Bertemu ibu Salma

" Mas, mama pamit jemput Anwar dulu ya." ucapku ke mas Riyan,mas Riyan pun menoleh ku saat ku meminta izin.

" Kamu di rumah aja ma,kamu lagi hamil besar." jawab mas Riyan .

"Lah,trus Anwar pulangnya gimana mas,klo gak mama jemput,Anwar masih kecil mas,dan jalan dari masjid kerumah lumayan toh untuk seusia Anwar." jelasku karena ku lihat mas Riyan kaya gak suka.

" Ya,kamu bisa kan minta tolong sama siapa gitu yang anaknya satu TPA sama Anwar,kamu lagi hamil nit." jawabnya.

" Ya sudah pulangan lah mas, ini loh udah jam berapa udah mau masuk jam sholat isya, lah anak-anak kan emang ngajinya habis Maghrib yang seumuran Anwar." jelasku sambil kulangkahkan kakiku meninggalkan mas Riyan.

" Ya sudah terserah mu di kasih tau juga susah, jawab aja terus kamu itu nit,awas nanti kalo ada apa-apa gak usah panggil-panggil aku." katanya emosi.

Aku pun hanya mengelus dada dan berlalu pergi dari hadapan mas Riyan.

" Assalamualaikum." ucapku sebelum keluar rumah.

Sepanjang jalan ke arah masjid ku bertemu dengan Ngan beberapa ibu-ibu yang pulang dari mesjid,dan ada juga yang berjalan beriringan mengarah ke masjid untuk menjalan kan sholat berjamaah, Namun di saat ku berjalan tak jauh dari rumah ku terhenti karenas ada yang memanggil ku dari segerombolan ibu-ibu yang pakai mukenah.

" Ranita." sapanya dengan sedikit meninggikan suara. Dan ku toleh ke arah sumber suara di samping gang yang ku lalu,ku lihat mereka berjalan kearahku.

" Ibu Salma,dan mba Ita, mau ke masjid atau baru pulang mba? Tanyaku sungkan dan Ramah.

" Ya, baru aja mau ke masjid nit, oh ya nit kamu mau ke masjid ya jemput Anwar." tanya ibu Salma.

" Ya Bu, saya mau jemput Anwar." jawabku sambil kami mengobrol sambil berjalan ke arah tujuan yang sama.

" Lah, Riyan mana? Kenapa gak minta jemputkan ja sama suami mu,kamu lagi hamil apa gak capek jalan antar jemput Anwar!" tanya ibu Salma ke diriku,

"Ya sebenernya lelah tapi demi ilmu agama anak biar tetap di terapkan dari dini hari,aku rela." batinku

" Insyaallah gak bu,biar sekalian olah raga bu." jelas ku sambil ku Tersenyum lembut.

Karena ke asikan mengobrol tak terasa kami semua sampai ke tujuan ibu Salma dan rombongan yang emang sudah wudhu dari rumah mereka langsung masuk ke dalam masjid, sedangkan aku berjalan mengarah TPA dulu.

" Kak, dari tadi nungguin ya." tanya ku ke anakku.

" Ya, ma kakak di kasih ini dari ibu ustadzah." kata Anwar sambil menyerahkan kertas lembaran yang ku akui kertas bulanan infaq untuk setiap anak yang mengaji.

" Ya sudah besok di bayar ya." jelasku.

" Kak, mama mau sholat di masjid kakak mau ikut? Tawarku ke anakku.

" Mau ma, tapi Anwar ambil air wudhu dulu ya." jawabnya girang.

" Yuk kita ke tempat wudhu,kita sholat bareng di masjid,tapi Kaka bisa kan jalan ke arah para lelaki itu." tunjuk ku ke dalam masjid.

" Bisa ma, kan kakak sudah besar masa gak bisa kesana sendirian." jawabnya Anwar.

Setelah ku ambil air wudhu dan berjalan bersama masuk kemasjid,langkahku terhenti karena suara seseorang di belakangku.

" Assalamualaikum,mba ranita dan dek Anwar." sapa haji Fahri.

" Wa'alaikum salam pak haji." jawabku ku lihat pak haji gak sendiri melainkan sama anak gadisnya yang ku tau namanya Della.

" Mau masuk sholat ya mba?" tanya Della sopan.

" Ya Del" jawabku

" Ya sudah, biar Anwar sama kai aja ya,biar ibu Anwar sama Tante Della." tawar pak haji ke Anwar.

" Gak ngerepotin kah pak?" tanyaku sopan.

" Gak lah, kan Anwar pintar,ya kan Anwar." tanya pak haji Fahri ke arah anwar.minta persetujuan dari Anwar.

" Ya ma,kakak kan sudah besar." kata Anwar.

" Ya sudah yuk keburu selesai itu adzan nya." jawab pak haji Jafri.

Kami pun masuk dan melaksanakan sholat berjamaah hingga selesai, namun saat ku sedang melipat mukena, tiba-tiba ibu Salma mendekatiku dan hendak mengajakku mengobrol,ya kami biasanya jarang ketemu ketemu kalo tak sengaja dan ibu Salma tipe orang yang netral dan ramah serta naik sama semua tetangganya.

" Nit, nanti bisa gak jangan pulang dulu ibu mau ngobrol sebentar denganmu lama kita gak ketemu dan ngobrol." kata ibu Salma.

" Boleh deh Bu.." ucapku sambil melanjutkan melipat mukenah,dan setelah selesai ku jalan keluar mencari Anwar dulu,baru ku samperin ibu Salma lagi.

"Ibu mau ngomong apa bu." tanyaku setelah kami sampai di sebuah warung depan masjid.

"Begini nit, ibu mau tanya tapi kamu jangan tersinggung ya." tanya ibu Salma takut,takut.

" Ya Bu, emang ada apa Bu." tanya ku.

" Nit,apa benar tadi pagi ipar memperlakukan mu tidak baik?" tanya ibu Salma.

" Maaf loh nit, bukan ibu mau ikut campur urusan keluargamu,tadi pagi itu hampir semua Sepanjangan blok tempat kita tinggal mengetahui keadaanmu." ucap ibu Salma lagi.

" Hufff, segitu nya kah bu siapa yang ngomongin aku ya Bu?" tanya ku sambil ku menundukkan wajah.

" Denger-dengar dari salah satu ibu-ibu dekat kontrakan mu nit,katanya ipar mu mengambil uang yang hendak kamu bayarkan sewaan rumah ya." tanya ibu Salma.

" Pasti itu dari ibu jariah ya Bu,kan cuma dia yang suka menggosip di komplek ini."tanyaku ragu,

"Soalnya emang rumah ibu jariah hanya berjarak 3 rumah dengan kontrakanku,apa lagi suara tadi pagi juga lumayan pas di depan rumah." batinku

" Ya Bu, ipar ku memangkasnya,tapi sudah beres kok Bu,saya di bantu mba Dina tadi pagi." jelasku.

" Hemmm,,nit apa gak sebaiknya kamu minta suamimu jemput Anwar, kasihan kamu udah hamil besar begini malam malam keluar rumah,ya walau blok kita ini ramai tapi kamu lagi hamil nit,gak bak seseringan kena angin malam." ucap ibu Salma sambil melirik ke perutku yang memang sedikit membesar walau pakai daster.

" Ya Bu,nanti ku minta suami ku,soalnya akhir-akhir ini dia masih sibuk keluar masuk kota kadang malam baru sampai." jawabku sedikit berbohong.

"Ya sudah yok kita pulang gak baik kamu pulang terlalu malam." ajak ibu Salma, dan akhirnya kami pun memutuskan pulang karena emang waktu sudah jam setengah 9 malam Anwar juga sudah mulai mengantuk.

"Assalamualaikum mas," ku ketuk pintu saat sudah sampai rumah ku lihat keadaan rumah sepi tapi motor mas Riyan ada di teras.

" Hadeh, masa ya mas Riyan ketiduran sih." omel ku sambil ku ketuk lagi pintu rumah.

Namun tak ada tanda-tanda mas Riyan membukanya,terpaksa ku telpon.

" Hallo." jawab mas Riyan di sebrang sana sepertinya mas Riyan tertidur dari suaranya yang serak seperti orang baru bangun tidur.

" Mas, bukakan pintunya, kok di kunci sih." omelku.

Tak berapa lama Suara kunci pintu dan pintu terbuka,tanpa bertanya mas Riyan lanjut masuk kekamar sepertinya lanjut tidur.

"Hemm,, assalamualaikum" ucap ku sebelum masuk rumah dan di susur Anwar mengekor di belakangku, ku tutup lagi pintu dan menguncinya,setelah beres semua ku urus Anwar sebelum dia tidur.

Benar saja setelah ganti baju dan cuci kaki tangan Anwar langsung tidur di kasur mungilnya di kamar,ku lirik mas Riyan juga lanjut tidur, karena tak bisa tidur aku pun memainkan telpon genggamku sambil ku melamun dan memikirkan semuanya.

Otakku berfikir dan entah berapa lama ku merenungkan semua kejadian selama menikah dengan mas riyan dan memikirkan ucapan mba meli.

Terpopuler

Comments

🅈🅄🄻🄸🄰

🅈🅄🄻🄸🄰

hj jafri apa hj fahri nama nya/Facepalm//Facepalm/

2024-04-03

0

Winindra Herawati

Winindra Herawati

tinggalkan aja suami begitu nit

2024-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!