bahwa mau kerumahnya ada yang mau di omongin.

" Nih minum dulu biasanya bumil nih cepet haus." kata mba Dina sambil meletakan minuman di atas meja tamu.

" Walah makasih loh mba,oh ya mba aku mau tanya mba." tanya ku tanpa basa basi.

Jawab mba Dina santai.

" Mba pernah gak pulang saat hamil?" tanyaku langsung keintinya,karena aku bukan tipe orang yang suka basa basi.

" Pernah Nit kenapa?" jawab mba Dina.

" Serius mba, pakai pesawat gak? Tanyaku semangat.

" Pakai kapal Nit, soalnya klo udah hamil maskapai gak memperbolehkan, takut kontraksi terkecuali ada surat keterangan dan surat jalan dari dokter selama kehamilan." jelas mba Dina.

" Jadi boleh ya mba." tanyaku.

" Boleh aja klo kamu mau naik pesawat kudu cek kehamilan dan ada surat keterangan bepergian dari dokter, karena nanti itu di perlihatkan sama petugasnya." ucap mba Dina panjang lebar.

" Alhamdulillah jadi tenang aku mba." ucapku bersyukur, karena rasa bahagia ku hari ini bertubi-tubi.

" Kamu mau pulang kampung kah nit?" tanya mba Dina, namun aku hanya menganggukkan kepala karena pas lagi meminum air yang di sediakan mba Dina.

" Kapan nit?" tanya mba mba Dina lagi.

"Gak tau pastinya mba, kemarin aku di telpon sama mbaku di Jawa, katanya budeku kangen

kebetulan juga aku sudah 3 tahun lebih gak ziarah ke rumah ibu bapakku." jelasku,karena masih bingung.

Terpopuler

Comments

Rose Mustika Rini

Rose Mustika Rini

duh thor maaf nih..banyak banget tipo dan kata2nya ada yg kurang dan kadang tersambung..pelan2 aja thor ngetiknya, klw nyusun skripsi bisa2 disuruh ngulang terus thor hehhee...
seperti "waalaikum"ini ko ga ada lanjtannya

2024-03-11

1

Rose Mustika Rini

Rose Mustika Rini

hahahah lucu yach "ini uang belanjamu hari ini, 10rb"..ini mah seharusnya dikasih ke anak untuk uang jajan di sekolah..uang belanja rumah tangga disamakan uang jajan sekolah 😂😂😂..

hebaaaattt

2024-03-11

1

dunia isekai

dunia isekai

bagus kak ceritanyaa

2024-02-04

5

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!