Crush Landing On You
#1
Flash Back
20 tahun yang lalu.
“Gob*log kamu, apa yang kamu kerjakan berbulan bulan di rumah itu?”
“Saya sudah berkeliling rumah ini setiap hari tuan, bahkan membongkar lantai dapur, memeriksa di setiap sudut gudang dan kamar dan menjelajahi setiap dinding di belakang lukisan, tapi sama sekali tak ada petunjuk mengenai letak laboratorium Profesor Ricky.”
Brak!!!
Profesor Hardiman menggebrak meja kerja nya, sia-sia ia menggaji anak buah terbaiknya, nyatanya dia pun tak berhasil menemukan dimana Profesor Ricky menyembunyikan Laboratorium tersebut.
“Bakar saja rumah itu!!! Dengan begitu kemungkinan kita bisa menemukan letak Laboratorium, jadi lebih mudah.” Perintah Profesor Hardiman tanpa perasaan sama sekali, benar-benar sudah di butakan oleh limpahan materi dan kekuasaan.
“Laksanakan Tuan.” Jawab pria itu tanpa bantahan.
Maka malam itu, terjadilah kebakaran besar di rumah Profesor Ricky, kilatan si jago merah Menyambar-nyambar, kepulan asap hitam nan tebal mengepul di udara, bahkan membuat siapapun yang mencium kepulan asap tersebut, akan merasakan sesak.
Sementara itu di rumah Kevin…
“Pa … bangun.” Gadisya membangunkan Kevin, tapi yang di bangunkan justru hanya menggeliat dan kembali memejamkan mata.
“Iiiiihh … Papa!! Bangun!! Ada bau asap nih …”
Mendengar penuturan sang istri, Kevin gegas membuka mata. “Hah? Bau asap Mah?” Tanya Kevin ketika tubuhnya sudah duduk dengan tegap.
“Iya … ini bau asapnya menyengat sekali.”
Seiring dengan kesadarannya yang mulai sempurna Kevin pun membenarkan pernyataan sang Istri. “Ah… iya, kamu benar sayang … aku akan memeriksa suasana di luar.”
Gadisya mengangguk, ia menyambar jubah tidurnya kemudian mengikuti langkah Kevin keluar ruangan.
“Permisi Tuan … ” salah seorang Security datang dari pintu depan menghampiri Kevin dan Gadisya.
“Ada apa Pak Jun?” tanya Kevin ketika melihat wajah Pak Jun tampak pucat pasi.
“Rumah Profesor Ricky terbakar … “
“Apa??!!”
Kevin dan Gadisya berseru secara bersamaan.
“Ma … amankan anak-anak … aku akan memeriksa keadaan di luar.” Instruksi Kevin.
“Iya Pah … “ Gadisya bergegas menaiki tangga ke lantai atas, ada Luna dan Naya di atas, sementara Daniel dan Darren menginap di rumah Andre dan Bella.
Gadisya mulai gelisah, memikirkan bagaimana cara menyampaikan kabar pada Naya, pasti gadis kecil itu terpukul sekali, sementara dirinya bahkan belum mengetahui bagaimana kabar kedua Orang Tua Naya.
Sepanjang sisa malam itu, Naya tak henti menangis, terlebih ketika Kevin dan Gadisya menyampaikan bahwa kedua orang tuanya tak berhasil diselamatkan.
Pagi harinya datang seorang Pria yang mengaku sebagai adik kandung Profesor Ricky, dan Naya membenarkannya karena gadis kecil itu langsung memeluk pria bernama Radika tersebut.
“Naya mau ikut Om?” tanya Radika
Gadis kecil itu hanya bisa mengangguk, dan sejak saat itu Naya dan Radika menghilang tanpa kabar, setelah sebelumnya menitipkan segala sesuatu berkaitan dengan proses pemakaman dan penyelidikan kasus kebakaran yang menewaskan Profesor Ricky.
Kevin dan Gadisya sempat curiga pada Radika, karena pria itu terkesan lari dan menghindari penyelidikan, padahal seharusnya dia berada di garda terdepan demi mengupas tuntas, serta mencari tahu siapa dalang di balik tewasnya Profesor Ricky.
Tapi segala macam kecurigaan itu lenyap berganti dengan kecemasan, manakala melihat perubahan tingkah putera sulung mereka, semenjak Naya dibawa pergi Om nya, Daniel terlihat muram, bahkan ketakutan ketika melihat peristiwa kebakaran, makan dan minum tak berselera, bahkan cenderung lebih pendiam, padahal biasanya dia selalu cerewet dan ceria ketika bermain bersama adik-adiknya.
Dua tahun berlalu sejak kebakaran, sikap Daniel mulai kembali walau tak seutuhnya, tapi setidaknya hal itu membuat kedua orang tuanya berhenti merasa cemas.
Rumah Profesor Ricky pun diambil alih oleh Pemerintah Kota, karena tidak adanya ahli waris yang mengakui kepemilikan rumah tersebut. Kevin melalui pengacaranya mengajukan surat permohonan untuk membeli rumah tersebut, kemudian merenovasinya kembali seperti sedia kala. Entahlah, tapi firasatnya mengatakan ada sesuatu yang belum terpecahkan dari misteri terbakarnya rumah tersebut. Kebakaran yang menewaskan kedua orang tua Naya, dan merenggut senyum bahagia dari wajah Daniel.
Flashback End.
.
.
Di masa sekarang.
Pete Cafe, di suatu senja.
Sepasang muda-mudi itu duduk saling berhadapan di sudut Cafe yang sedang sepi. Hanya minuman ringan yang mereka pesan benar-benar tak ingin makan apapun karena memang tak berniat ada di sana dalam waktu lama.
“Kamu yakin?” Tanya gadis cantik berambut sebatas telinga tersebut.
“Hmmm … aku sudah memiliki seseorang yang tersimpan dalam hatiku sejak lama.” Jawab Daniel mantap, tak pernah ingin menambah kisah baru hingga berujung perasaan makin tak menentu, karena dirinya sudah terlalu merindu.
“Aku pun sama, walau pada awalnya aku ingin menawarkan sebuah perjanjian padamu.”
“Perjanjian hanya akan membuatku terlihat pengecut dan plin-plan.” pungkas Daniel, karena ia tak pernah ingin mempermainkan kaum Hawa.
“Baiklah, deal ya… aku pun tak akan hadir di acara pertunangan besok siang.”
Daniel mengulurkan tangannya, tanda setuju. “Deal.” Jawabnya yakin.
Keputusan sudah mereka sepakati, karena masing masing tak ingin menyakiti sang pemilik hati.
.
.
Hari pertunangan.
Papa Kevin kembali menarik nafas, bahkan sang istri pun jadi curiga dengan sikap Papa Kevin. “Papa kenapa sih?” Bisik Mama Gadisya.
Tapi Papa Kevin hanya tersenyum sembari menggenggam tangan sang Istri. “Tolong jangan marah pada Daniel, jika acara malam ini tak berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan.” Tutur Papa Kevin.
“Papa ngomong apa sih? Mama gak ngerti loh.”
Mereka kini tengah berada di Villa mewah milik Profesor Hardiman, karena rencananya pertunangan Daniel dan Carissa akan di selenggarakan di tempat itu.
“Pa … Abang belum bisa di hubungi.” Ujar Luna panik, gadis bergaun merah maroon itu sebelumnya tampak mondar-mandir di halaman Villa di temani Nathan sang kekasih.
“Kamu Yakin sayang??”
“Yakin Mah … lihat log panggilanku, sudah lebih dari 30 kali aku menghubungi Abang, tapi dia sengaja mengabaikan nya.”
Bahkan Nathan juga mengutus anak buahnya untuk memeriksa apartemen Daniel. “Di Apartemen Daniel juga tidak ada Pa.”
Mendengar penuturan Nathan dan Luna, Mama Gadisya semakin panik, “Gimana ini Pah? Kita bisa malu di depan keluarga Profesor Hardiman.”
“Mama masih ingat apa yang tadi Papa katakan?” Bisik Papa Kevin sekali lagi.
Sementara Luna dan Nathan saling pandang.
“Kalian tenang saja, semua aman terkendali.” Tutur Papa Kevin pada Luna dan Nathan.
Sementara itu, dari pihak Profesor Hardiman, Pria yang berusia lebih dari setengah abad itu pun nampak menahan amarah, ia pun baru mendapatkan kabar dari pihak EO bahwa, Carissa tiba-tiba menghilang.
“Panggilkan Nick!!”
“Tapi tuan, Nona pergi bersama Nick…” Bisik sang Ajudan.
“Apa?!” tanya Profesor Hardiman geram, ia benar-benar malu, karena ulah Putri tunggalnya.
Emosi Profesor Hardiman semakin memuncak, kali ini Carissa benar-benar menguji rasa sabar nya, bertahun-tahun ia merencanakan pertunangan ini, hingga akhirnya Kevin setuju, tapi di hari H putrinya justru berulah.
“Tapi sepertinya putra Dokter Kevin pun belum terlihat.”
“Iya … kamu benar,”
Profesor Hardiman menatap Keluarga Kevin yang juga baru saja tiba di lokasi acara, jika saja tak ada kepentingan terselubung, malas sekali berurusan dengan keluarga Geraldy dan keturunannya. Seperti yang ia selidiki sejak lama, keluarga Geraldy tak akan pernah membiarkan ada musuh berkeliaran di sekitar mereka, karena itulah selama ini Profesor Hardiman, berkamuflase sebaik mungkin agar tak menjadi objek penyelidikan Agent AG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kesepakatan yg bagus 👍
2024-08-08
0
LarasatiAtiqahGunawan
baru nemu. sepertinya menarik
2024-03-21
3
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
balik lagi krn kangen sm kisah niel naya
2024-03-19
1