Bicara dengan mas Riyan

"Assalamualaikum kak,koq melamun di sini? Lama ya nungguin mama jemput." ucapku lembut sambil kududukan tubuh ini di samping anak lelakiku.

" Mama dari mana,koq lama jemput kakak?"protes kak Anwar.

" Maafin mama ya kak,tadi mama gak sengaja ketemu ibu Ida jadi ngobrol dulu sebentar kan gak enak kak masa mama cuekin ibu Ida yang nyapa mama." ucapku lembut tak lupa ku berikan senyum terbaikku untuk anakku.

" Mah,tadi nenek sama Tante Reni jalan sama ayah,tadi Anwar lihat baru aja lewat bawa plastik besar, tadi Anwar di kasih Ratih roti yang di bawa Tante Reni,Tante Reni gak bolehin awalnya tapi Ratih tetap ngasih Anwar sedikit." ucap anwar polos.

" Hemmm, kakak tadi gak minta kan sama Tante?" ucapku pelan,ingin tau jawaban anakku di kasih atau meminta kalo meminta jelas panjang nanti ceritanya.

" Gak ma,tadi Ratih ngasihnya sembunyi-sembunyi pas mau pulang mengaji tadi." ucap anwar

"Ya sudah,yang penting kakak gak boleh minta-minta ya kalo gak di kasih jangan mekasa ya kak,gak baik itu perilaku jelek." jelasku sambil ku elus kepala anakku dengan lembut dan kasih sayang.

" Ya,Allah mas,jadi kamu memilih makan keluar sama keluargamu ketimbang makan dirumah,padahal aku udah leleh tapi kamu gak menghargai usahaku,belum lagi Anwar,ku tau kamu tak menyukainya tapi kenapa kamu begitu dengan anak kecil,jelas anwar melihatmu.aku tak mengharap kamu memberikan apa-apa ke Anwar tapi setidaknya tawarin lah atau antrkan dia pulang masa kamu biarkan dia mennunguku sendirian di depan masjid sendirian begini." batinku menangis.

"Ya sudah yuk kita pulang,kita sholat isya di rumah ya,kakak mau kan." ajakku kepada anakku.sambil ku gandeng tangan anakku.

Sepanjang perjalan arah pulang ku dandeng tangan mungil anakku sambil mendengarkan dia yang berceloteh riang seharian dia bermain dari memancing hingga di masjid sebelum pulang tadi.

Tak banyak teman Anwar yang mau bermai dengannya hanya anak mba Dina dan keponakan anak pak ustad Jefri, terkadang Ratih anak Reni mau berteman jika tak ada ibunya,karena klo ada ibunya pasti Ratih gak boleh Deket Deket sama Anwar apa lagi anak mba Yanti si Dafa nakalnya yang gak ketulungan.

Tak terasa langkah kaki ku sudah sampai depan pintu kontrakan,ku langkahkan kakiku masuk ke dalam rumah setelah ku buka dulu pintunya.

"Kak, tas nya di simpan di lemari meja tv ya kak,habis itu cuci kaki dan tangan kita makan malam bareng ya." ucapku sambil kulangkahkan kakiku ke arah dapur.

"Siap ma." ucap anwar.

setelah makan kami berdua pun duduk sebentar sambil menemani Anwar yang masih betah bercerita kesehatiannya,sebelum kami menuju keran air wudhu,setelah beberapa menit kami pun menjalan kan sholat hingga beberapa menit.

Setelah selesai kami pun jalan menuju ruang tv untuk menyantap seblm jam tidur Anwar,saat ku temani Anwar belajar menulis ku mendengar suara motor mas Riyan yang baru sampai rumah.

" Assalamualaikum." ucap mas Riyan ketika masuk dan melihat ku sedang menyatai di depan tv tak lupa pandangan matanya menoleh ke arah Anwar yang sedan belajar menulis sebuah kalimat.

" Wa'allaikum salam."jawabku sambil ku berdiri dan langkah kakiku hendak mendekati mas Riyan niat hati mau mencium tangannya seperti biasa.namun mas Riyan seolah ogah dan berlalu,kususl lah mas Riyan kemana arahnya.

" Kak,kalo sudah selesai menulis di beresin lagi ya di simpan ketempat semula biar gak hilang alat tulis kakak,mama mau kedalam sebentar ya." ucapku ke anakku,setelah itu samperin mas Riyan yang ternya udhah duduk di atas kasur sambil memainkan ponselnya.

" Aku harus ngomong sama mas Riyan soal rumah kontrakan ini." ucap ku dalam hati.

" Emmm,mas boleh ngomong sesuatu gak?" ucapku takut takut, mas Riyan hanya melirik sesaat dan melanjutkan lagi aktifitasnya di ponselnya.

"Mas," panggilku pelan.

"Apa lagi sih nit,gak bisa apa lihat orang nyantai sebentar di ganggu aja terus." omel mas Rian sambil membanting tangannya ke kasur sebagai tanda tak suka di ganggu.

" Mas, tadi mama ketemu ibu Ida, dia minta uang sewa rumah mas." ucapku

" Hah,ya di bayar lah nit, gimana sih kamu ini masa begitu aja ngomong sama aku." ucap mas riyan simpel dan cuek.

" Mama," sambil ku tunjuk diriku sendiri,

" Mas,gak mungkin mama yang bayar uang dari mana,mas jangan lupa ingatan mas." ucapku kesal.

" Kan biasanya kamu yang bayar toh,gak perlu minta aku,udah aku cape mau tidur." ucap mas Rian ketus sambil menarik selimut.

" Mas mama tau mas udah gajian kan kemarin,mama minta untuk bayar sewa rumah dan belanja kebutuhan dapur mas." ucapku lagi,dan benar saja mas Riyan langsung bangkit dari tidurnya ketika ku tau dia sudah gajian.

" Darimana Nita tau aku habis gajian kemarin?" ucap dalam hati Riyan.

"Aku belum gajian Nit,kamu tau dari mana?" ucap mas Rian tak suka.

" Dari ibu Ida, kan anaknya ibu Ida si salsa kan kerja jadi admin di perusahan itu mas bagian logistik tempatmu kerja,kalo gak ,gak mungkin lah ibu Ida ngasih tau mama tadi."ucapku meyakinkan mas Rian aku gak bisa di bohongin.

" Jadi salsa yang ngasih tau ibunya pantas aja si Nita tau hadeh,kenapa pakai di kasih tau segala sih salsa nih bikin runyamkan,kalo begini alasan apa coba aku ke Nita agar gaji ku gak di minta." Riyan bicara sendiri di dalam hati.

" Ya mas,mama minta ya untuk bayar kontrakan sama beli kebutuhan dapur terutama beras mas." ucapku memohon.

" Bukannya tadi kamu habis borong kata ibu?" ucap mas Riyan.

" Borong apaan uang darimu tadi pagi berapa,mas gak amnesia kan ngasih aku berapa? emang cukup untuk beli ini itu yang habis?" jawab ku kesal.

" Ya sudah,besok aja ku kasih aku mau tidur." ucap mas riang kesal dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

***

"Hallo ren,kamu di mana?" tanya mba Yanti di telpon.

" Di rumah lah mba emang kenapa?" jawab Reni

" Besok shoping yuk temanin mba ke mall mau cari baju untuk acara di kantor mas mu." ucap mba Yanti.

" Emang mau cari baju apa? Trus Dafa dan Ratih gimana aku malas loh ya bawa jalan Ratih klo gak ada mas reja ribet." ucap Reni gak mau bawa anak.

" Ya titipkan aja sama ibu lah?" ucap mba Yanti simpel.

" Ya,kalo ibu mau di titipkan biasanya juga ngomel ibu kalo kita titipkan anak ke rumh ibu pasti panjang ceramahnya nanti." tolak Reni takut dengan ceramah ibunya.

" Ya trus gimana dong,apa kita titipkan aja ke Nita kan Nita gak ada kerjaan tuh besok." usul mba Yanti.

" Hah, sama babu kucel begitu aduh mba entar malah gak di urus anakku orang dia aja gak bisa ngerawat dirinya sendiri apa lagi kita titipkan anak kita kesana bisa kaya gembel nanti." ucap Reni tak suka.

" Ya trus mau di titipkan kemana? Klo Dafa aja bisa ku titipkan kemertua ku lah Ratih mau kamu titipkan kemana?" tanya mba Yanti.

" Hemmm,,,ya sudah besok pagi pagi kita kesana sebelum mas Riyan berangkat kerja ku titipkan Ratih kesana." ucap Reni terpaksa.tanpa permisi telpon pun terputus dari pihak Reni karena kesal dengan usul mba Yanti, tapi klo gak di titipkan Reni malas bawa anak kecil kalo mau jalan jalan sendiri atau berdua dengan teman atau mbanyany.

Terpopuler

Comments

Lia Wafiroh

Lia Wafiroh

mentolo lak tunjek i model laki kayak gitu keluarga lucknut

2024-04-26

0

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

klu aku punya suami KY sirian SDH kutgl pergi

2024-03-26

1

Rehaan Aamir

Rehaan Aamir

Dasaaaarr Laki Anjiiiiing Emang Ya Si Ryan Nhe...Sumpaaahh Bikin W Naek Daraahh Muluu Sama Kelakuan Nya...😡😡😡😡😡

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!