Setelah pertarungannya dengan para perampok jalanan, yang ditinggalkannya begitu saja. Pemuda tersebut memutuskan melanjutkan perjalanannya menuju kota Kediri.
"Kisanak, maaf mengganggu. Saya ingin ke kota Kediri, bisa bantu tunjukkan jalannya?" Tanya seorang pengelana kepada pejalan kaki yang berpapasan dengannya.
"Oohh, sampean jalan lurus saja terus. Kurang lebih satu jam perjalanan dari sini"
Jawab pejalan kaki tersebut.
"Oooh, matur nuwun"
"Sama sama"
Pengelana tersebut meneruskan perjalanannya sambil bersenandung kecil.
Setelah satu jam berjalan akhirnya gerbang kota Kediri terlihat.
"Berhenti Tuan, tunjukkan tanda pengenal mu jika ingin memasuki kota" Ucap penjaga gerbang kepada seorang pemuda yang berpenampilan seperti bangsawan.
"Aku tidak membawanya, ini untuk kalian" Diberikannya 1 koin emas kepada penjaga tersebut yang langsung mengijinkannya lewat.
"Dasar korup" Ucap pemuda pengelana yang berada tidak jauh dari pemuda bangsawan tersebut.
Dia pun mencoba memasuki gerbang kota yang dijaga pengawal tersebut, dan langsung mendapat perlakuan yang sama dengan apa yang dilihatnya tadi.
"Kutu kupret", batin pemuda tersebut.
Lalu dia memberikan sekeping emas kepada penjaga tersebut menirukan cara pemuda tadi masuk. Penjaga tersebut langsung tersenyum dan mengijinkannya masuk.
"Huhh, lama lama kerajaan ini akan hancur di gerogoti manusia macam mereka" Ucapnya pelan.
Dia kemudian memasuki kota Kediri yang ramai dengan berbagai macam suku bangsa, barang dagangan dan apapun itu. Karena kota ini adalah ibukota Kerajaan Mahwapatih. Salah satu kerajaan dari tiga kerajaan terkuat di Nusantara.
Ketika sedang asik melihat lihat keindahan dan kemegahan kota kediri dirinya ditabrak seseorang yang membuatnya terjatuh ketanah sambil nungging. Dalam keadaan seperti itu dia teriak kepada si penabrak yang juga terjatuh di dekatnya.
"Oii, kalo jalan pake mata Maemunah!!" Setelah berkata seperti itu diapun berdiri membersihkan pakaiannya dari debu dan tanah.
"Maaff" Terdengar teriakan si penabrak yang sudah menjauh sambil melambaikan tangannya.
"Semprul!, malah kabur lagi dia. Untung wanita, coba kalo pria. Aku gantung kau di bukit tengkorak"
Diapun melanjutkan perjalanannya di dalam kota. Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya pemuda tersebut memutuskan masuk ke rumah makan karena perutnya sudah mulai lapar dan hari juga mulai gelap.
Ketika memasuki sebuah rumah makan dia melihat si penabrak tersebut ada di dalam tempat tersebut sedang makan seorang diri.
"Oooo disini rupanya si Maemunah menghilang" Ucapnya sambil menatap wajah si penabrak tersebut.
"Eh kau orang yang tadi siang, kebetulan sekali. Silahkan duduk aku akan mentraktir makan sebagai permohonan maafku"
Penabrak tersebut mempersilahkan si pemuda pengelana untuk duduk satu meja dengannya.
"Ternyata kamu baik hati ya Maemunah"
Jawabnya sambil duduk di hadapannya.
"Jangan panggil aku Maemunah, aku punya nama. Namaku Berliana, Siapa namamu kalo aku boleh tau" Tanya Berliana kepada pemuda pengelana tersebut yang sudah duduk dihadapannya.
"Namamu cantik seperti orangnya. Namaku Aran Abisaka, kau cukup memanggilku Aran"
Raut wajah Berliana langsung memerah ketika dirinya di panggil cantik, karena baru kali ini ada seorang pria yang memanggilnya cantik.
"Ada apa dengan wajahmu, apa kamu sakit. Merah sekali seperti Udang rebus" Jawab Aran polos, karena dia memang selama ini hidup menyendiri bersama gurunya. Jadi selalu jujur apa adanya jika berbicara.
"Ah, kamu ini. Sudah lupain jangan bikin aku malu. Kamu pesan makan sanah, aku yang bayar semuanya" Ucap Berliana dengan wajahnya yang masih memerah.
"Hehehe, asikkk" Terlihat raut wajah yang begitu senang dari Aran. Dia segera memanggil pelayan dan memesan makanan yang paling enak di restoran ini.
Bagi Berliana uang bukanlah masalah, karena keluarganya adalah petinggi kerajaan ini.
Mereka berdua akhirnya makan bersama dan sedikit menceritakan keadaan kota Kediri. Tidak ada yang menanyakan asal usul dan keluarga masing masing karena menurut mereka itu sebuah privasi yang harus di jaga.
>>>>>>>
Keesokan harinya.
Aran melanjutkan perjalanannya kembali, dia ditugaskan oleh gurunya untuk bertemu dengan Mahaguru Arjuna.
Dia terus berjalan dengan santainya keluar masuk desa, menyusuri jalanan setapak dan keluar masuk hutan.
"Anak ini, mau sampai kapan sich ngikutin aku terus" Batin Aran.
"Keluarlah!!, aku tau kau mengikuti aku sejak dari kota Kediri"
Tidak ada jawaban, hanya suara kicauan burung dan jangkrik yang terdengar di hutan sepi ini.
"Berlianaaa! Aku tau itu kau, keluarlah. Aku bisa merasakan auramu, kau mau keluar atau aku paksa keluar" Teriak Aran kepada Berliana.
Akhirnya dengan pelan pelan Berliana keluar dari balik pohon sambil tersenyum.
Sekarang dia berpakaian serba putih dan pedang berwarna putih di lengan kirinya, yang membuatnya terlihat sangat anggun.
"Maafkan aku yang sudah kurang sopan mengikutimu" Ucap Berliana ketika sudah di hadapan Aran.
"Berliana, sebaiknya kamu pulang jangan mengikuti aku. Perjalananku sangat berbahaya. Pulanglah cepat, kasian orang tuamu dirumah. Mereka pasti mengkhawatirkanmu" Jawab Aran sambil memegang pundak Berliana dan menatap wajahnya.
Walau yang dilakukan Aran menurutnya hal yang biasa, tapi tidak dengan Berliana. Baru kali ini dia bicara sedekat ini dengan pria. Dia langsung mundur beberapa langkah karena malu, dan wajahnya pun memerah kembali.
"Berliana, kenapa wajahmu memerah lagi"
Ucap Aran sambil berusaha mendekati Berliana.
"Diam kau. Diam disitu, jangan mendekat!"
Jawab Berliana sambil menutupi wajahnya dan membalikkan badannya.
"Kenapa malah dia yang marah, aneh"
Ucap Aran kembali, sambil mengusap usap kepala belakangnya.
"Jangan bilang aku aneh, cowok ga peka!" Berliana langsung berlari meninggalkan Aran.
"Berliana tunggu, jangan ke arah sana. Didepan sana Jalan buntu, hanya ada tebing jurang. Jalan yang benar itu kearah sini" Teriak Aran sambil menunjuk ke arah satunya.
Berliana yang mendengar Aran berkata seperti itu langsung berhenti dan berbalik arah. Dia mendengus kesal ketika melewati Aran.
"Ada apa dengannya. Dasar wanita, sulit dimengerti" Berkata Aran sambil menggelengkan kepalanya, menatap Berliana yang sudah lebih dulu berjalan jauh meninggalkannya.
Setelah cukup lama berjalan, tiba tiba mereka dikagetkan dengan kedatangan 10 orang pemuda dan dua orang pria Sepuh yang beberapa sudah Aran kenali sebagai perampok yang pernah di lawannya tempo hari lalu.
"Hahhaha, kita berjumpa lagi anak muda. Hatiku tidak tenang sebelum menghabisimu. Nama baik kami sebagai perampok no satu di tanah Jawa tercoreng, jika sampai dikalahkan bocah ingusan macam dirimu" Ucap Ki Braja Hitam.
"Eh, Bambang. Kau tidak ada kapok kapoknya ya. Tempo hari lalu aku masih mengampuni kamu dan komplotanmu. Sekarang kalian berulah lagi, baiklah kalau itu mau kalian. Aku akan lawan kalian semua" Ucap Aran lantang di hadapan mereka semua.
"Wedus Gombel, namaku Ki Braja Hitam. Dasar bocah tengik"
"Sontoloyo, kurang ajar sekali bocah ini. Namaku Ki Braja Merah aku adalah senior Ki Braja Hitam. Biar aku yang akan memberi pelajaran kepada bocah ingusan ini, akan aku patahkan semua tulang ditubuhnya dan akan kujadikan istri wanita disebelahnya itu. Hahahahaha"
Terdengar gemuruh tawa yang sangat keras dari para perampok.
"Aran, apa kamu yakin bisa menghadapi mereka semua?" Tanya Berliana penuh kecemasan.
"Tenang saja, aku akan selalu melindungimu"
Jawaban Aran langsung membuat Berliana merinding dan mundur beberapa langkah. Baru kali ini seorang pria mau melindungi dirinya.
Aran langsung merapalkan mantra, "Ajian Naga Puspa" Dari tangannya langsung keluar sinar biru yang dilepaskannya ke arah Berliana. Lingkaran biru tersebut langsung membungkus tubuh Berliana.
"Kamu akan aman selama ada di dalam lingkaran itu, percayalah padaku" Ucap Aran kepada Berliana yang di jawab dengan anggukan kepala Berliana.
Aran segera membalik badannya kembali ke arah para perampok tersebut.
Para perampok terpana melihat Ajian tingkat tinggi Aji Naga Puspa.
"Eh, Kakek Tua Biadab. Silahkan maju jangan bengong seperti anak ayam kehilangan induknya"
Ucapan Aran membuat mereka semua murka.
"Huwaaaa, aku bunuh kau bocah kurang ajar!!" Teriak Ki Braja Merah.
"Seraaaaanggggg"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Deptiana Deptiana
Cocok Balia Puspa misal bos, gituuuu
2024-04-17
1
Budi Efendi
mantap thorrr
2023-01-14
0
Nur Tini
Lanjutkan thor, udah banyak yg comment positif
2022-11-30
0