Kabar dari mba meli

Setelah kejadian tadi pagi hingga siang belum juga ku melihat mba Yanti dan Reni menjemput anak-anaknya entah pikiran mereka kemana koq bisanya anaknya di tinggalkan ke aku yang notabennya orang yang mereka hina kucel dan miskin.

" Tante nita,daffa mau makan llmapar." perintah daffa sambil berteriak tanpa menghampiriku,seperti anak yang kurang didikan sopan santunnya gak ada.

" Daffa,kamu bisakan ambil sendiri, kamu sudah besar di meja makan sudah ada tinggal ambil aja tapi tempat tante cuma ada masakan telur goreng." kataku lembut sambil mendekati daffa,yang masih asih main game di telpon genggamnya.

Ya mba yanti memang meninggalkan telpon genggam kusus daffa agar main game di dalam rumah,sedangkan ratih ikut main rumah rumahan di teras rumah dengan anak tetangga sebelah dan anwar.

" Aku maunya ayam goreng tante, pokonya harus ada sekarang." kata daffa tanpa melihat wajahku.

" Maaf tante gak ada uang untuk belikan kamu ayam goreng, ada nya tante cuma telur goreng kalo daffa mau makan ya ambil sendiri di meja makan." ucapku sambil ku berdiri melangkahkan kakiku ke depan rumah.tak ku hiraukan tantrumnya si daffa karena keinginannya tak di turuti.

" Ratih,kakak, ayo masuk makan dulu nak." ajakku ke anakku dan ratih,ternyata lebih baik di titipkan ratih yang gak kebanyakan polah ketimbang anak mba yanti yang suka minta ini itu tanpa melihat situasi.

" Tante, kenapa kakak daffa menangis begitu sampai guling-guling." tanya ratih pas kami masuk melewati daffa.

"Oh, itu tadi kakak daffa minta ayam goreng,maafkan tante ya ratih tante gak bisa membelikan kalian ayam goreng tnte cuma ada masak telur ini ja kamu mau gak" jawabku setelah sampai di meja makan dan menunjukan menu yang ada di atas meja.

Andai reni gak mengambil uang ku tadi ku belikan aja ayam biar cuma dua potong,tapi kenyataanya uang sewa rumah pun di pangkas juga cuma di sisa in enam ratus dan terpaksa aku pinjam ke mba dina,untung masih ada orang yang tau keadaan ku.

" Gak apa tante telur juga enak kok." ucap Ratih tak lupa senyum manisnya.

Saat aku sedang asik memperhatikan dua bocah di hadapanku tiba-tiba ada suara telpon masuk di, tak pakai lama ku langsung mengakar saat melihat nama yang menelpon.

" Assalamualaikum mba mel." ucapku saat ku angkat telpon, dari kakak sepupuku dan ternyata suara berisik dari seberang sana sepertinya sedang mengumpul.

"Wa'alaikum salan nit,kaya apa kabarmu di sana?" tanya mba meli kakak sepupuku.

" Alhamdulillah baik mba,mba dan keluarga di kampung gimana kabarnya?" tanyaku balik,ya aku merindukan kampung halamanku.

""Alhamdulillah kami semua baik nit, kapan pulang,udah hampir tiga tahun kamu tak pulang,tengok ladang dan ternakmu ini." omel mba meli.

"Nanti mba klo ada waktu ranita pulang kampung,kangen sama emak dan bapak." jawabku.

"Nit,mba nelpon kamu ini ada kabar gembira untuk kamu,ini ladang mu kena gusur jalan tol dari pemerintah, setiap ladang yang kena gusur pintasan tol di ganti rugi oleh pemerintah,kamu kalo bisa pulang urus ini soalnya mba gak berani gak ada kewenangan atas ladang mu ini."

"Menurut mba bagaimana,gak bisa tolak kah mba?" tanya ku,

" Lah kamu ini gimana toh nita, ini semua orang di kampung ini termasuk dua kampung yang lain juga terkena lintasan tol, dan mereka setuju asal gantinya sesuai karena sebagian ada yang kehilangan mata pencarian toh gara-gara jalur pemerintah ini,menurut mba ambil aja dek, untuk tabunganmu atau kamu pakai untuk buka usaha di Kalimantan sana,toh kamu juga udah jadi warga sana toh." jelas panjang lebar mba meli.

" Ya wes aku tak manut a'e mba,soalnya gak tau bisa pulang kapan soalnya aku lagi hamil udah enam bulan ini apa boleh nyebrang.?" ucapku jelaskan keadaan ku.

" Lah dalah,kamu hamil toh.hemmm pake kapal ja nit,oh ya nit ini uang kamu bagaimana masa setiap panen coklat sama hasil ladang lainya kamu gak ambil mba gak enak nyimpan terlalu lama dek kamu punya anak loh." jelas mba meli,merasa gak enak karena udah terlalu lam ku tak mengambil jatah hasil panen coklat dan hasil ladang lainnya belum lagi hasil jual beli ternak sapi,mba meli tetap ku gaji tiap bulan dan dapat anakan sapi jika sapi ku banyak yang beranak minimal dua ekor sapi baru mba meli kebagian satu.

Dan alhamdullilah nya keluarga dari pihak ibu ku mereka mau gotong royong walau mereka juga punya ladang dan sawah.

"Ya allah mba aku percaya sama mba,mba pegang aja lagiankan mba simpan di rekening mba yang lain toh."

Ucapku seneng.

"Wes ngene a'e kamu pulang nginep di sini sampe urusan ini selesai klo bojomu ikut klo bisa sih ikut soalnya kamu lagi hamil nit," saran mba meli mendesakku harus pulang.

" Mba gak mau lama-lama nyimpen uangmu bisa khilaf nanti mba belikan sawah baru nangis kamu,hahahaha ." suara canda mba mba meli sambil ketawa.

" Ya nanti Nita ngomong dulu sama mas Riyan Yo mba." ucapku

" Ya sudah kamu rembuk'i dulu sama bojomu, nanti kalo kamu gak ada uang ngomong mba transfer uangmu ini yang penting kamu urus dulu urusan ladang mu itu, soalnya ladangmu itu dua hektar dek besar mba gak berani,apa lagi coklat sama tanaman lain udah siap panen semua." jelas mba meli ke aku,

" Ya mba" ucapku.

" Ya sudah mba matikan dulu ini ada budemu sama pakdemu ngeliat cucunya,mba tunggu kabarmu ya nit,kalo bisa secepatnya kasih kabar soalnya minimal empat bulan lagi sudah mau digarap sama pemerintah." ucap mba meli dengan harapan.

" Ya mba nanti Nita kasih kabar secepatnya." ucapku.

" Ya wes mba tutup ya assalamualaikum." salam mba meli menutup telpon.

" Wa'alaikum salam mba." ucapku ketika sudah melihat layar yang meredup.

"Ma,telpon dari siapa,? tanya anwar

" Dari budemu di jawa,katanya mbah uti iyem kangen sama anwar, anwar mau gak pulang tengok mbah uti?" tanyaku lembut.

" Mau mah, aku kangen sama mas Dodi sama bude meli,kemarin cuma video callan aja gak seru." jawab anwar girang saat ku tawarkan pulang kampung.

" Ratih sudah selesai makannya?" tanyaku beralih ke ratih yang sudah duduk cantik di hadapan ku saat ku menelpon tadi mungkin kedua anak ini sudah selesai,karena keasikan dan lepas kangen akhirnya ku cuekin dua anak ini.

" Itu kayanya suara motor bunda tan," jawab Ratih sambil turun dari kursi lan berjalan menuju ruang tamu,ya benar sekali tepat Reni masuk langsung memeluk anaknya,dan menoleh ke daffa yang masih ngamuk ngamuk gak nyala ternya tv ku jadi korban atas hamukan Daffa karena marah gak di turutin.

" Ya Allah kenapa tv tante kamu rusak in Daffa," tanyaku saat ku langkahkan kiku dan mengeceknya dan benar aja pecah lcdnya,memeng benar sejak awal mengamuk aku gak mendiamkan Daffa karena takut perutku nanti yang jadi pelampiasannya.

" Loh kenapa daffa begini nita.kamu apa kan anakku hah." bentak mba yanti dengan Suara menggelegar sampai keluar rumah karena lihat anaknya yang masih lanjut menangis.

" Ya nih kamu apa kan Daffa sampai begini,kamu di cubit di pukul atau di apakan sama tante nita daffa." tanya beruntun reni ke daffa reni mendekati daffa.

" Gak ku apa-apakan mba beneran anakmu tadi ngamuk gara gara ku suruh makan sama telur gak mau." belaku,aku mau lihat jawaban apa mba Yanti untuk anaknya.

" Hah, telur kamu gak salah mau ngasih anakku makan telur, asal kamu tau ya aku di rumah gak pernah ngasih makan anakku telur." jawab mba Yanti sombong.

karena emang warisan bapak dulu sebesar empat hektar dan lima petak sawah namun bapak yang emang anak tunggal gak ada saudara lain selain adik dari mendiang ibu dari bapak minta bagian,bapak hanya minta ladang dua hektar dan sisanya paman adik dari ibunya bapak.

Aku pun terlahir sebagai anak tunggal,jadi semua warisan peninggalan bapak aku yang mengolah saat masih belum menikah hingga aku sudah menikah, aku tak pernah memperlihatkan kekayaan peninggalan dari bapak,buku tabungan bapak dan surat surat peninggalan bapak ada di orang kepercayaan bapak bernama pak Haikal,dan ketika aku menikah dengan mas davit pun aku bekerja sama dengan keluarga dari pihak ibu dan nenek dari bapakku untuk menutupin semua harta bapak hingga saatnya nanti aku sudah siap mengurus semuan kembali.

Terpopuler

Comments

Lia Wafiroh

Lia Wafiroh

nita jangan sampai suami mu sekarang kamu kasih tau nanti aku sebut kamu bodoh

2024-04-26

0

syamil mauza

syamil mauza

cerdas Nita,, jangan sampai suamimu yg sekarang juga tau

2024-05-11

0

Suci Fatana

Suci Fatana

nita bodoh ni gemas q

2024-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!