Jangan pergi

Seperti dugaan Dixton sebelumnya. Pagi ini sudah ada dua orang pria berbadan kekar yang bertamu di rumahnya. Satu pengawal dan majikan besar, mereka masuk dengan wajah angkuh tanpa permisi menduduki sofa ruang tamu.

Mungkin memang seperti inilah adab mereka berkunjung. Salah satu pria berjas dilengkapi mata penuh selidik itu bertatapan dengan Dixton yang hanya diam membatu berdiri tak jauh darinya.

"Adik! Akhirnya aku bisa melihatmu setelah 2 bulan kau menghilang," sapa Alferd anak pertama dari Tuan Luther ayah mereka.

Dixton hanya menatap datar Alferd. Ia enggan menjawab seakan dari sudut matanya, Dixton benar-benar tak mengenal siapa dia.

Melihat keasingan Dixton padanya, Alferd tentu saja tersenyum tipis. Benaknya menuai banyak rencana licik tapi ada sebuah ejekan hina yang ingin sekali ia lontarkan pada Dixton.

Bodoh dan lemah.

"Kau tak mengingatku?" tanya Alferd lagi pura-pura sedikit syok.

"Ayolah Dixton. Aku mendapat kabar kalau kau mengalami kecelakaan. Apa kau amnesia?"

"Kau terlalu banyak bertanya," tegas Dixton berbalik ingin pergi. Alferd langsung mencegahnya.

"Adik kedua! Aku hanya mencemaskan keadaanmu. Ayo kita bicara."

"Aku tak mengenalmu. Jangan menggangguku!" tekan Dixton tak bersahabat.

Alferd terdiam. Sikap dingin tak mengenakan Dixton benar-benar nyata sesuai laporan anak buahnya.

"Daddy benar. Aku harus lebih menguasai Dixton dari pada Jeslyne," batin Alferd menyipitkan matanya dengan dahi mengkerut.

"Adik! Duduklah! Ayo kita bicara."

Dixton tak menggubris Alferd. Ia melangkah keluar ruang tamu dan berpapasan dengan Jeslyne yang tadi membuat minum, wanita itu  berhenti menatap bingung Dixton yang melewatinya.

"Di!" panggil Jeslyne tapi Dixton abai.

Alhasil, karena sudah tanggung, Jeslyne segera membawa nampan berisi kopi itu ke arah Alferd.

Tatapan pria itu berubah jadi lapar melihat kedatangan Jeslyne. Tubuh tinggi dan kulit putih bersih itu sangatlah menggoda iman. Wajah cantik milik Jeslyne memang begitu lembut dan tak membuat bosan siapapun yang memandangnya.

"Minumlah, Kakak ipar!" ucap Jeslyne meletakan kopi itu di meja sofa.

Dengan posisi membungkuk, tentu bagian dada Jeslyne sedikit terlihat. Mata Alferd tak melewatkan kekagumannya pada keindahan tubuh dan aroma jasmine menguar harum dari tubuh Jeslyne.

Adiknya terlalu beruntung. Pikir Alferd menginginkan Jeslyne.

"Apa yang terjadi pada Dixton?" tanya Alferd mengulur tangannya menyentuh gelas dimana tangan Jeslyne sempat memperbaiki letak benda itu.

Jeslyne tersentak mendapat usapan sensual Alferd pada jarinya hingga sigap wanita itu menarik diri.

"Suamiku mengalami kecelakaan dan mendapat benturan cukup keras di kepalanya. Dokter mengatakan jika dia kehilangan ingatan."

"Benarkah? Dia juga tak mengingatmu?" tanya Alferd menggali informasi dengan cerdik seraya menyesap nikmat kopi buatan Jeslyne.

"Awalnya memang begitu. Tapi sekarang dia sudah tahu jika aku istrinya dan kami punya putri," jelas Jeslyne ragu-ragu.

Alferd mangut-mangut mengerti.

"Duduklah! Hanya kau yang bisa-ku ajak bicara. Dia tak menyukaiku," pinta Alferd begitu lembut.

Jeslyne merinding. Bukan karena malu atau terpesona tapi justru ia takut. Keluarga Hermes tak ada yang berniat baik padanya. Setiap kesempatan, selalu dimanfaatkan untuk melecehkan dirinya. Beruntung Jeslyne bisa meloloskan diri.

"Maaf kakak ipar. Aku tak tahu apapun selain keadaan suamiku. Temuilah dia saat sudah membaik," jawab Jeslyne mencari aman.

Tanpa mereka sadari, Dixton tak benar-benar pergi. Pria itu berdiri di balik dinding pembatas mendengarkan nada bicara Alferd mendayu sensual pada istrinya dan sikap menjijikan pria itu benar-benar membuat perutnya bergejolak.

"Tuan!"

Poppy datang dari arah tangga setelah berhasil lepas dari Bella.

"Dia sudah datang?"

"Hm. "

"Jadi apa rencana Tuan selanjutnya?" tanya Poppy melihat Alferd yang terus mengajak Jeslyne bicara sampai wanita cantik itu tak nyaman.

"Dia sendiri yang akan menyerahkan kekuasaan itu."

"Bagaimana caranya?" tanya Poppy penasaran.

Dixton tak menjawab. Hal itu membuat Poppy jengkel tapi tak bisa berbuat apa-apa. Dixton kembali memasuki ruang tamu hingga guratan lega terlintas di wajah Jeslyne.

"Di!" panggil Jeslyne segera menyongsong Dixton.

"Kenapa dia masih di sini?" tanya Dixton menatap tak suka Alferd. Jelas ia sedang bermain peran sekarang.

"Ayolah adik! Aku ingin bicara baik-baik denganmu. Tak pantas rasanya hubungan dekat kita jadi seperti ini," ujar Alferd membuat Jeslyne meremas nampan di tangannya.

Jelas Dixton tak punya hubungan baik dengan keluarga Hermes. Hanya saja, karena kebaikan hati suaminya, Dixton selalu menerima kedatangan orang-orang dari keluarganya.

"Apa aku dekat dengannya?" tanya Dixton menatap wajah cantik Jeslyne bingung.

Alferd menyeringai. Hal itu semakin membuat Jeslyne merasa terancam. Ia tak mau Alferd bertindak melukai suami dan putrinya.

"Yah. Kalian dekat," bohong Jeslyne membuang muka ke arah lain.

Dixton tahu ketidaksukaan Jeslyne terpaksa mengatakan itu. Hanya saja, Dixton memilih terdiam.

"Dengar? Kita ini saudara. Kau sudah lama tak datang ke kediaman Hermes. Apa kau tak merindukan kedua orang tuamu? Dixton," senyum penuh rencana.

"Aku tak merasa akrab dengan kalian," tegas Dixton membuat senyum Alferd semakin melebar.

Pria dengan jambang tipis di dagu dan rambut agak gondrong itu memang tampan. Hanya saja, ia tak bisa dipercaya. Sudah berapa kali Jeslyne nyaris dilecehkan Alferd tanpa sepengetahuan Dixton.

"Tidak masalah. Kita akan kembali akrab nantinya. Datang untuk makan malam nanti, kami menunggumu!" pinta Alferd terlihat sangat ramah dan hangat.

Jeslyne ragu dengan niat keluarga Hermes. Pasalnya ia tahu bagaimana mereka memusuhi Dixton setelah menikah dengannya.

Rasa takut menghantui Jeslyne. Bagaimana caranya mencegah Dixton untuk datang malam ini?

"Kau tak keberatan bukan? Adik ipar!"

Alferd tersenyum penuh arti pada Jeslyne. Ada makna messum dari balik wajah cabulnya itu membuat sekujur tubuh Jeslyne dingin membeku.

"Atau kau tak setuju? Sebagai keluarga Dixton, kami berhak mengundang adik kami datang. Bagaimana Jeslyne?" tambahnya kian memojokkan wanita cantik itu.

Jeslyne mengambil nafas dalam. Ia memberanikan diri menatap Alferd dengan ketegasan walau Dixton bisa melihat keringat dingin di kening mulus Jeslyne muncul.

Tiba-tiba saja Dixton menggeram. Ntah apa yang telah dilakukan Alferd sampai Jeslyne begitu takut seperti ini.

"Kakak ipar. Aku bukannya melarang, tapi kondisi suamiku tak memungkinkan untuk pergi jauh. Dia masih dalam pantauan dokter."

"Jadi kau mengira kami ingin mencelakai Dixton? Woww..Jeslyne. Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" pura-pura tersinggung.

Jeslyne ingin sekali meneriakkan kalimat makian pada Alferd. Masih segar dibenaknya bagaimana dulu Alferd melakukan hal gila yang tak bisa Jeslyne maafkan.

"Aku tak berniat seperti yang kakak ipar katakan. Yang jelas, kesehatan suamiku sangat penting."

"Bulshit! Kau memang selalu membuat jarak diantara kami dan Dixton," kecewa Alferd berdiri dari duduknya.

Dixton hanya menonton drama Alferd perankan. Ia seolah bingung mau mempercayai siapa dan jelas itu menambah nilai plus bagi Alferd untuk mempengaruhi Dixton agar ikut bersamanya.

"Baiklah. Sebagai seorang kakak aku mengharapkan adikku datang. Kami tunggu kalian malam ini. Jika kau tak bisa datang, Dixton saja tak masalah."

Setelah mengatakan itu Alferd memasang kacamata lalu pergi dijaga satu pengawalnya.

Melihat kepergian Alferd, Jeslyne buru-buru menutup pintu. Wanita itu mengusap dadanya lega karena tak lagi merasa terancam.

"Di! Sebaiknya kau jangan datang."

"Kenapa? Kau mengatakan jika aku akrab dengan mereka," tanya Dixton memperhatikan lekat gelagat khawatir Jeslyne.

"Kau belum mengerti. Untuk sementara sampai ingatan-mu kembali, kau jangan berdekatan dengan mereka dulu. Ya?" bujuk Jeslyne begitu lembut.

Tatapan matanya seolah tak mampu menghancurkan siapapun.

"Jadi dia benar?"

"Di!" lirih Jeslyne tersentak.

"Kau memang berusaha menjauhkan aku dari keluargaku?"

Jeslyne terkejut mendengar pengakuan Dixton. Jantungnya berdegup kencang dengan kaki tangan mendingin. Ada rasa sakit menikam ulu hatinya mendengar ucapan sang suami.

"A..Aku.."

"Aku curiga, kita tinggal jauh dari kota seperti ini karena rencanamu," tuding Dixton seolah menyudutkan Jeslyne.

Lagi-lagi wanita itu terdiam dengan mata berkaca-kaca. Seumur-umur Dixton tak pernah menyalahkannya seperti ini. Ntah kenapa rasanya sangat sakit.

"Apa yang kau lakukan sampai aku bisa disini? Jauh dari keluargaku," tambahnya lagi menyipitkan mata elang itu.

Jeslyne mengigit bibir bawahnya. Tiba-tiba saja rasa bersalah 4 tahun yang lalu datang. Keputusan Dixton untuk pergi dan meninggalkan semua kemewahan Hermes hanya demi hidup dengannya membuat Jeslyne berulang kali ragu.

Ia takut Dixton menyesal dan pada akhirnya Jeslyne akan mendengar pernyataan ini.

"Di! J..Jangan katakan itu," lirih Jeslyne bergetar.

Dixton membuang muka ke sembarang arah. Tatapan Jeslyne benar-benar terlihat rapuh dan sangat terluka.

Sama halnya dengan Poppy. Anjing jantan itu merasa iba. Ia belum tahu kenapa Tuannya tega melukai hati Jeslyne seperti ini. Sangat malang rasanya.

"Aku akan tetap pergi. Terserah kau akan ikut atau tidak."

Jeslyne menggeleng. Ia mendekat dan memegang lengan kekar Dixton yang masih setia dengan raut datarnya.

"Aku mohon, jangan! Tunggu ingatanmu kembali dan aku..aku tak akan melarang mu pergi, aku janji," pinta Jeslyne sangat tak percaya dengan keluarga Hermes.

"Aku tak peduli. Kau tak berhak mengambil keputusan dalam hidupku!" tegas Dixton langsung membuat Jeslyne lemas.

Dixton berlalu keluar dari rumah menuju kandang kuda di belakang.

Jeslyne meremas dadanya dengan nampan jatuh. Air mata itu bergulir bebas karena perkataan menyakitkan Dixton sungguh mengena di hatinya.

"Kau sendiri yang ingin pergi. Aku..aku tak pernah mengusulkan kehidupan seperti ini, Di!" lirih Jeslyne begitu terluka.

Ia buru-buru pergi kembali ke dapur. Sementara Poppy sudah mendapat perintah dari Dixton.

"Matikan kamera penyadap mereka!"

"Tuan.."

"Cepat!"

Poppy mengerti. Cahaya keemasan itu melesat ke seluruh ruangan hingga semua program yang menyala akan mati termasuk cctv di dekat lampu.

"Selesai, Tuan!"

"Hm."

....

Alferd yang memantau dari mobil sana tersenyum puas mendengar pertengkaran Jeslyne dan Dixton. Ia sangat menyayangkan cinta manis sang adik dan wanita cantik itu akan kandas seperti ini.

"Lihat! Kau bahkan sangat bodoh, adikku tersayang," decah Alferd mematikan Tab di tangannya.

Alferd memerintahkan anak buahnya pergi dari pemukiman terpencil ini. Ia tak punya banyak waktu menghirup udara yang sama dengan para sampah kota.

....

Sementara Dixton, pria itu tengah duduk di kursi kayu kandang. Matanya menyorot tak terbaca menatap hamparan rumput luas di depan dengan Black yang tak mau dekat-dekat dengannya.

Dixton memikirkan isi buku di meja kerjanya. Di sana tertulis jelas jika keluarga Hermes punya kuasa terhadap dunia bawah.

Alferd hanyalah kaki tangan. Dixton lebih waspada pada tuan Luther. Mereka punya jaringan yang luas. Jika mengambil alih perusahaan, pastilah banyak pihak yang memberontak.

Dixton sendiri tak punya orang yang bisa diandalkan. Langkahnya pendek.

"Shitt!! Aku ingin kembali pada klan-ku menghabisi mereka," geram Dixton gemas sendiri.

Ia yang biasa memiliki ratusan anak buah yang menyebar ke seluruh dunia jadi merasa tertantang dengan kepicikan keluarga Hermes. Mereka terlalu percaya diri.

Keluarga Hermes hanyalah debu bagi bangsawan Alemous. Hanya saja, dimensi tempat mereka hadir berbeda.

...

Vote and Like sayang

Terpopuler

Comments

Rohana

Rohana

mennegangakan ka will love you ❤😘

2024-03-06

0

Ibelmizzel

Ibelmizzel

lanjut ❤️❤️❤️❤️🥞🥞🥞🍮🍮🍮

2024-01-30

0

yuwayuwa

yuwayuwa

dixton tau klo dia diawasi mgknya dia harus memainkan peran yg diinginkan sang pemantau

2024-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Sistem Dimensi Waktu
2 Tak bisa berpura-pura
3 Benar-benar mengerikan
4 Kita tak dekat
5 Ku tunggu serangan barumu
6 Menyusahkan
7 Jangan tersenyum
8 Jangan pergi
9 Jangan sakiti putriku!
10 Tak tahan
11 Aku tak punya batasan, Nona!
12 Hanya rasa sepihak
13 Aku akan selalu menunggumu
14 Kau dimana?
15 Hanya tempat pelampiasan
16 Dia berbohong!
17 Apa yang dia pikirkan?
18 Ayo cari mommy
19 A..Aku tak kuat
20 Shitt! Mengganggu
21 Saatnya makan malam
22 Bolehkah ia berharap?
23 Meracuni otaknya
24 Cambukan 50 kali
25 Wanita aneh
26 Cara menyatukan daddy dan mommy
27 Sayang?
28 Keras kepala
29 Mode gaib
30 Tak kalah cantik
31 Dia tak tahu apapun
32 Dapatkan dia lebih dulu
33 Shitt! aku terlambat
34 Hukuman-mu
35 Tidak ada kata ampun
36 Kegelisahan Jeslyne
37 Haruskah aku merelakanmu?
38 Kembali menghilang
39 Pergilah! Aku melepaskan Mu.
40 Jeslyne hamil?
41 Kau bebas untuk saat ini
42 Ternyata kau terlibat
43 Bunuh diri?
44 Sama saja dengan ibumu!
45 Jangan benci aku!
46 Berburu
47 Bukan dia lalu siapa?
48 Harus percaya
49 Pembalasan dimulai
50 Jangan Tinggalkan Aku
51 Kau tidak pantas
52 Perubahan Jeslyne
53 Tidak Mungkin Bukan?
54 Dia sangat berbahaya
55 Kaulah yang harus pergi ke neraka
56 Aku akan membantumu!
57 Wajah aslimu
58 Masih menjadi rahasia
59 Aku mohon, bebaskan dia!
60 Menipu Dixton
61 Dendam sebenarnya
62 Apa dia akan membenciku?
63 Merasa dipermainkan
64 Aku paling benci dikhianati
65 Maafkan aku, Sayang!
66 Memulai rencana
67 Berhasil lolos
68 Kebencian mendarah daging
69 Kekecewaan Dixton
70 Kehancuran Jeslyne
71 Tidak bisa berjanji
72 Mempersiapkan sebelum pergi
73 Beri aku waktu 3 hari
74 Govani Trauma
75 DIA MENGANDUNG
76 J-Jangan pergi!
77 A-Aku pergi!
78 Kembali ke dunianya
79 Mencari istri
80 Jeslyne, Dia istriku!
81 Mencari Jeslyne yang asli
82 Nyaris diperkosa
83 Harus melakukan apa?!
84 Dasar anak gelandangan!
85 Bertemu?
86 Keterkejutan Dixton
87 Jadi sosok berbeda
88 Gagal masuk sangkar
89 Mencari wanita yang tepat
90 Fakta sebenarnya
91 Niat jahat Tuan Azof
92 Tidak sepolos itu
93 Calon Daddy pemula
94 Siapa mereka?
95 Menyusui dua bayi
96 Salah Tempat dan Keadaan
97 Info penting
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Sistem Dimensi Waktu
2
Tak bisa berpura-pura
3
Benar-benar mengerikan
4
Kita tak dekat
5
Ku tunggu serangan barumu
6
Menyusahkan
7
Jangan tersenyum
8
Jangan pergi
9
Jangan sakiti putriku!
10
Tak tahan
11
Aku tak punya batasan, Nona!
12
Hanya rasa sepihak
13
Aku akan selalu menunggumu
14
Kau dimana?
15
Hanya tempat pelampiasan
16
Dia berbohong!
17
Apa yang dia pikirkan?
18
Ayo cari mommy
19
A..Aku tak kuat
20
Shitt! Mengganggu
21
Saatnya makan malam
22
Bolehkah ia berharap?
23
Meracuni otaknya
24
Cambukan 50 kali
25
Wanita aneh
26
Cara menyatukan daddy dan mommy
27
Sayang?
28
Keras kepala
29
Mode gaib
30
Tak kalah cantik
31
Dia tak tahu apapun
32
Dapatkan dia lebih dulu
33
Shitt! aku terlambat
34
Hukuman-mu
35
Tidak ada kata ampun
36
Kegelisahan Jeslyne
37
Haruskah aku merelakanmu?
38
Kembali menghilang
39
Pergilah! Aku melepaskan Mu.
40
Jeslyne hamil?
41
Kau bebas untuk saat ini
42
Ternyata kau terlibat
43
Bunuh diri?
44
Sama saja dengan ibumu!
45
Jangan benci aku!
46
Berburu
47
Bukan dia lalu siapa?
48
Harus percaya
49
Pembalasan dimulai
50
Jangan Tinggalkan Aku
51
Kau tidak pantas
52
Perubahan Jeslyne
53
Tidak Mungkin Bukan?
54
Dia sangat berbahaya
55
Kaulah yang harus pergi ke neraka
56
Aku akan membantumu!
57
Wajah aslimu
58
Masih menjadi rahasia
59
Aku mohon, bebaskan dia!
60
Menipu Dixton
61
Dendam sebenarnya
62
Apa dia akan membenciku?
63
Merasa dipermainkan
64
Aku paling benci dikhianati
65
Maafkan aku, Sayang!
66
Memulai rencana
67
Berhasil lolos
68
Kebencian mendarah daging
69
Kekecewaan Dixton
70
Kehancuran Jeslyne
71
Tidak bisa berjanji
72
Mempersiapkan sebelum pergi
73
Beri aku waktu 3 hari
74
Govani Trauma
75
DIA MENGANDUNG
76
J-Jangan pergi!
77
A-Aku pergi!
78
Kembali ke dunianya
79
Mencari istri
80
Jeslyne, Dia istriku!
81
Mencari Jeslyne yang asli
82
Nyaris diperkosa
83
Harus melakukan apa?!
84
Dasar anak gelandangan!
85
Bertemu?
86
Keterkejutan Dixton
87
Jadi sosok berbeda
88
Gagal masuk sangkar
89
Mencari wanita yang tepat
90
Fakta sebenarnya
91
Niat jahat Tuan Azof
92
Tidak sepolos itu
93
Calon Daddy pemula
94
Siapa mereka?
95
Menyusui dua bayi
96
Salah Tempat dan Keadaan
97
Info penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!