Portal Dimensi Cinta

Portal Dimensi Cinta

Sistem Dimensi Waktu

Suara cambukan itu saling sahut menyahut bersama gelak tawa manusia. Sebuah ruangan kosong berdinding batu dengan lampu sayup bergantung di atas langit-langit.

Tampaklah seorang pria bertubuh kekar nan liat tengah di rantai dengan kedua lutut bertekuk ke lantai dan kedua tangan di gantung selayaknya tahanan.

Hantaman cambuk bergerigi menggores kulitnya yang dipenuhi luka bahkan, tubuh atletis tanpa atasan itu membeberkan goresan merah darah mengerikan.

"Ini untuk kebodohanmu."

Cetaasss..

Hantaman cambuk perih membakar kulit. Namun, sosok pria berantai itu tak berteriak sama sekali. Justru manik hazel pekatnya menghunus dingin dua manusia yang menjadi otak dari penyiksaan ini.

Muak, benci dan jijik bercampur menjadi satu.

"Kau masih mencintaiku?" Tanya wanita yang tengah berdiri angkuh dengan wajah puas menyaksikan penderitaannya.

Tanpa iba wanita itu berciuman dengan lelaki yang sedang memegang cambuk kasar di dekatnya secara erotis.

Disini hanya ada dua mahluk jahanam itu. Mereka mempertontonkan adegan menjijikan sampai wajah tampan di penuhi luka sayatan sosok yang tadi dicambuk itu membeku.

Tak ada rasa cemburu. Hanya tatapan jijik yang mendominasi.

"Ouhss..kau yang terbaik."

"Beri dia pertunjukan yang hebat."

Mereka masih asik dengan pergumulannya sampai wanita itu terkesiap kala melihat sosok di rantai itu menyeringai iblis.

Tiba-tiba saja jantungnya tak aman bahkan dengan cepat ia dorong pria yang tadi mencumbunya.

"Kauu.."

"Nikmati kejutan-mu," Desis pria itu memejamkan matanya hingga ledakan hebat langsung terjadi.

Getaran mengakar di lantai membuat dinding runtuh beriringan dengan jeritan wanita yang tadi menertawakan keadaannya.

Pusaran api melahap ruangan datang dari luar dengan gelombang ledakan dahsyat mampu meruntuhkan satu gudang itu.

Ia pasrah membiarkan banyak benda keras berat menghantam tubuhnya. Jiwanya tenggelam seperti mati rasa dengan kesadaran ikut digulung oleh getaran tanah mengapit setiap jengkal organ dalam miliknya.

Mungkin ini akhir dari perjalanan legendaris dan masa kepemimpinan selama ini. Siapapun tak menyangka jika seorang pimpinan mafia itu akan berakhir bersama para pengkhianat klannya.

....

...

Tangis bocah perempuan berusia 3 tahun itu menggelegar ke seisi ruang rawat. Ia tak terima daddy-nya dikatakan meninggal apalagi tak pernah bangun lagi selama 2 bulan ini.

Tak peduli akan tatapan prihatin para team medis di sekelilingnya, ia terus meraung duduk di atas dada bidang sosok pria berwajah pucat itu.

"Daddy! Bangun!! Daddy!!"

Mereka hanya bisa membisu. Anam perempuan dengan pipi gembul dan mata hazel bening itu menepuk-nepuk pipi daddynya dengan tangan mungil bergetar.

"D..Dad! Ini tak lucu. Bella tak suka, hiks! Daddy!!"

"Nona Issabella. Kita main boneka di luar, Ya?" Bujuk para perawat yang tak tega melihat anak menggemaskan itu terpukul berat seperti ini.

"Daddy harus bangun. Kenapa daddy tidur? Bella salah apa?" Tanya Isabella mendekap erat dada bidang daddynya posesif.

"Nona kecil tak salah. Lepaskan daddynya agar bisa tenang, Ya?"

"Tidak! Daddy Bella harus disini. Mommy pingsan dan Bella yang akan menggantikan mommy jaga daddy!!" Teriaknya sekencang-kencangnya membuat mereka menjauh dari ranjang rawat.

Anak cantik dengan bibir kecil itu mengusap penuh sayang dada bidang pria yang ia panggil daddy sampai matanya berkedip lucu kala mendengar suara degupan aneh di dalam sana. Tadi ia tak mendengarnya.

"Daddy! Dada daddy ada bom?"

Mereka saling pandang heran. Anak bak boneka mungil itu semakin menekan telinganya sampai kepanikan langsung menjalar di wajahnya.

"Dada daddy ada bom, hiks! Tolong daddy Bellaaa!!"

"N..Nona kecil."

"Tolong daddy Bella!"

Team medis segera menggendong paksa Isabella yang kerap di panggil Baby Bell itu. Jelas ia memberontak memukul-mukul wajah Suster itu dengan kedua tangan mungilnya sampai suara layar monitor yang kembali menyala membuat mereka syok.

Dokter segera maju memeriksa sosok pria itu sampai wajahnya terkesima seakan menemukan keajaiban.

"T..Tuan Muda Dixton!"

Semua orang terkejut di kala mata elang itu langsung terbuka. Senyum lebar Bella tertarik melihat daddynya sadar dengan wajah tampan berangsur membaik.

"Daddy!!" Pekiknya melompat dari gendongan suster dan terduduk di atas perut keras pria yang dipanggil Dixton itu.

Pekikan Bella menarik tatapan tajam Dixton. Sorot mata bingung tak bersahabat itu membuat mereka saling pandang heran. Dixton tampak tak menyukai Bella tapi bocah perempuan cantik itu tak menghiraukan pandangan membunuh daddynya.

"Dad! Bella senang daddy akhirnya bangun. Bella takut kalau daddy tidur terus."

Dixton masih diam setia dengan wajah tampan tanpa ekspresi. Raut risih itu juga terpampang kala Bella memanjat perutnya dengan manja memeluk dada bidang berotot itu.

"Menyingkir!" Dinginnya tak bersahabat.

Bella terkejut kala Dixton mendorong tubuhnya keras sampai nyaris terjatuh dari ranjang tapi beruntung suster tadi sigap menangkap tubuh Bella.

"Daddy!!"

Dixton tak peduli. Ia duduk menatap kedua tangannya yang di infus. Baju rumah sakit dan perban di bagian kepala membuat Dixton tertegun.

"Tuan!" Sapa dokter yang berdiri di samping ranjang.

"Kenapa aku di rumah sakit?" Tanya Dixton mengeraskan rahangnya sangar.

Dokter itu berkeringat dingin. Ia bingung dengan perubahan Dixton tapi masih berusaha tenang.

"Tuan! Anda mengalami kecelakaan mobil hingga koma selama 2 bulan."

"Mobil?" Gumam Dixton heran.

Dixton tertegun dengan memori berputar ke belakang. Jelas-jelas ia baru saja disiksa habis-habisan oleh anak buah kepercayaan dan calon tunangannya lalu kenapa bisa sekarang ada di rumah sakit.

"Biarkan saya memeriksa kepala anda, Tuan!"

"Aku tak kecelakaan mobil. Dimana Reymond?" Tenang Dixton sejenak merilekskan pikirannya.

"Reymond? Siapa tuan?"

"Kau jangan bermain-main. Aku tak suka rumah sakit dan dia membawaku kesini," Geram Dixton emosi membuat wajahnya benar-benar merah menyeramkan.

Bella diam mulai merasa takut melihat wajah Dixton tak lagi menunjukan kehangatan. Ada rasa gentar dari mata bening balita itu tapi ia tahan demi bisa melihat daddynya.

"REYMOOOND!!!" Suara Dixton menggelegar.

"T..Tuan!"

Dixton mencabut selang infus di punggung tangannya. Ia muak dengan aroma rumah sakit apalagi banyak orang asing yang tak ia kenal.

"D..Dad! Daddy!"

"Aku bukan daddymu!" Dingin Dixton tanpa menatap mata Bella yang sudah berkaca-kaca.

"Berikan aku baju lain!"

"T..Tapi.."

Dokter itu menelan ludah kala mata Dixton sudah menghunus tajam padanya. Terpaksa ia sendiri yang keluar dari ruangan menyisakan dua suster yang masih mematung di tempat.

Dixton masa bodoh. Ia membuka atasannya sampai wajah para wanita itu memerah malu melihat tubuh atletis Dixton yang begitu jantan dan seksi. Perut berkotak dada bidang liat terpampang sempurna.

Bella yang tak suka melihat tubuh jantan daddy-nya dipertontonkan sontak memekik.

"Daddy!!!"

Dua suster itu langsung menunduk. Dixton melirik tak suka pada Bella dengan tangan melempar atasan baju rawat itu ke sembarang arah.

"Daddy tak punya urat malu? Itu punya mommy sama Bella!!"

Dixton mengabaikan Bella. Ia tak mau memusingkan bocah gembul itu dan lebih fokus mencerna semua ini.

"Dimana ponselku?" Masih dengan intonasi datarnya berjalan ke arah sofa sudut ruangan.

"P..Ponsel?"

"Hm." Duduk dengan angkuh.

"Ponsel daddy Bella sita!" Sambar Bella memberontak turun dari gendongan suster itu lalu berjalan ke arah Dixton.

Pria dengan alis tipis, hidung mancung dan rahang mulus itu menyebar hawa intimidasi yang tak biasa. Tetapi, Bella tak peduli.

Ia memanjat sofa yang Dixton duduki dengan pampers bermodel hellokitty menyembul di balik celana bayi yang ia pakai.

Dixton sangat geli. Ia tak suka anak-anak tapi bocah ini seperti lintah mengejarnya tak kenal takut.

"Menyingkir!" Tekan Dixton mendorong tubuh Bella sampai jatuh ke lantai.

Dia suster itu terkejut merasa heran. Mereka tahu betapa Dixton sangat meratukan anak istrinya tapi kenapa pria ini berubah.

Mata Bella berair ingin menangis. Tetapi, rasa rindu dan sayangnya pada Dixton membuatnya kembali bangkit.

"Dad! Bella salah, Ya?"

Jleb..

Dada Dixton tiba-tiba terasa sesak kala Bella memegang ujung jarinya dengan bibir mengerucut dan mata berkaca-kaca.

Ada apa denganku? Batin Dixton sungguh heran.

Ada rasa tak suka melihat anak perempuan menggemaskan ini menatapnya seperti itu. Dixton tak kuat hingga segera membuat pandangan ke arah pintu.

"Daddy jangan marah. Kasian mommy selalu menangis setiap malam menunggu daddy bangun."

Dixton berkedip beberapa kali menarik jarinya dari genggaman Bella. Dokter yang tadi mengambil sebuah T-shirt dan bawahan juga sudah masuk.

"Ini Tuan!"

"Siapa yang membawaku kesini?" Tanya Dixton berdiri mengacuhkan Bella.

"Nyonya muda dan supir anda, Tuan!"

Dixton semakin merasa tak tenang. Ditatapnya lama wajah pria paruh baya ini seakan mencari cela kebohongan di dalamnya.

"Tuan! Silahkan ganti pakaian anda!" Ujar dokter itu hati-hati karena dua suster wanitanya jadi salah fokus pada tubuh sempurna Dixton.

Karena risih dipandangi dua wanita itu, Dixton beranjak ke kamar mandi. Bella si balita perempuan imut menggemaskan itu berdiri di depan pintu kamar mandi menunggu Dixton keluar.

Mereka prihatin melihat Bella yang pasti sangat terluka dengan perubahan daddynya.

"Nona kecil!"

"Uncle tenang saja. Bella tahu daddy sedang sakit. Bella akan sabar menunggu daddy," Ujar Bella tersenyum menunjukan dua gigi kelinci miliknya.

Mereka ikut senang sekaligus lega. Bella tak kehilangan keceriaannya sama sekali.

"Kalian berdua. Pergilah ke ruangan istirahat Nyonya muda. Jika sudah sadar, katakan tuan Dixton sudah bangun!"

Dua suster itu langsung pergi. Sebelum menghilang mereka sempat ditatap penuh ancaman oleh Bella yang masih dendam karena mereka memandangi tubuh daddy tampannya tadi.

Sementara Dixton di dalam kamar mandi sana, tengah mengamati wajahnya di cermin wastafel.

Tak ada yang berubah. Wajah tampan khas dengan porsi wajah pas idaman para wanita. Hanya saja, Dixton merasa lebih muda.

Jambang tipis di rahang tegasnya sama sekali tak ada bahkan herannya lagi, Dixton seperti kembali pada usia 25 tahun dulu.

"Kenapa aku seperti ini?" Gumam Dixton membasuh wajah dengan air dari kran wastafel.

Ia menelisik tubuhnya yang lain. Dixton meraba tato kelelawar di bagian bawah pusar dan pinggang. Tapi, tak ada tato lain padahal diingatan Dixton jelas ia punya beberapa tato bagian leher, dada dan lengannya.

Perubahan ini semakin membuat Dixton bertanya-tanya.

"Apa mungkin aku kembali ke masa lalu di saat usiaku 25 tahun?"

"Benar, Tuan!"

Bughh..

Refleks Dixton meninju seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul di belakang tubuhnya sampai sinar keemasan memutari tubuh sang empu.

Dixton waspada. Dengan kepekaan indra tubuhnya sebagai seorang pimpinan Mafia, Dixton menajamkan penglihatannya.

"Siapa kau?"

Cahaya keemasan itu perlahan meredup. Sosok pria tadi berubah menjadi seekor Anjing salju putih dengan telinga runcing bak serigala.

Mata Dixton semakin menajam. Ada rasa terkejut dan beberapa kali Dixton mengedipkan matanya.

Permainan apalagi ini?

"Tuan!"

"Shitt!" Umpat Dixton merasa kepalanya berdenyut sakit memikirkan hal ini.

"Tuan! Kau baik-baik saja."

"Fuck! Kau seekor anjing tapi kau bicara denganku?" Tak terima.

"Apa tuan tak suka bentuk anjing?"

"Apa maksudmu dengan semua ini? Jangan bilang ini adalah dunia sistem dimana aku masuk dalam Portal Dimensi lain dan menjelma dengan identitas baru?"

"Kau benar, Tuan!"

"Shitt! God!"

Dixton memang sosok pria yang cerdas. Ia adalah keturunan keluarga bangsawan Alemous. Keluarga terpandang dengan kepercayaan leluhur yang kental. Hanya saja Dixton tak pernah percaya dengan keyakinan keluarganya. Dia adalah pria yang berpikiran logis dan tak suka hal berbau spritual.

Tapi, setelah mengalami ini secara nyata, Dixton jadi tak bisa menyangkal. Ia terperangkap dalam Portal Dimensi Sistem yang tak pernah ia duga sebelumnya.

"Saya sistem bantuan-mu, Tuan! Saya yang telah memindahkan Tuan dari sumber ledakan itu ke dalam dimensi ini agar tuan selamat."

"Tapi dunia sistem ini tak masuk akal!" Bantah Dixton mengusap wajahnya frustasi.

Memikirkan tentang Klan Alemous yang ia pimpin sekarang ntah bagaimana keadaannya dan lagi ia belum membalas pengkhianatan para bajingan itu.

"Tuan tenang saja. Tuan hanya perlu menjalankan misi dalam Dimensi sistem ini agar bisa kembali pada kehidupan sebelumnya."

Dixton mencerna ucapan Anjing jantan ini. Ia yakin ini semua ada hubungannya dengan sejarah bangsawan keluarga Alemous.

"Saya sistem bantuan Tuan! Tolong beri saya nama!"

"Misi apa yang harus-ku lakukan agar bisa kembali?" Tanya Dixton sudah bisa paham.

"Misi tuan banyak. Tapi, untuk pertama. Tuan harus mengenali identitas tuan lebih dulu."

"Hm. Kau jelaskan!"

Dixton memakai T-shirt dan celana jeans hitam yang tadi diberikan dokter.

"Nama tuan Dixton Vincent Hermes. Tuan adalah anak kedua dari 3 bersaudara."

"Kenapa hanya nama belakangku yang diubah?" Tanya Dixton seraya merapikan T-shirtnya.

"Itu aturannya, Tuan! Yang berubah hanya nama keluargamu saja karena ini ada hubungannya dengan misi tuan nanti."

Dixton mengambil nafas dalam ingin kembali mengintrogasi sistem ini tapi pintu tiba-tiba didobrak dari luar.

Brakk...

Dixton mendidih ingin membentak sang empu yang berani mendobrak pintu tanpa izin darinya.

"Kauu.."

Grep..

Tubuh ramping seorang wanita berhambur memeluknya. Dixton tak goyah karena pertahanan tubuhnya kuat. Aroma lembut jasmine yang segar, lembut nan ringan menyeruk ke indra penciumannya. Terkesan feminim dan sakral. Dixton sempat terhanyut tapi ia segera sadar, kedua tangannya terkepal menahan perasaan jijik dipeluk sembarangan.

"Aku sangat merindukanmu!" Suara lembut terisak wanita itu mengeratkan pelukannya.

...

Vote and like sayang

Maaf baru di publish say..baru sempet😭

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-06-02

0

yustina ara

yustina ara

lah Will, ketinggalan jaaaauhhhhhh,,, KK baru2 ini buka ponsel LG, maklumlah istri dan ibu yg baik dan Soleha /Smile/

2024-04-12

0

Rohana

Rohana

aku baru mampir ka will novelton ku hilang baru bsa aku download lagi

2024-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Sistem Dimensi Waktu
2 Tak bisa berpura-pura
3 Benar-benar mengerikan
4 Kita tak dekat
5 Ku tunggu serangan barumu
6 Menyusahkan
7 Jangan tersenyum
8 Jangan pergi
9 Jangan sakiti putriku!
10 Tak tahan
11 Aku tak punya batasan, Nona!
12 Hanya rasa sepihak
13 Aku akan selalu menunggumu
14 Kau dimana?
15 Hanya tempat pelampiasan
16 Dia berbohong!
17 Apa yang dia pikirkan?
18 Ayo cari mommy
19 A..Aku tak kuat
20 Shitt! Mengganggu
21 Saatnya makan malam
22 Bolehkah ia berharap?
23 Meracuni otaknya
24 Cambukan 50 kali
25 Wanita aneh
26 Cara menyatukan daddy dan mommy
27 Sayang?
28 Keras kepala
29 Mode gaib
30 Tak kalah cantik
31 Dia tak tahu apapun
32 Dapatkan dia lebih dulu
33 Shitt! aku terlambat
34 Hukuman-mu
35 Tidak ada kata ampun
36 Kegelisahan Jeslyne
37 Haruskah aku merelakanmu?
38 Kembali menghilang
39 Pergilah! Aku melepaskan Mu.
40 Jeslyne hamil?
41 Kau bebas untuk saat ini
42 Ternyata kau terlibat
43 Bunuh diri?
44 Sama saja dengan ibumu!
45 Jangan benci aku!
46 Berburu
47 Bukan dia lalu siapa?
48 Harus percaya
49 Pembalasan dimulai
50 Jangan Tinggalkan Aku
51 Kau tidak pantas
52 Perubahan Jeslyne
53 Tidak Mungkin Bukan?
54 Dia sangat berbahaya
55 Kaulah yang harus pergi ke neraka
56 Aku akan membantumu!
57 Wajah aslimu
58 Masih menjadi rahasia
59 Aku mohon, bebaskan dia!
60 Menipu Dixton
61 Dendam sebenarnya
62 Apa dia akan membenciku?
63 Merasa dipermainkan
64 Aku paling benci dikhianati
65 Maafkan aku, Sayang!
66 Memulai rencana
67 Berhasil lolos
68 Kebencian mendarah daging
69 Kekecewaan Dixton
70 Kehancuran Jeslyne
71 Tidak bisa berjanji
72 Mempersiapkan sebelum pergi
73 Beri aku waktu 3 hari
74 Govani Trauma
75 DIA MENGANDUNG
76 J-Jangan pergi!
77 A-Aku pergi!
78 Kembali ke dunianya
79 Mencari istri
80 Jeslyne, Dia istriku!
81 Mencari Jeslyne yang asli
82 Nyaris diperkosa
83 Harus melakukan apa?!
84 Dasar anak gelandangan!
85 Bertemu?
86 Keterkejutan Dixton
87 Jadi sosok berbeda
88 Gagal masuk sangkar
89 Mencari wanita yang tepat
90 Fakta sebenarnya
91 Niat jahat Tuan Azof
92 Tidak sepolos itu
93 Calon Daddy pemula
94 Siapa mereka?
95 Menyusui dua bayi
96 Salah Tempat dan Keadaan
97 Info penting
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Sistem Dimensi Waktu
2
Tak bisa berpura-pura
3
Benar-benar mengerikan
4
Kita tak dekat
5
Ku tunggu serangan barumu
6
Menyusahkan
7
Jangan tersenyum
8
Jangan pergi
9
Jangan sakiti putriku!
10
Tak tahan
11
Aku tak punya batasan, Nona!
12
Hanya rasa sepihak
13
Aku akan selalu menunggumu
14
Kau dimana?
15
Hanya tempat pelampiasan
16
Dia berbohong!
17
Apa yang dia pikirkan?
18
Ayo cari mommy
19
A..Aku tak kuat
20
Shitt! Mengganggu
21
Saatnya makan malam
22
Bolehkah ia berharap?
23
Meracuni otaknya
24
Cambukan 50 kali
25
Wanita aneh
26
Cara menyatukan daddy dan mommy
27
Sayang?
28
Keras kepala
29
Mode gaib
30
Tak kalah cantik
31
Dia tak tahu apapun
32
Dapatkan dia lebih dulu
33
Shitt! aku terlambat
34
Hukuman-mu
35
Tidak ada kata ampun
36
Kegelisahan Jeslyne
37
Haruskah aku merelakanmu?
38
Kembali menghilang
39
Pergilah! Aku melepaskan Mu.
40
Jeslyne hamil?
41
Kau bebas untuk saat ini
42
Ternyata kau terlibat
43
Bunuh diri?
44
Sama saja dengan ibumu!
45
Jangan benci aku!
46
Berburu
47
Bukan dia lalu siapa?
48
Harus percaya
49
Pembalasan dimulai
50
Jangan Tinggalkan Aku
51
Kau tidak pantas
52
Perubahan Jeslyne
53
Tidak Mungkin Bukan?
54
Dia sangat berbahaya
55
Kaulah yang harus pergi ke neraka
56
Aku akan membantumu!
57
Wajah aslimu
58
Masih menjadi rahasia
59
Aku mohon, bebaskan dia!
60
Menipu Dixton
61
Dendam sebenarnya
62
Apa dia akan membenciku?
63
Merasa dipermainkan
64
Aku paling benci dikhianati
65
Maafkan aku, Sayang!
66
Memulai rencana
67
Berhasil lolos
68
Kebencian mendarah daging
69
Kekecewaan Dixton
70
Kehancuran Jeslyne
71
Tidak bisa berjanji
72
Mempersiapkan sebelum pergi
73
Beri aku waktu 3 hari
74
Govani Trauma
75
DIA MENGANDUNG
76
J-Jangan pergi!
77
A-Aku pergi!
78
Kembali ke dunianya
79
Mencari istri
80
Jeslyne, Dia istriku!
81
Mencari Jeslyne yang asli
82
Nyaris diperkosa
83
Harus melakukan apa?!
84
Dasar anak gelandangan!
85
Bertemu?
86
Keterkejutan Dixton
87
Jadi sosok berbeda
88
Gagal masuk sangkar
89
Mencari wanita yang tepat
90
Fakta sebenarnya
91
Niat jahat Tuan Azof
92
Tidak sepolos itu
93
Calon Daddy pemula
94
Siapa mereka?
95
Menyusui dua bayi
96
Salah Tempat dan Keadaan
97
Info penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!