2

#2

Tiga minggu kemudian.

Pria muda itu keluar dari rumah mewah yang ia tinggali selama menjalankan tugas sebagai Direktur muda di kantor cabang Hotel milik keluarganya, sang putra mahkota kerajaan Geraldy ini memiliki alasan khusus kenapa sampai rela menjadi Direktur di kantor cabang, alasan yang membuatnya terpaksa menjadi anak pemberontak. 

“Kamu yakin akan melakukan ini?” 

Suara adik sepupunya terdengar melalui handsfree yang kini terpasang di telinga kanannya, karena ia tengah bersiap menjalankan mobilnya menuju lokasi yang menjadi tujuannya kini. 

“100 persen yakin.” Jawab Daniel penuh keyakinan.

Daniel sedang melakukan panggilan dengan Danesh, adik sepupunya, beberapa minggu sebelumnya, Danesh mengenalkannya pada olahraga yang sangat memacu adrenalin, dan kini ia ingin mencobanya sendiri, karena pada saat itu ia melakukannya dengan didampingi adik sepupunya tersebut.

Si mata hijau ini memang sangat menyukai hal-hal gi la yang cukup memacu adrenalin, selain itu semua bagian dari pekerjaannya, Danesh memang terlalu menyukai tantangan. Karena itulah, ketika muda ia sering melakukan hal-hal yang dianggap orang tuanya sebagai kenakalan. 

“Tapi kamu baru 2 kali mencobanya, aku rasa terlalu berbahaya jika kamu mengulanginya kali ini.” 

“Aku akan meminta helikopter berhenti tepat di atas Hotel.”

“Tapi kita tak bisa memprediksi dan membaca arah angin… dan … ”

tut 

tut

tut

Daniel mematikan sambungan teleponnya, ia mengabaikan semua peringatan dan kekhawatiran adik sepupunya tersebut, kemudian memacu mobilnya menuju lokasi pendaratan pesawat.

Satu Jam kemudian ia sedang dibantu seorang petugas pemandu memakai jumpsuit, serta memasang ransel berisi parasut, serta peralatan lainnya agar tetap aman ketika aksinya berlangsung di udara. 

Klik… alat pengaman terakhir terpasang sempurna, sang pemandu bahkan berkali kali mengulang peringatan yang sama dengan adik sepupunya, termasuk menawarkan bantuan untuk mendampingi ketika mengapung di udara, tapi semua bagai angin lalu. 

.

.

Di sebuah kamar, seorang gadis muda tengah bersolek di depan cermin, bukan dandanan mewah, sekedarnya saja agar wajahnya terlihat segar. Karena dia seorang guru yang akan berhadapan dengan para siswa-siswi, bukan model yang berjalan diatas catwalk. 

Tok

Tok

Tok

“Mila…” 

Suara sang ibu membuatnya berpaling sesaat dari cermin, “Iya ma…” 

Mila berjalan ke pintu, kemudian memutar anak kunci, “ada apa ma??” Tanyanya ketika pintu terbuka. 

“Sarapan sudah siap, mama sama papa mau langsung berangkat,” Pamit sang mama.

“Iya ma,” 

“Jangan lupa jemur cucian.”

“Iya ma,”

“Iya … iya aja, jangan kayak kemarin, jemur baju gak di buka dulu lipatan yang menggumpalnya, wassalam kan bajunya bau, dan gak kering, mana musim hujan angin.”

Mila hanya mendengar malas penuturan sang Mama, sudah banyak kali Mama nya mengulang apa yang baru saja beliau katakan. Tapi Mama tetap lah seorang Ibu, mengulang ulang hal itu seakan sudah menjadi tradisi, jadi Mila hanya pasrah mengikuti keadaan adalah jalan ninja nya. 

“Jemuran panjang untuk sprei, jemuran merah untuk celana panjang, jemuran oren untuk baju kamu…”

“Bukan oren Ma… tapi coklat.” 

“Lho lho kok isok? Mama gak pernah beli jemuran warna coklat?”

“Yang dulu warnanya oren, udah berubah jadi coklat kelamaan kena sinar matahari Ma.” protes Mila.

“O … gitu yah? kok Mama gak pernah merhatiin,”  Timpal Mama Miran tanpa rasa bersalah. “Wis embuh lah, pokok nya gitu.”

“Iya Ma …”

“Kalau ada apa-apa minta tolong Bi Wati,  atau Mak Susi. 

“Iya Ma … ” 

“Jangan lupa minta tolong Mas Jono, buat ganti atap jemuran, nanti Mama yang kasih uang ke Mas Jono, buat belanja bahannya.”

“Iya Ma … “ lagi lagi Mila menjawab ucapan panjang sang Mama dengan kata singkat sejuta makna tersebut. 

“Iya Iya terus dari tadi?”

“Trus Mila harus jawab apa Mama? ntar kalo Mila jawab yang lain, Mama ngomel.” 

“Ya jawab apa gitu, gak kreatif amad, dari tadi cuma kopi pasta.”

“Bukan Kopi Pasta Ma … tapi Copy Paste.”

“Oh ngunu yo? Tapi kan kalo pake istilah makanan, Mama gampang inget nya.” Seloroh Bu Miran nyengir, “Eh iya … baju kamu gak sopan, cepet di tutup!!!” 

Mila menatap tubuhnya yang masih berbalut hotpants super pendek, serta tanktop tipis yang menutupi kain penutup dada, membuat tubuh jangkung semampai nya terlihat semakin indah, “gak sopan apa sih Ma, kan Mila masih di kamar, lagian kamar juga udah ketutup rapat.” 

“Kamu itu, dibilangin Mama mesti senengane ngeyel terooss … “

“Iya Ma … iya … ” mila kembali menjawab dengan kalimat sakti nya, sementara tangannya menyambar jubah tidur guna menutupi tubuhnya yang masih tertutup kain apa adanya. 

Mila mengikuti langkah kaki sang Mama, mengantar kepergian Mama Miran hingga ke depan pintu, kemudian naik ke lantai dua untuk melakukan tugas wajibnya sebelum pergi mengajar  

.

.

Kita kembali ke udara.

Hembusan angin kencang menerpa wajah dan tubuhnya, tapi tak terlalu dingin karena ia sudah memakai pakaian lengkap sebelum melayang di udara. Kedua kakinya terus bergerak gelisah, begitupun kedua tangannya.

Petugas pemandu menyerahkan helm full face, kemudian memeriksa kembali semua alat pengaman yang menempel di tubuh Daniel.

Ketika mereka telah sampai di ketinggian ideal, petugas itu mengangguk tanda bahwa Daniel sudah bisa beraksi, lampu pengaman pun sudah berubah warna menjadi hijau, setelah semula berwarna merah.

Daniel berdiri di pintu Kabin pesawat, tangan kanannya berpegangan pada handle pintu, sekali lagi Daniel menarik nafas, kemudian melompat. Tubuh Daniel melayang di udara bagai kapas tertiup angin kencang, telentang, menelungkup sembari terus menukik ke bawah, kembali tentang dengan kedua tangan menyanggah kepala serta kaki kanan ditumpuk pada kaki kirinya, seolah-olah tengah berbaring nyaman diatas kasur angin.

Debaran jantungnya tak beraturan, aksinya kali ini memuat adrenalinnya berpacu kencang, ia sungguh merasa lepas bebas bagai burung-burung yang terbang mengarungi angkasa. Pantas saja Danesh gemar melakukan hal-hal ekstrim yang memacu adrenalin, rupanya sensasinya sungguh tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Daniel menyudahi aksi isengnya, ia kembali menelungkup, kemudian menarik tuas di bagian bawah ransel.

Sraaagg … Bluuub … seketika sebuah parasut lebar memayungi tubuh Daniel, ia merasa ada kekuatan besar yang menahan tubuhnya agar tetap melayang dengan aman di udara. Daniel menatap pemandangan kota surabaya dari angkasa, barisan gedung tinggi serta deretan rumah warga, terlihat dari angkasa, dan jangan lupakan gerombolan awan putih yang berarak di angkasa, indah memancarkan megahnya ciptaan Tuhan.

Dari tempatnya mengudara, ia melihat lambaian bendera merah di rooftop sekaligus helipad, bangunan tinggi tersebut adalah bangunan Twenty Five Hotel, Daniel kembali menarik tuas di kedua sisi tali agar bisa mendarat dengan selamat, tapi sesuatu tak terduga terjadi, perubahan arah angin membuat parasut kembali mengudara, bahkan Daniel kembali mengudara entah ke arah mana, satu satunya hal yang bisa ia lakukan hanya menahan tuas, agar ia bisa mendarat darurat di tempat yang aman serta tak perlu mempermalukan dirinya sendiri, lebih dari itu ia pun masih ingin hidup panjang, ia bahkan belum menikah dan merasakan apa yang sering orang sebut sebagai ‘Surga dunia’.

Tiupan angin terus berhembus kencang, bahkan kini membawanya semakin jauh dari tempat seharusnya ia mendarat, setelah hampir 30 menit mengudara, tiupan angin kencang mulai reda, kini Daniel lebih panik daripada sebelumnya, karena dari tempatnya melayang ia melihat tak ada lapangan atau bangunan tinggi untuk dia mendarat darurat dengan aman. lebih parahnya lagi parasutnya kini mulai menukik karena tak ada lagi angin kencang yang membawanya.

Dan 

Brug

“Aaaaaaa …” 

.

.

Nah loh bang Daniel nyusruk kemana? ke atap rumah siapa? apa ini karma karena kabur dari pesta pertunangannya sendiri? 

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

thor adakah novel ttg cyrus dan bee?

2024-12-09

1

Dwi apri

Dwi apri

nyusruk ke kamar jodohnya kali thor

2024-12-09

1

nobita

nobita

ngakak dengan sikap nya Daniel

2024-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!