Pembentukan

Saat cassy masih asik diam, dari sudut matanya dia melihat bang jo sedang menatap nya dengan tatapan tidak percaya.

"Kenapa bang." Tanya nya

Jo yang mendengar itu pun langsung gelagapan. Sesil yang mendengar teguran cassy pun menoleh ke arah jo.

"Gapapa non." Kilah jo.

"Kenapa sih bang, cerita aja kita berdua siap dengerin kok." Ujar sesil memancing jo untuk cerita.

"Gapapa kok non, saya gapapa."

Ujar bang jo sembari menatap sesil karna takut untuk menatap cassy. Cassy yang melihat tingkah jo pun paham akan sesuatu.

"Lo tadi malam pulang lewat mana sil." Ujar nya sembari mеnуuар kan makanan ke dalam mulut nya.

"Lewat jalan biasanya, kenapa." Jawab sesil bingung.

"Lo ketemu dia." Tanya cassy lagi.

"Iya ketemu di lampu merah. Mereka pakek mobil yang gak biasa mereka bawa." Sahut sesil sembari memakan makanan nya.

"Emang mereka mau kemana." Sambung sesil penasaran.

"Ke jalan cempaka." Ujar cassy sembari melirik bang jo yang sedang menyuap makanan nya.

Mendengar itu pun sesil langsung terkejut dan dengan suara pelan yang hanya bisa di dengar oleh mereka bertiga sesil pun kembali bertanya.

"Lo abis ngebunuh orang lagi." Ujarnya sembari sedikit menunduk dan di sertai suara lirih. Mendengar itu cassy dapat melihat ekspresi wajah bang jo yang terlihat sedikit takut.

"Hemm." Sahut cassy santai.

"Gila lo, tu jalan kan sering di pakek patroli sama polisi. Untung lo selamet cass cass. Berapa orang yang lo bunuh." Ujar sesil seperti sudah biasa jika mendengar kalo cassi bisa membunuh orang

"2." Ujar cassy santai.

"Cass gimana kalo kita bertiga buat organisasi aja, kaya mafia2 gitu, Biar kita bisa bantu bang jo juga." Ujar sesil mengusul kan.

"Gimana bang setuju gak." Tanya sesil ke pada jo.

"Saya ngikut aja non, kalo non cassy yang minta saya ngikut, soal nya saya juga punya janji sama non cassy." Ujar jo sekenanya, sebenar nya dia sedikit takut dengan organisasi bernama mafia.

"Gimana cass." Tanya sesil.

"Terserah lo sil gue ngikut aja. Ujar cassy ambigu sembari menatap bang jo. Sesil yang melihat tatapan cassy pun mengerti dan dia pun tersenyum.

"Ok apa namnya yang bagus."

Ujar sesil tersenyum kecil. Mendengar itu cassy pun menampilkan smirk nya membuat jo yang melihat itu pun sedikit takut.

"(Mampus ini beneran gue juga masuk ke dunia mafia. Tapi gapapa demi membalas kan dendam daddy mommy gue harus bisa kuat)."

Monolok jo dalam hari. Cassy yang melihat tatapan jo yang penuh tekat itu pun tersenyum.

"Bloody months." Ujar cassy sepontan. Sesil yang mendengar itu pun tersenyum menatap cassy.

"Bloody months, keren juga. Ada kata month nya." Ujar sesil penuh arti. Cassy yang mendengar itu hanya tersenyum. Jo yang melihat kedua perempuan itu sedikit bingung.

"Lo queen nya cass." Ujar sesil mantap.

"Why me." Tanya cassy santai.

"Because you are the scariest of the three of us." Ujar sesil.

(Karena kamu yang paling menakutkan di antara kita bertiga)

Cassy yang mendengar kata kata dari sahabat nya itu hanya tersenyum kecil. Beda dengan jo, dia terlihat melirik cassy dengan raut terkejut dan juga bingung.

"Thank you for the compliment." Ujar cassy tersenyum smirk." Ujar cassy pada sesil.

(Terima kasih untuk pujiannya)

Lalu cassy pun menatap bang jo.

"Bisa bahasa apa aja lo bang."

Tanya nya.

"Emm, jerman, inggris, perancis, dan terpenting bahasa indonesia."

Ujar jo bingung. Sesil yang mendengar itu pun sedikit terkejut. Sama seperti sesil cassy pun sedikit terkejut namun tak lama dia tersenyum.

"Kenzo jhonatan, du und sesilia abraham, die meine rechte hand sein wird." Ujar cassy yang lancar berbahasa jerman.

(Kenzo jhonatan kamu dan sesilia abraham yang akan menjadi tangan kanan saya.)

"Und du wirst mit dem name kenzo angesprochen." Sambung cassy berbicara dengan bang jo.

(Dan kamu akan dipanggil dengan nama kenzo).

< mulai dari sini kita panggil bang jo dengan nama kenzo, ok >

Mendengar itu kenzo pun kaget, karna cassy pintar berbahasa jerman. Dia juga kaget karna dia diangkat menjadi tangan kanan untuk queen mafia.

Melihat itu sesil pun cemberut. Dengan bahasa prancis dia pun protes pada cassy.

"Pourquoi faut-il que ce soit le bras droit, pourquoi pas le vice-pré sident." Ujar sesil protes.

(Kenapa harus jadi tangan kanan, kenapa bukan wakil ketua).

Cassy yang mendengar protes dasesil pun tersenyum.

"Ok donc le vice-president n'est pas un bras droit." Jawab cassy sembari tersenyum.

(Ok jadi wakil kema bukan tangan kanan).

Mendengar itu kenzo pun di buat melongo, karna dia juga penasaran akhirnya pun bertanya pada cassy.

"Non, saya boleh tanya sesuatu." Ujar nya sopan.

Cassy yang mendengar itu pun beralih menatap kenzo sembari mengangguk menandakan silakan.

"Non bisa berapa bahasa, dan non cassy ini yakin mau mendirikan organisasi mafia." Ujar nya sedikit pelan di akhir kalimat.

Mendengar pertanyaan kenzo cassy dan sesil pun tersenyum.

"Gue bisa beberapa bahasa bang, gak banyak cuman bahasa jerman, prancis, korea, mandarin, Spanyol, jepang, inggris, dan yang penting bahasa indonesia. Kalo itu gue sama sesil udah lama pengen buat organisasi itu tapi belum nemu orang ke tiga. Karna sekarang udang ada abang, jadi organisasi resmi gue buat." Ujar cassy mantap.

Mendengar itu kenzo pun di buat melongo.

"Btw, abang bisa bela diri gak?."

Tanya sesil tiba tiba.

"Bisa kok non sedikit."jawab kenzo.

"Apa aja bang. "tanya sesil lagi.

"Anu non, taekwondo sama wushu. Udah itu aja non." Ujar kenzo.

"Gini deh bang, gue liat dari tadi muka nya cassy tu murem banget setiap lo ngomong, saran ni bang dari pada ntar dia ngamuk mending panggilan lo ke kita berdua di ubah deh bang. Jangan pakek nama non, kalo gak bisa manggil nama panggil kita adek aja. Inget bang dia kalo udah ngamuk nyeremin bang, lo bisa kekhh." Ujar sesil sembari memeragakan gerakan memotong leher dengan tangan nya.

Kenzo yang mendengan bisikan dari sesil pun diam takut.

"Iya no, eeh dek." Ujar kenzo yang hampir keceplosan.

Sesil dan cassy yang mendengar dan melihat gerak gerik kenzo pun tersenyum kecil.

"Lo tinggal di kosan sama siapa bang." Tanya cassy tiba tiba.

SION

SIGN

"Sendiri dek, semenjak ayah angkat saya meninggal saya hidup sendiri. Sebenar nya saya ada rumah peninggalan dari mendiang kedua orang tua dan ayah angkat saya, tapi karna terlalu besar untuk di tinggali sendiri jadi saya lebih memilih tinggal di kosan, tapi sesekali saya pulang kerumah orang tua saya." Ujar kenzo.

Mendengar itu cassy pun terlintas sebuah ide di otak nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!