#13
Suara klakson membuat perhatian Mila tertuju pada mobil tersebut, beberapa saat kemudian Daniel menampakkan dirinya, ia menurunkan kaca mobil hingga melihat keberadaannya. masih dengan rasa heran yang kian menggunung, Mila menghampiri mobil tersebut, layaknya seorang pria sejati, Daniel turun dari mobil kemudian membukakan pintu untuk Mila.
“Ayo masuk, kenapa bengong?” Tanya Daniel ketika melihat Mila masih menatapnya dengan banyak tanda tanya.
“Iya … nanti aku jelaskan dalam perjalanan, hari keburu malam, kita harus ke Surabaya sekarang.” Daniel mendorong lembut tubuh Mila hingga gadis itu duduk dengan nyaman di kursi penumpang.
Mila mengikuti langkah Daniel hingga calon suaminya tersebut duduk di kursi kemudi, sungguh semakin banyak pertanyaan dalam benaknya, hingga ia tak mendengar ketika Daniel. Mengingatkannya untuk memasang sabuk pengaman.
“Safety belt.”
Setelah beberapa kali diingatkan namun Mila tak mendengar, Daniel kembali melepas safety belt nya.
Melihat Daniel mendekat, barulah Mila tersadar dari lamunannya, “eh… mau apa??” tanya Mila curiga.
“Safety belt kamu belum di pasang.”
“Oh … baiklah.” Jawab Mila patuh, tak seperti biasanya.
Mobil mulai berjalan dengan kecepatan sedang, karena belum menemukan signal GPS Daniel hanya mengandalkan memorinya menghafal jalan.
“Apa masih belum puas memandang wajahku?” Tanya Daniel, karena Mila mengawasi dengan mata elangnya.
Mendengar pertanyaan Daniel, Mila pun tergagap panik, karena ketahuan terang-terangan memandang wajah Daniel.
“Apa maksudmu, gak usah ke ge er an.” Jawab Mila panik.
Daniel terkekeh mendengar jawaban Mila. “Apa aku se tampan itu?”
“Dih makin sombong aja, aku gak bilang kamu tampan.” Jawab Mila.
“Tak masalah, lagipula tanpa pengakuan darimu sekalipun, aku sangat percaya diri dengan wajahku.” Jawab Daniel tenang, sama sekali tak terpengaruh dengan Mila yang terus menolak mengakui ketampanannya.
Semantara Mila ingin sekali menggaruk wajah Daniel, baru kali ini ia bertemu laki-laki yang over percaya dirinya, benar-benar merasa jadi makhluk paling tampan, padahal menurut Mila wajahnya memang tampan sih …
GLODAAKKK (BU GURU, OTHOR IJIN NGAKAK DULU YES 😂😂)
Tapi tak setampan Darren, salah satu aktor favorit Mila.
“Oh iya, Mobil siapa ini?”
“Mobilku lah.”
“Lalu Motorku kemana?”
“Aku gadaikan untuk DP mobil.”
“What?!!” pekik Mila seketika. “Dasar laki-laki gak modal, sudahlah mesum, sekarang sok-sok an jadi orang kaya,” omel Mila, wajah merah karena menahan marah, bahkan nafasnya pun sudah naik turun tak beraturan.
“Hahahaha … “ Daniel tertawa keras, saking kerasnya mungkin jika ia sedang tidak di belakang kemudi, ia bisa tertawa jungkir balik hingga jatuh dari atas tempat tidur.
“Kenapa ketawa ada yang lucu?” Tanya Mila bertambah kesal karena Daniel menertawakan nya.
“Iya… hahaha… kamu lucu sekali, apalagi jika sedang marah.” Jawab Daniel yang kini mulai merasa perutnya mulas karena terlalu lama tertawa.
“Dasar ge je.”
“Hei … aku hanya bergurau, apa dimatamu aku terlihat seperti gembel pengangguran?” Tanya Daniel yang kembali memasang wajah serius.
“Kalo iya kenapa? Kamu seperti pria kurang kerjaan yang menguntitku kemana-mana!!”
“Tapi sepertinya kamu suka ada di dekatku.”
“Iiihhh ge er lagi.”
“Nggak ge er lah, wong kamu iya iya aja ketika aku katakan kita akan ke surabaya, apa itu bukan bukti kalau diam diam kamu mulai deg deg an melihatku.” Daniel semakin berani menggoda Mila, lucu sekali melihat ekspresi dan tawa gadis itu, Daniel merasa seolah-olah sedang berdebat sekaligus menggoda Naya.
“Tadinya memang aku mau menanyakan hal itu tapi…”
“Tapi apa??”
“Tapi …” Mila mulai kebingungan, benar jika tadi ia ingin bertanya kenapa Daniel tiba-tiba ingin membawanya ke Surabaya, tapi mendadak otak nya blank, karena terpancing dengan ucapan Daniel yang pe de nya hampir menyentuh langit.
“Aaahh … sudahlah, lagipula itu tak penting, jadi kenapa kamu membawaku ke Surabaya? padahal kedua orang tuaku saja tak pernah mengizinkan aku menginjakkan kakiku di kota itu, bagaimana kalau mereka mencariku.” cecar Mila, tapi sebenarnya dalam hati ia berjingkrak kegirangan karena akhirnya bisa menginjakkan kaki di Surabaya, kota yang sangat ingin Mila datangi.
“Jawaban untuk semua pertanyaan mu hanya satu, kedua orang tuamu sudah mengizinkan aku membawamu.”
Mila terbelalak, “benarkah? semudah itu?” Tanya Mila tak percaya.
“Iya seeemudaaahh itu.” Jawab Daniel puas.
“Waaahhh Orang tuaku sendiri sudah berbuat tidak adil dengan ku, padahal selama ini mereka mati-matian melarangku menginjakkan kaki di Surabaya, dan kini…” Mila kembali menatap ke arah Daniel. “Hei … pakai guna-guna apa kamu, hingga bisa meluluhkan kerasnya pendirian mereka.”
“Hahahaha … “ Lagi-lagi Daniel tertawa keras, sepertinya hari-harinya bersama Mila kelak tak akan membosankan, karena gadis ini cukup lucu dan menyenangkan, walau kadang judes dan susah di atur.
“Dengar ya Ibu Guru, tadi aku meminta izin pada kedua orang tuamu, untuk membeli semua yang kita butuhkan saat akad nikah nanti. Hanya itu saja, dan mereka langsung memberi lampu hijau, padahal ku bilang mungkin baru besok malam kita kembali ke rumah.”
Lagi lagi Mila tercengang, namun tak bisa berkata-kata.
“Untuk informasi tambahan, aku tak percaya hal-hal mistis, bagiku apa yang aku punya adalah daya tarikku, aku tak perlu menjadi orang lain, kalau suka ayook, kalo gak suka babay, sesimpel itulah hidupku,”
Kini berganti Daniel menatap wajah Mila yang polos dengan make up tipis, seperti kata kedua orang tua gadis itu, Daniel juga mulai merasa bahwa Mila memang berlian berharga yang kecantikannya tersembunyi di balik kerasnya bebatuan, hanya saja belum ada pemuda yang berhasil menemukan berlian secantik Mila.
‘Naya … sang waktu tak mungkin berbalik ke belakang kan? bolehkan, jika sekarang aku mengarahkan hatiku pada yang lain? maaf, karena aku nyaris berada di titik paling putus asa karena belum berhasil menemukanmu, kuharap kelak kamu tak terlalu membenci pria bodoh ini’. Monolog Daniel.
.
.
Perjalanan 3 jam berlalu tanpa terasa, tak banyak yang mereka bicarakan selain hal hal kecil, itu pun selalu berakhir dengan debat kecil, benar benar seperti dua anak kecil yang terjebak di masa kecil kurang bahagia.
Daniel memarkir mobilnya di VIP Parking miliknya, sari lobi utama Tara berlari kecil menyambut kedatangan Bos mudanya.
“Selamat datang kembali Bos … bagaimana perjalanan anda?” Tanya Tara dengan wajah bahagia, karena ia tahu Daniel datang bersama gadis yang akan menjadi calon istrinya.
“Berhentilah memanggilku Bos, harus berapa kali ku ingatkan??”
“Maaf Bos, lupa … ” jawab Tara dengan seringai di wajahnya. “Tapi saya memang berniat melupakan pesan anda.”
“Dasar Asisten bebal,”
“Maaf Bos, tapi saya sudah menjamin kesetiaan saya pada anda.”
“Terserah!! awas jika kamu berani menjauh dariku, maka aku akan meninggalkanmu di sini.”
“Jangan Bos,” Rengek Tara, impiannya adalah bekerja di kantor pusat Twenty Five Hotel bersama sang calon penerus berikutnya, Daniel Alexander Geraldy.
“Kalau begitu, sekarang lakukan tugasmu dengan baik, jaga Mila selama aku menyelesaikan pekerjaan, Jika Mila bertanya, katakan saja bahwa aku juga pegawai di Hotel ini, mengerti?!”
“Baik Bos … lalu dimana calon Nyonya Bos kami?”
“Ah … Dia tertidur ketika sampai di perbatasan Surabaya, aku akan membangunkannya, tolong pesankan makan malam untuk kami.” Pinta Daniel.
“Laksanakan Bos!! Oh iya, kamar VVIP untuk anda dan calon Nyonya Bos, juga sudah saya siapkan.”
“Yaaakkk … kami bahkan belum menikah, kamu berharap aku sekamar dengannya? jika orang tuaku tahu, bisa lepas kepalaku dari tempatnya!!!” sentak Daniel kesal, dirinya memang tinggal di luar negeri selama beberapa tahun, namun bukan berarti kebiasaan mayoritas warga di sana harus ia adopsi juga kan??
“Maaf Bos … “
“Jangan ulangi lagi.”
“Siap Bos.”
Tara berbalik, namun baru beberapa langkah ia kembali.
“Ada apa lagi?”
“Bukankah lebih baik anda dan Nyonya langsung memakannya?”
“Baiklah …” jawab Daniel, kemudian membuka pintu mobil.
“Apa kita sudah sampai?” Gumam Mila, karena ia baru saja membuka kedua matanya.
“Iya, aku baru mau membangunkanmu.”
Mila segera memaksakan kedua matanya terbuka lebar, kemudian bergegas turun dari mobil. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri, karena bisa-bisanya ia tertidur, padahal ia ingin melihat pemandangan malam kota Surabaya.
“Waaahhh Surabaya di malam hari… indahnya…” Gumam Mila, dengan wajah berbinar bahagia.
“Mari ikuti saya.” Tara mempersilahkan Bos dan calon Nyonya Bos mengikutinya menuju Restaurant Hotel.
Karena Mila masih sibuk mendongak menatap langit malam, Daniel menarik lembut lengan gadis itu.
“Aku tidak bermimpi kan??” Tanya Mila Girang, kedua tangannya menggoyang-goyangkan lengan Daniel sebagai wujud rasa bahagianya. Ingin berteriak sekencang-kencangnya, namun malu, karena pasti akan menarik perhatian orang-orang.
“Hei … ini hanya Surabaya, haruskah kamu terlihat seperti gadis dari Desa tertinggal?” Tanya Daniel.
Wajah bahagia itu, senyum itu, seketika memudar, berganti dengan gumaman tidak jelas, “bisa gak sih, ngomong itu, dengan bahasa yang enak di dengar? kenapa setiap bicara, kalimat yang keluar dari mulutmu sungguh pedas?” Tanya Mila dengan Bibir manyun menggemaskan, ingin rasanya Daniel tertawa keras karena hal itu.
‘Tak salah lagi kamu adalah Naya versi yang lain’. Daniel membatin. ‘Nayaku adalah gadis yang ceria, tapi ketika mendengar celetuk an menyebalkan dariku seketika ekspresi wajah serta moodmu memburuk. Kamu benar benar serupa dengan Naya, namun terjebak di tubuh Mila’.
“Baiklah, baiklah, aku minta maaf.”
Walau wajah nya masih manyun, namun Mila tetap mengangguk. “Good girl.” Puji Daniel seraya mengusap puncak kepala Mila.
Senja sore hari berganti menjadi awal malam, kelap-kelip lampu kota mulai terlihat, sementara itu dari kejauhan, seseorang dengan kamera canggih tengah mengambil gambar kedatangan Mila dan Daniel. Semula wajahnya terlihat biasa saja, namun ketika melihat beberapa hasil bidikan kamera nya, ia mulai tersenyum.
“Sekali dayung dua tiga pulau terlewati … hahahaha.”
Tawanya sungguh lebar, ia pun bergegas mengirimkan hasil tangkapan hari ini, agar sebentar lagi bisa menikmati hasil panen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
nobita
siapakah yg mengawasi mereka berdua??? jreng.. jreng.. jreng...
2024-11-30
0
Sulis Tyawati
ank buah hardiman kah itu
2025-01-08
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣😝
2024-08-09
0