"Seraaanggg!!" Teriakan Ki Braja Merah menggema, hutan yang awalnya sunyi menjadi sangat ramai dengan suara teriakan dan benturan senjata.
Aran maju menghadapi mereka semua, melawan bawahan Ki Braja bersaudara sangatlah mudah. Tapi melawan kombinasi Ki Braja Merah dan Ki Braja Hitam membuatnya sedikit kewalahan.
Beberapa kali serangan fisik Ki Braja bersaudara berhasil mengenai tubuhnya.
Lalu kedua Ki Braja merapalkan mantra, dan mengeluarkannya bersamaan.
"Ajian Tapak Naga Geni"
Wuzzhhh, api besar dari kedua Ki Braja langsung menghampiri Aran dengan kecepatan tinggi.
Di satu sisi Berliana yang melihat api sebesar itu mengarah ke Aran menjadi sangat khawatir.
"Aran hati hati!" Teriak Berliana kepada Aran.
Aran sempat melirik ke arah Berliana.
"Aku memang tidak sepantasnya membuat orang yang aku lindungi khawatir" Ucap Aran di dalam hatinya.
"Hmm, baiklah"
"Ajian Naga Puspa, Ajian Lembu Sekilan" Aran menggunakan kedua Ajian tersebut untuk membentengi tubuhnya dari serangan fisik Ki Braja Bersaudara.
Energi Biru dari Ajian Naga Puspa dilepaskannya untuk menghalau serangan Api Naga Geni.
Ajian Naga Puspa adalah Ajian yang bisa digunakan untuk bertahan sebagai tameng perlindungan maupun menjadi senjata yang sangat mengerikan untuk menyerang.
"Naga Puspa!" Teriak Aran melepaskan ajiannya ke arah Api Naga Geni.
Setelah kedua Ajian bertemu, langsung timbul ledakan yang sangat besar.
Asap membumbung tinggi. Dan pohon pohon yang terkena efek ledakan kedua Ajian tersebut langsung tumbang.
Disaat itulah Aran membawa pergi Berliana dengan ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya sejauh mungkin.
Setelah asap menghilang, Ki Braja Bersaudara baru sadar bahwa mereka berdua telah di tipu mentah mentah oleh Aran.
"Kemana cecunguk itu, kurang ajar, awas kalau nanti ketemu lagi. Aku patahkan semua tulangnya dan akan aku bakar hidup hidup bocah sialan itu" Ucap Ki Braja Merah dengan sangat geram.
Di lain tempat yang cukup jauh.
"Berliana, kita sebaiknya istirahat disini dulu. Kita sudah cukup jauh dari mereka" Ucap Aran sambil menurunkan Berliana dari pundaknya.
Mereka memutuskan beristirahat di sebuah gua yang cukup besar.
Setelah mereka berdua duduk dan dirasa aman, barulah Aran mulai berbicara dengan Berliana.
"Kemana tujuanmu Berliana?, biar aku antar kamu" Tanya Aran kepada Berliana yang sedang duduk meluruskan kakinya.
"Aku ingin ke Mojokerto, disana ada kakak aku. Aku mengikutimu karena kulihat arah kita sama" Jawab Berliana.
"Ya, aku memang mau kesana. Besok kita akan mencari kuda. Sekarang beristirahatlah dulu. Aku akan mencari makanan dan kayu bakar untuk menghangatkan tubuh" Setelah berkata seperti itu, Aran langsung berdiri dan pergi meninggalkan Berliana.
"Semoga tidak ada yang mengikuti kami" Ucap Aran didalam hatinya sebelum meninggalkan gua tempat mereka bersembunyi.
...
Malam semakin larut Aran dan Berliana menyiapkan makan malam yang Aran bawa dari berburu di hutan. Daging kelinci dan sedikit buah buahan cukup untuk menghilangkan lapar mereka malam ini.
"Aran, ilmu apa yang mereka keluarkan kemarin. Ilmu itu sangat mengerikan" Tanya Berliana memecah kesunyian malam didalam gua.
"Itu Ajian Naga Geni. Tapi, Ajian yang mereka keluarkan masih belum sempurna"
"Hah, ilmu sehebat itu kau bilang masih belum sempurna?" Berliana sampai kaget mendengar ucapan Aran. Ilmu yang dilihatnya sangat mengerikan itu dikatakan Aran masih belum sempurna.
"Ya, itu memang belum sempurna. Entah bagaimana mereka mempelajarinya. Tapi Ajian Naga Geni yang asli, pada saat di keluarkan akan membentuk Naga Api yang sangat besar dan mengerikan. Hawa di sekeliling langsung terasa sangat panas. Aku pun tidak akan sanggup menghalau ilmu tersebut. Tubuhku akan langsung menjadi butiran debu. Bahkan hilang tanpa sisa" Jawab Aran kepada Berliana sambil terus memutar mutarkan daging kelinci diatas kayu bakar.
"Apa kamu pernah melihatnya Ran?" Tanya Berliana kembali.
"Pernah sekali, dulu guruku pernah memperlihatkannya padaku. Ilmu yang sangat mengerikan. Sudah lupakan, ayo kita makan dulu"
Aran kemudian memberikan sebagian daging kelinci yang sudah matang kepada Berliana.
Mereka berdua makan dengan lahapnya. Setelah itu tidak banyak yang mereka berdua bicarakan karena memang hari sudah semakin larut. Mereka memutuskan untuk tidur lebih cepat agar besok bisa berangkat shubuh.
...
"Berapa harga kuda ini pak?" Aran mencoba menawar seekor kuda yang dilihatnya sangat sehat dan kuat untuk menempuh perjalanan jauh.
"Itu 10 keping emas" Jawab bapak penjual kuda.
Disini mata uang masih sangat simple.
100 Kupang \= 1 Perak
100 Perak \= 1 Keping Emas (sama dengan berat 2gr emas).
Dan 1 Diamond \= 100 Keping Emas.
"Mmm, dua kuda untuk 15 keping emas. Bagaimana?" Aran mencoba menawar bapak penjual kuda di sebuah desa kecil di pinggiran kota.
Karena perjalanan menuju Mojokerto sangat jauh, maka kuda adalah salah satu transportasi yang sangat diandalkan.
Sebenarnya Aran memiliki cukup banyak emas di cincinnya. Gurunya mewariskan sebuah cincin yang bisa menyimpan banyak benda didalamnya. Cincin itu disebut dengan nama 'Cincin Dimensi'
Biasanya para master silat yang sudah mencapai level tertentu, pasti memiliki Cincin Dimensi, yang didapatnya lewat meditasi maupun dari hewan gaib yang mewariskan cincinnya kepada mereka.
Aran memiliki cincin dimensi dengan batu saphire berwarna biru ditengahnya. Dan didalam batu tersebut ada ukiran Naga Biru.
Gurunya adalah seorang master silat yang sedang melakukan Tapa Brata untuk mencapai keabadian.
Walau sebenarnya sang master pergi ke benua tengah.
...
Setelah tawar menawar harga untuk dua ekor kuda. Akhirnya mereka sepakat 16 keping emas untuk dua ekor kuda.
Aran mengeluarkannya lewat cincin dimensi, membuat Berliana dan penjual kuda sedikit terpana. Si penjual sampai menggigit kepingan emas tersebut, apakah asli atau palsu.
Berliana tidak terlalu banyak bertanya mengenai cincin yang dimiliki Aran. Karena gurunya pun memiliki itu. Hanya saja yang membuat Berliana bingung, Aran masihlah sangat muda. Pasti tidak berbeda jauh dengannya, tetapi sudah memiliki cincin dimensi. Semua pendekar sangat menginginkan cincin dimensi karena lebih praktis dalam menyimpan berbagai macam benda.
Setelah transaksi selesai, Aran segera mengajak Berliana untuk segera pergi menuju Mojokerto.
Aran khawatir, Ki Braja Bersaudara masih terus mengejar mereka.
>>>
Hari berganti hari, malam berganti pagi. Mereka terus memacu kuda mereka. Sesekali berhenti untuk melepas dahaga dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka.
Setelah sekian lama berkuda. Akhirnya mereka sampai di gerbang kota Mojokerto.
Seperti kota yang lain ada penjaga yang menanyakan jati diri mereka.
Setelah Berliana memperlihatkan tanda keluarga bangsawan kerajaan, prajurit penjaga pintu gerbang langsung mengijinkan mereka berdua masuk.
Mojokerto adalah kota terbesar kedua setelah Kediri. Bedanya Mojokerto adalah pusat perniagaan. Sedangkan Kediri adalah pusat pemerintahan.
"Aran, kita makan dirumah kaka aku saja. Kaka aku adalah Senopati di Mojokerto ini"
Ucap Berliana sambil membawa kudanya perlahan. Karena di Mojokerto suasana sangat ramai.
"Baiklah, silahkan kamu jalan duluan" Jawab Aran dari atas kudanya.
Sesampainya dirumah. Berliana mencoba memanggil kaka nya. Tapi tidak ada jawaban. Lalu dari dalam keluar seorang wanita muda yang sedang menggendong bayinya.
"Kaka ipar, dimana Mas Jaka?" Berliana langsung bertanya kepada wanita tersebut yang tidak lain adalah kaka iparnya. Biasanya Mas Jaka langsung menyambut Berliana ketika ia datang berkunjung.
"Berliana, Mas mu sedang di tugaskan membasmi perampok di gunung belakang desa. Tapi sudah 3 hari ini belum ada kabar. Aku juga dari kemarin khawatir, takut terjadi apa apa sama Mas Jaka" Jawab kaka ipar Berliana sambil mempersilahkan mereka berdua untuk masuk ke ruang tamu.
"Berliana, gunung belakang kota ini sangatlah rawan. Waktu jalan kesini sengaja aku memutar agar kita tidak melewati gunung tersebut. Guruku berpesan untuk menghindari wilayah tersebut karena disana banyak pendekar aliran hitam yang sangat berbahaya" Aran merasa khawatir terhadap keselamatan Kaka Berliana.
Berliana yang mendengar penjelasan Aran juga merasa sangat khawatir. Terlebih lagi Mas Jaka baru saja memiliki seorang bayi.
Istri Mas Jaka juga sampai pucat mukanya karena terus kepikiran Mas Jaka. Dia sudah meminta tolong kepada para prajurit pengawal rumahnya untuk menyusul Mas Jaka. Tapi tak satupun yang kembali.
"Aran, temani aku mencari Mas Jaka" Berliana segera berdiri mengajak Aran untuk segera bergegas mencari keberadaan Mas nya.
Aran langsung segera mengiyakan ajakan Berliana untuk segera mencari Mas nya.
Sebelum pergi istri Mas Jaka sampai memohon kepada Berliana agar segera membawa kembali suaminya. Karena sudah beberapa hari ini dia selalu mimpi buruk mengenai keadaan suaminya.
"Aran ayo" Berliana segera menaiki kudanya diikuti Aran dibelakangnya.
Mereka berdua segera memacu kuda mereka menuju gunung belakang kota Mojokerto.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
forza 💫✨🎗️🪙👑
paling malas bca cerita tentang pendekar kyak sinetron angling darma bgni..penjahatnya selalu di biarkan hidup..dan ceritanya selalu berulang" seperti itu..taik cerita ginian...
2024-04-19
0
Budi Efendi
lanjutkan thorrr cerita nya
2023-01-14
0
Nur Tini
Mc baik hati, penjahat dibiarkan hidup. Sekarang penjahat bawa bantuan eh malah kabur... Takut ya
2022-12-01
0