Pagi ini Dixton baru pulang ke rumah. Wajahnya terlihat lelah dengan mantel tersampir ke lengan kiri. Mobil yang Dixton bawa masih mobil derek tua tadi malam. Ia tak akan membuat mata-mata orang suruhan keluarga Hermes membaca gerak-geriknya.
Jeslyne baru saja selesai mandi dan terkejut melihat Dixton kembali dengan keadaan cukup berat seakan habis melakukan pekerjaan penting.
"Di! Mengapa baru pulang sekarang? Ada masalah?" lembut Jeslyne khawatir.
Tanpa menatap Jeslyne, Dixton menghempaskan diri ke pinggir ranjang. Ia duduk melenturkan leher dan bahu karena semalam Dixton berkelahi di club.
Rexs Osborne si pria licik yang seakan menganggap Dixton hanya bicara omong kosong. Di sela kesempatan, pria itu mengerahkan anak buahnya untuk menyerang tapi untung Dixton bukan orang awam dalam mematahkan tulang seseorang.
Keadaan club cukup memanas kala itu. Setelah Dixton menghabisi mereka semua, barulah Rexs tunduk tak bisa berkutik.
Jadilah Dixton mengurus semua rancangan baru anak buah Rexs yang notabennya cukup bisa di andalkan.
"Dia terlihat lelah? Pekerjaan apa yang dia lakukan sampai pulang pagi seperti ini?!" batin Jeslyne heran.
"Di! Mandi dulu, Ya? Aku akan siapkan air hangat. Nanti baru istirahat," pinta Jeslyne mengurungkan niatnya untuk bertanya macam-macam.
Dixton menoleh. Pria tampan itu sempat tertegun melihat Jeslyne berdiri hanya menggunakan handuk pendek di atas lutut.
Kulit putih bersihnya mengkilap segar dengan lekukan tubuh yang jelas terpampang. Apalagi handuk itu tak bisa menutupi dada Jeslyne sepenuhnya. Dua bongkahan daging kenyal nan padat seputih susu itu terlihat sesak minta di lepaskan.
Tanpa sadar Dixton menelan ludah berat. Ia tak mampu berkedip sedetik-pun memperhatikan penampilan hot Jeslyne dari kepala sampai ujung kaki.
"D..Di!" gugup Jeslyne meremas simpulan handuknya.
Rona merah jambu itu muncul membuat wajah cantiknya kian terasa mempesona dan alami.
"D..Di aku..aku akan siapkan air mandi untukmu."
Jeslyne buru-buru pergi ke kamar mandi. Ia bersembunyi di balik dinding ruangan itu memegangi dadanya yang berdebar-debar.
Dipandangi seintens itu oleh mata elang dingin Dixton yang tak pernah meliriknya lama membuat Jeslyne tak bisa bersikap.
"Astaga! Dia tak pernah seperti ini sebelumnya," batin Jeslyne mengigit bibir bawahnya mendongak dengan mata terpejam.
Lama Jeslyne berusaha menenangkan debaran jantung itu sejenak. Tanpa sadar, Dixton sudah masuk dan ekspresi Jeslyne yang tampak seksi membuat birahinya memuncak.
Memang tubuh lelah tapi melihat pemandangan sepanas ini, Dixton masih berpikir untuk melepaskan keuntungan di pagi hari. Jeslyne candu untuknya.
Merasa di tatap oleh seseorang, Jeslyne segera membuka matanya.
Degg..
Pupil matanya melebar kala melihat Dixton sudah berdiri tepat di hadapannya tanpa tahu sejak kapan dia masuk.
Jeslyne semakin pucat. Ntah kenapa ia merasa sangat gugup apalagi tatapan Dixton kembali sama seperti malam buas saat itu.
Dia pejantan yang kehilangan kendali. Bercinta seakan tak pernah puas membuat tungkai Jeslyne lemas bukan main.
"D..Di kau..kau kapan masuk? Maksudku.. kau.."
Tanpa mendengarkan racauan Jeslyne, Dixton segera menyambar bibir manis incarannya sedari tadi.
Jeslyne melotot meremas simpulan handuknya. Ciuman rakus seakan-akan ingin melahap habis dirinya itu kembali menghampiri.
"L..Lagi?" batin Jeslyne seakan masih ragu untuk mengulang.
Tapi, melihat mata Dixton terpejam dan sesekali terbuka menatapnya penuh hasrat seraya terus memangut membuat pertahanan Jeslyne goyah.
Jeslyne mulai membalas pangutan liar Dixton walau tak begitu bisa mengimbangi pria ini. Tangannya terus mencengkram simpulan handuk di dada seakan masih sadar.
Tetapi, Dixton tak patah akal. Ia menarik pinggang Jeslyne hingga tubuh ramping itu merapat tanpa jarak dengannya. Dia bahkan bisa merasakan kenyalnya daging kenyal itu menekan dadanya dan sensasi dingin kulit lengan Jeslyne yang memang baru selesai mandi.
"Ehmm!" geraman lemah Jeslyne di kala dua tangan besar Dixton sudah meremas area belakangnya. Pria itu suka sekali mempermainkan area itu apalagi membuatnya sampai merah.
Walau terkesan kasar, tapi jujur Jeslyne merasakan sensasi aneh yang membuatnya pasrah dan menikmati.
Tak puas hanya membuat Jeslyne menggeram rendah, Dixton mengiring wanita itu berdiri di depan wastafel kamar mandi. Pintu masih terbuka lebar mempertontonkan adegan suami istri itu.
Tanpa melepas ciuman rakusnya sama sekali, Dixton menarik satu kaki jenjang Jeslyne naik ke pinggir wastafel. Hal itu membuat handuk mini di tubuhnya terangkat tanpa halangan di bawah sana.
Jeslyne sudah tak sadar. Mau bagaimana-pun Dixton memposisikan dirinya, wanita itu telah berhasil jatuh dalam kendali pria ini.
Dengan gerakan sensual Dixton mencoba memeriksa. Usapan yang mampu membuat Jeslyne menegang beralih meremas bahu kekar Dixton yang masih gencar meraba di bawah sana.
Seringai tipis Dixton muncul merasa Jeslyne sudah basah. Ia tahu apa yang wanita inginkan.
Tanpa menunggu lagi Dixton mendudukkan Jeslyne di atas wastafel. Sontal saja ciuman itu terlepas memperlihatkan wajah merah dan bibir bengkak Jeslyne tapi terkesan sangat seksi. Wanita itu menatap Dixton penuh tanya.
"D..Di!"
"Berbalik!" titah Dixton dengan tatapan yang sangat dalam.
Jeslyne menatap kaca di belakangnya. Ia bingung apa yang mau di lakukan Dixton tapi tetap menurut. Ia berbalik memunggungi sang suami.
"D..Di!"
"Kau ingin melihat seberapa liar tubuh-mu sebenarnya?"
"Huh?" bingung Jeslyne tak paham.
Ntahlah, Dixton gemas dengan kepolosan Jeslyne dalam bercinta. Padahal jelas Jeslyne adalah mantan penari Bar lalu kenapa dia tampak asing dengan semua hal yang Dixton katakan.
Karena tak mau menjelaskan panjang lebar, Dixton segera mengeksekusi Jeslyne. Wanita itu terpekik kala Dixton memainkan kembali permainan jarinya yang sangat ahli.
Beruntung Dixton masih waras. Ia membekap mulut Jeslyne agar tak menggemparkan satu rumah. Sialnya Dixton tak membuat kamar ini kedap suara jadi dia harus menahan diri.
Puas membasahi cermin dan menunjukan bagaimana indahnya pemandangan tubuh Jeslyne, Dixton tak bisa tahan lagi. Ia segera menuntaskan apa yang sudah membengkak sedari tadi karena jika tidak ditundukkan maka dia tak akan bisa berpikir jernih.
Bercinta selama 2 jam di kamar mandi dengan beberapa kali jeda sekedar merilekskan otot.
Akhirnya setelah beberapa menit kemudian barulah keduanya keluar. Dixton terlihat sangat berstamina tinggi menggendong tubuh lemas Jeslyne yang tak bisa berbuat banyak dan merebahkannya ke atas ranjang.
Jeslyne lelah.
Pinggangnya benar-benar mau rontok padahal Dixton-lah yang banyak bergerak.
"Apa kau tak bisa berbelas kasihan padaku?" batin Jeslyne merasakan kakinya masih gemetar.
Dixton tersenyum tipis melihat Jeslyne memegangi pinggangnya. Ia hanya pura-pura tak sadar dan pergi ke walkcloset mengganti pakaian.
Selepas kepergian Dixton, Jeslyne menutup wajah cantiknya yang merona. Ia berguling-guling menahan malu karena tadi Dixton terus memperingatinya untuk menahan suara di sepanjang sesi bercinta panas itu.
"Ntah apa yang dia pikirkan tentang aku? Mungkin aku terlihat seperti wanita liar," gumamnya.
Saat Dixton sudah keluar, barulah Jeslyne berusaha menormalkan sikapnya. Dia duduk di tepi ranjang menerima satu helai terusan selutut yang tampak sederhana tapi sangat elegan dan manis di tubuh Jeslyne.
Hal itu menjadikannya sosok wanita bangsawan klasik yang sakral. Hanya saja, melihat ada daleman dan bra di tangan Dixton mengharuskan Jeslyne untuk menahan malu.
"Ini!"
"Terimakasih," ucap Jeslyne menerimanya canggung.
Dixton hanya mengangguk seadanya lalu pergi keluar kamar. Tak ada sapaan atau kalimat hangat apapun yang keluar membuat Jeslyne kembali di timpa kenyataan.
Wajah cantiknya berubah murung. Rona sendu menancap di lensa matanya seakan kecewa dengan respon yang Dixton lakukan.
Aku lupa, dia akan kembali seperti orang asing. Pikir Jeslyne meremas handuk di tubuhnya.
Ntah kenapa rasanya sangat sakit. Dixton hanya melunak ketika sedang bercinta. Setelah itu mereka kembali menjadi orang asing yang tinggal satu atap.
Jeslyne merasa hanya menjadi pelampiasan. Dixton akan datang ketika dia butuh dan pergi sesukanya.
...
Vote and like sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rohana
sabar jes tp aku yg baca nya ga sabar huaaa kasian
2024-03-07
0
yuwayuwa
sabar jesss
2024-02-06
0
Rafael Dika
sabar jes...bentar lagi di juga bucin...cuma dia pria tanpa expresi....ya kan kk wiill....🤭🤭🤭
2024-02-06
0