Tidak pulang malam ini

Waktu pun berputar dengan cepat tak terasa waktu sudah sore hari,entah berapa lama ranita tidur entah karena kecapean atau memang bawaan kehamilan.

Aku bangun dari tidurku dan ku lirik jam di telpon genggam ku, betapa terkejutnya ada beberapa panggilan dari mas Riyan yang ku lihat jamnya menunjukan jam 2 siang,

Kuletakan lagi teleponku ke naska dan aku bangkit berjalan menuju kamar mandi,setelah selesai mandi baru aku coba menghubungi mas Riyan namun telpon ku tak di angkat.

Karena tak ingin pusing, ku bangunkan Anwar dan ku urus Anwar hingga bersih dan rapi, lalu ku ajak makan dan bersiap ke masjid.

Tak butuh lama kami menyelesaikan makan, dan ku beresin semua bekas kami berdua dan membuangnya ke bag sampah rencana langsung ku bawa sekalian ku buang saat aku mengantar Anwar, agar rumah tidak ada lalat yang bersinggah di dalam rumah karena sampah.

" Ayo, kak ini sudah sore, nanti mama baliknya keburu magrib di jalan." pintaku ke anakku karena waktu sudah sangat sore pukul 17:00

Kulihat Anwar berlari keluar menghampiriku dengan tas yang sudah di bahunya.

Kami pun pergi selama perjalanan kami seperti biasa, Anwar akan bercerita tentang kegiatanya dan keinginan nya yang selalu ingin bermain dengan Deni anak mba Dina.

Tak butuh lama aku berjalan menuju masjid hanya 10 menit dari rumah,setelah ku antar Anwar mengaji aku pun langsung menuju rumah, ku lihat telpon ku berbunyi di balik daster ku,ku lihat ternyata nama mas Riyan yang menelpon ku.

" Assalamualaikum mas." jawabku saat ku angkat.

" Kamu kemana aja sih,di telpon dari tadi juga gak di angkat-angkat?" suara mas Riyan mengomeliku.

" Mama tadi tidur mas, ya gak dengar kamu telpon." jelasku sambil kulangkah kan kaki menuju rumah.

" Tidur, enak banget kamu nit,kamu gak ada bantuin ibu kah tadi?" tanyanya.

" Gak mas, kan mama udah bilang mas mama gak bisa, toh kan di rumah ibu ada mba Yanti sama Reni kan, kenapa hari mama sih mas, mama lagi hamil loh." ucapku memelas panjang lebar.

" Alasan kamu aja itu, dulu ibuku waktu hamil mengerjakan semua gak manja kaya kamu." kata mas Riyan meremehkan.

" Terserah mas lah, percuma mama jelaskan, toh tetap mamakan yang akan di salahkan." ucapku kesal langsung ku matikan sepihak tanpa ku perdulikan mas Riyan di sebrang sana.

*********

" Haduh, kenapa ranita gak bisa nurut aja gitu,pusing kepalaku hampir setiap mendengar ibu yang mengomel terus, aku terus gimana biar ranita nurut dan ibu gak mengomel terus, padahal aku sudah mengikuti semua ke mauan ibu agar tak memanjakan ranita." lamun Riyan yang memikirkan cara agar ibunya dan istrinya akur dan nurut seperti kemauan ibu.

Saat sedang asik dengan pikirannya yang kusut Riyan terkejut karena tepukan di bahu kirinya.

" Kamu kenapa Yan?" tanya Jajang penasaran karena sedari tadi teman-temannya memanggil tak ada yang dia dengar hingga Jajang mendekat.

" Gak apa bang." jawab singkat Riyan ke Jajang dan Riyan langsung berdiri menjauh dari Jajang menuju segerombolan beberapa lelaki yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

" Mikirin ibu atau kedua saudari mu yan? kusut amat itu muka kaya baju yang gak kering." tanya Ari yang emang sudah beberapa hari ini memperhatikan Riyan, dan suara tiba-tiba dari Ari membuat Riyan terlonjak kaget sambil mengelus dadanya.

" Setan memeng kamu ri, ngagetin aja kaya jalangkung, perasaan tadi kamu gak ada di sini." omel Riyan tak lupa memukul lengan Ari karena kesal, padahal suara Ari gak keras-keras amat, Riyan ya aja yang terlalu fokus sama masalah ibunya yang gak pernah berhenti sehari aja.

" Lah lagian kamu ngapain melamun kalo kejatuhan tabung oksigen itu gimana kamu ini melamun aja." jelas Ari sambil mengomeli Riyan, yang memang melamun di belakang Fuso yang bag nya belum di tutup.

" Aku pusing RI, ibuku ngomel terus soal ranita, ranitanya susah ku atur maksudku itu nurut aja gitu ibu ngomong apa, gak usah membantah, ini bantah Mulu mu." curhat Riyan panjang lebar ke Ari,ari hanya menggelengkan kepala aja gak ada niat untuk memberi saran atau jawaban, soalnya Rian ini keras kepala dan terlalu nuntut.

"Aku kesana dulu Yan." ucap Ari menepuk bahu Riyan dan berlalu pergi.

Sore pun sampai saat sampai rumah ternyata sudah ada mas Riyan di depan pintu,ternyata mas Rian baru aja pulang kerja.

" Assalamualaikum mas, maaf mama tadi antar anwar dulu mengaji." kataku ketika aku sudah di hadapan mas Riyan dan langsung menuju pintu untuk membukanya.

Tanpa mengucapkan sekata Riyan langsung masuk kedalam rumah tujuan utamanya dapur.

" Nit, kamu gak masak lagi?" tanyanya saat sudah masuk dapur dan melihat meja makan.

" Lah, mas kan sudah tau tempo hari kan mama sudah bilang kebutuhan habis,tapi mas gak menghiraukan ku." jelasku ke mas Riyan dan aku langsung mendidikan tubuhku ke kursi meja makan dan berhadapan dengan mas Riyan yang berdiri.

" Hemmm, ya sudah lah nanti biar aku makan di rumah ibu aja lagi." kata mas Riyan dan berlalu pergi masuk kamar dan ku lihat lagi keluar membawa handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai sholat Maghrib aku biasa langsung jalan keluar menjemput Anwar.

Karena suami tidak ada,mas Riyan pergi kerumah orang tuanya dan aku pun sengaja tak mau ikut.

Aku dan Anwar memilih makan nasi goreng setelah selesai kami berdua lanjut pulang, karena takut mas Riyan sudah pulang dan takut nanti semakin marah jika aku dan Anwar tak ada di rumah.

Ternyata setelah sampai rumah, mas Riyan pun belum pulang hingga entah pulang jam berapa, aku dan Anwar memilih merebahkan badan kami sambil bercerita.

Sebenarnya malam ini rencanaku ingin bicara sama mas Riyan mau minta izin pulang kampung namun hingga jam menunjukan pukul 11 malam pun mas Riyan tak ada tanda-tanda ingin pulang.

Dan terpaksa aku pun langsung tidur karena sudah larut malam, entah besok jika bertemu mas Riyan baru ku sampaikan niat ku ingin pulang kampung.dan berharap mas Riyan mengizinkanku, karena aku juga sudah lama tak pulang berziarah kerumah ibu dan bapak.

Terpopuler

Comments

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

di izinin atau nggak km pulang aja nit... nggak usah balik LG KL perlu...laki bgtu km nggak usah pikirin... mnding pikirin anak anak km aja

2024-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 SELELU DI BILANG BOROS
2 Kedatangan ibu mertua
3 Drama motor Reni
4 Bayar sewa kontrakan
5 Bicara dengan mas Riyan
6 Di potong sadis
7 Kabar dari mba meli
8 Drama mba yanti
9 Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10 Sah ( masa lalu ranita)
11 Drama mertu ( masa lalu ranita)
12 Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13 menyerah
14 Bertemu ibu Salma
15 Rencana
16 Menolak keinginan mertua
17 Posyandu
18 Jujur ke mba Dina
19 Tidak pulang malam ini
20 Di tinggal keluarga suami
21 Izin pulang kampung
22 Penyesalan ibu susi
23 Ranita pulang kampung
24 Kejutan untuk emak iyem
25 Tamu tak punya etika dan sopan santun
26 Kecurigaan meli
27 Ranita kembali
28 Kehebohan reni ketika melihat meli
29 Tamu tak tau diri
30 Berbelanja di mall
31 Mencari tanah
32 Riyan tak pulang lagi
33 Emosi ranita
34 sifat ibu ratmi
35 Suami zolim
36 Mulai melawan riyan
37 Ibu Susi kangen anwar
38 menjarah isi rumah
39 Ranita masuk rumah sakit
40 Ranita melahirakan
41 Emak iyem marah
42 Kenzi anand abraham
43 Hilang rasa hormat
44 Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45 Kecurigaan ranita
46 Onar di pagi hari
47 Drama rumah tak jelas
48 Seperti tinggal di hutan
49 Hasil Rekaman CCTV
50 Kepergok ranita
51 jesika asal
52 Pilihan dari ranita
53 keputusan bercerai
54 Kepergok di gudang
55 Di pecat
56 Bertemu pengacara
57 Ranitah pindah rumah
58 Pak bambang datang.
59 Surat undangan pengadilan agama
60 Sidang perdana Riyan galau
61 Suami egois dan keras kepala
62 Bertemu ibu susi
63 Reni di pulangkan
64 Rebutan warisan
65 Hasil ketuk palu
66 Derita Yuli
67 ibu Susi vs ibu ratmi
68 Status ibu susi di mata ranita
69 Riyan masih berharap ranita
70 Bukti akte cerai
71 Sifat tak bersyukur
72 Kehidupan baru
73 Suami istri romantis
74 Resikonya status janda
75 Drama brokoli
76 Tak di sangka bertemu adik ipar
77 Bukan supirmu
78 Kedatangan tamu pria tampan
79 Bertemu mantan
80 Ari berusaha
81 Ari dan arya
82 Rasa reni kepada ari
83 Ibu bikin kesal
84 Riyan menyesal
85 Oh ternyata sudah ada calon mantu
86 Kegalauan ranita
87 Bertemu Arya
88 Kegalauan ari
89 Ibu sarifa penasaran
90 Kesepakatan tiga saudara
91 Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92 Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93 Kamu lagi
94 Kejujuran Ari kepada keluarga
95 Kekecewaan Arya
96 Dia wanita ku.
97 Ari dan ranita
98 Selalu di salahkan
99 Khayalan ibu Ratmi
100 Pertengkaran anak dan ibu
101 ari
102 Ibu Ratmi kelimpungan
103 Tamu jauh
104 Kelakuan tamu
105 Sifat yang familiar
106 Arya dan Ari galau
107 ari
108 Ranita salting
109 Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110 Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111 Di ceraikan di jalan
112 Kekesalan mayla
113 Di pulangkan
114 Kegiatan baru keluarga Ari
115 kesibukan ibu ifa
116 Dilema
117 Berbagi rezeki
118 drama ibu ratmi
119 costumer kepo
120 Riyan menguping
121 Riyan menegur reni
122 Berbagi
123 Membantu nenek romlah
124 Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125 Ari khawatir
126 Belum bisa jujur
127 Reni di cuekin
128 Reni oh Reni
129 jujur kepada keluarga
130 penyakit hati
131 kumpul keluarga
132 Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133 syarat ranita
134 Tunangan
Episodes

Updated 134 Episodes

1
SELELU DI BILANG BOROS
2
Kedatangan ibu mertua
3
Drama motor Reni
4
Bayar sewa kontrakan
5
Bicara dengan mas Riyan
6
Di potong sadis
7
Kabar dari mba meli
8
Drama mba yanti
9
Kisah awal mula tentang jati diri Nita
10
Sah ( masa lalu ranita)
11
Drama mertu ( masa lalu ranita)
12
Drama mertua 2 ( masa lalu ranita)
13
menyerah
14
Bertemu ibu Salma
15
Rencana
16
Menolak keinginan mertua
17
Posyandu
18
Jujur ke mba Dina
19
Tidak pulang malam ini
20
Di tinggal keluarga suami
21
Izin pulang kampung
22
Penyesalan ibu susi
23
Ranita pulang kampung
24
Kejutan untuk emak iyem
25
Tamu tak punya etika dan sopan santun
26
Kecurigaan meli
27
Ranita kembali
28
Kehebohan reni ketika melihat meli
29
Tamu tak tau diri
30
Berbelanja di mall
31
Mencari tanah
32
Riyan tak pulang lagi
33
Emosi ranita
34
sifat ibu ratmi
35
Suami zolim
36
Mulai melawan riyan
37
Ibu Susi kangen anwar
38
menjarah isi rumah
39
Ranita masuk rumah sakit
40
Ranita melahirakan
41
Emak iyem marah
42
Kenzi anand abraham
43
Hilang rasa hormat
44
Tasyakuran kenzi dan drama ibu mertua
45
Kecurigaan ranita
46
Onar di pagi hari
47
Drama rumah tak jelas
48
Seperti tinggal di hutan
49
Hasil Rekaman CCTV
50
Kepergok ranita
51
jesika asal
52
Pilihan dari ranita
53
keputusan bercerai
54
Kepergok di gudang
55
Di pecat
56
Bertemu pengacara
57
Ranitah pindah rumah
58
Pak bambang datang.
59
Surat undangan pengadilan agama
60
Sidang perdana Riyan galau
61
Suami egois dan keras kepala
62
Bertemu ibu susi
63
Reni di pulangkan
64
Rebutan warisan
65
Hasil ketuk palu
66
Derita Yuli
67
ibu Susi vs ibu ratmi
68
Status ibu susi di mata ranita
69
Riyan masih berharap ranita
70
Bukti akte cerai
71
Sifat tak bersyukur
72
Kehidupan baru
73
Suami istri romantis
74
Resikonya status janda
75
Drama brokoli
76
Tak di sangka bertemu adik ipar
77
Bukan supirmu
78
Kedatangan tamu pria tampan
79
Bertemu mantan
80
Ari berusaha
81
Ari dan arya
82
Rasa reni kepada ari
83
Ibu bikin kesal
84
Riyan menyesal
85
Oh ternyata sudah ada calon mantu
86
Kegalauan ranita
87
Bertemu Arya
88
Kegalauan ari
89
Ibu sarifa penasaran
90
Kesepakatan tiga saudara
91
Kesepakatan tiga saudara ( part 2 )
92
Riyan menyesal dan merindukan kenzi
93
Kamu lagi
94
Kejujuran Ari kepada keluarga
95
Kekecewaan Arya
96
Dia wanita ku.
97
Ari dan ranita
98
Selalu di salahkan
99
Khayalan ibu Ratmi
100
Pertengkaran anak dan ibu
101
ari
102
Ibu Ratmi kelimpungan
103
Tamu jauh
104
Kelakuan tamu
105
Sifat yang familiar
106
Arya dan Ari galau
107
ari
108
Ranita salting
109
Ibu Ratmi masuk Rumah sakit
110
Di buat frustasi oleh ibu Ratmi
111
Di ceraikan di jalan
112
Kekesalan mayla
113
Di pulangkan
114
Kegiatan baru keluarga Ari
115
kesibukan ibu ifa
116
Dilema
117
Berbagi rezeki
118
drama ibu ratmi
119
costumer kepo
120
Riyan menguping
121
Riyan menegur reni
122
Berbagi
123
Membantu nenek romlah
124
Ibu Susi di larikan kerumah sakit
125
Ari khawatir
126
Belum bisa jujur
127
Reni di cuekin
128
Reni oh Reni
129
jujur kepada keluarga
130
penyakit hati
131
kumpul keluarga
132
Dilema Ranita dan Ibu Ratmi sadar
133
syarat ranita
134
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!