Tubuh Dixton sejenak menegang. Seumur-umur ia belum pernah dipeluk semesra ini oleh seorang wanita. Perasaan tulus dan cinta tiada tanding itu mengalir bebas sampai membuat sekujur tubuhnya merinding.
Hanya saja, Dixton tak bisa menikmati. Ia belum tahu, misi apa yang harus ia lakukan sekarang. Ibu dan anak ini memang sangat mengacau benaknya.
Kedua tangan Dixton yang terkepal kaku ingin mendorong bahu wanita ini tapi, Anjing jantan di dekat kakinya angkat bicara.
"Tuan! Kau jangan membuat mereka curiga," Tegur Anjing jantan itu. Suaranya hanya dapat di dengar Dixton.
Dixton menahan nafas. Ia sangat tak biasa dalam posisi seperti ini.
"Bisa kau lepaskan?" Tanya Dixton dengan suara deepnya.
Wanita itu mendongak kecil. Manik Violet cantik berbenturan dengan mata hazel tajam milik Dixton yang tertegun melihat keindahan galaksi di dalam mata wanita ini. Pahatan indah seperti tak nyata.
Bentuk wajah tirus kecil dengan bibir mungil sempit dan mata almond yang pas. Kulitnya putih bersih disempurnakan oleh pipi kemerahan alami merona saat ditatap. Sungguh, baru kali ini Dixton melihat wanita secantik dan semenawan ini.
"Tuan!"
Suara Anjing jantan itu kembali membuat Dixton sadar.
Ia membuang muka ke sembarang arah. Wajah cantik wanita itu bingung kala Dixton tak membalas pelukannya bahkan hanya dorongan pelan yang ia dapatkan.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan nada cemas.
"Nyonya Jeslyne ! Saya akan melakukan pemeriksaan ulang pada Tuan," Sahut dokter di luar berusaha menenangkan.
Sosok wanita super cantik yang dipanggil Jeslyne itu tertegun. Ditatapnya hangat sang suami dengan senyum lembut yang mampu membuat siapapun terpana dibuatnya. Dixton heran, kenapa bisa ada manusia secantik Jeslyne?!
"Aku tunggu di luar," Ucap Jeslyne mengusap lembut rahang tegas Dixton sampai pria tampan itu merinding tapi masih mempertahankan wajah tanpa ekspresinya.
Bella hanya menjadi penonton. Ia lebih tertarik pada Anjing jantan berbulu lebat di dekat kaki Dixton.
"Dad! Kenapa ada anjing?"
Jeslyne tersadar. Ia menatap Anjing besar setinggi pertengahan betis Dixton itu.
"Anjing?"
"Tuan! Tolong selamatkan saya," Pinta Anjing jantan itu ngeri dengan tatapan penuh minat Bella.
Dixton memutar otak mencoba mengarang cerita. Bella dengan riang berlari menyerbu tubuh Anjing jantan itu bahkan pipi gembulnya mengembung lucu.
"Ummuuu!!"
"Baby! Jangan dinaiki!" Tegur Jeslyne berjongkok menarik tubuh mungil gembul putrinya yang bersiap memanjat punggung hewan besar ini.
"Mom! Bella suka Anjing."
"Sayang! Ini peliharaan siapa?" Tanya Jeslyne menatap Dixton begitu lembut.
"Poppy!"
Anjing Jantan itu langsung menatap Dixton terkejut.
"Tuan! Saya laki-laki."
Dixton tak menghiraukan bantahan Anjing yang ia beri nama Poppy itu. Hanya nama itulah yang terlintas di benak Dixton sekarang.
"Yah. Namanya Poppy. Itu anjing yang-ku selamatkan saat sebelum kecelakaan," Jelas Dixton mengarang.
Jeslyne terdiam sejenak. Setahunya saat melihat mobil Dixton setelah kecelakaan, tak ada anjing atau sejenis hewan apapun di sana.
Melihat wajah heran Jeslyne, Dixton segera mencari alasan.
"Bisa kalian keluar sebentar? Aku masih perlu sendiri!"
Jeslyne mengangguk. Ia kembali berdiri mengiring Bella keluar kamar mandi. Bella ingin menarik bulu Poppy tapi Jaslyne sigap menasehati anaknya dengan begitu lembut dan keibuan.
Dixton segera menutup pintu kamar mandi lalu mengambil nafas dalam dan membuangnya perlahan. Ia bisa gila jika begini.
"Dia istriku?"
"Istri Dixton, Tuan!"
"Ya itu aku-kan?" Tanya Dixton agak kesal.
Poppy mengangguk. Dixton berjongkok di depan Poppy menekuk kedua lututnya.
"Apa misiku?"
"Keluarga Hermes tak menyukai Jeslyne. Dia dianggap beracun karena telah membuat keluarga Hermes terpecah."
"Maksudmu?" Serius Dixton merasa tertarik dengan kecantikan Jeslyne.
"Sebelum bertemu dengan Dixton sebelumnya, Jeslyne adalah seorang penari di sebuah Bar! Dia telah memikat Tuan besar Hermes sampai dituding menjadi simpanan. Hal itu membuat anggota keluarga Hermes membenci Jeslyne apalagi, saat Dixton sebelumnya berani menikahi Jeslyne tanpa persetujuan anggota keluarga. Soal kecelakaan mobil itu juga bukanlah murni kecelakaan biasa."
"Kenapa dia sangat bodoh?" Umpat Dixton memaki dirinya yang sebelumnya.
"Dixton yang dulu memiliki sifat yang berbeda dari Tuan yang sekarang. Dia pribadi yang lembut dan penyayang. Dia juga tak pandai menyusun rencana atau melawan kelicikan keluarganya."
Dixton memejamkan mata sejenak. Pantas semua orang terkejut melihat perubahannya tadi. Dixton yang sebelumnya tentu tak akan bersikap angkuh dan mendominasi seperti itu.
"Tuan harus merebut kembali hak Tuan Dixton sebelumnya. Sebenarnya Tuan adalah pewaris utama keluarga Hermes. Tetapi, karena Tuan begitu mencintai Jeslyne, Tuan rela menukar hak waris dengan wanita tadi."
"Idiot! Dia menukar kekuasaan sebesar itu hanya demi seorang wanita," Maki Dixton benar-benar tak percaya dengan karakter Dixton sebelumnya.
Poppy hanya diam. Ia tak mau menyulut kemarahan tuannya.
Setelah memahami semua alur kehidupan sebelumnya, Dixton keluar dari kamar mandi. Tatapannya langsung terkunci pada Jeslyne yang sedang memangku Bella seraya mengepang rambut putrinya.
Dixton memandang lamat wajah cantik Jeslyne seakan mencari tahu 'Kenapa Dixton sebelumnya begitu menggilai wanita ini?'
"Daddy!!" Pekik Bella turun dari pangkuan Jeslyne yang belum selesai dengan rambut Bella.
"Baby! Rambutnya belum selesai mommy kepang."
"Bella mau daddy yang kepang-kan!" Jawab Bella dengan enteng memanjat kaki Dixton.
"Dad! Kepang rambut Bella seperti boneka barbie yang biasa."
Dixton mematung. Jelas ia tak bisa mengepang rambut. Yang benar saja.
"Dad!" Panggil Bella masih bergelayutan di kaki kokoh Dixton.
"Mommy-mu yang akan lakukan," Tolak Dixton dengan suara datarnya membuat Bella tertegun begitu juga Jeslyne.
"Dad!"
"Kapan aku bisa keluar dari sini?" Tanya Dixton menatap tegas Jeslyne.
Dixton tahu Jeslyne terkejut dengan semua ini tapi Dixton tak bisa pura-pura menjadi orang lain. Misinya bukan meneruskan kewajiban Dixton sebelumnya melainkan merebut kembali kekuasaan keluarga Hermes.
"Kau tak tuli-kan?"
Degg..
Jeslyne semakin menegang. Mata indahnya mulai berair dengan ekspresi syok yang masih kentara.
"Dad! Kepala daddy terbentur aspal hingga bicara kasar seperti itu pada mommy?" Kesal Bella menggembungkan pipi gembulnya menengadah tajam pada Dixton.
"B..Bella!" Lirih Jeslyne menegur.
"Daddy jangan marah-marah. Kasihan mommy! Biasanya daddy bahkan tak pernah meninggikan suara pada istrinya. Kepala daddy rusak, Ya?" Polos bocah itu sendu.
Dixton sama sekali tak tergerak untuk bersikap lebih baik.
"Lepas! Kau manusia, bukan hewan yang suka bergelantungan!"
"Tidak. Daddy masih sakit. Bella tak mau daddy seperti ini terus."
Dixton menghela nafas. Menghadapi Bella benar-benar membuat tenaganya terkuras. Dixton memilih lebih baik menghadang banyak anggota musuh dengan pisau dari pada berdebat dengan bocah ini.
"Dimana dokternya?"
"Tadi dokter keluar sebentar untuk menganalisis rekap medis milik-mu," Jawab Jeslyne meremas jemari tangannya.
Dixton tak lagi bicara. Ia berjalan enteng ke arah ranjang rawat tanpa menghiraukan Bella yang masih memeluk betisnya erat.
Bukannya takut jatuh, Bella justru senang memeluk satu kaki Dixton dengan tawa riangnya merasakan tubuh terayun sesuai langkah kaki pria jangkung ini.
Jeslyne yang sempat terluka dengan sikap Dixton segera tersenyum melihat putrinya bisa kembali ceria.
"Dad! Ayunkan kakimu, Ayo!" Pinta Bella tak dipedulikan Dixton yang duduk di tepi ranjang.
"Dad! Ayunkan kakimu!" Pintanya lagi.
Wajah Dixton sudah mengeras kala Bella begitu memaksanya.
"Dad!"
"Kauu.."
"Tuan!" Peringat Poppy mengingatkan Dixton tentang identitasnya. Jangan sampai yang lain bertambah curiga.
Dengan malas Dixton mengayunkan saku kakinya membuat Bella tertawa lepas.
"Lebih kencang, Dad!!"
Di suatu satu sisi Jeslyne senang melihat Bella bahagia. Tetapi, melihat wajah tak suka Dixton yang terpaksa, ia jadi cemas.
"Bella!"
"Mom! Mommy duduk di paha daddy!"
"Bella! Daddy sedang sakit. Jangan diganggu dulu!" Peringat Jeslyne ragu-ragu menatap Dixton karena perubahan pria itu membuatnya jadi canggung.
"Yang sakit itu bahu, Daddy! Kakinya masih kuat. Iya-kan dad?"
Dixton tak menjawab. Bella seperti tak punya mata dan telinga mengabaikan ekspresi dan perkataan ketus pria tampan ini.
....
Vote and Like sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ririn Santi
polosnya bocah😁😁😁
2024-03-20
0
Rohana
comelnya bella ini
2024-03-06
0
lenong
udah kerjain aja Bell
2024-01-26
0