Bayar sewa kontrakan

Sepenjang perjalanan Riyan memikirkan ucapan ibunya,ya Riyan gak bisa membantah ucapan ibunya sangking sayangnya sama ibunya apa pun yang di ucapan ibunya akan selalu benar.

Lima menit baru lah sampai Riyan ke kontrakannya yang di jalan rajawali dua sedangkan ibu Ratmi tinggal di komplek sebelah rajawali satu.

Dengan hati masih sedikit dongkol niat hati mau langsung mandi dan istirahat pas sampai rumah,gak taunya ketika sampai pintu hendak masuk ternya pintu terkunci,karena tak bawa kunci cadangan terpaksa Riyan duduk menunggu Nita pulang,pikirannya Riyan Nita ngeluyur enah kemana padahal mengantar mengaji Anwar.

lima menit berlalu Riyan menunggu depn rumah namun Nita belum juga nongol hidungnya,sambil menghisap rokok sambil ngendumel gak jelas.

" Parah,jam segini belum juga balik gak sadar apa hari sudah mau senja gak pulang-pulang gak ingat suami apa tuh Nita,sudah tau hamil besar masih aja ngeluyur gak jelas." omel Riyan sambil menghisap rokok.

Namun dari kejauhan Nita sudah melihat kalo ada suaminya udah pulang entah dari mana sebagian baru kembali,padahal hari Sabtu dia libur bukannya di rumah malah ngumpul ngumpul teman.

" Assalamualaiku,kapan pulang mas?" ucap Nita lembut

" Dari tadi kamu kemana aja,ingat kamu itu hamil besar bukannya di rumh aja malah ngeluyur, sudah cepet buka pintunya aku mau mandi gerah."omel Riyan sambil mematikan Putung rokok yang masih menyala.

" Mama tadi habis antar Anwar ke TPA mas," jelas Nita sambil mengarah kan kunci ke pintu dan membukanya.

" Lambat banget sih," omel Riyan sambil berlalu masuk tanpa perdulikan Nita yang masih berdiri di depan pintu.

Seperti orang buru-buru Riyan langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

Sedangkan Nita yang memang sudah mandi langsung menuju dapur menyiapkan makan untuk suaminya.

Tak butuh waktu lama Nita selesai masak hanya butuh 10 menit aja karena hanya menggoreng ikan asin dan tahu saja karena masih ada sayur tdi siang jadi hanya di panasi aja.

Ketika Nita hendak keluar,Riyan pun sudah selesai dengan acara mandinya,ketika bertemu Nita langsung mengatai Nita jorok.

" Lah ma, kamu gak mandi jorok banget sih udah mau Maghrib gak baik wanita Habil mandi malam malam." omel Riyan sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil di hadapan Nita.

" Mama,udah mandi yah jam emat tadi sekalian sholat ashar,." jelas Nita ke suami sambil melihat suami yang diam mematung di tempatnya.

" Ternyata mandi sama gak sama aja kamu itu nit, kaya orang Belu mandi, kumuh bedul emang gak ada baju lagi kah pake daster kemarin." ucap Riyan menghina Nita, ya biasa Riyan kadang menghina penampilan Nita karena kaya orang gak punya baju,dasternya itu itu aja yang di lihat Riyan.

" Lah mas, emang mas ngasih uang aku berapa? baju daster begini kah yang paling nyaman ku pakai saat ini.sampean bilang mama gak ganti,dasterku cuma beberapa mas.klo mas mau lihat mama ganti ganti baju ya jangan ngasih uang sak uprit yang harga rokok mu aja kurang." omel Nita sangking dongkolnya di bilang begitu.

" Jawab aja bisanya kamu nih,heran aku kenapa dulu aku bisa nikahi kamu, jangan jangan kamu pake pelet kah sampai aku nikaahi kamu,udah kucel miskin nyusahin pula." omel Riyan sambil berlalu masuk kekamar dan menutup pintukamar sedikit kencang hingga menimbulkan sedikit Suara di ruangan itu.

" Astaghfirullah,mas,mas, gimana mau ganti ganti baju mas, uang dari mu ja tak cukup untuk beli beras satu kilo apalagi beli daster sekarang searga tiga puluh lebih satu pcsnya," ucap Nita dalam sambil mengelus dadanya Karen kaget dengan suara pintu yang sedikit keras, Nita pun berlalu pergi meninggalkan pintu kamar itu menuju ruang tamu niat hati mau nyantai sambil menunggu jam masuk sholat Maghrib.

" Nita,,," teriak Riyan dari dapur.nita pun langsung berdiri dan lari kecil menuju dapur melihat drama apa sama suaminya apa seperti biasa protes masalah masakan atau hal lain.

"Ya mas, kenapa mas teriak teriak gak enak mas di dengar tetangga." omel Nita setelah sampai di hadapan suaminya.

" Mata mu buta kah,ini apa,bisa masak gak sih." bentak Riyan sambil membanting tudung nasi ke lantai.

" Lah, mas itu uang dari mu cukup untuk beli ini emang mas mau makan apa?" tanya Nita yang udah gak bisa lagi nahan emosinya.

" Ya masak apa kek ayam kah atau apa Jagan hari hari tahu tempe kalo gak ikan asin begini,apa," bentak mas Riyan sambil membanting ikan asin ke dalam piring.

"Astaghfirullah mas, kamu kalo ngasih sesuai dong biar aku bisa masak yang kamu mau jangan menuntut ku kalo kamunya aja gak mampu, gajimu besar mas tapi apa aku hanya kmu kasih uang sak uprit untuk beli rokok mu ja kurang mas, masih mending aku masih masak untukmu." ucapku sedikit meninggikan suara karena aku sudah lelah seharian menahan emosi dari mba Yanti dan ibu mertua di tambah lagi perilaku suami yang gak menghargai usahaku..

"Ya,jawab aja kamu itu bisanya,udah aku malas makan kamu makan aja sendiri,hilang sudah lapar ku." omel mas Rian sambil berlalu pergi meninggalkan rumah kontrakan entah mau kemana Maghrib Maghrib keluar.

" Ya,Allah rasanya sakit banget gak di hargai selalu begini,andai kamu ngasih aku uang lebih mas pasti ku masakan rendan atau rica rica mas,uang darimu ja aku kadang mikir kadang harus ngambil uang tabunganku sendiri untuk mencukupi kebutuhan,udah hampir dua tahun berumah tangga denganmu hanya tiga bulan awal ja kamu mencukupi kebutuhan ku sisanya gak.

Aku pun merapikan lagi mejamakan yang di berantakin oleh mas Riyan,setelah selesai akupun langsung menuju kamar mandi mengambil air wudhu untuk menjalan kan sholat Maghrib,beberapa menit setelah sholat aku masih saja setia duduk di atas sejadah dan mengadungan semua sama sang pencipta tentang apa yang kurasa, setelah puas ku menangis ku beresin alat sholatku dan menuju keluar rumah tujuan utama ku menjemput Anwar pulang.

Saat ku langkah kan kaki ke masjid depan komplek tak sengaja ku bertemu ibu pemilik kontrakan yang kebetulan baru pulang dari masjid,tak lupa kusapa ramah walau kenyataannya jawabannya pasti ketus.

" Assalamualaikum Bu Ida,baru pulang dari masjid Bu?" sapaku ramah

" Ya,oh ya nit uang sewa rumah sudah ada kan, klo sudah ada ibu minta sekarang ya soalnya mau ibu pakai ada perlu." ucap ibu Ida sedikit ketus

" Lah kan masih emapat hari lagi Bu jatuh temponya." ucapku ramah.

" Sekarang aja klo ada,mau empat hari lagi atau sekarang sama aja nit, kalo ada sekarang ibu minta ya jangan menungak ntr kaya sebelum sebelumnya nanti nanti gak taunya molor bayarnya,bukannya suamimu udah gajian kan kemarin." ucap ibu Ida yang membuat ku terkejut karena setau ku jika jatuh tanggal gajian kena tanggal libur pasti di undur kalo gak Senin hari Selasa.

" Nanti saya kasih tau mas Riyan ya Bu kalo gitu." ucapku

" Ya sudah kalo ada uangnya langsung aja antr kerumah ya,ibu pulang dulu assalamu'alaikum." ucap ibu Ida dan berlalu pergi meninggalkan ku yang masih mematung.

Terpopuler

Comments

Frendyanto Ptk

Frendyanto Ptk

thor yg bnr sj jaman skrg uang 15rb mau sampai kmn?apalagi di Kalimantan apa2 mahal,soalnya sy tinggal di kalimantan

2024-04-15

0

Rose Mustika Rini

Rose Mustika Rini

ya Allah mas uangnya ga cukup beli ayam...besok mas ikut Nita ke pasar deh cari barang yg harganya 15rb atau dibawah 15rb...itu dapat apa saja...

2024-03-11

0

mom arzy

mom arzy

tinggal pergi ajalah Nita....punya laki model gitu gak Sudi....😂😂😂

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!