Malamnya Pengantin Baru.
...WARNING !! BISA MENYEBABKAN ANNU YANG TAK JELAS...
Siang beranjak sore, cakrawala senja melibas mentari hingga menutup sempurna hingga gulita.
Nyanyian sang nokturnal pun terdengar, merdu, merayu, menenangkan kalbu yang berbisik sendu.
Hai gadis, kini sang jejaka menghampirimu, membawa untaian nada-nada rindu, sendu setelah sekian lama berbalut asa tak menentu.
Bahagiamu, tergambar dalam senyumannya, wajahnya berseri, usai menyandingmu dalam balutan restu.
Dah ah keseleo nanti lidah othor, kalo terlalu puitis.
Intinya mah, sekarang malam pertama si abang kolor hijau dan mawar berduri 😜.
Ramai kerumunan pesta berakhir sudah, semua hidangan bersih tanpa sisa, karena Daniel menginstruksikan untuk membagikan-bagikan semua hidangan jika ada sisa. Pasangan pengantin baru itu mendapat banyak cinta serta lantunan doa penuh kebaikan, untuk menyambut kehidupan baru yang penuh kebahagiaan.
Di dalam kamarnya Mila baru selesai mengeringkan rambut usai ia mencucinya, karena tadi MUA menyemprotkan hairspray, agar tatanan rambutnya makin sempurna tanpa sanggul tambahan, tubuh indahnya sudah berbalut piyama satin pendek favorit nya.
Kini saatnya meluruskan punggung dan kaki nya, Mila merebahkan tubuh lelahnya, gabut yang sungguh menjengkelkan, lelah tapi sulit memejamkan mata, pikirannya justru menjalar kemana-mana. Hingga 30 menit berlalu dalam diam, akhirnya tanpa sadar Mila pun terpejam menemui mimpi indahnya.
Sementara itu di luar kamar, Daniel baru saja datang dengan menjinjing tas laptop serta ransel di punggungnya. Percaya atau tidak si Abang yang polos dan menggemaskan ini, sebenarnya masih belum berniat bermalam di kamar sang istri, karena terlalu grogi. Tapi Mak Susi yang paham situasi, justru sengaja mengusir Daniel dari rumahnya, agar sang pengantin baru tersebut bisa bermalam di kamar istri yang baru ia nikahi beberapa jam yang lalu.
“Selamat malam, Tante … “ Padahal hanya menyapa sang Mama Mertua, tapi rasanya canggung, seperti menyapa dosen paling killer.
Mama Miran tersenyum, bukan tak tahu, ia menangkap rasa gugup di wajah Daniel, Namun mencoba berpura pura tak tahu.
Mama Miran sangat terharu kala mendengar penuturan Papa Dika mengenai Daniel dan Naya, yang diam diam saling mencintai sejak lama. Bahkan Daniel yang tak pernah putus asa, berusaha menemukan cinta pertamanya, hingga takdir kembali mempertemukan mereka melalui jalur pendaratan darurat.
“Malam, kenapa?”
“Saya ganggu ya?”
“Menurut kamu?”
Daniel menggaruk kepalanya sendiri, “ya sudah, kalau mengganggu… saya tidur di mobil saja,” Pamit Daniel, sebelum berbalik pergi.
“Eeeeehhh… mau kemana?” Cegah Mama Miran.
“Tidur di… mobil.” Jawab Daniel.
“Ada apa sih, Ma… suruh masuk aja kenapa sih, kasian Daniel udah gugup begitu.” Celetuk Papa Dika, sungguh sangat pengertian, jujur dan apa adanya. Namun mampu mencairkan suasana.
“Apa? Emang Mama kenapa? Mama gak ngomong apa-apa, Daniel aja yang overthinking sama Mama.” Jawab Mama Miran.
Sekali lagi Daniel tersenyum canggung, hari pertama jadi pengantin baru ternyata seperti ini rasanya. Tapi kenapa Darren dulu begitu natural, bahkan tanpa babubi langsung memboyong istrinya ke apartemen, agar bisa berduaan tanpa gangguan. Sementara dirinya? Untuk bertandang ke kamar sang istri saja groginya setengah hidup setengah mati. Jika bukan karena di usir Mak Susi, mungkin saat ini ia hanya berani meringkuk di kamarnya sembari membayangkan wajah sang istri.
“Masuklah Nak, kami pun tak boleh menghalangi langkahmu menemui gadis yang sudah halal untukmu.” Jawab Papa Dika bijak.
Daniel tertegun, benar Naya sudah halal untuknya, tapi kecanggungan ini yang belum bisa ia hilangkan.
“Masuk atau kami berubah pikiran!!!” Ancam Mama Miran dengan nada gurauan.
“Oh… iya Tante… saya masuk.” Jawab Daniel gelagapan.
Mama Miran kembali menutup dan mengunci pintu depan, kemudian berjalan menepuk pundak menantunya.
“Maaf… Mama cuma bercanda, dah masuk sana, tapi Mila suka ngebo, kalo sudah tidur susah di bangunkan.”
Daniel mengangguk, tersenyum canggung, et dah sama persis dengan dirinya, yang susah dibangunkan jika sudah molor memeluk bantal guling.
Papa Dika dan Mama Miran kembali ke kamar mereka, Daniel pun berjalan perlahan menghampiri kamar Mila.
Tok
Tok
Tok
Mengetuk pintu, beritikad baik meminta izin masuk.
Namun nihil tanpa jawaban.
Maka Daniel memutar handle dan mendorong pintu perlahan, syukurlah tak terkunci, Daniel pun masuk, disambut cahaya redup dari dalam kamar, sementara si pemilik kamar sudah tergolek, tidur nyenyak, mungkin Mila lupa jika kini sudah jadi wanita bersuami.
#Pengalaman pribadi yang biasa jomblo 😜
Daniel meletakkan laptop nya di meja, dan ransel berisi pakaiannya di sudut dekat lemari pakaian. Bukannya duduk di kursi, Daniel lebih memilih bersila di lantai berhadapan langsung dengan wajah Naya, ia bahkan meletakkan dagunya di tepi pembaringan, hingga hembusan nafas Naya menerpa bibirnya.
“Masih jutek sih, tapi Cantik… “ Gumamnya tanpa sadar, ia terkekeh sendiri, kemudian menyibak helai rambut yang menutupi sebagian wajah Naya.
“Aku kangen tau, kamu ilangnya lama.” Lanjut Daniel.
Seakan merasa jika sedang diperhatikan, Naya merubah posisi tidurnya, kini ia justru memunggungi Daniel.
Tak menunggu lama, Daniel pun membaringkan tubuh lelahnya, dari jarak dekat ia bahkan bisa menghirup aroma wangi rambut Naya, hingga tanpa sadar ia pun terlelap begitu saja.
.
.
Entah jam berapa saat ini, tapi Naya merasa baru tidur beberapa saat, sudah biasa baginya merasakan udara hangat di kala malam. Tapi kini rasanya bahkan lebih panas dibanding hari-hari biasanya, hingga ia pun sibuk mencari penyebabnya. Rupanya tubuhnya tengah dijadikan guling ternyaman seseorang.
Naya terdiam, ia mendongakkan wajahnya, rupanya pergerakkan kecilnya membangunkan Daniel, hingga kedua netra mereka saling bertatapan sesaat. Hingga …
“Aaaaa …” Naya menjerit karena belum sadar 100% bahwa kini ia wanita bersuami.
Sekuat tenaga naya mendorong tubuh Daniel, hingga lelaki itu terjatuh ke lantai yang dingin.
Daniel meringis mengusap tubuh bagian bawahnya, “Sadis amat sih? baru juga hari pertama jadi istri.” gerutu Daniel dengan wajah bantal yang bersungut sungut kesal, nasib punya bini galak, apa mau diajak melakukan ritual pasutri.
“Lagian main nyelonong aja ke kamar orang.” jawab Naya.
“Hei halllooowww … kamu lupa aku siapa?” Daniel mengangkat jari tangannya yang tersemat cincin pernikahan mereka. “Nih … bukti, aku boleh sesuka hati masuk ke kamar kamu, dan dosa kalo kamu melarangku.”
“Tapi kenapa gak ketuk pintu?”
“Sudah … kamu aja yang tidur kayak orang pingsan, dari pada menjamur di depan pintu, ya udah aku masuk aja.”
Malam yang seharusnya syahdu, justru diawali dengan pertengkaran kecil, emang kok kemistry mereka adalah pertengkaran yang berujung rindu.
“Tapi … “
“Dah ah … geser lagi sana, aku mau tidur.”
Naya hendak memprotes, tapi Daniel buru buru memotong kalimatnya, Pria itu kembali berdiri dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur Naya yang hanya pas pasan untuk 2 orang, mau berjarak pun tak bisa lebih dari 1 guling, itu pun masing-masing sudah berada di ujung pembaringan.
Naya pun pasrah kembali membaringkan tubuhnya, karena masih terlalu lama hingga pagi menjelang, bahkan sengaja ia memasang guling sebagai pembatas
Naya melirik jam di dinding kamarnya, rupanya benar masih jam 10 malam pantas saja ia merasa baru sesaat memejamkan mata.
“Duuuh kok gerah gini yah?” keluh Daniel, ia mulai menggerak-gerakkan kaosnya agar tercipta udara, padahal kipas angin sudah berhembus, namun Daniel masih merasa gerah sangat.
“Baru panas begini saja sudah mengeluh, kalau musim panas, hawanya bisa berlipat lipat lebih panas.” balas Naya.
“Oh my God, rasanya seperti di dalam oven.” Gerutu Daniel, kali ini ia sudah tak tahan, ia pun reflek melepas kaos, kemudian melemparnya ke sembarang arah, biasanya di kamar ber AC saja ia tidur tanpa pakaian dan hanya mengenakan kolor kesayangan. Tiba-tiba berada di kamar yang tak seberapa luas, bahkan hanya berteman kipas angin, menyesal tadi ia tak membawa istrinya pulang ke rumah barunya.
“Hei … kenapa buka baju sembarangan!?” Pekik Naya yang kini sudah menutup kedua matanya, “apa kamu gak malu?”
Daniel terkekeh mendengar pertanyaan istrinya, “Malu? sama siapa? kita sudah menikah, lagi pula kalau kamu mau, kamu juga bisa membuka pakaianmu, aku tak keberatan, biar kita sama-sama impas, Bagaimana?” Daniel mendekatkan wajahnya, walau Naya tak melihat, ia sudah memasang senyum jahil nan menawan sejuta watt, demi memuluskan rencananya membuat sang istri kepincut pada ketampanannya.
“Idih, ngarep banget.” ketus Naya, sambil memundurkan wajah dan tubuhnya nya, karena tubuh dan wajah Daniel terlalu dekat.
“Jangan terlalu mundur, nanti kamu yang jatuh.” Daniel mengingatkan.
Namun belum lama ia mengakhiri kalimatnya, Naya menggapai meminta bantuan, karena tubuhnya mulai oleng ke belakang. Dengan sigap Daniel menangkap lengan Naya, kemudian menariknya hingga Naya kembali berakhir di pelukannya.
“Lepas …”
“Diam dan jangan banyak protes.”
“Aku akan diam kalau kamu melepaskan pelukanmu.”
“Nggak mau, aku butuh guling.” Jawab Daniel seenaknya.
“Kan itu ada guling sungguhan.”
“Aku lebih suka guling hidup, yang bisa ngomel.”
“Enak aja, siapa yang ngomel?”
“Kamu.”
“Mana ada? aku cuma protes!”
“Oke kamu memang protes, sekali lagi kamu protes, aku cium.”
“Gak bi … ”
Suara Naya terhenti, karena Daniel membungkam bibirnya beberapa saat, kemudian melepasnya perlahan.
“Nah … istri pintar, jangan protes lagi, kecuali kamu memang suka dicium.” Daniel mengedipkan matanya, kemudian kembali membawa tubuh Naya ke pelukannya, mengusap lembut kepala dan punggungnya. Membut Naya tak lagi berani protes, hingga akhirnya diam, dan berusaha kembali memejamkan matanya.
Tanpa dilihat Naya, Daniel tersenyum bahagia, bahkan setelah menikah pun mereka masih berdebat, entah kapan mereka bisa berdamai, mungkin jika mereka berdamai, suasana rumah akan sunyi sepi seperti rumah tanpa penghuni.
Suasana kamar kembali sunyi, tapi tidak dengan degup jantung mereka yang berderap kencang seperti kuda berlarian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Dwi apri
ya...emang jodoh itu serupa...sama2 tidur ky kebo🤣🤣
2024-12-29
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ternyata kalian sama saja 😝
2024-08-09
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kan udah sah kenapa tidurnya terpisah 🤣🤣
2024-08-09
0