Wanita manusia yang bersama Aran berusaha mati matian menggendong tubuh Aran. Dia terus memaksa tubuhnya untuk terus bergerak. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah gua.
Wanita itu memutuskan masuk kedalam gua tersebut, ternyata setelah masuk gua ini sangatlah dalam. Dengan banyak jalan berliku liku dan di dalam gua begitu gelap. Hanya mengandalkan inderanya ia terus menyusuri lorong gua ini.
Tangannya yang satu memegang dinding gua untuk membantu menopang tubuhnya yang sudah sangat kelelahan. Dia terus berjalan mengikuti instingnya. Sudah sangat lama ia berjalan namun dia belum melihat adanya cahaya. Hanya suara suara kecil dari hewan pengerat yang berada di dalam gua tersebut.
Tidak lama terdengar suara mendesis.
Ssshh..
Ia begitu kaget dengan suara ini. Rasanya suara ini memasuki jiwanya. Tubuhnya langsung bergetar.
"Suara apa itu, kenapa begitu menakutkan" Dia begitu takut sampai untuk berjalan pun sangat sulit.Tidak lama bunyi itu kembali terdengar, kali ini suaranya lebih keras.
"Ini.. Suara ular. Kenapa suaranya begitu menakutkan"
Sebenarnya dari awal dia sudah sangat takut bahwa gua ini pasti dihuni oleh hewan buas yang sangat menakutkan. Tapi demi keselamatan mereka berdua, dia memutuskan untuk memasuki gua ini. Selain fisiknya sudah sangat kelelahan, dia juga berharap agar makhluk menakutkan yang mengejarnya tidak dapat menemukannya.
Sambil perlahan lahan berjalan, kemudian dia melihat seberkas cahaya di kejauhan. Dia pun memutuskan untuk menghampiri cahaya tersebut.
Untuk berjaga jaga, ia mengeluarkan Jubah Penghilang. Jubah ini adalah warisan dari leluruhnya, jika ia memakai jubah ini maka ia bisa menghilangkan wujud dan aura keberadaannya. Jubah inilah yang selalu menyelamatkan hidupnya selama ini.
Untuk berjaga jaga ia memakai jubah tersebut. Jubah itu cukup besar sehingga mampu menutupi dia dan pria di gendongannya, namun ia tidak tau apakah jubah tersebut dapat melindunginya dari makhluk berlevel tinggi atau tidak.
Akhirnya setelah berjalan cukup lama, sampailah ia di tempat cahaya tersebut.
Ternyata cahaya itu berasal dari pencahayaan didalam sebuah aula.
Dia pun memandang takjub aula ini. Tidak disangka di dalam gua yang menakutkan terdapat ruangan yang begitu luas dan indah.
Banyak ukiran ukiran di dinding gua yang menambah keindahan gua.
Di ujung aula terdapat altar pemujaan. Dimana depan altar tersebut ada sebuah patung berwajah iblis dan memiliki sayap seperti kelelawar yang membentang luas.
Ketika ia berjalan ke altar tersebut, kembali terdengar suara desisan ular.
Kali ini suara tersebut terasa sangat dekat. Bahkan seperti terasa ada di atasnya. Ia pun reflek melihat keatas kepalanya.
"Ohh, **" Ia langsung terpaku tidak bergerak.
Ternyata di atas kepalanya ada seekor ular berwarna putih yang sangat besar, dengan panjang puluhan meter. Memiliki dua buah tanduk di kepalanya, matanya yang begitu merah terlihat sangat menakutkan.
'Apakah dia melihatku' Dia tetap diam di tempat tanpa bergerak sedikitpun. Bahkan ia sesekali menahan nafasnya. Baru kali ini dalam hidupnya ia melihat ular yang begitu besar. Ular itu bergerak dari langit langit gua, dan turun perlahan - lahan. Suara sisiknya yang menyentuh dinding gua membuat merinding bagi yang mendengarnya.
'ya Tuhan, jika Kau benar benar ada. Tolong aku' Dia begitu ketakutan sampai kakinya bergetar hebat. Seolah olah malaikat kematian datang menjemputnya.
Ular itu lalu perlahan bergerak. Dengan suara mendesis ular tersebut bergerak perlahan lahan mengelilingi aula gua. Ular mengerikan itu, terus menelusuri gua seolah seolah dia sedang mencari sesuatu. Insting hewannya mengatakan bahwa ada makhluk hidup yang bersembunyi di aula tersebut.
Perlahan - lahan jarak antara ular dan wanita tersebut semakin dekat. Wanita Manusia itu begitu ketakutan. Kakinya sampai bergetar dengan sangat hebat.
Ular berkulit putih ini sekarang berada tepat di sebelahnya. Terlebih lagi dia berada tepat di sebelah mata ular tersebut.
"Deg deg" Jantungnya berdetak dengan sangat cepat.
Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat ular sebesar ini. Kepalanya saja sebesar gajah dewasa.
Dia yang berada tepat di sebelah matanya begitu ketakutan. Ia dapat dengan jelas melihat mata ular tersebut yang bergerak gerak, belum lagi lidah ular tersebut yang keluar masuk berkali kali.
Tiba tiba dengan suara desiran yang sangat keras, ular tersebut mengangkat tubuhnya. Semua otot ototnya seperti tertarik keatas.
'Mati aku' Dia lalu menoleh ke wajah pemuda di punggungnya. Pemuda itu tidak lain adalah Aran yang masih tidak sadarkan diri.
"Maafkan aku" Gumamnya lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Budi Efendi
lanjutkan
2023-01-14
0
Nur Tini
Manusia di alam jin... Enakan di alam sutera
2022-12-01
0
putra
11 like
2022-11-08
0